Sharing By Rey - Cinta dalam diam? Saya pernah mengalaminya dalam hidup, setidaknya ada 2 kali yang membekas dalam hati, namun akhirnya jadi hal terkonyol setelah kembali mengingatnya bertahun-tahun kemudian.
Yang pertama, terjadi ketika STM.
Bisa dikatakan, cinta dalam diam tersebut sebagai cinta pertama alias cinta monyet.
Duh ya, saya memang telat dewasanya, teman saya sudah pacar-pacaran sejak SMP, saya kelas 1 STM baru mulai sadar kalau suka sama lawan jenis.
Dan sejujurnya, saya malah baru saja jadi gadis seutuhnya, setidaknya menjelang masa ujian SMP.
Telat banget ya.
Kata pak suami, wanita yang tidak sesuai usia, terlalu lama loading dewasanya, lol.
Oke lanjut.
Jadi ceritanya..
Saat itu saya baru saja masuk STM, masih polos dan udik, lol.
Suatu hari, saat sedang berjalan sepulang dari fotocopy keperluan sekolah bersama kakak, di perjalanan kami bertemu dengan teman kakak, dan terjadilah obrolan ala abege remaja di jalanan tersebut.
"Eh Jouke, adikmu masuk STM ya? wah bisa ketemu cowok ganteng dong" kata salah seorang di antara mereka.
"hehehe, iya, jurusan Bangunan, memang si Ari (namanya kita samarkan saja, takut dibaca orangnya terus GR, lol) jurusan apa?" jawab kakak saya, Jouke.
"Kalau tidak salah jurusan Bangunan juga, kamu kenal?" tanya teman tersebut sambil menatap saya.
"Tidak" jawab saya, singkat.
"Coba cari deh, dia ganteng banget, kulitnya putih, tampilannya keren dan lumayan tinggi " Kata teman tersebut, dengan mata berbinar-binar.
"hehehe, iya, besok saya liatin" jawab saya.Keesokan harinya, saya malah melupakan obrolan tersebut.
Ye kan, maklum anak abegeh yang telat dewasa, belum kepikiran akan cowok ganteng.
Yang ada di pikiran saya adalah, bagaimana caranya saya bisa lulus praktek mata pelajaran konstruksi kayu, tugasnya mengasah mata pahat bok. dan kudu tajam sampai bisa cukur bulu tangan, ckckck.
Sampai suatu hari, saya telat sampai di sekolah, dan diusir oleh guru bahasa Indonesia, yang memang killer abis.
Saya terpaksa keluar kelas dan menanti pelajaran selanjutnya di depan kelas.
Masih asyik sendiri sambil melamun di depan kelas, tiba-tiba seorang cowok kelas 3 Bangunan, datang dan duduk tepat di depan saya, ikutan berjongkok dan ikutan bertopang tangan di dagu, sambil menatap saya.
Tentu saja saya risih dan kabur deh, lol.
Oh em jiii..
Saya benar-benar abegeh norak dulu, lol.
Saya lari dan duduk di taman samping kelas, dan baru saya sadari, kalau taman tersebut di antara ruangan kelas saya dan ruangan kelas 2 Bangunan.
Lalu, tiba-tiba..
Seorang cowok imut, berkulit putih yang wajahnya ganteng, lewat sambil tergesa-gesa di depan saya,
"Ari....!!" Seorang temannya memanggil.Dan saya terpesona, kayak di sinetron-sinetron itu tuh.
Ternyata dialah Ari yang dimaksud oleh teman-teman kakak saya, makanya mereka semangat dan berbinar-binar ngomonginnya, lah wong emang beneran ganteng, hahaha.
unsplash |
Entah itulah yang dinamakan cinta pada pandangan pertama,
Sejak saat itu, saya jadi semangat banget ke sekolah, hanya karena ingin melihat si cowok tersebut.
Dan lucky me, meski kata teman-teman kakak saya, dia playboy, tapi saya sama sekali nggak pernah lihat atau dengar kabarnya dia punya pacar di STM.
Lumayan kan ye..
Minimal hati nggak sakit, tiap hari curi-curi lihat pacarnya orang, lol.
Dan yang bikin semangat lagi, ternyata si cowok ganteng tersebut sering naik angkot pula, just like me. Meski nggak tiap hari sih.
Seringnya dia naik motor atau nebeng temannya atau dianter ke sekolah.
Alhasil, tiap pagi saya semangat banget.
Cepat-cepat bersiap ke sekolah, lalu menanti angkot dengan harap-harap cemas, agar si cowok tersebut ada dalam angkot yang saya tumpangi ke sekolah.
Sayang, kesempatan tersebut jarang terjadi.
Saya akhirnya cuman puas dengan cepat-cepat ke sekolah, naruh tas di meja, terus kabur lagi di taman dekat pintu masuk sekolah, dan duduk manis menanti si cowok itu datang.
Dan kalau udah terlihat si cowok datang, bahkan semacam bayangannya saja, rasanya hati sudah dagdigdug happy banget, hahaha.
Cinta Dalam Diam, Tanpa Sempat Terucap
Saya menghabiskan waktu selama kelas 1 STM dengan kegiatan yang sama setiap hari.
Datang pagi, lalu duduk di tempat yang sama demi menanti si cowok ganteng itu datang sekolah.
Menatapinya dari jauh sampai akhirnya bel berbunyi lalu kami masuk ke ruangan kelas masing-masing.
Saat bel istrahat berbunyi, saya bakalan cepat-cepat keluar, berdiri di depan kelas, menanti si cowok tersebut keluar kelas dan berjalan melewati saya, menuju kantin.
Menikmati hati yang berdegup kencang namun wajah datar cuek saat si cowok berjalan tepat di depan saya.
unsplash |
Lalu tak sabar menanti bel pulang berbunyi, lalu saya bakalan cepat keluar dan deg-degan menanti si cowok tersebut lewat di depan saya dan menghilang dengan cepat karena biasanya dia nebeng teman atau naik motor sendiri.
Sementara saya dan teman lainnya, kudu jalan jauh dulu biar dapat angkot buat pulang :D
Atau, menikmati deg-degan setiap jadwal praktek.
Kadang kami praktek di luar sekolah, diperbantukan dalam pembangunan rumah guru atau kepala sekolah, dan biasanya kami dibagi per kelompok, kadang juga bisa samaan dengan kelas 2.
Sayang, saya tidak pernah beruntung, bisa ketemu dalam praktek tersebut.
Lalu, tanpa disadari, saya pun naik kelas dua dan otomatis si cowok ganteng tersebut naik kelas 3.
Mulailah hati nelangsa.
Betapa tidak, para murid kelas 3 STM harus menempuh PKL atau apa ya namanya, lupa saya.
Itu tuh, yang praktek kerja lapangan, atau KKN kalau kuliah.
Si cowok tersebut memilih praktek di Kolaka, dan that means, saya nggak bisa melihat dia selama 3 bulan lamanya.
Betapa nelangsanya hati saya.
Tiga bulan kemudian, sampailah hari yang membahagiakan, masa PKL mereka selesai, dan akhirnya mereka kembali ke sekolah.
Saya happy tak tertahankan, akhirnya bisa menikmati hal-hal remeh yang sungguh membahagiakan dengan melihat si cowok tersebut dari jauh.
Sayang juga, perasaan bahagia tersebut hanya bertahan beberapa waktu, masa yang lebih menyedihkan sudah di depan mata.
Si cowok ganteng tersebut bakalan lulus dan meninggalkan STM.
Hancur rasanya hati *halah, hahaha.
Rasanya saya kehilangan semangat hidup, nggak ada lagi yang bikin semangat ke sekolah.
Dan yang lebih menyedihkan, sampai lulus pun, saya belum pernah mengatakan isi hati ke dia.
Ye kan, cuman mau nyampaikan saja, sama sekali nggak berniat memiliki.
unsplash |
Atuh mah, saya dulu tumbuh jadi cewek yang minder.
Jadi, meski seandainya si cowok tersebut menerima saya (mimpi dikit nggak papa kan, lol), dijamin saya bakalan nggak mau, karena minder, hahaha.
Akhirnya, saya memutuskan untuk menyampaikan isi hati melalui surat yang dikirim di pos ke alamat rumahnya.
(Iyaaaa, saya sampai segitunya naksir cowok ganteng, tapi malu, hahaha)
Saya tahu alamat rumahnya dari siapa?
Ya cari tahu sendiri lah, awalnya cari tahu nomor telponnya melalui teman-teman kakak Jouke.
Dan setelahnya, saya sibuk pelototin buku Yellow Pages buat cari alamat rumahnya, hahaha.
Setelah dia lulus, satu-satunya hiburan saya cuman memandangin fotonya dan mengirimkannya surat cinta tanpa nama, plus menelponnya tanpa bersuara, lol.
Ampun deh, saya tulis semua ini sambil ngakak sendiri, betapa anehnya saya di zaman dahulu ya.
Dapat fotonya dari mana Rey?
Saya ambil tanpa izin dong, dari buku alumni di perpustakaan, wakakakakakkak.
Foto hitam putih yang aslinya itu foto ijazah, selalu saya bawa ke mana-mana.
Ditempel disebuah kertas yang berbentuk love.
Oh em jiii, rasanya nggak sanggup lagi menulis ini, keburu mual saya, hahahahaahaha.
Pun juga, saya kadang rela pulang jalan kaki dari sekolah, hanya demi bisa mengirit uang angkot buat nelponin si cowok tersebut dari telpon umum.
Padahal ya, kalau telpon, dianya sudah halo..halo di ujung sana, sayanya hanya diam sibuk menata hati yang dag dig dug, ampuuunnn noraknya :D
Saya lupa, setiap berapa lama saya mengirimkan surat untuk si cowok tersebut.
Yang jelas, sejak saya kelas 2 STM sampai saya kuliah semester 3, saya selalu rajin menelponnya dan mengirimkan surat cinta tanpa nama setiap hari ulang tahunnya di bulan Juni.
Kalau nggak salah sih selama 5 tahun lamanya.
Setiap hari ulang tahunnya, bahkan saya rela memakai uang bulanan kos saya, demi menelpon dia interlokal dari Surabaya.
Dan apa saja percakapan saya, setiap kali menelpon di hari ulang tahunnya?
"Halo.." telponnya dijawab seseorang di ujung sana, oh ya saat itu belum marak ada hape, iyaaa... jadul banget, karena saya generasi tuw eh senior! lol.
"Halo, assalamu'alaikum, Ari nya ada?" sapa saya, ramah.
"Oh iya, bentar ya"Lalu..
"Halo.." terdengar suara merdu si cowok ganteng, iya dulu rasanya terdengar merdu, hahaha.
"Halo, selamat ulang tahun ya, semoga bahagia selalu"Klik, telpon lalu saya tutup.
Lalu sudah.
Sungguh saya si cewek aneh hahaha.
unsplash |
Sampai akhirnya, perlahan namun pasti bayangan si cowok ganteng itu menghilang, berganti bayangan si cowok manis berambut gondrong yang sebenarnya sih hanya kriteria tinggi badannya saja yang masuk di hati.
Tapi, ternyata cowok manis gondrong itu malah sukses menghapus bayangan si cowok ganteng, serta rasa cinta dalam diam, yang bertahun terpendam di hati.
Sesungguhnya saya masih penasaran sih, bukan penasaran sama orangnya, tapi penasaran sama sikap dan perasaan si cowok tersebut, yang tiap selalu dapat surat tanpa nama, dan selalu dapat ucapan selamat ulang tahun, lengkap dengan hadiah kecil setiap ultahnya.
Masa iya, dia cuek saja sih?
Masa iya dia nggak merasa kehilangan, saat akhirnya saya berhenti mengirimkan perhatian *eaaa.
Bertahun kemudian, saat pertama kali mengenal facebook, saya sempat mencari akunnya.
Namun ternyata tidak pernah ketemu.
Sampai akhirnya 2 tahun lalu, tiada angin tiada hujan, sebuah notifikasi permintaan add friend datang dari namanya.
Langsung saja saya kepo, hahaha.
Wanita yeee.. katanya sudah nggak ingat tapi tetap kepo.
Ye kan, pengen tahu saja sejarah selera pecintaan saya tuh kayak gimana, hahaha.
Dan saya approve dong permintaannya, lalu saya kepoin akunnya.
Hanya beberapa menit kemudian, saya ngakak sendiri.
Betapa tidak?
Begitu polosnya ya pemikiran anak abege itu.
Ternyata tuh cowok nggak ganteng-ganteng banget deh, atau memang karena hati saya sudah terkunci kali ya.
Yang jelas, jujur saya sungguh berhari-hari mentertawakan kekonyolan saya di masa lalu.
Karena ternyata, si cowok ganteng itu, tidak seganteng yang saya bayangkan dulu :D
Cinta Dalam Diam, Tak Mengapa, Asal Selalu Ada Logika ?
Cinta dalam diam yang saya rasakan ternyata bukanlah berakhir setelah saya akhirnya punya pacar juga. Iya, saya pertama kali punya pacar sewaktu kuliah semester 3.
Meskipun waktu STM, beberapa kisah asmara lucu pernah terjadi pada saya.
Di antaranya, saya dijodohkan sama sepupu teman akrab saya yang juga anak STM jurusan listrik, tapi hati saya kan masih terpaut di cowok ganteng.
Dan saya mengabaikannya, lalu si teman listrik itu stres sendiri, hahaha.
Juga kisah asmara yang nyebelin, saat guru Kimia kami, yang begitu genit dan agresif namun juga menguntungkan saya. karena berkatnya nilai Kimia saya jadi bagus banget.
Eh bukan cuman nilai saya sih, semua nilai teman akrab saya baik cewek maupun cowok hahaha.
Ternyata, meski sudah punya pacar, hati saya sudah full oleh si pacar, masih juga kecolongan celahnya, untuk jatuh cinta lagi.
Parahnya kali ini jatuh cinta pada tunangan orang, oh em ji..
Hatiii.. mengapa kau begitu aneh, hahaha.
Meskipun, kadang hati tak bisa dikendalikan, Alhamdulillah logika saya masih di atas segalanya.
Logika itu yang menyelamatkan saya dari hal-hal buruk akan jatuh cinta tidak pada tempatnya.
Karena sesungguhnya, cinta dalam diam itu jauh lebih baik, terlebih cinta bukan pada tempatnya.
Cinta pada milik orang lain, atau lebih parah cinta pada suami orang.
Duh, semoga saya nggak pernah alami hal seperti itu, aamiin.
Alhamdulillah, semenjak menikah, hati saya telah terkunci.
Hati saya sudah dititipkan pada pak suami yang manis, bagai malaikat tersebut meski kadang nyebelin (ih, malaikat mana ada yang nyebelin ya? :D).
unsplash |
Lalu, kunci hati saya, sudah saya buang ditengah samudera saat saya menyeberangi jembatan panjang, dan setelahnya jembatan tersebut saya runtuhkan.
Tidak ada jalan pulang bagi saya.
Dan tidak ada celah di hati saya selalu pak suami dan anak-anak.
kecuali mungkin di kehidupan mendatang, ada penyelam yang nemukan kunci tersebut, dan membangunkan saya jembatan untuk kembali.
*Eaaaa....
Emangnya film China yang pakai reinkarnasi itu?
Lolololololol ... :D
Jadi, teman-teman ada yang pernah ngalamin hal serupa?
Yuk curcol mengenang masa lalu di komen postingan #FridayRelationship ini.
Sidoarjo, 28 Juni 2019
Reyne Raea
blog saya kena jigling teh, jadi saya non aktifkan dulu kolom komentrnya dan semoga aja yang jigling dapat balasan yang setimpal ya,...kudoakan hidupnya enggak pernah berkah,..biarlah mereka menjigling dan biarkan karma mendatangi mereka dan say juga enggak akan bw lagi mungkin dalam waktu dekat ini dan terima kasih kepada teh rey dan teman-teman yang selama ini sudah mau berkomentar di blog saya dan memsuport blog saya
BalasHapussaya bukanlah orang yang baik tapi saya akan memberikan yang terbaik, jika mungkin ada kata-kata saya yang menyinggung perasaan dan hati, selama saya bw saya minta maaf dan saya akan tetap ngeblog
dan bagi para pelaku jigling tunggulah karmanya
Duuuhhh, semoga lekas membaik yaaa, kalau blog satunya kemaren gimana? tampilin yang itu aja dulu :)
HapusMas Anyu : Seberapa parah, efek jingling terhadap blog Mas ?
Hapussaya juga pernah kok, tpi karena udah biasa nerima,yaaahh....jadinya ngak Kaget lagi...hahah.
Semoga Mas.diberikan Ketabahan,ketegaran dan Kesabaran dlm menghadapi ujian ini.
# eeee....kok jadi ngomongin jingling sih,tema tulisan inikan tentang Cinta...., Cinta Dalam Kabut. Eaa...!✌😆
Ngomongin jingling dan cinta....bisa jadi jingling adalah bentuk rasa cinta yang terpendam...dan akhirnya memberi kode berupa jingling hihihi...
HapusUdah diaktifkan robot.txt belum koh? Ada ngaruh tapi sedikit sih...
Kalau mau yg beneran aman dari jingling coba pakai cloudflare...
@Kang Nata : kalau baca-baca definisi jigling, saya jadi ingat, beberapa bulan lalu, saya juga pernah dikagetkan oleh melonjaknya page view saya dalam sehari, drastis banget.
HapusTapi Alhamdulillah nggak di semprit Google sih.
@Ekoprianto : hahahaa betul banget, jadi kode banget ya, hahaha
Saya Sudah Pernah dapat beberapa kali hadiah trafik palsu dari jingling,tpi saya cuex'in saja. 😆😃😁😀.Sebab binggung harus gimana lagi..hahah.😆
Hapushahahaa, saya cuman sekali, semoga nggak ada lagi berulang kali :D
HapusDuh ini romantis sekali deh, hehehe. Rata-rata seantero umat manusia pasti pernah mengalami cinta monyet seperti ini, walaupun hanya sebagian kecil saja yang bisa bertahan sampai ke pelaminan.
BalasHapusAku pun dulu pernah punya cerita, waktu SMP pernah deket dan jadian sama salah satu gadis beda kelas. Tapi dasar masih bocah ya, nelpon sama smsan aja cuma bisa bentar, faktor pulsa dulu masih mahal hahaha
-Fajarwalker.com
waaahhh, saya kepo dengan orang-orang yang sampai ke pelaminan berawal dari cinta monyet hahaha
HapusBegitulah, cinta tetap harus punya logika biar gk salah jalan
BalasHapusBetul bangettt, meski jadi wanita, jangan kesampingkan logika :D
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKenapa sih neng Titi...Resah banget.....Ungkapkan saja isi hatimu biar plong.😂😂😂 Ciiee preettlah..😂😂😂😂🏃🏃🏃
Hapushahaha, Tity komen apa? kok dihapus? :D
HapusRumit mbaaa rumitttt
BalasHapusSaya juga pernah kok mengalami 'cinta dalam diam'
Dan sepertinya saya juga telat dewasanya wokowkowkowkow, soalnya itu juga akhir SMP baru bisa ngerasa :')
hahahaha, SMP mah masih biasa.
HapusTapi emang banyak anak-anak zaman sekarang, masih SD udah pacaran ckckck
aku sempat tidak percaya dengan cinta sis, karena tidak pernah kutemukan cinta yang betul-betul indah bagaikan dalam dongeng, entah satu hari nanti bila kutemukan seseorang yang bisa membuatku jatuh cinta kembali
BalasHapuseaaaa...eaaaa..eaaa..
HapusKalau udah waktunya pasti bakal ketemu kok :D
Semangaatt aja mencarinya :D
wah jadi inget waktu masih sekolah di aliyah, pernah naksir sama temen sekelas, tapi sampai lulus belum atau nggak berani mengungkapkannya, bahkan untuk mengucapkan terimakasih pun nggak berani padahal dia sudah bantuin saya buat nggarap ujian nasional dan saya bisa lulus :D wcwcwcwc
BalasHapushahahaha, padahal bisa jadi si cewek itu nungguin ditembak hahaha
HapusOohh mbak Rens dulu STM yaa..Woow!! Salut.👍👍
BalasHapusSaya juga STM dulu mbak cuma urusan cinta monyet de sekolah kebalikannya. Saya paling Setia ( Setiap tikungan ada ) 😂😂😂😂
Karena STM dijakarta jarang ada wanita yang berminat. Sekali pun ada hanya wanita tomboy saja.
Maka dari itu untuk menghilangkan kebosanan saya rajin menggoda anak SMU agar tidak bosan disekolah, Karena yang dilihat laki semua termasuk guru2nya..😂😂
Meski mendapatkan pacar anak SMU dijakarta itu pun rada susah kala itu...Karena jarang ada yang mau pacaran sama anak STM...Karena STM biang tawuran dijakarta..😄😄
Tapi dengan semangat 45 apapun itu saya akhirnya dengan mudah banyak mendapatkan teman wanita. Bahkan dijuluki playboy cap kacang goreng..😂😂
Maka dengan begitu saya juga dikenal pria yang selalu mengerti perasaan wanita ciieee preettss!!..😂😂
Dan sialnya banyak pacar, Yaa harus terima nasib diputusin setiap saat karena faktor kecemburuan..😱😱😭😭😭
Cieeeilaahh malah gw curhat massa lalu haahaaaaa!!!...😂😂😂
Jadi kepingin sekolah lagi...Tapi maunya jadi anak SMU....Tobat gw jadi anak STM BT nggak bisa bilang I love you...Iyalah laki semua iihhh!!..😂😂😂
hahahahahaha, samaaaa... teman-teman laki di kelas saya dulu juga setiap pulang rela jalan kaki sampai di sekolah SMU lainnya, terus nongkrong di dekat SMU gitu, godain cewek-cewek pas pulang sekolah.
HapusSaking di sekolah jarang ada cewek, terpaksa memangsa di luar hahaha.
Waahh waahhh ternyata playboy juga nih :D
Saya mengalami cinta seperti ini pada saat SMP kelas 1...pas lagi dekil-dekilnya, pas lagi buluk-buluknya...maklum baRu lulus SD WKWKW...yang saya suka udah SMA...mau ngomong,,jelas malu lah...anak SMP bisa apa hahaha,,,da aku mah apa atuh...
BalasHapusDia udah dibonceng sama berapa aja orang cowok...saya hanya memendam rasa...perih jendral...T,T
Hahahahahahahahahahaha ngakaaakkk..
HapusYa ampuuunnnn, anak SMP udah pacar-pacaran, macam teman-teman saya dulu.
Kalau saya mah nanti STM baru suka ama cowok :D
Saya ga ngerasain soal ini sih, karena saya orangnya frontal wkakwka. Tapi saya acungin jempol teh Rey sampe mendem rasa cinta 5 tahun lamanya, kerennn bahkan senior kampus ga bisa nandingin karisma si cowok ganteng ya wkwkk.
BalasHapushahahahaha, frontal berarti langsung ngomong ya, bagus tuh kayak gitu :D
HapusYa ampun, lucu banget sih mbk rey ceritanya. Saya ikutan ketawa sendiri lho. Mungkin si cowok ganteng itu juga merasa kehilangan mbak, nggak mungkin kalau enggak.
BalasHapusSo sweet lho.
Saya juga pernah mengalami hal kayak gitu, saya kalau suka orang juga selaku diam-diam nggak berani deketin, pas dia lewat muka datar aja padahal hati ini udah berdisko ria..
Wkwk....lucu ya kalau ingat masa lalu😂
hahahahahaha, kalau jauh diintip-intip, pas orangnya dekat, datar aja gitu, saya malah pernah sekali ketemu diangkot, pas angkotnya sepi, pas duduknya hadap-hadapan, saya cuek saja dong, bahkan disapa ama tuh cowok, saya jawab acuh tak acuh.
HapusSungguh kalau ingat saya kayaknya berhak dapat nominasi akting terbaik, bisa banget gitu tenang dan datar plus cuek, padahal hati udah mau lompat keluar wakakakakakaka
Seru sekali jatuh cinta diam2. Saya pernah mengalami waktu SMP, cuma beraninya ngelihatin dari jarak jauh hehehe
BalasHapushahahaha, kalau SMP memang masih pada kebanyakan cinta dalam diam ya, saya telat nih hahaha
Hapusdulu sampai kuliahpun saya termasuk pendiam di depan cewek nggak bisa ngomong. Beda dengan sekarang, tapi sudah punya istri hehehe coba kalau belum hahahah
Hapushahahaha, sekarang banyak ngomong ketularan istri ya? :D
Hapusjiaaa cinta dalam diam, kalo kaata pasha ungu mah CDH alias cinta dalam hati.. hehe.. saya pun dulu begitu mba, kayaknya kebanyakan cewek-cewek juga begitu deh, kita cenderung malu mau ngungkapin, beda sama cowok yang terang-terangan.
BalasHapuskalau cewek mah, bisa ngeliat mukanya setiap hari aja senengnya bukan main. haha.. geli sendiri sih kalo inget-inget masa-masa labil ini.
btw, ini kalo tetiba si tersangka baca ini gimana yaa? huahahaha..
hahaha, iyaaa ya, soooo UNGUUUU hahahahah
Hapuswakakakakak, masa labil, masa paling menyenangkan untuk dikenang.
Dibacapun nggak masalah sih, nggak merubah apapun juga hahahahhaha
bener jg ya...dulu waktu naksir..kayaknya dia laki2 tergantung dari semua anak disekolah, skrg juga temenan di Fb sama mantan, ngeliatnya jadi biasa2 aja:D dia nge add duluan, approve aja toh suami jg ga masalah. cuma kalo mau komen2 di statusnya ga enak sendiri, krn temen2 ex sekolah juga temenan sm dia, dan dulu kita kayak 'couple' yg beken di angkatan..prett halahh hahaha, sampe pernah ketemu guru waktu ngajak suami honeymoon ke jogja,mampir ke sekolah yang ditanyain si mantan-.-' untung suami ga paham :D:D ga usah translatin juga. itu ulu cinta dlm diam,trus ketahuan temen,malah sibuk combalngin,diikirimin surat segala, jadian.tapi selama sekolah bisa diitung jari berapa kali bs ngobrol,sekali ketemu disorakin-.- ampun jd berasa ondel2. beda ya ama pacaran anak zaman now
BalasHapuswakakaaakakakak ngakak!
HapusUntung suaminya nggak ngerti Indonesia ya hahaa
Btw, itu nggak diceritain lengkap, waktu kelas 2, temen sekelas saya tahu dan dicomblangin, tapi si cowok itu nggak percaya ama omongan temen saya, gegara tiap kali dia lewat di depan saya, saya cuek dan datar banget hahaha