Sharing By Rey - Cerita trisemester pertama kehamilan yang pertama, sungguh nano-nano.
Alhamdulillah, terlewat juga masa yang menegangkan yaitu trisemester pertama.
Bagaimana tidak menegangkan, jauh dari orang tua tempat curhat dan bertanya, masih harus bekerja dengan ancaman stres setiap saat, harus menempuh jarak PP 30 Km.
Setiap hari menuju kantor dengan mengendarai sepeda motor (alone), belum lagi di tambah mual, males makan dan keluhan - keluhan lainnya (ini niat gak sih?? kok mengeluh ya?? hehehehe).
Keluhannya belum berhenti sampai disitu juga, masih ada keluhan lainnya :D , yaitu keluhan saat pertama kali sadar kalau anugerah itu telah nangkring di perut aku (Alhamdulillah...).
Sulitnya Mencari Dokter Kandungan Yang Ramah
Deg - degan, bingung mencari dokter yang pas (wanita, nyaman dan murah :D ). Dapet sih dokternya, cewek.
Namanya dokter Vita Maya, tapiiii... waktu itu momennya lagi gak tepat, si dokter baru saja pulang operasi, capek banget, jadinya periksanya gak konsen dan gak ramah daaann....
Katanya janinnya belum kelihatan, mungkin karena baru sekitar 2-3 minggu.
Lalu disuruh kembali 2 minggu kemudian, dan diberi obat Folavit 400mg serta Premaston yang akhirnya malah membuat leherku bentol - bentol karena alergi obat tersebut.
Karena melihat dokter tersebut kurang nyaman, aku dan papi memutuskan untuk ganti dokter yang juga praktek pada klinik tersebut (Klinik Bersalin Ibu dan Anak jalan Cimanuk no. 8 Surabaya), namanya dokter Maya Sri Kamaroekmi.
Akan tetapi hasilnya juga sama dengan dokter pertama, aku dan papi disuruh datang 2 minggu lagi karena janinnya belum kelihatan juga meski ada tanda - tanda pembengkakan kantung kehamilan.
Dan diberi obat Folavit serta Duphaston yang ternyata harganya lumayan selangit :D
Karna merasa tidak puas dan bosan disuruh bolak - balik ke dokter per dua minggu (kayak orang hamil 8 bulan saja :D ).
Akhirnya aku dan papi sepakat mengganti dokter di klinik Modern jalan Diponogoro, Surabaya dengan dokter Amang, yang berdasarkan rekomendasi mbak Unik (teman kantor aku).
Kami lalu mendatangi dokter tersebut yang ternyata si dokter ramah banget serta terkesan sabar melayani pertanyaan aku yang lumayan cerewet menanyakan ini itu (meskipun menurut aku itu kan wajar, biaya kontrolnya lumayan mahal soalnya :D )
Aku lalu di kasih obat Prenatil ama kalsium dan juga di USG pakai USG 4 dimensi yang Alhamdulillah janinnya sudah terlihat jelas meski umurnya baru 10 minggu.
Sebulan kemudian aku dan papi datang lagi kontrol dan begitu terharu melihat gerakan si junior dalam pantauan USG 4 dimensi, yang mana saat itu si Junior lagi tertidur sambil mengemut - emut tangannya, senang banget deh rasanya, gak sabar menungggu bulan depan lagi untuk melihat gerakan - gerakannya :).
Sampai akhirnya sekarang usianya telah masuk ke bulan ke empat (Alhamdulillah ya Allah), keluhan sudah mulai berkurang, mual sudah mulai jarang meskipun masih ada, terutama akibat lendir pada leherku yang setiap saat selalu menggelitik leherku hingga rasa mual itu muncul.
Alhamdulillah telah terlewati masa yang mendebarkan pada trisemester awal dan aku sangat bersemangat untuk menyambut masa trisemester berikutnya sampai akhirnya dia hadir bersama kami , insya Allah...
Lindungi kami ya Allah, berikan kekuatan pada kami agar amanah dalam menerima anugerah terindah dariMu, amiiinnnn.....amiiinnnn...amiiinnnn
Wuihhh Moment ini pasti sangat membahagian Mbak Dan Pak Suami. Semoga anak-anak Mbak sehat selalu yach....
BalasHapusDan semoga Pak Suaminya Makin Rajin Nyari duit. :)
wkwkwkwkw, saya kok jadi terharu baca ini, padahal tulisan sendiri hahaha
Hapus