Sering terjadi, banyak orang yang dengan mudah menilai orang lain, tapi gagal dalam menilai diri sendiri.
Atau bisa juga, kegagalan menilai diri sendiri bukan karena nggak kenal pada diri sendiri. Tapi nggak yakin akan penilaian diri sendiri, namun juga nggak mau nerima kalau dinilai orang, lol.
Makanya, senang banget menerima tantangan BPN di hari ke 5 ini, karena temanya seakan memaksa saya untuk lebih mengenal diri sendiri. Karena temanya adalah "5 fakta soal diri sendiri"
Dan bukan Rey namanya kalau nggak di dramatisir, lol.
Jadi saya tambahin deh, fakta tentang saya yang mungkin bakal sulit dipercayai orang lain.
Oke mari kita mulai, begini kira-kira 5 fakta tentang saya yang sulit dipercaya orang lain :
[1] Rey itu Introvert
Tapi, rasanya orang-orang sulit percaya akan hal tersebut, meski beberapa waktu lalu saya sudah pernah share hasil personality test ala-ala dari sebuah situs di internet.
Hasilnya saya introvert, meskipun kayaknya, setelah beberapa bulan rutin ngeblog dan bertemu komunitas blogger, kadar introvert saya berkurang.
Lalu, mengapa sih orang sulit percaya kalau saya itu introvert?
Iya... karena tulisan-tulisan saya yang terkesan ceplas ceplos. Dan kabar anehnya lagi, demikianlah apa adanya saya, ketika sedang berbicara dengan orang lain.
Lalu, mengapa sih orang sulit percaya kalau saya itu introvert?
Iya... karena tulisan-tulisan saya yang terkesan ceplas ceplos. Dan kabar anehnya lagi, demikianlah apa adanya saya, ketika sedang berbicara dengan orang lain.
Ceplas ceplos, rame sendiri, suka bercanda, suka bikin orang lain tertawa, pokoknya kayak cheerleader deh.
Coba pikirkan, mana ada orang introvert kayak gitu? lol.
Faktanya, sebenar-benarnya saya merasa sebagai pribadi yang introvert. Walaupun ketika bertemu orang, ada sisi lain di sifat saya yang humoris, makanya suka banget menyenangkan orang.
But in the end of the day, saya merindukan kesendirian, ingin punya waktu sendiri, tidak suka diganggu, bahkan sekadar balas chat saja saya malas, maafkaaannn.
Saya sangat menikmati waktu seorang diri, bisa menulis di blog, atau bahkan di sebuah file word. Btw saya punya banyak banget file di word, yang berisi tulisan curhatan.
Tidak jarang rela berlaku konyol seperti ini demi menghibur teman yang sedih *iyaaahh sebegitunya :D |
Coba pikirkan, mana ada orang introvert kayak gitu? lol.
Faktanya, sebenar-benarnya saya merasa sebagai pribadi yang introvert. Walaupun ketika bertemu orang, ada sisi lain di sifat saya yang humoris, makanya suka banget menyenangkan orang.
But in the end of the day, saya merindukan kesendirian, ingin punya waktu sendiri, tidak suka diganggu, bahkan sekadar balas chat saja saya malas, maafkaaannn.
Saya sangat menikmati waktu seorang diri, bisa menulis di blog, atau bahkan di sebuah file word. Btw saya punya banyak banget file di word, yang berisi tulisan curhatan.
File tersebut saya pasword, lalu sekarang saya lupa apa paswordnya, hahaha.
Atau sekadar nonton film.
Atau sekadar nonton film.
Ooooh how i miss bisa nonton film (bukan drakor yak) action, drama , komedi dan horor (kalau suami bisa temenin).
Dan sepertinya, cuman keluarga terdekat saya yang bakal percaya kalau saya ini introvert, hahaha.
Iya, memang membingungkan sih. Saya juga kadang berpikir, kalau punya kepribadian ganda kali yak, *mulai drama! lolol.
Jadi, dulu tuh sebelum saya ketemu dengan si mantan pacar alias pak suami, ada beberapa cowok yang ngejar-ngejar saya (berasa punya hutang Rey? lol).
Bahkan ada seseorang yang saking cintanya sama saya (Oiii Rey, kadar GR ama Pede plus narsis turunin dikit, napa? lolol).
Dan sepertinya, cuman keluarga terdekat saya yang bakal percaya kalau saya ini introvert, hahaha.
Iya, memang membingungkan sih. Saya juga kadang berpikir, kalau punya kepribadian ganda kali yak, *mulai drama! lolol.
[2] Rey itu Manja, Tapi Pemberani
Jadi, dulu tuh sebelum saya ketemu dengan si mantan pacar alias pak suami, ada beberapa cowok yang ngejar-ngejar saya (berasa punya hutang Rey? lol).
Bahkan ada seseorang yang saking cintanya sama saya (Oiii Rey, kadar GR ama Pede plus narsis turunin dikit, napa? lolol).
Si ybs hanya mau nikah dengan orang yang mirip saya. (Oke maaf kalau bikin mual yak, lol)
Dan beneran, ternyata dia naksir adiknya, berjodoh sama kakaknya.
Salah satu penyebab saya nggak mau menerima dia selain banyak alasan lain adalah, karena saya nggak yakin dia kuat menghadapi wanita semanja saya, hahaha.
Iya.. saya mah udah manja, ribet pula.
Kalau si mantan pacar dulu mah, udah di-test selama bertahun-tahun. Hasilnya dia lolos dan bersedia hidup dengan wanita yang manjanya gak ketulungan kayak saya.
Memang kadar kemanjaannya kayak gimana sih?
Banyaaakkk..
Nggak berani ke pasar kecuali ditemani.
Nggak berani naik motor jauh-jauh apalagi bonceng orang.
Nggak berani keluar kota sendiri, waktu kerja dulu berkali-kali nolak pas dapat tugas ke luar kota, untungnya kok saya dibutuhkan banget ama kantor, jadi nggak dipecat hahaha.
Nggak mau naik motor panas-panasan untuk urusan kerja. Jadi dulu waktu kerja sering banget ke mana-mana terpaksa disupiri bos, wakakaka (maap bos).
Kalau naik motor terus bannya kempes, meski dekat tukang tambal ban, eh malah pilih nangis-nangis nelpon pak suami. Terus pak suami datang buat dorongin motor ke tempat tukang tambal ban meskipun jaraknya sekoprolan saja, hahaha.
Ya ampunnn.. ini bener-bener semacam pengakuan dosa yak, sudah ilfeel maksimal gak nih?
Tapiii...
Pada kenyataannya, saya pernah loh naik motor sendiri ke Malang. Ketika pura-pura selingkuh, hahahaha.
Kalau si mantan pacar dulu mah, udah di-test selama bertahun-tahun. Hasilnya dia lolos dan bersedia hidup dengan wanita yang manjanya gak ketulungan kayak saya.
Memang kadar kemanjaannya kayak gimana sih?
Banyaaakkk..
Nggak berani ke pasar kecuali ditemani.
Nggak berani naik motor jauh-jauh apalagi bonceng orang.
Nggak berani keluar kota sendiri, waktu kerja dulu berkali-kali nolak pas dapat tugas ke luar kota, untungnya kok saya dibutuhkan banget ama kantor, jadi nggak dipecat hahaha.
Nggak mau naik motor panas-panasan untuk urusan kerja. Jadi dulu waktu kerja sering banget ke mana-mana terpaksa disupiri bos, wakakaka (maap bos).
Kalau naik motor terus bannya kempes, meski dekat tukang tambal ban, eh malah pilih nangis-nangis nelpon pak suami. Terus pak suami datang buat dorongin motor ke tempat tukang tambal ban meskipun jaraknya sekoprolan saja, hahaha.
Ya ampunnn.. ini bener-bener semacam pengakuan dosa yak, sudah ilfeel maksimal gak nih?
Tapiii...
Pada kenyataannya, saya pernah loh naik motor sendiri ke Malang. Ketika pura-pura selingkuh, hahahaha.
Dan lebih fenomenalnya, pernah di tengah malam buta, naik motor bonceng si kakak yang ketika itu masih berusia 3 tahun, dari Jombang ke Surabaya.
Padahal motornya itu udah bertahun nggak pernah diservis, dan bannya udah lumayan gundul.
Untungnya Allah masih lindungin kami, sehingga bannya nggak pecah, dan kami nggak kenapa-kenapa di jalan.
Jangankan suami, saya juga terkejut, kok bisa yak, hahaha.
Dan masih banyak hal-hal lain, yang ternyata saya bisa dan berani, bahkan jauh lebih berani ketimbang orang lain.
Jadi sebenarnya kamu itu manja atau malas, Rey? wakakaka.
Aslinya saya mau nulis Rey itu penjijik, tapi kok aneh gitu bacanya, cari di KBBI juga gak ada kata penjijik, pokoknya jijikan eh apa ya bahasa Indonesia yang benar?
Suka jijik, eh masa jijik disukai? lol.
Pokoknya gitu lah :D
Jadi, saya itu parah banget level jijiknya, mungkin karena sejak kecil bapak orangnya bersihan. Bahkan dia rela lapar-laparan dulu, demi memastika sekitarnya bersih dulu, baru mau makan.
Pun juga mama saya, saking bapaknya alias kakek saya meninggal karena diare. Akhirnya mama parno banget ama hal yang nggak steril gitu.
Melarang kami jajan sembarangan, takut kena diare. Makanya saya jadi nggak suka jajan pasar. Karena dulu mama prefer kami beli jajan toko kayak biskuit gitu, ketimbang jajan pasar.
Apalagi, mama saya nakes alias perawat yang kerjanya di desa gitu. Jadi blio sering banget dipanggil pasien untuk mengobati pasien di rumahnya. Enak banget ya pasien zaman dulu itu.
Untungnya Allah masih lindungin kami, sehingga bannya nggak pecah, dan kami nggak kenapa-kenapa di jalan.
Jangankan suami, saya juga terkejut, kok bisa yak, hahaha.
Dan masih banyak hal-hal lain, yang ternyata saya bisa dan berani, bahkan jauh lebih berani ketimbang orang lain.
Jadi sebenarnya kamu itu manja atau malas, Rey? wakakaka.
[3] Rey itu Gak Suka Kotor-Kotor
Aslinya saya mau nulis Rey itu penjijik, tapi kok aneh gitu bacanya, cari di KBBI juga gak ada kata penjijik, pokoknya jijikan eh apa ya bahasa Indonesia yang benar?
Suka jijik, eh masa jijik disukai? lol.
Pokoknya gitu lah :D
Jadi, saya itu parah banget level jijiknya, mungkin karena sejak kecil bapak orangnya bersihan. Bahkan dia rela lapar-laparan dulu, demi memastika sekitarnya bersih dulu, baru mau makan.
Pun juga mama saya, saking bapaknya alias kakek saya meninggal karena diare. Akhirnya mama parno banget ama hal yang nggak steril gitu.
Melarang kami jajan sembarangan, takut kena diare. Makanya saya jadi nggak suka jajan pasar. Karena dulu mama prefer kami beli jajan toko kayak biskuit gitu, ketimbang jajan pasar.
Apalagi, mama saya nakes alias perawat yang kerjanya di desa gitu. Jadi blio sering banget dipanggil pasien untuk mengobati pasien di rumahnya. Enak banget ya pasien zaman dulu itu.
Udahlah mama saya ke rumahnya nolong sakit atau melahirkan, gratis pula karena ditanggung negara katanya.
Nah karena itu, mama jadi tahu kondisi dapur rumah orang, tahu riwayat penyakit orang, dan parno banget kalau kami beli jajan yang dijual orang-orang dengan kondisi dapur nggak steril plus ada yang penyakitan kayak TBC gitu, hahaha.
Hasilnya? saya jijikan parah banget.
Pertama kali kuliah di Surabaya, sumpaaahh saya kayak dijauhi teman-teman karena dinilai belagu.
Sudahlah bukan orang kaya, tapi nggak mau makan di pinggir jalan.
Ya kale, saya bisa makan jajanan yang dijual dipinggir jalan, penuh debu, penuh lalat. Saya bahkan heran, teman-teman saya kok bisa dengan lahap makan gorengan plus minum es teh yang gelasnya... ah, gitu deh.
Yang lebih mengherankan lagi, saat saya diajak makan di warung Soto Cak Har.
Dulu tempatnya belum semegah sekarang.
Dia jualan di pinggir jalan, kalau mau makan ampuuunnn kita kudu tabah nyiumin bau got.
Semacam mual saya, untungnya enak, dan menjadi salah satu tempat makan favorit di Surabaya.
Nah karena itu, mama jadi tahu kondisi dapur rumah orang, tahu riwayat penyakit orang, dan parno banget kalau kami beli jajan yang dijual orang-orang dengan kondisi dapur nggak steril plus ada yang penyakitan kayak TBC gitu, hahaha.
Hasilnya? saya jijikan parah banget.
Pertama kali kuliah di Surabaya, sumpaaahh saya kayak dijauhi teman-teman karena dinilai belagu.
Sudahlah bukan orang kaya, tapi nggak mau makan di pinggir jalan.
Ya kale, saya bisa makan jajanan yang dijual dipinggir jalan, penuh debu, penuh lalat. Saya bahkan heran, teman-teman saya kok bisa dengan lahap makan gorengan plus minum es teh yang gelasnya... ah, gitu deh.
Yang lebih mengherankan lagi, saat saya diajak makan di warung Soto Cak Har.
Dulu tempatnya belum semegah sekarang.
Dia jualan di pinggir jalan, kalau mau makan ampuuunnn kita kudu tabah nyiumin bau got.
Semacam mual saya, untungnya enak, dan menjadi salah satu tempat makan favorit di Surabaya.
Pernah juga waktu kerja di proyek jalan tol, kantor proyeknya kan ada di pinggir jalan tol Waru. Nggak ada tetangga, nggak ada orang jualan. Namun di sekitar itu ada rumah petani yang memanfaatkan lahan Jasa Marga buat bercocok tanam.
Suatu hari, saya lembur masuk kerja di hari Minggu. Dulu mah saya doyan banget lembur, soalnya dibayar dan di kos juga saya kesepian karena si pacar juga lembur (nasib anak proyek).
Karena keasyikan kerja, kami nggak sadar udah kesiangan. Nggak ada pula yang bisa di titipin beli makan, dulu mah belom ada babang gojek kayak sekarang.
Terpaksa deh seorang rekan kerja kami yang memang orangnya supel banget, sok kenal gitu ke rumah petani itu dan berhasil membuahkan kami diundang makan di situ.
Tapiiiii... ya ampuuunnn, makanannya sayur lodeh yang sebenarnya enak, tapi saya gak suka terong.
Sudah gituuuu, di dalam rumahnya berantakan dan ada ayam keluyuran dan pup di mana-mana.
Sumpaaahhh saya mau nangis makannya, akhirnya memberanikan diri, nyenggol-nyenggol si mas yang ngajak makan itu dengan resiko saya kelaparan gapapa dah, daripada mual, hahaha.
Parah deh pokoknya, padahal ya yang namanya orang proyek, makan di segala situasi mah biasa.
Oh iya ada lagi yang membekas (waduuhh ini postingan bakal jadi panjang banget deh hahaha).
Jadi, waktu di proyek itu kan kami kudu kerjain pelebaran jalan tol.
Karena pelebaran, maka beberapa jembatan juga harus dilebarin.
Nah setiap mau kerjain jembatan-jembatan tersebut, kan harus dipancang tuh tanahnya. Jadi oleh orang-orang disarankan kudu dibuatin 'bancakan' (apa ya bahasa Indonesianya? semacam doa syukur atau doa minta izin ama mahluk penunggunya katanya, wakakakak, opss..)
Dan seringnya kami pesan tumpeng dan dimakan ramai-ramai di proyek.
Tumpengnya enak, karena beli di tempat yang terkenal.
Eh giliran mau makan, hilang sudah selera makan.
Yang makan rebutan dong, pakai tangan pula (emang harus pakai kaki, Rey?)
Maksudnya pakai sendok kek (Rey! di proyek cari sendok di mana? sendoknya excavator? lol)
Jadinya gagal deh makan nasi tumpeng, hanya karena Rey jijik, hahaha.
Oh ya, saking jijikan banget, saya juga paling nggak suka kalau makan disuapin. Padahal saya kan suka manja-manjaan tuh, tapi bener-bener nggak sudi disuapin even lagi sakit sekalipun.
Rasanya jijik aja gitu, apalagi kalau suapinnya pakai tangan euy..
PARAH KAN LEVEL JIJIKAN SAYA, HIKS
Makanya cita-cita jadi dokter atau nakes kayak kebanyakan keluarga kami nggak terlaksana, mana bisa orang jijikan kayak saya bisa masuk nakes yang kerjaannya nangani hal-hal yang kadang menjijikan, hehehe.
[4] Rey itu Gak Suka Ditunggu
Gak tahu kenapa, sejak kecil saya bakal heboh dan gak karuan kalau tahu ada orang yang nunggu saya. Makanya saya selalu berusaha on time saat janjian, bahkan datang lebih awal.
Dan hal itu ternyata kebawa sampai saya mendidik anak, saya selalu hebooohhh banget nyuruh si kakak mandi secepatnya kalau dia sekolah, alasannya satu, saya gak mau dia bikin supir jemputannya menunggu.
Alhasil si kakak sering kesal, karena dia yang akhirnya nunggu lama sampai ngantuk-ngantuk, dan lebih kesal lagi karena teman-teman yang lain sering banget bikin pak supir menunggu
Nggak tahu kenapa yak, saya bakalan salah tingkah, keringatan dan nggak nyaman kalau ditungguin orang. Merasa amat sangat bersalah kalau telat dan bikin orang menunggu.
Dan juga sebel sih kalau saya dibuat menunggu oleh orang lain.
[5] Rey itu Cengeng
Ya ampun, untuk masalah ini, kadarnya kayaknya sama dengan jijikan di atas.
Nggak tahu kenapa deh, sejak kecil rasanya keran air mata saya itu kebuka terus deh.
Dikit-dikit...nangis, senang...nangis, sedih... apalagi, baper.... nangis.
Bahagia.... nangis, anak nggak mau bobo... nangis, kangen mama.. nangis (ya wajarlah, Rey,lol).
Saking cengengnya, sejak SD saya terkenal dengan sebutan Rey cengeng. Dan itu kebawa sampai STM loh.
Saking cengengnya, sejak SD saya terkenal dengan sebutan Rey cengeng. Dan itu kebawa sampai STM loh.
Coba deh tanya guru-guru SD, SMP dan STM saya, apa mereka kenal Rey? pasti dijawab enggak kenal.
Coba nanya, apa mereka punya mantan murid yang cengengnya naudzubillah, pasti serempak bilang, ohhh iyaaa, ada dulu murid kami, dia pintar (narsis lagiihhh) tapi cengengnya naudzubillah hahaha.
Parahnya lagi, udahlah saya tahu kalau cengeng, tapi suka banget membela keadilan teman kaum wanita, hahaha.
Alhasil, sering banget dicubitin atau diejek atau dibully anak-anak laki yang bandel. Hanya karena saya membela teman yang dibully teman lainnya.
Sampai kuliahpun juga gitu, dikit-dikit nangis. Nggak tau kenapa keran air mata saya jebol mulu.
Eh udahan ah nulisnya, jadi sebenarnya kan syarat tantangannya ini cukup 300 kata juga bisa, tapi ini kayaknya udah hampir 2000 kata deh, hahaha.
Jadi, kalau teman-teman apa nih 5 fakta dirinya yang kadang sulit dipercaya orang?
Share di komen yuk :)
Semoga curhatan receh ini ada manfaatnya :)
Sidoarjo, 25 November 2018
*Artikel ini diikutsertakan dalam BPN 30 Day Blog Challenge (Day 6)
#BloggerPerempuan
#BPN30dayChallenge2018
Mbay Rey kayaknya udah bosen ya dibilang orang "masa sih orang kayak lo introvert ?". hehe. Btw sama tuh yang no terakhir aku orangnya juga cengeng. Mungkin ga ya orang yang demen curhat di blog kayak kita begini biasanya orang yang emang cengeng ? hehe
BalasHapusHihihi iya mba :D
HapusKayaknya emang cuman keluarga saya aja yang percaya hal tsb :D
Haha...jijikannya itu sama. Tapi itu bikin kita selalu jaga kebersihan ya kan... 😄
BalasHapusIya mba, gegara hal tersebut juga Alhamdulillah kesehatan selalu terjaga :D
HapusMbak Rey masuk STM ? Waaah.. dulu saya mau mau masuk STM gak jadi.. hahha.. padahal pingin banget, ortu gak ngijinin. Katanya mending SMA aja.. (padahal gak ngaruh hmjuga, lawung akhirnya.. gini2 aja) hhahaa .
BalasHapusHuhuhu saya malah pengen masuk SMU buat masuk ke kedokteran, eh sama tante saya disuruh masuk STM, oonnya kok saya mau aja sih hiks
HapusNgakaak pas bagian jijikan. Kalau aku gak terlalu sih hahahaha. Makanya aku kadang takut sakit kalau abis kalap kulineran/jajan pinggir jalan. Apalagi ky cilor, cireng, yang gorengnya sambik kena asep2 kendaraan, wkwkwk.
BalasHapusWkwkwk sekarang udah mulai beradaptasi mba, cuman ya gitu, gak mau liat langsung, biasanya nitip ke pak suami, kalau liat langsung gak bisa masuk ke mulut hahaha
HapusWalaupun cengeng tapi tetap semangat membela keadilan untuk teman2 ya mba? seru juga ini, hhahahaaa
BalasHapusCerita2 kita dimasa dulu malah suka bikin ketawa ya mba, pernah cupu, pernah dibully dan pernah marahan, hihiii
hihihi iya mba, kenangan yang indah :D
Hapuswahhh si mbak narsis ya, saya datang kemari eh liat judul begini hahaha... jadi penasaran. Ternyata poin pertama itu intorvert ya.
BalasHapusSaya juga introvert lho, yang mana untuk ngecharge diri butuh kesendirian dan ketenangan
hihihi, tema beberapa hari ini narsis maks emang :D
HapusIya ya, seorang introvert itu senang menyendiri karena bagi mereka ibarat me time atau refreshing :D
Wah kalau jijikan saya juga sama, tapi saya orangnya ga terlalu bersih juga mbak. Tapi kalau liat orang jorok saya juga ga suka kayak geli gitu, duh bingung lahhh tapi kalau lagi ngerasa geli/jijik saya diem aja takut dikatain wkwkwk
BalasHapusApalagi paling geli kalau ada sofa yang kotor gitu��
wkwkwkw.. iya mba, saya sering banget dibilang sombong karena jijikan gitu, tapi gimana lagi? saya bener2 gak bisa makan kalau kotor :D
HapusAh yang bener nih kak try manja tapi pemberani? 😁. Kek nya kita kudu ketemu satu event nih biar daku tahu fakta lebih dalamnya, haha
BalasHapusAyooo ketemuan hahaha
HapusOh ini yang bikin mba Rey orangnya ontime, bagus tuh. Btw kogh kebalikan sama sy yang kadang males beberes. Sehingga bs dibayangin rumah sy. Kalo lagi semangat bs bersih, kalo lagi males ya diliatin aja barang berantakan wkwk :D
BalasHapusSy juga masih makan di warung, yaelah masak aja gak bisa *istri sholehah banget khan ini :p cuma ya lihat warungnya juga sih. Haha
Masak sih cengeng, tangguh gitu loh mba Rey, :D
Hahaha, ini terlihat tangguh aja, aselihnya cengeeengg..
HapusSaya juga gak suka masak kok, bukan hanya ga bisa, tapi juga ga suka wkwkwk.
Tapi itu dia, gaya bener, pilih2 warung belinya haha
Ternyata bukan cuma aku yang suka curhat di file word lalu dipassword dan lupa passwordnya. :'D
BalasHapusOmong-omong, salam kenal, ya!