Sharing By Rey - Wisata monas pertama kalinya akhirnya kami bisa kunjungi, dan itu masih bagaikan mimpi.
Tidak mudah untuk memasuki kawasan dengan tugu yang menjulang tinggi tersebut.
Setidaknya kami harus nyasar dan mengulang kembali memutari depan masjid Istiqlal yang macetnya minta ampun akibat bubarnya jamaah sholat Jumat.
Pun setelah sampai di pintu bagian depan, ternyata mobil gak bisa parkir di situ, oleh petugasnya kami diarahkan parkir di samping yang ada tulisannya IRTI 3 (CMIIW).
Pas mau jalan si papi keder melihat keterangan ketentuan plat mobil Genap Ganjil yang melewati jalan tersebut.
(Atuh mah, rempong amir ya hidup di jekardah, lol)
Ternyata, menurut si petugas di daerah depan Monas, ketentuan tersebut belum berlaku, masih menanti Senin nanti. Dan si papipun melintasi jalan tersebut dengan plong.
Saat mencari tempat parkir IRTI tersebut, saya melihat seorang bapak-bapak berjualan es potong yang mirip banget dengan es potong yang biasa saya beli saat masih kecil dulu, sayangnya kami gak boleh menepi sembarangan, gak rela aja kalau nantinya kena tilang terus dimintai duit hehehe.
Jadilah kami melupakan si bapak penjual es potong tersebut dan masuk ke tempat parkir yang
ternyata rame nya minta ampun.
Akhirnya Sampai Di Wisata Monas Jakarta
Turun dari mobil disambut oleh kepala oleng dan sengatan sinar matahari yang terik.
Namun anehnya, seterik apapun mataharinya, gak juga menyengat kayak matahari di Surabaya.
Kami berjalan cukup jauh melewati penjual makanan hingga sampai di jalan menuju ke wisata Monas.
Kamipun gak menanti lama, langsung berpose sebanyak yang kami bisa, kakak Darrell merengek pengen naik ke atas tugu, namun melihat antriannya emaknya langsung ngomel panjang kali lebar, lol.
Meskipun hanya sebentar di Monas, pun juga kami sama sekali gak terlalu mendekati tugunya, hanya dari jarak jauh, yang penting bisa mengambil gambarnya dalam foto hahaha.
Namun saya masih sempat bercerita tentang tugu tersebut pada si kakak.
Fakta Wisata Tugu Monas
Tugu wisata Monas sekilas memang mirip tugu pahlawan di Surabaya.
Bedanya, kalau tugu pahlawan lebih kecil dan berbentuk seperti tiang dengan puncak yang lancip biasa. Sedangkan tugu monas lebih besar dengan bentuk seperti obor dan pada puncaknya terdapat bongkahan berbentuk api yang dilapisi emas.
Monasnya masih jauh gak masalah, yang penting masuk frame, lol |
Meskipun lebih besar, namun tugu monas sebenarnya merupakan 'adik' dari tugu Pahlawan.
Tugu pahlawan di Surabaya, dibangun pada tahun 1952 dengan tinggi 41,15 meter.
Sedang tugu monas di Jakarta, dibangun pada tahun 1961 dengan ketinggian 132 meter.
Sayangnya kami gak punya banyak waktu untuk sekedar mendekati tugunya terlebih memasuki dalam musiumnya.
Rasanya gak kuat kaki melangkah lebih dekat ke tugu monas :D |
Menurut info, keadaannya hampir mirip dengan tugu pahlawan di Surabaya.
Semoga berikutnya bisa merencanakan liburan yang terencana di Jakarta lagi dan bisa menghabiskan banyak waktu di Monas, aamiin.
Bapak supir sekaligus fotografer yang selalu serba salah mengambil gambar model abal-abalnya :P |
Ketika kakak Darrell masih anteng dimintain tolong ambil foto mami papinya |
Lalu, saat keluar parkiranpun kami meski drama lagi, si papi gak tau dong jalan keluarnya, lalu mengabiskan waktu nyaris setengah jam hanya untuk muter-muter lalu terhalang kemacetan di dalam parkiran hiks.
Capek, istrahat di taman sekitar monas yang rindang |
Setelah bebas dari parkiran Monas, kami pun berkendara tanpa arah, saya masih merindukan si penjual es potong yang membuat si papi keliling lagi muterin monas.
Kakak Darrell mah gak bisa liat mainan nganggur |
Sayangnya meski ketemu si tukang penjual es potong kami gak bisa berhenti seenaknya, lalu akhirnya papi mengambil jalan menjauhi daerah monas dan Alhamdulillah ketemu penjual es potong di pinggir jalan Kramat Raya (kalau gak salah).
Ya ampun, bayiku sudah katcau tampangnya hiks |
Sayangnya, es potong yang papi beli gak sama dengan yang saya liat di pinggir jalan dekat Monas, yang ini bentuknya kayak es kue yang dicetak gitu, sayapun memakannya sambil manyun.
Namuuunnn, hanya dalam gigitan pertama, manyun saya menghilang dong, masha Allah... ENAK BANGET hahaha.
Saya kembali ngomel, mengapa papi pelit banget hanya beli 2, dan satunya saya kasih ke kakak Darrell yang meskipun agak batuk tapi gak tega juga kalau saya makan sendiri keduanya.
Saya kebagian rasa cokelat yang enak bangetttt, si kakak pun gak berhenti memuji kelezatannya padahal dia mendapatkan rasa nangka yang sebenarnya si kakak kurang suka rasa nangka.
Si papi berniat putar balik membeli es tersebut, tapi mengurungkan.
Waktu sudah menunjukan pukul nyaris pukul 15.00 dan kami belum makan siang sama sekali.
Pengen nyari tempat makan dulu, tapi keingat si bayi yang kayaknya lecek banget butuh mandi setidaknya ganti popok.
Sampai akhirnya kami lewat di sebuah hotel yang lumayan besar di jalan Kramat Raya, kami membaca kalau ada kolam renangnya, dan si kakak mulai ribut ngajak nginap di situ.
Lalu, bagaimana kah kelanjutannya?
Di manakah kami menginap hari itu?
Hotel apakah yang menarik meski sekilas terlihat seram di jalan Kramat Raya tersebut?
Nantikan postingan saya berikutnya yang bakal bercerita tentang malam hari kami nyasar ke mall yang salah lalu pulang dengan tetap kelaparan hahaha.
Lalu kegiatan besoknya yang mana kami kepo akan Kota Tua yang ternyata mirip gedung Grahadi di Surabaya hahaha.
Ada yang sudah pernah naik ke atas tugu wisata monas?
Share di komen yuk.
Sidoarjo, 6 Juli 2018
@reyneraea
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)
Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)