Sharing By Rey - Apa yang
terlintas dalam pikiran kita saat mendengar anak stunting?
Yang pasti
bukan seperti pertama kali saya mendengarnya kan, sekilas saya berpikir stunting
adalah bunting, ternyata hanya mirip di huruf saja, lol.
Sering
terjadi di masyarakat, saat ada anak yang tumbuh dengan tinggi badan kurang.
Begini kira-kira situasinya.
A : "Anakmu pendek ya, beda kayak kakaknya"
B : "Gak apa-apa, hal yang biasa jika tiap anak itu beda-beda?"
A : "Belum tentu, kadang juga dikarenakan kurang gizi loh"
B : "Hah? kurang gizi?, orang badannya sehat, gak kurus gini, masa kurang gizi?"
A : "Bisa jadi dia kena stunting!"
B : "Bunting?"
A : "Stunting!"
Stunting memang belum populer di masyarakat.
Padahal di Indonesia, masih banyak ditemukan anak-anak yang menderita stunting.
Menurut data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2013, terdapat 8 juta balita di
Indonesia atau 1 dari 4 anak balita menderita stunting.
Apa itu STUNTING?
"STUNTING adalah, kondisi gagal tumbuh pada balita, akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak tumbuh terlalu pendek pada usianya."
Kondisi ini
disebabkan kekurangan gizi yang dialami sejak masih berbentuk janin dalam
kandungan, dan pada masa setelah lahir, namun baru tampak pada usia 2 tahun.
Selain
berdampak pada tinggi badan, stunting juga mempengaruhi tingkat
kecerdasan, rentan terhadap penyakit, menurunkan produktifitas, dan pastinya
bisa menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan
sosial.
Tanda-tanda stunting pada anak
- Berbadan lebih pendek untuk anak seusianya.
- Proporsi tubuh anak cenderung normal tetapi tampak lebih muda/kecil untuk usianya.
- Berat badan rendah untuk anak seusianya.
- Pertumbuhan tulang tertunda.
- Memiliki kecerdasan yang kurang untuk anak usianya.
Penyebab stunting
Di Indonesia, faktor utama pencetus stunting adalah karena kurangnya asupan gizi yang seimbang sejak dari dalam kandungan ibunya, hingga baru lahir. Hal ini juga merupakan indikator masalah kurangnya gizi yang terjadi sejak lama.
Masalah-masalah
kompleks yang terjadi seperti, kemiskinan, perilaku hidup tidak sehat, pola
asuh serta pemberian asupan makanan yang dari sejak anak lahir, menyumbang
banyak dalam hal terjadinya stunting
pada anak.
Secara garis besarnya, penyebab stunting adalah :
- Kurangnya gizi atau nutrisi ibu hamil
- Kurangnya pemahaman ASI ekslusif pada bayi selama 6 bulan.
- Kurangnya pemahaman MPASI yang sehat dan bergizi saat bayi telah berusia 6 bulan ke atas.
- Kurangnya pemahaman tentang hidup bersih dan sehat sehingga anak serta ibu hamil sering terkena infeksi berulang.
- Kurangnya pemahaman pentingnya imunisasi, untuk mencegah infeksi berulang pada anak.
- Kehamilan di bawah usia normal atau usia remaja, yang berpengaruh pada pemenuhan nutrisi pada ibu dan janin.
- Jarak kelahiran yang terlalu dekat dan terlalu banyak, sehingga ibu tidak maksimal dalam mengasuh anak karena lelah tubuh dan psikisnya.
Penanggulangan dan pencegahan stunting
Pada umumnya, stunting dapat ditanggulangi dan dicegah dengan beberapa cara, yaitu :
A. Edukasi faktor gizi atau Nutrisi
Salah
satunya dengan edukasi tentang pentingnya 1000 hari pertama kehidupan manusia. Masa ini
terdiri dari :
- Saat ibu hamil. Perbaiki gizi dan kesehatan ibu hamil, karena saat hamil, janin di dalam rahim sedang bertumbuh dan pembentukan sel-sel organ penting sang anak. Beri tambahan vitamin dan mineral, dan jaga kesehatan agar selama hamil tidak terpapar penyakit.
- Saat bayi lahir. Lakukan persalinan di dokter atau tenaga kesehatan yang terpercaya, sebisa mungkin lakukan IMD atau inisiasi menyusui dini pada bayi, dan pastikan bayi mendapatkan ASI ekslusif selama 6 bulan.
- Saat bayi berusia 6 - 24 bulan. Berikan ASI dan MPASI setelah bayi berusia 6 bulan, pemberian MPASI harus dengan memperhatikan kandungan gizi yang seimbang untuk bayi sesuai usianya.
B. Edukasi hidup bersih dan sehat
Selain faktor gizi, kebersihan lingkungan juga turut berperan dalam mencegah stunting. Lingkungan hidup yang kotor mendatangkan banyak penyakit yang membuat anak terkena infeksi berulang.
Sebagai contoh, menciptakan sanitasi yang baik dan sarana air bersih ke daerah-daerah yang masih tertinggal di Indonesia.
Pencegahan infeksi berulang juga bisa dilakukan dengan pemberian imunisasi lengkap pada anak.,
C. Edukasi Cinta Terencana
Dalam edukasi ini, masyarakat diarahkan untuk lebih peduli pada keluarga berencana atau KB, bukan hanya dengan mempunyai anak cukup 2 saja seperti yang orang ketahui selama ini tentang KB.
Tapi lebih ke arah perencanaan kehidupan dengan baik.
Perencanaan tersebut meliputi :
- Tidak menikah pada usia terlalu dini.
- Tidak menikah pada usia terlalu tua.
- Menjaga/atur jarak lahir dan jumlah anak.
- Membangun keluarga yang berkualitas.
- Membimbing anak untuk bisa menuntaskan pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi.
- Belajar manajemen emosi, agar rumah tangga selalu damai.
- Menanamkan pada anak untuk bisa meringankan beban orang tuanya, salah satunya dengan membiayai pernikahan sendiri, atau pendidikan lanjutannya.
- Mengedukasi pada anak, bahwa menikah setelah kerja itu jauh lebih enak, karena bisa mandiri dan dapat meminimaliskan drama setelah menikah.
- Jangan malu membicarakan kesehatan alat reproduksi, agar setiap pasangan mengerti cara berhubungan yang sehat.
- Selalu aktif bermasyarakat.
Stunting memang bukan penyakit yang kronis atau menular, tapi bisa merampas masa depan anak untuk menjadi lebih baik dengan kesempatan yang lebih luas.
Jadi, mari kita cegah stunting bersama, demi Indonesia bebas stunting di mana mendatang.
Ada yang punya atau tahu orang dengan masalah stunting di sekitarnya? share di komen yuk :)
Semoga manfaat.
Sidoarjo - 26 Mei 2018
@reyneraea
Nice post, gua jadi tau stunting itu apa hehe
BalasHapusThanks :)
HapusMbak, aku merasa anak keduaku stunting dulu. Secara tingginya rata-rata saja dengan teman sebayanya. Eh tapi, ternyata pas pulang kampung..Beberapa anak di daerah malah parah. Dan ternyata dibandingkan mereka, anakku normal saja..
BalasHapusMungkin kurangnya sosialisasi tentang pentingnya gizi sejak di dalam kandungan dan kurangnya kemampuan ekonomi jadi faktornya.
Wah masa sih mba, keliatannya tinggi-tinggi tuh :)
Hapusduh anakku stunting ga ya? banyak anak yg lebih muda dr dia lebih tinggi dan besar dari dia. q pikir sih perawakannya kaya aku yg kurus. huhu tapi dia cerdas kok.. :)
BalasHapusUsia berapa mba, bisa diliat tinggi normal di kartu Kesehatan ibu dan anaknya :)
Hapus