Liburan Natal 2011 yang seharusnya diperingati dengan meriah oleh umat kristiani.
Akan tetapi, kami sebagai muslim ikut menikmati liburannya .
Sabtu, 24 Des 2011 sore hari, kami mulai berputar2 di kota Jombang, rencananya sih pengen nyari rumah kontrakan, karna gak efektif tinggal di kamar kos.
Setelah kesana kemari hingga sampai ke daerah Perak, Jombang dan mampir makan bakso solo (lumayan enak) lalu kami memandangi jalanan arah Jateng yang macet banget.
“Iya banyak yang liburan nih, soalnya libur panjang, papi juga libur sampe Senin” kata papi.Wah… Tiba2 melintas ide di kepala kami, liburan ke mana ya?
Papi usul ke rumah Coco di Gresik (ih itu mah bukan liburan tapi silaturahmi papiiii).
Aku usulkan ke WBL namun ditepiskan karna Darrell lagi biang keringat karna cuaca panas.
Jadinya kami sepakat untuk ke tempat yang dingin yaitu Malang.
Kami lalu cepat2 pulang ke kamar kos lalu mengemas apa aja yang akan dibutuhkan selama di Malang.
Karna Darrell yang masih terbatas makanannya alias sering alergi, kami lalu membawa sisa masakan siang hari lengkap dengan panci, kompor listrik, steamer serta heater juga termos air panas.
Berangkat Ke Malang
Kami berangkat sekitar pukul 19.00 dari Jombang dan melewati jalan ke Pare, lalu daerah Kandangan.
Jalannya lumayan seram (jadi teringat kisah kami ke Jogja malam Jumat n naik motor berdua dari Surabaya).
Kami melewati jalan yang berliku serta mendaki dan di sebelah kiri kami adalah jurang yang menganga, di tambah tanpa penerangan penduduk ato PJU lagi, lengkap sudah keseraman jalanan yang membuat adrenalin kami meningkat (halah).
Setelah hampir 3 jam (pukul 22.00) dan kami mampir sebentar membeli duren seharga 17.500 di daerah Kandangan, dan juga melewati kabut di daerah Payung, kami akhirnya sampai di Batu.
Kami lalu mampir di hotel dekat Songgoriti.
Hotel Trisno Putro namun penuh, kami lalu mencari hotel lain. Hotel berikutnya adalah hotel Perdana juga full, lalu melintasi jalan utama kota Batu sambil memperhatikan hotel2 yang ada.
Namun semuanya tertulis ‘penuh’ di depan pintunya.
Akhirnya kami melewati sebuah jalan dan menemukan hotel namanya Grawidya.
Papi lalu turun dan tanya apa ada kamar yang kosong, ternyata masih ada 2 kamar kosong, rate-nya Rp.300,000.
Kami lalu melihat kondisi kamar tersebut yang ternyata berada di lantai 2 dan tangganya yang aduhai membuat kaki pegal, gimana gak? Tangganya tinggi banget sekitar 5-6 meter dan tau gak sih? Tangga tersebut tanpa bordes, ckckckckkckck…..
Aku lumayan ngos2an menaiki tangga tersebut apalagi sambil menggendong Darrell.
Kamarnya lumayan luas, ranjangnya bisa untuk 5 orang, hmmmm…
Namun sayangnya, air untuk mandi cuman ada air dingin, kebayang kan gimana rasanya mandi pake air dingin di kota Batu yang dingin itu?
Aku aja bisa kram otak, apalagi Darrell.
Kami lalu memutuskan mencari hotel lain di kota Malang, di sepanjang jalan menuju kota Malang kami berusaha menanyakan jika ada hotel yang kosong, namun ternyata semua penuh.
Aku lalu berusaha menelpon hotel yang pernah kami singgahi di kota Malang yaitu hotel Pelangi 2 dan hotel Aloha, namun ternyata kedua hotel tersebut penuh untuk malam itu.
Menginap Di Hotel Margosuko, Malang
Sesampai di Malang kami berputar2 mencari hotel yang kosong sambil menelpon ke sana ke mari menanyakan kamar kosong di hotel2 by phone, setelah kami berputar cukup lama akhirnya kami menemukan juga hotel yang kosong.
Yup, hotel Margosuko di jalan ahmad dahlan no. 40-41 Malang.
Lokasinya deket dengan alun-alun kota Malang.
Rate per malam waktu itu Rp. 250.000.
Kamarnya lumayan juga, ada air panas, shower, TV, AC hanya sayang double bed, yang single penuh katanya .
Namun sudahlah kami sudah terlalu capek dan ngantuk untuk mencari hotel yang lain, meskipun sebenarnya was was karna kata seorang teman, banyak hotel esek2 di dekat alun-alun kota Malang tersebut.
Keesokan harinya kami terbangun oleh suara telpon yang ternyata dari loby yang mengatakan ditunggu sarapan di resto sampai pukul 8.00 pagi, karna Darrell belum bangun dan aku masih sangat ngantuk, jadinya papi aja yang sarapan, dan katanya nasi gorengnya enak banget (agak nyesal gak ikut sarapan).
Futu dulu sebelum check out |
Kami lalu drive thru McD paket mantap untuk sarapan ama Darrell, lalu mandi, beres2 dan sekitar pukul 11.30 kami check out
Ramai Dan Macet Sehingga Waktu Habis Di Jalan
Kami mampir ke Mall Olympic Garden (MOG).
Weh… Jalanan macet banget, kami lalu memutar lewat belakang mall, eh malah macet juga karna ada bazar Minggu yang belum dibongkar semua .
Sebenarnya kami mampir MOG hanya untuk membeli kaos untuk aku (lupa bawa kaos yang nyaman buat foto-foto).
Eh tapi yang terjadi malah udah muter-muter mall gak ada kaos menarik.
Hanya ada yang mahal.
Akhirnya kami membeli sebuah kaos tanpa lengan berwarna kuning seharga Rp. 38,000 (mahal juga ya! Di Surabaya gak nyampe segitu).
Darrell naik mobil-mobilan duluu |
Kami lalu melanjutkan perjalanan menembus macetnya jalanan menuju bakso bakar di kawasan deket plaza Dieng, tapi ternyata baksonya udah pindah agak jauh dari Plaza Dieng, kami lalu mampir makan siang sebelum meneruskan perjalanan lagi.
Sehabis mengisi perut dengan seporsi bakso bakar, kami lalu melanjutkan perjalanan, tapi dasar si papi aneh, dia ngusulin agar kita nyobain jalan2 baru, jadilah kami menyusuri jalanan di belakang plaza Dieng yang panjangnya bagai tak berujung, dan hasilnya ternyata kami hany berputar2 dan nyampe juga di depan plaza Dieng (capek dehh).
Kami akhirnya memutuskan ke Batu melalui jalanan yang sering dilalui orang2, tapi sesampainya di jalan tersebut kami bagaikan berwisata macet… gilaaaa… Kami hampir ubanan baru nyampe di kota Batu, padahal rencananya kami pengen ke Sengkaling ato Jatim Park 1, malah sampe kota Batu udah pukul 16.00, hmmmmm…
Akhirnya kami memutuskan keluar sejenak dari kemacetan dan mampir ke Batu Wonderland, entah karna kalap atau sebel udah sore kami malah belanja macam2, mulai sweater dan baju renang untuk Darrell, baju renang untuk aku sampe kaos untuk papi hingga menghabiskan 200 ribu.
Untungnya kami mendapatkan bonus tas lucu dari tempat tersebut, setelah puas belanja dan melihat kondisi jalan sudah gak semacet sebelumnya, kami lalu melanjutkan perjalanan sambil berniat makan di Batu Town Square (Batos).
Tapi ternyata di dalamnya belum ada apa2 selain Hypermart dan Matahari, kami hanya membeli beberapa snack lalu ke Matahari meminta balon untuk Darrell yang udah ber ‘jojo2′ melihat banyak yang pegang balon .
Drama Di Warung Makan Pak Sholeh, Batu
Setelah itu kami lalu mencari tempat makan, hari udah gelap dan kami memutuskan untuk makan malam di warung makan pak Sholeh, namun karna macet akhirnya kami mampir saja di ayam goreng pak Kasan 2, yang ada di jalan raya Beji arah Malang.
Kami lalu memesan makanan serta minuman dan sambil menunggu makanan datang aku ke toilet untuk membasuh wajah serta ganti baju (rencananya mo foto2 karna seharian gak sempat foto2)
Eh tapi baru aja aku menyirami semua permukaan lantai toilet yang bau pesing, eh di luar ada yang menggedor pintu sambil gak sabaran, aku jadi kesal dan akhirnya malah semakin ku lama2in di dalam toilet, pas keluar aku disambut dengan omelan oleh seorang cewek berjilbab, hampir aja aku kesal dan menonjok wajahnya (sumpah sebel banget ingat kata2 kasarnya).
Gara2 tuh cewek niat foto2 jadi ilang, ditambah lagi makanan pesanan datang di antarin oleh anak kecil berumur kira2 5 taun, hampir aja deh gurami gorengnya terjun ke lantai (tuh yang punya niat gak sih?)
Kok berasa gak menghargai pelanggan. Pokoknya aku kapok deh mampir di situ, mending juga pak Kasan yang di dekat stadion kota Batu .
Anyway, setelah makan yang menghabiskan Rp. 70an ribu, dan ikannya dibungkus karna gak habis termakan saking gedenya, kami lalu pulang ke Jombang melalui jalanan yang kami lewati sebelumnya.
Waktu menunjukkan pukul 21.00 saat itu, papi menyetir perlahan2 karna sedang gerimis dan jalanan basah serta licin, meski ngantuk aku berusaha tetap melek untuk menemani papi dengan cerita2 seru agar papi gak ikutan ngantuk, sedang Darrell ??
Alhamdulillah sejak dari Batu sampai Jombang dia tertidur pulas, dan kami akhirnya sampai di Jombang pukul 23.00 malam.
Capek dan pegal namun juga senang karna melewati liburan bersama
wowww..liburanya sangat menyenangkan,membaca tulisan ini saya seperti sedang ikut liburan juga.hahahahah....
BalasHapusDarrellnya keren, pakai kacamatanya......
Tapi kok pak suaminya ngak ada fotonya di sini, disensor yach..... :)
wkwkwkwkwkwkw, ampoonnnn, bisa lambaikan tangan di kamera gak? mau pengsan saya baca tulisan2 lama inih wakakakak
Hapus