Sharing By Rey - Berbisnis Oriflame yang seimbang itu penting banget buat saya.
Bagi yang sudah mengikuti blog atau akun facebook saya pastilah tahu, kalau saya sebenarnya sudah bergabung di bisnis Oriflame sejak tahun 2014.
Namun karena suatu dan lain hal, saya akhirnya berhenti dan pindah ke jaringan lain memulai kembali dari 10%, hehehe.
Mengapa 10%? karena dalam segi ilmu dasar, saya sudah banyak menguasai. Jadi kali ini saya memulai bisnisnya dengan benar-benar terjun mempelajari ilmu marketingnya, bukan ilmu dasar seperti cara order, dan lain-lain :D
Dulu, sebelum saya memulai bisnisnya di tahun 2014, saya sudah sering mendengarkan curhat banyak teman yang rata-rata memperingatkan kalau banyak yang menyerah berbisnis Oriflame, bahkan salah satu teman saya mengatakan kalau temannya sudah mencapai level director lalu akhirnya mengundurkan diri atau memilih berhenti.
Saya tanya apa alasannya, tidak ada jawaban pasti, namun teman saya tersebut mengatakan kalau temannya sepertinya tidak sanggup memikul tekanan bisnis ini.
fiuuuhh... sedemikian besarkah tekanannya?
Dan akhirnya, saya sendiripun sepertinya mungkin telah merasakan 'tekanan' tersebut dan memilih berhenti, namun bedanya saya tidak lantas menyerah, saya berhenti untuk menyusun taktik maju lagi.
Dan akhirnya di awal-awal tahun 2016 kembalilah lagi saya di pangkuan bisnis Oriflame, muahahaha :D
Sebelum akhirnya kembali, saya kembali mendengarkan celoteh tajam dari teman kantor saya. Katanya saya pasti akan berhenti dan menyerah juga, pasalnya teman dia yang bonus/gaji bulanannya sudah mencapai 5-6 juta, pun akhirnya berhenti.
Saat di tanya mengapa berhenti? apa tidak sayang dengan gaji dan jaringan yang telah di bangun dengan susah payah? jawabannya, katanya dia ingin menenangkan diri, ingin fokus program kehamilan dan fokus memikirkan keluarga.
Hmmmm.... nampaknya berbisnis Oriflame membuatnya tak bisa fokus memikirkan kehamilan maupun keluarganya.
Lalu, mengapakah saya sebegitu anehnya? aneh karena sudah pernah mendengar 2 testimoni director yang memilih berhenti karena merasa tidak tahan tekanan bisnisnya, lalu saya pun pernah berhenti karena mmm....mmm... karena apa ya? sepertinya sih kalau boleh jujur (ya boleh kali Rey muahahaha) karena ketidaknyamanan kerjasama dengan salah dua upline muahaha...
Jawabannya selalu saya tulis di status-status facebook saya.
Oke saya ulangi lagi deh tulis di sini..
Karena : hingga saat ini saya belum menemukan bisnis yang bisa saya kerjakan dengan sejuta kekurangan saya (Gak punya waktu banyak untuk ngerjain bisnis, gak punya modal besar, gak punya keahlian profesional)
Di bisnis ini saya bisa mengerjakannya dengan di sambi mengerjakan tugas pokok lainnya.
Saya hanya butuh biaya ratusan ribu sebagai modalnya.
Saya juga hanya butuh memaksimalkan kelebihan saya yang mana memang belum 100% bisa digunakan untuk berbisnis lainnya.
lalu bagaimana dengan semua tekanan-tekanan yang pernah saya alami dan juga membuat leader lainnya bahkan di level director mengundurkan diri?
Jawabannya adalah berbisnislah dengan BALANCE atau SEIMBANG.
Yup, kali ini saya sudah sepenuhnya sadar, kalau bisnis ini adalah bisnis saya, yang paling berhak atas saya ya saya sendiri, bukan upline :)
Jadi, upline hanyalah sebatas membimbing dan mengarahkan, saya yang memutuskan.
Dan yang terjadi..
Tak ada lagi ngesot-ngesot menjadikan anak dan suami sebagai korban tak pernah dapat perhatian dari saya.
Tak ada lagi kondisi saya jatuh sakit karena terlalu memaksakan kondisi tubuh yang sebenarnya tidak sekuat orang lain.
Tak ada lagi kondisi keuangan drop, karena memaksakan membayar training berbayar #Eh :D
Tak ada lagi kondisi sakit hati, karena harus mematuhi cara kerja seseorang, takut gak di gubris saat butuh sesuatu untuk jaringan, muahahaha... :D
Iyaaa...
Alhamdulillah, saya sekarang sudah lebih tahu mana batasan saya.
Karena sebesar apapun impian saya, tetap tak bisa melebihi impian kami sekeluarga.
Iyaaa... impian saya dan suami serta anak.
Saya memang punya impian bekerja dari rumah, namun bukan berarti mengorbankan pekerjaan suami, karena setiap hari harus oper mengoper pengurusan anak, (berasa main volley yaa :D )
Jadiii... saya tetap punya jadwal kerja harian, punya to do list harian, namun untuk hal-hal di luar kemampuan saya, saya tidak akan mau melawannya lagi.
Itu juga yang saya terapkan pada amanah-amanah saya, berbisnis dengan seimbang.
Namun bukan berarti diam.
Saya telah berdamai dengan kenyataan kalau saya adalah seorang ibu. Anak dan suami itu nomor satu.
Saya juga berdamai dengan keadaan kami belum bisa menyewa seorang pembantu untuk melakukan tugas rumahan agar saya bisa fokus berbisnis.
Intinya sedikit demi sedikit, yang penting ada progres maju dan KONSISTEN.
Alhamdulillah wa syukurillah, Allah mempertemukan saya dengan orang-orang yang lebih baik.
Upline upline yang lebih profesional, downline-downline yang lebih punya inisiatif. Alhamdulillah.
Jika ritme ini saya pertahankan, sambil sedikit demi sedikit menambah jam kerja, insya Allah saya bisa terus berbisnis dengan nyaman.
Dan saya juga akan menularkan semua ini pada downline-downline saya.
Harapan terbesar saya adalah agar saya bisa meraih impian saya di Oriflame tanpa mengorbankan orang lain.
Saya ingin bisa naik level, naik bonus dengan ucapan doa tulus dari amanah-amanah saya.
Karena saya ingin naik level karena saya bisa membantu mereka mendapatkan impian mereka tanpa harus tersiksa.
Saya yakin, semua bisnis atau pekerjaan itu ada tantangannya.
Namun apapun tantangannya, jernihkanlah pemikiran agar kita bisa melihat tangga yang harus kita tapaki, bukan semata lereng terjal yang harus kita panjat dengan susahnya.
Sidoarjo, 26 Oktober 2016
Reyne Raea
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)
Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)