Sharing by Rey - Air terjun Dlundung Trawas ini merupakan air terjun yang lumayan dekat dari kota Surabaya..
Bosan dengan segala kemeriahan kota Surabaya, yang mana setiap kali ngajak anak-anak keluar, tempat yang dituju lagi-lagi mall.
Sesekali kami ingin memberikan pengalaman lain kepada anak-anak selain udara sejuk dari pendingin ruangan di mall
Sesekali, hiruplah udara segar dan sejuk khas pegunungan.
Wisata Trawas Pacet Mojokerto
Karena kami termasuk orang tua yang sedikit lebay, dan si kakak meminta untuk melihat lebih dulu lokasinya, maka berangkatlah kami ke sana, seminggu sebelum waktu outbond si kakak.
Ternyata lokasi tempat outbond si kakak lumayan jauh dari tempat tinggal kami, sekitar sejam berkendara dari Surabaya eh Sidoarjo ding.
Kami melewati kota Krian dan terus ke arah Pacet, sebelum pasar Pacet, sampai lah kami di lokasi yang dituju, Joglo Park, Pacet.
Kami lalu masuk ke lokasi parkir, suasana waktu itu sepi, meskipun hari Minggu.
Entah mengapa, sepertinya animo masyarakat terhadap tempat wisata ini tidak seheboh di tempat wisata wilayah pacet lainnya, yang sepanjang jalan kami lewati sebelumnya ramai dipadati pengunjung.
Setelah parkir, kami lalu keluar menuju jalan masuk lokasi, ternyata Joglo Park Pacet ini mirip dengan konsep Makoya Resto di Pandaan.
Jadi selain outbond dengan tema air, ada pula restorannya, yang harganya lumayan terjangkau (terlihat dari menu yang terpampang di sebuah banner dekat resto tersebut).
Karena si bayi masih tidur dan kami baru saja mampir makan bakso di Krian, jadinya kami putuskan untuk langsung mengintip di dalam lokasi Joglo Park saja.
Di pintu masuk samping resto kami langsung dicegah oleh mbak-mbak yang jaga loket.
Katanya kami kudu beli tiket masuk.
Harga tiket masuk Joglo Park adalah 30,000 per orang, sudah include berenang dan beberapa aktivitas permainan air.
Sayangnya, karena kami memang sama sekali gak berniat untuk berenang, kami gak bawa perlengkapan renang.
Lalu kami putuskan untuk tidak masuk ke dalam, mengingat untuk itu kami kudu merogoh kocek 120ribu buat bertiga (si bayi belum kena charge).
Meskipun si kakak manyun, kami tetap melanjutkan jalanan dan berpikir akan mampir di mana.
Papi mengajak ke Batu saja, tapi saya udah kebayang macetnya Lawang, mending jalan-jalan di dekat kawasan Pacet aja deh.
Lalu terpikirkanlah wisata air terjun Dlundung di Trawas, Mojokerto
Air Terjun Dlundung Trawas
Sebenarnya, ini bukan pertama kali kami ke lokasi air terjun yang berada di Trawas Mojokerto ini.
Sebelum menikah, lalu setelah menikah, sewaktu kakak Darrell masih toddler, kami sempat juga ke sana.
Terakhir kali ke wisata air terjun Dlundung Trawas ini, seingat saya lokasinya masih sederhana.
Parkiran mobilnya lumayan jauh, jalanannya masih bebatuan alami.
Makanya sedikit merasa khawatir juga kalau-kalau di sana huja dan kami berbechek-bechek *ala Cinca Lawurra *eaaa hahaha.
Hanya sekitar 30 menit dari Joglo Park, sampai lah kami di wisata alam ini.
Harga tiket masuk wisata air terjun Dlundung adalah Rp.10,000 per orang, sedang parkir mobil sekitar Rp. 5,000 (lupa, lol)
Di samping kanan kiri jalan selepas gapura pintu masuk, ada beberapa tenda orang yang sedang camping.
Sayangnya kami gak sempat nanya, berapa biaya camping di situ, tapi kalau baca-baca di postingan orang lain sih sekitar puluhan ribu (di bawah 50,000) perhari.
Dan di situ juga disewakan alat camping seperti tenda dan semacamnya.
Saya jadi mupeng dong, dan ingin sesekali camping ngajak anak dan si bayi, mumpung masih kecil ye kan, kudu dibiasakan mencintai alam, biar gak manja jadi anak mall melulu, hahaha.
Ternyata, di lokasi ada banyak orang yang juga menikmati pemnadangan di sana.
Karenanya kami gak bisa parkir hingga di dekat tangga akses ke air terjun.
Kami cukup puas parkir agak jauh dari air terjun, tapi senang banget pas sadar, ternyata tepat di depan parkiran kami, ada sebuah taman kelinci yang tentu saja bikin si kakak mupeng pengen main ama kelinci.
Pemandangan dari parkiran menuju ke lokasi air terjun |
Meski jalanan menanjak untuk mencapai tangga air terjun tersebut, kami tetap semangat untuk berjalan menuju air terjunnya.
Sedikit ngos-ngosan karena kudu menggendong si bayi yang masih tidur, dan lupa juga bawa gendongan babywrap.
si bayi kabur mulu kan |
Syukurlah si bayi segera terbangun, meski malah rempong karena saya kudu mengejarnya karena takut dia jatuh saking semangatnya pengen jalan sendiri, khususnya di bagian naik tangga menuju ke air terjun Dlundung Trawas ini.
pemandangan dari atas tangga akses ke air terjun |
Berbeda dengan terakhir kali kami ke sana, sekarang lokasinya sudah sangat terawat.
Dari jalannya yang sudah lebih bagus dan bersih, nyaris gak ada sama sekali sampah yang bertebaran.
Hanya satu kekurangannya, yaitu udara yang sedemikian sejuknya. Dirusak juga oleh asap rokok dari orang-orang yang gak bertanggung jawab.
Rasanya miris aja melihat anak-anak muda merokok dengan santainya, si pacarnya juga diam aja liat pacarnya ngerokok.
Gitu ya, kalau udah nikah, suaminya ngerokok mulu jadinya ngamuk-ngamuk.
Lah siapa suruh mau nikah ama orang ngerokok ye kan, lol.
Juga para bapak-bapak yang dengan santainya menggendong anaknya sambil merokok, asap rokoknya mengenai anaknya pun seolah dicuekin ama si bapak.
Justru yang yang manyun gak karuan, karena asap rokok mereka mengenai si bayi. Dan karena emang si bayi gak pernah terpapar asap rokok, besoknya dia batuk pilek hebat sampai demam dong, huhuhu.
akses menuju air terjun yang sudah di paving |
Oke balik ke cerita air terjun Dlundung Trawas.
Setelah menaiki anak tangga yang lumayan panjang, dan berjalan sedikit mendaki di sebuah jalan setapak yang sudah di paving, maka sampailah kami di lokasi air terjun tersebut.
Air terjun mulai terlihat |
Masha Allah, betapa kagumnya kami melihat salah satu tanda kebesaran Allah menciptakan alam secantik dan menakjubkan tersebut. Biar kata gak semegah air terjun Niagara yang berada di Amerika sono, tapi cukuplah membuat hati bergetar menyaksikannya.
Entah karena mungkin sedang musim penghujan, debit air terjunnya begitu besar dan deras terjun bebas dari ketinggian sekitar 760 meter.
Airnya jernih berpadu dengan batu-batu besar alami di sekitar air terjun tersebut.
Kumpulan air itu mengalir membentuk sungai yang begitu jernih dan menggoda untuk dimainin airnya. Si kakak dan si bayi udah pada gak sabaran ingin bermain air.
Dan takjubnya, kondisi di sekitar air terjun tersebut masih sama dengan kondisi dalam ingatan saya terakhir kali ke sana sekitar 6 tahunan lalu.
Karena airnya yang deras, para pengunjung dilarang mendekati lokasi air terjunnya. Namun dasar orang-orang yang seolah lupa cara membaca, tetap saja ada beberapa orang yang nekat mendekati titik jatuhnya air tersebut, hanya demi eksis berfoto ria.
Ya..ya..ya..
Tidak lama kami di dekat air terjun tersebut, lalu memutuskan untuk segera pergi dari situ, karena si bayi udah krenki pengen turun di sungai, dan si mamak Rey sudah krenki ama asap rokok hahaha.
Kamipun segera menjauh dari lokasi, dan setelah menuruni tangga yang sebelumnya kami akses, ada sebuah mushola yang membuat kami teringat ternyata belum sholat.
Mushola dan kamar mandi |
Si papi dan si kakak lalu mampir untuk sholat, sementara saya dan si bayi meneruskan perjalanan dengan perlahan menuju parkiran yang berhadapan dengan sebuah taman yang bikin si kakak mupeng.
Dialah taman Kelinci.
Seperti apa asyiknya bermain dengan kelinci lalu bermain air di sungai kecil yang jernih dan segar?
Selengkapnya di postingan saya berikutnya ya.
Sengaja dijadikan 2 postingan biar yang baca gak bobo saking bosannya baca kepanjangan, hahaha.
Dan juga agar si mamak Rey, punya bahan buat materi traveling yang bisa ditulis, muahahahaha.
Demikianlah, Air Terjun Dlundung Trawas, bukan Air Terjun Niagara, namun tetap indah
Sidoarjo, 27 April 2019
Wassalam
Reyne Raea
#Permisi Mas Anyu, Mas Hima dan Rekan2 Lainnya....saya ambil Nomor Antri dulu yah....hihihi.
BalasHapus" Jarang - Jarang.... loh Jengg.... dapat NO.SATU "..hahahah....
#Duhhhh segitunya Poerjuangan gue....jadi Tukang BEWE yang suka Tebar PESONA....hahahahah....
Koment tentang artikel nyusul dibawah ini..yach....😁😀😃😆.....
waduh,lagi-lagi kang nata nomor satu,..mana nih mas hima,..yuk kita aniaya kang nata biar enggak komen pertama,..wkwkckk
Hapuspesonanya luar biasa oi,..keren,..cuma kali ini sepertinya yang paling saya soroti adalah orang yang suka merokok di tempat umum, terutama yang udah menikah
seharusnya bertambahnya usia bertambah juga kedewasaannya, janganlah merokok sembarangan apalagi samapi mengotori lingkungan
saran saya teh tampuk aja itu orang mukanya, pakai gala sawit, biar enggak ngerokok sembarangan,...wkwkckk
Kang Nata rajin banget ambil nomer antrian hahaha
HapusBener banget!
GImana anak muda bakala bebas rokok? orang ortunya suka ngerokok di depan anaknya :(
Mas Anyu > ia bakal koment kalau sudah ada artikel baru,,,kayaknya gitu....hahahha, peace Mas Hima
Hapusberwisata ke Air Terjun membuat suasana hati kita adem yach Mbak, walau ada pemandangan yang tidak sehati dengan kita.
saya jadi ingat air terjun di kota saya, ngak jauh beda dng air terjun disana Mbak, asyikkk buat foto2 plus mandi...hehehehh....
kayaknya saya pernah nonton dech ..vedio yang dibawah artikel, hahahah..... kreatif banget mbak Rey ini, hahahah....
enaknya Mbak, bisa liburan mulu, bisa hilang total tuch rasa pusingnya,,,,, :)
Bhuahhaahahahaaw ...
HapusCuraaang nih kang Nata .. udah mencuri timun, eh# salah ... mencuri start komen duluan.
Kita kalah, ko Kuan Yu .. 😅
Yeiii, aku datangnya bukan ngodein aku udah ada artikel baru loh, kang ...
Hahhaaa ..
Aku tuh sekarang belum ada artikel baru karena belum sempat publish artikel baru karena habis sakit.
Kaki kananku masih bengkak gara-gara aku tergelincir saat jalan kaki ditengah hujan deras.
#Kang Nata : hahaha, iyaaaa....itu aslinya dipublish dengan harapan yang ini juga langsung di publish, lah kok yang ini gak kepublish mulu gara2 laptop rusak huhuhu
Hapus#Hima : ya ampuuunnnnn, bener kan lagi sakit. Makanya jarang terlihat komennya.
Jatuh di mana?
Duh yaaa.. hati-hati musim hujan nih di mana-mana licin banget.
Tapi gak kenapa-kenapa kan ya?
Semoga lekas baikan ya, dan bisa traveling lagi :)
Amin doanya, kak Rey.
HapusTerimakasih.
Aku tergelincir saat jalan kaki di trotoar malam hari pas hujan besar.
Ceritanya mau beli pulsa data malah celaka.
Kaki kananku sekarang masih bengkak dan badan masih terasa nggregesi (meriang), kak.
Mau nglanjutin nulis artikel baru jadi kayak ngga konsen, badan masih kerasa ngga enak.
Iyaaa, istrahat aja dulu, artikel mah bisa menyusul, yang penting sehat dulu :)
HapusIni namanya traveling yang fleksibel. Maksudnya, kalau kita terpaksa tidak jadi ke destinasi/tujuan awal, bukan berarti langsung pulang. Bisa jadi sebenarnya itu merupakan pertanda bahwa ada tempat lain yang menunggu kedatangan kita untuk having fun with family kan, Kak Rey hahaha. Sok banget ya saya menulis ini hahah. Melihat foto-fotonya amboi ... btw kalau air terjun banyak juga di Ende sini ... terutama pas musim penghujan ... banyak air terjun dadakannya wkwkwkwkwk :D
BalasHapushahaha iya kak.
HapusKami sering banget kayak gini, tujuannya ke manaaa, eh jadinya ke mana.
Di tempat ortu saya juga banyak air terjun, tapi seumur2an baru liat air terjun langsung di Jawa, saking bapak saya suka ngurung kami di rumah hahaha
aku meski air terjunya cuma 2 meter suka banget apalagi klaukolam suka nyemplum nggak mau naik lagi, apalagi ini vienya amazing fresh banget teh
BalasHapushahaha iya ya, emang menggoda buat dicemplungin :)
Hapuskenapa namanya pacet ya mba rey? apakah banyak pacet nya disana? hehe..
BalasHapusaaakk.. aku belum pernah nih bawa si anak bayikku jalan2 ke alam bebas gini. masih takut mamaknya, soale anaknya rusuh banget dan super ga bisa diem.
jadi pingin jalan2 gini juga.. udah lama bgt semenjak punya anak gak jalan2 lagi.. huhu..
btw, mba rey teteup tjantiks yaaa meski syudah beranak dua.. hehehe
Hidung langsung auto kembang kempis dibilang cantik ama orang cantik ahahahah
HapusBetewe emang Pacet artinya apa say? hahahaha
Si bayi saya juga aslinya banyak tingkah, berani ajak ke alam bebas karena ada bapakeh hahahaha
Saya baru nyadar sudah lama nggak ke air terjun..
BalasHapusViewnya bagus, bisa olahraga jalan sambil rekreasi ternyata tak perlu jauh2 ke Niagara
waaahh kudu waktunya jalan-jalan tuh :D
HapusHahaha iyaaaa, di Indonesia juga banyak air terjun :D
wah jaaln ke sananya sudah bagus ay, suka dengar suara air terjun
BalasHapusiya mba, ayo main ke sana :)
HapusBhuahhahaahaaaahaha ..
BalasHapusSi dedek bayi kayaknya tuch .. tau bangeeet .. kalau pengin banget ngerjain mamaknya kecapekan sibuk ngejar-ngejar dia di taman air terjun 😅
Ngga apa-apa, kak.
Itu kan namanya dapat dobel keuntungan ...
, nikmatin pemandangan ketje air terjun juga sukses nurunin kalori .. 😁
wkwkwkwkw biyar langsying yaakk wakakaka
HapusLebay dikit gapapa, dengan niat bekal pengetahuan lokasi sebelum melakukan kegiatan. Tapi menurut saya ndak lebay sih. Hehe. Kan sekalian jalan-jalan.
BalasHapusWenak yo bisa sekalian kemping, hawa disana dingin ndak mbak?
Itu jembatannya bagus banget dah buat poto-poto aaan. Hehhehe
hahaha iyaaa, dingin sih menurut saya, kalau malam lebih dingin lagi :D
Hapus