Sharing By Rey - Menginap di Cirebon akhirnya bisa kami realisasikan, setelah akhirnya kami menemukan exit tol yang menuju kota Cirebon.
Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, bahwa bermula dari traveling tak terencana alias mendadak ini dan membawa serta si bayi yang berusia 8 bulan.
Kami menghabiskan hari kedua traveling dengan mostly di jalan tol, baik yang sudah jadi maupun fungsional.
Melewati ber KM-KM jalan yang membelah hutan jati, lalu disusul hutan pohon karet.
Takjub banget akan kekayaan alam Indonesia, semoga kekayaan tersebut menular ke seluruh masyarakatnya, aamiin.
Di sepanjang perjalanan kami berdiskusi, sebaiknya akan menginap di mana?.
Karena melihat peta di Google map, kota tujuan kami, Jakarta masihlah sangat jauh.
Saya menyebutkan kota-kota yang bakal kami lewati.
Ada kota Pemalang, di mana saya jadi teringat oleh sahabat saya, Bunda Anisa.
Atau di Pekalongan juga Tegal?
Akhirnya Tiba Di Kota Cirebon
Di depannya ada pula kota Cirebon, namun jaraknya masihlah sangat jauh dari lokasi kami.
Papi mengusulkan agar menginap di Cirebon jika memungkinkan, jika enggak kami bakal mencari penginapan di daerah Tegal atau Pekalongan.
Karena itu, saya menunda mencari hotel di kota yang dimaksud, karena selain memang belum jelas mau nginap di mana, pun si bayi terbangun dan lumayan cranky karena kelaparan.
Sayapun memberikannya biskuit Milna, dan disambut dengan gembira langsung digigit meskipun bajunya dan juga saya penuh remahan biskuit hahaha.
Menjelang Magrib, kami mampir sejenak mengisi BBM di Pemalang serta tak lupa untuk sholat Magrib. Setelahnya kami melihat peta dan sepertinya Cirebon memungkinkan untuk dihampiri.
Kamipun memutuskan untuk menginap di Cirebon dan seperti biasanya, saya lalu mengutak-ngatik aplikasi mencari hotel di Cirebon yang dekat dengan jalan tol.
Dengan mengamati satu persatu bangunan hotel yang tertera di Map, saya menemukan hotel Sapadia yang paling dekat dengan exit/entrace tol.
Langsung deh saya booking via aplikasi Agoda, karena mengingat sebelumnya, saat di Solo saya kecele, saat booking langsung ke hotel eh harganya lebih mahal ketimbang booking melalui aplikasi online.
Hanya butuh kurang dari sejam, karena si papi fokus berkendara dengan kecepatan sedikit cepat, akhirnya sampailah kami di exit tol Cirebon. Dengan mengikuti petunjuk mbak Google, sampai jugalah kami ke hotel yang di maksud.
Makan Malam Di MARKAS Pusat Kuliner Cirebon
Karena kami belum makan malam, setelah membersihkan diri di hotel, kami bersegera keluar mencari makan, agak sulit karena waktu sudah menunjukan pukul 20.30 malam, dan suasana sudah semakin sepi.
Gak jauh dari hotel ada sebuah warung penyetan di tepi jalan, si papi mengusulkan untuk makan di situ, saya mengiyakan dengan catatan tanya dulu berapa harganya.
Dan ternyata, ayam penyetnya 25ribu per porsi belum termasuk nasi sodara, hahaha.
Kamipun urung dan saya mengusulkan untuk mencari tempat makan lain saja, karena yang kami butuhkan adalah tempat yang nyaman karena juga akan menyuapi si bayi makan biskuit.
Saya pun teringat akan postingan mbak Dian Restu Agustina, saat berkunjung di Cirebon dan makan di tempat yang asyik dekat dengan hotel tempatnya menginap, kalau gak salah hotel Cordela.
Dengan bantuan Google Map, sampailah juga kami di hotel yang dimaksud dan benar adanya, tepat di samping hotel tersebut ada sebuah Pusat Kuliner bernama MARKAS yang masih buka dan makanannya terlihat menarik dengan harga yang ramah di dompet.
Suasana sudah sepi |
Kami memutuskan makan paket ayam goreng yang murah meriah, Rp 11,500 sudah termasuk minum es teh yang masha Allah se gelas gede banget hahaha.
Selama makan malam, saya masih agak terasa carlag (istilah sendiri terinspirasi dari jetlag) , lol.
Gimana enggak, saya masih kebawa suasana Jawa Tengah dengan bahasa Jawa medhok yang khas.
Sedang di Cirebon yang nyata-nyata masih di tanah Jawa, bahkan namanya saja Jawa Barat, tapi bahasa dan logatnya sangatlah beda.
Seketika saya merasa homey, bahagia rasanya karena saya bebas ngomong pakai bahasa Indonesia tanpa harus dilirik orang karena merasa aneh saya memakai bahasa Indonesia, just like in Jatim.
Segini cuman 11,500 dong, es teh nya jumbo parah! |
Menginap Di Hotel Sapadia Cirebon
Kenyang makan, kamipun kembali ke hotel, setelah terlebih dahulu mencari pom Bensin untuk isi Premium, Alhamdulillah nya ketemu juga setelah muter-muter beberapa saat.
Tak lupa mampir minimarket untuk membeli roti buat sarapan (jaga-jaga sarapan di hotel hanya untuk 2 orang saja), cairan pembersih botol (semula ingin membeli cairan pembersih piring, namun karena berniat untuk mencuci baju dan saya gak menemukan detergen dengan kemasan kecil).
Lalu pulanglah kami ke hotel, di mana seharusnya saya istrahat karena sumpah pas turun dari mobil saya sudah bener-bener oleng, bahkan mandi di hotel berasa mandi di kapal Pelni, yang terasa oleng saat kapal dihempas ombak, sigh.
Nyatanya saya malah sibuk di kamar mandi untuk....
MENCUCI BAJU sodara hahaha.
Maapkeun wahai pengelola hotel Sapadia Cirebon, airnya nyaris habis gegara saya pakai nyuci baju hahaha.
Sebagai sabunnya saya gunakan sabun mandi dari hotel, karena kami memang selalu bawa toiletris sendiri saat bepergian.
Setelahnya, saya memenuhi toilet dengan jemuran baju muahahaha.
Pegimana lagi, orang saya gak bawa baju banyak, cuman 3 pasang doang termasuk di badan, mau mampir beli juga gak ada waktu karena kami memburu waktu agar segera sampai di Jakarta.
Kami tidur dengan nyenyak malam itu, sampai akhirnya terbangun di pukul 3 dini hari gegara si bayi nangis jerit-jerit.
Si papi sudah mulai khawatir, takut si bayi sawanan katanya, terutama saat itu adalah malam Jumat, tapi melihat wajahnya si bayi sepertinya kesakitan, dan saya mengira dia masuk angin gegara makan gak kenyang, hiks.
Maafkan mami ya bayi..
Kami sebenarnya ingin mampir membeli magic com di Cirebon lengkap dengan berasnya untuk membuat bubur, sayangnya kami sudah kemalaman dan semua toko sudah pada tutup.
Mau masuk mall juga parkirannya sudah mulai sepi.
Sekitar 15-20 menit si bayi cranky berat, dia menolak dikasih ASI. Saya hanya bisa memeluknya sambil bersenandung, Alhamdulillah setelah itu dia tertidur nyenyak.
Menuju Jakarta Melalui Jalan Tol
Sayapun sudah gak bisa tidur lagi dan memutuskan segera mandi di pukul 4 pagi dan beberes agar bisa check out pagi-pagi setelah sarapan, menghindari kemacetan saat masuk ke Jakarta.
Alhamdulillah, pukul 07.00 kami sudah siap check out, saya masih berharap menemukan penjual bubur bayi atau minimal bubur ayam di jalanan, namun nihil.
Bahkan penjual buah-buahan seperti pisang pun gak kelihatan sama sekali, mungkin kami harus masuk lagi ke dalam pusat kotanya untuk menemukan hal tersebut, namun gak ada waktu lagi karena kami ingin mengejar waktu cepat sampai di Jakarta.
Alhasil, kami memutuskan masuk tol lagi, Alhamdulillah si bayi anteng tertidur nyenyak setelah minum ASI. Si kakakpun tertidur nyenyak di bangku depan.
Jalanan masih terasa sepi, hawa dingin masih menusuk, kami kembali membelah jalan tol Kanci - Palimanan yang panjangnya seolah tak berujung.
Sesekali saya mengintip lokasi kami dan melihat apakah tujuan kami masih jauh.
Papi menyetir dengan kecepatan sedikit kencang, karena berniat sholat Jumat di masjid Istiqlal.
Alhamdulillah jalan lancar, jalan tol Kanci - Palimanan terlewati berganti jalan tol Cipali.
Terus berjalan hingga satu persatu daerah di Jawa Barat terlewati, mulai dari Subang hingga masuk jalan tol Cikampek.
Karawangpun di depan mata, hingga akhirnya masuk ke Bekasi.
Demikianlah cerita kami semalam menginap di Cirebon, nantikan cerita selanjutnya ya.
Sidoarjo, 4 Juli 2018
@reyneraea
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)
Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)