Hari ini kita ribut (lagi).
Padahal aku sudah berjanji dalam hati untuk bisa menahan emosi dan bisa menyelesaikan dengan kepala dingin.
Akan tetapi sulit sekali menepati janji - janji hatiku tersebut. Apalagi harus menghadapi sifatmu yang seperti itu.
Yah, kalau boleh jujur, sebenarnya di lubuk hatiku yang paling dalam menyadari jika sifatmu menjadi menyebalkan seperti itu juga karena sikapku.
Kamu menjadi sosok yang pembohong, suka nyinyir dan selalu menyulut emosiku karena aku juga.
Tapi tidak bisakah kamu memilah - milah sifat buruk apa yang bisa kamu lakukan? Kamu malah menjadi seorang pembohong besar.
Awalnya sejak lama aku tahu kamu sering berbohong untuk hal - hal kecil kepadaku, kadang aku marah, namun kadang juga memaklumi sikap bohongmu untuk menutupi
kemarahanku.
Tapi tidak kusangka jika sifat bohongmu terus berkembang menjadi bohong yang besar dan berantai.
Kamu mestinya tau, kita telah bersama lebih dari 10 tahun.
Dan kamu mestinya telah sadar benar kalau aku paling tidak suka jika ada kebohongan di antara kita.
Kamu kan juga tau, kalau aku pasti tau jika kamu bohongin.
Seperti waktu kamu bohong padaku tentang rekeningmu.
Aku mengerti kamu ingin punya kekuasaan tersendiri dalam mengolah sebagian uangmu.
Mengapa harus takut memberitahukan kepadaku tentang hal itu?
Apakah kamu tidak menganggap aku ini sebagai bagian dari hidupmu?
Aku sangat kecewa dan terhina dengan sikapmu.
Hampir tiga tahun kamu menutupi hal itu padaku, dan ketika aku telah mengetahui lalu menyindirmu, kamu tetap saja mempertahankan kebohonganmu.
Dengan berbagai cara kukumpulkan keberanianku untuk menanyakan hal itu dengan baik - baik, kamu malah tetap tak mau mengakui.
Sampai akhirnya aku menunjukkan bukti nyata di depan matamu, barulah kamu menangis meminta maaf padaku.
Hancur hatiku
Pecah berkeping - keping
Bingung apa yang harus kulakukan untukmu
Bagaimana caranya bisa hidup bersamamu lagi jika kepercayaanku telah habis terenggut kebohonganmu.
Bagaimana bisa kuhadapi hidup bersamamu jika aku tidak yakin kamu berjalan lurus.
Padahal ya, hidup bahagia tenang bersama itu simple, cukup jujur, saling menghargai dan nikmati hidup.
Mengapa kau hancurkan kepercayaanku?
Tak tau bagaimana mengumpulkan kepingan kepercayaanku yang telah retak.
Tak bisa lagi kuhidup bahagia denganmu.
Karena kamu memaksa aku untuk selalu curiga terhadapmu.
Karena kamu tidak akan pernah mengakui sebelum aku mencarikan bukti - bukti.
Sakit hatiku.
Mengapa kamu menjadikan hubungan kita bagaikan KPK dan pejabat yang korupsi.
Dini Hari di Jombang
Walau ini adalah Cerita lama.... lukanya pasti sudah sembuh. :)
BalasHapusJadikan Sabar dan Shalat sebagai Penolong Mbak.
Kita semua, Mbak dan yang Mbak sebut sebagai " KAMU " adalah manusia biasa, tak lepas dari salah, Tapi Allah SWT Maha Pemaaf dan Maha Pengampun. Yuk jadikan semua itu sebagai bumbu penyedap hubungan Mbak.
Saya doakan semoga Mbak sekeluarga diberikan Rahmat dan Rezeki yang berlimpah.AMIN
buahahakakakkakakakakaka..
HapusYa amponnnn, nyasar aja ih si kang Nata di sini, saya malah udah lupa kalau postingan ini ternyata saya tulis di sini.
Dulu tuh saya punya beberapa blog, dan yang masalah cinta-cintaan begini seharusnya di blog lainnya, mengapa malah ketulis di sini yak :D
hihihii...maaf, saya butuh banyak informasi dari blog ini, biar banyak dapat pengetahuan,hihihihii......
Hapuswkwkwkwkwkw.. ampoonnnn, padahal tulisan lama banyakan curhat maksimalnya, dan parah tulisannya, fotonya bikin geli wakakkakaka
Hapus