Sharing By Rey - Media sosial di zaman now rasanya membumi dan menyebar hingga ke pelosok.
Siapa sih yang gak punya akun media sosial?
Kayaknya cuman orang tua saya deh, eh sama mertua saya ding, lol.
Semua punya akun media sosial, minimal akun facebook dan instagram. Bahkan, kakak saya yang awalnya ogah punya media sosial, karena takut berdampak buruk bagi rumah tangganya.
Ujung-ujungnya bikin akun juga, dan lumayan sering update, meskipun lebih ke upload foto-foto saja.
Sebenarnya, media sosial zaman now seharusnya sangat penting, jika dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif, bahkan tidak jarang orang-orang hidup hanya dengan mengandalkan usaha online dengan modal akun media sosial saja.
Sayangnya, seiring perkembangan zaman, media sosial ibarat pisau bermata dua, banyak manfaat, sekaligus hal negatif yang di peroleh darinya.
Dari hal-hal yang menginspirasi, membawa informasi kebaikan, hingga berita-berita hoax yang tanpa mikir disebarkan oleh banyak orang.
Selain hoax, beragam perdebatan khususnya dalam dunia ibu, seperti mom shaming, body shaming, hingga perbullyan online, gibah online bertopeng sharing.
Dan terakhir yang sedang marak akhir-akhir ini adalah masalah politik yang kebetulan masa pemilu Presiden hanya berselang beberapa bulan lagi.
Sungguh, kadang melihat timeline media sosial, khususnya facebook, seakan ingin sekali menghapus akun facebook agar hidup lebih nyaman.
Tapi mana mungkin bisa? karena bagi saya misalnya, memilih menekuni dunia blogger means gak bisa terputus dari yang namanya media sosial sebagai media personal branding maupun meningkatkan trafik blog melalui share url postingan kita di media sosial yang kita punya.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah, dengan tetap bijak dan waras dalam bersosial media.
Dan dari pengamatan saya, ada beberapa hal yang umum kita temui dalam media sosial, seperti :
Sosial Media Sebagai Tempat Untuk Menginspirasi
Ada banyak akun-akun di media sosial yang setiap harinya membagikan konten yang isinya menginspirasi, entah itu hanya sebagai berbagi atau memang sebagai strategi marketing dalam bentuk copywriting.
Meskipun ada tujuan dibalik konten yang menginspirasi tersebut, namun hal-hal tersebut amat sangat bermanfaat di tengah gencarnya hoax dan hal-hal negatif yang ada di media sosial.
Misal kampanye anti hoax, kisah inspiratif baik dari orang terkenal maupun orang-orang biasa yang berbuat hal yang luar biasa.
Atau kata-kata motivator yang selalu memberi semangat bagi orang yang membaca atau melihat videonya.
Tidak jarang, banyak orang yang terinspirasi akan konten tersebut, dan pastinya membawa dampak positif bagi orang tersebut.
Saya sendiri sering menebarkan hal-hal yang menginspirasi, sejak saya bergabung dalam sebuah jaringan bisnis kecantikan secara online.
Sosial Media Sebagai Tempat Untuk Menyindir
Selain tempat untuk menginspirasi, media sosial juga seringnya digunakan untuk tempat menyindir orang lain, entah itu pasangan, teman, keluarga atau tetangga.
Well, saya juga termasuk orang yang berdosa menjadikan media sosial sebagai tempat menyindir, khususnya menyindir teman dan suami *tutup muka.
Tapi itu dulu, jauh sebelum saya mengenal bisnis online dan ngeh kalau hal tersebut hanya akan merusak reputasi dan personal branding saya sendiri.
Jadinya, sekarang saya lebih bijak dalam memposting status di akun media sosial, sebisa mungkin menahan diri dari hal-hal yang negatif.
Meskipun demikian, bukan berarti media sosial saya jadi terkesan aman dan menginspirasi, ada juga beberapa yang malah membuat orang tersinggung meskipun saya sama sekali gak bermaksud menyinggung. Demikianlah, saya hanya bisa berusaha menulis dengan baik, namun tidak kuasa mengatur pola pikir orang dalam menyikapi setiap postingan yang ada.
Sosial Media Membuat Orang Baper
Dari postingan media sosial, tidak jarang membuat orang jadi baper alias terbawa perasaan. Seperti tersinggung oleh postingan status atau caption orang, padahal hal tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan kita.
Hal itulah yang sepertinya menyumbang istilah body shaming, mom shaming, yang seakan tidak pernah berujung.
Padahal bisa jadi orang lain tidak bermaksud untuk melemparkan shaming tersebut pada kita, hanya saja kita terlampau baper.
So, mari kita bijak dalam bersosial media, dan juga bijak dalam menyikapi apa yang ada di dalam media sosial.
Tidak mudah share hal-hal apapun sebelum disaring dengan baik.
Tidak mudah baper akan postingan orang lain.
Dan tidak mudah terpancing untuk membuat hal-hal yang menyindir maupun menjelekan pihak lain, karena sesungguhnya hal tersebut hanya membuat branding kita menjadi buruk.
Jadi, bagaimana media sosial mempengaruhi kehidupan teman-teman? share di komen yuk.
Semoga manfaat :)
Sidoarjo, 24 November 2018
*Artikel ini diikutsertakan dalam BPN 30 Day Blog Challenge (Day 5)
#BloggerPerempuan
#BPN30dayChallenge2018
Bener mabak, alau jadi blogger gini nggak bisa menghidar dari media sosial, soalnya ya disiti tempatnua kita promosi. Yang penting memang harus bijak
BalasHapusSetuju mba :)
HapusNah itu dia.. paling males lihat timeline orang yang suka nyinyir.. Kata-katanya sih motivasi, tapi ujung-ujungnya nyinyir, duh.. #sad
BalasHapuswkwkwkwkw... semacam nyinyir terselubung :D
HapusSaya kira dalam kehidupan nyata, yang menggunakan media sosial untuk hal negatif seperti ghibah, karena sudah terbiasa banget jadi pengghibah. Tak peduli itu akan merusak reputasi diri karena sebagian kecil penduduk Indonesia jadi tahu. Yah, kalau skala kampung mah tak masalah, namun jika temannya banyak se-Nusantara gitu, akibatnya buruk bagi persona tersebut.
BalasHapusDi beranda FB saya kerap banget para pemamer perasaan dengan cara menyindir atau marah-marah, atau apalah yang mengumbar emosi negatif numpang lewat. Yah, para tetangga sebelah dunia maya saya mungkin merasa puas jika bisa demikian. Susah-senang dibagi, pun umbaran caci maki dan amarah.
Astagfirullah.
Saya malas juga dan lebih suka bacastatus baik dari orang yang bisa menjaga lisan dan tindakannya lewat tulisan. Tak nyaman jika disodori hal negatie melulu, itu bisa jadi habbit lumrah padahal tak baik. istilahnya cuci ota pelan-pelan, ha ha.
Saya juga bukan orang baik, namun sebisa mungkin menahan diri di muka umum karena pada dasarnya tak suka ribut-ribut. Scorpio itu pada dasarnya tenag namun jika diganggu, amarahnya bisa meledak dan terumbar. Balas menyegat dengan bisanya, he he.
Mending minum Good day dan tenangkan diri. Jika tak suka baca status orang tersebut, lebih baik berhenti ikuti saja.
Iya mba, kadang emang kita mending pencet tombol unfollow, snooze atau hide daripada terus menerus digerus hal yang negatif ya haha
HapusMari seruput kopi mba :)