Sharing By Rey - Blogger dan influencer, dewasa ini sepertinya mulai sulit dibedakan. Hal ini, karena banyak blogger yang memenuhi tuntutan klien untuk menjadi seorang influencer juga.
Di sisi lain, banyak pula influencer yang memenuhi tuntutan klien, yang mana para klien mulai paham, bahwa jejak media sosial akan mudah tenggelam, namun tidak dengan jejak di mesin pencarian, seperti Google, Bing, Yahoo dan semacamnya.
Karenanya, banyak klien mengharuskan influencer pun wajib meninggalkan jejak digital di mesin pencarian, salah satunya wajib menulis di blog.
Lalu berbondong-bondong orang membuat blog, entah itu buat sendiri, atau juga minta tolong orang buatin, hingga membeli blog alias bayar saja dan tahu jadi.
Di sisi lain, para blogger yang diharuskan bisa menjadi influencer, salah satunya dinilai dari banyaknya follower mereka di akun media sosialnya.
Hal itu menjadi syarat job kerjasama blogger dengan banyak klien, sehingga mau tidak mau para blogger harus menyanggupinya, ketimbang nggak dapat job kan ye.
Dua alur yang sebenarnya, awalnya berbeda itulah yang membuat keduanya jadi nge-blend dan makin lama sulit dipisahkan maupun dibedakan.
Influencer yang akhirnya merangkap jadi blogger, secara otomatis melibas job blogger juga.
Demikian pula, para blogger yang semula fokus di blog, tiba-tiba fokus mengejar follower, lalu merasakan 'asyik'nya kerjaan influencer (di mana kebanyakan hanya bermodalkan foto saja, sudah bisa mendapatkan uang yang setara bahkan lebih mahal dari fee blogger).
Tentu saja hal demikian, membuat para blogger jadi terbuai, dan lama kelamaan lebih fokus di dunia medsos yang mana menjadi modal utama seorang infuencer.
Blognya? semakin terbengkalai, isinya? iklan semua alias postingan berbayar semua.
Memangnya salah kalau postingan berbayar semua?
Ya enggak dong!
Itu mah bebas!
Hanya saja, hakikatnya seorang blogger jadi semakin menjauh.
Perbedaan blogger dan influencer
Sebenarnya apa sih perbedaan blogger dan influencer?
Setidaknya, ada beberapa hal yang membedakan keduanya, di antaranya :
1. Blogger wajib punya blog dan influencer tidak wajib
Dinamakan blogger atau narablog, karena punya blog.
Dan seharusnyalah seorang blogger harus punya bakat menulis atau minimal suka dan bisa menulis atau mempersentasikan sesuatu melalui tulisan di blognya.
Baca juga : Mengejar Follower Instagram, Yay Or Nay ?
Sementara influencer, tak punya blog juga tidak masalah, asalkan punya banyak follower di media sosial yang menjadi penanda dia famous.
2. Blogger bisa menjadi influencer, namun tidak semua influencer bisa menjadi blogger
Seperti yang saya jelaskan di atas, blogger tentu saja bisa menjadi seorang influencer asal gencar branding di media sosial sehingga bisa mempunyai banyak follower atau terkenal, bahkan sudah menjadi rahasia umum, mendapatkan follower media sosial di zaman sekarang sangat mudah.
Bisa dengan cara yang sedikit ekstrim, seperti membeli follower di akun-akun penjual follower, atau juga mengikuti follow loop atau jadi ghost (semacam mensponsori dalam setiap kegiatan follow loop)dalam follow loop.
Akan tetapi, tidak semua influencer bisa menjadi blogger, karena faktor utama yang jadi modal seorang blogger adalah bisa menulis di blognya.
3. Blogger harus peduli performa blog, influencer tidak terlalu perlu
Nggak pusing dengan DA/PA/Spam score, page view, alexa rank dan segalanya?
Boleh!
Mungkin karena ybs bukan blogger sejati yang menilai blogger sebagai profesi yang menghasilkan uang.
Iya, menurut saya, seorang blogger sejati itu kudu peduli dengan performa blog karena tentunya ingin juga kan berpenghasilan.
Dan untuk itu, performa blog amat sangat penting.
Sementara influencer tidak perlu terlalu memikirkan performa blog, karena bagi mereka, blog hanya pelengkap, dan tanpa performa bagus pun, kiprah mereka yang famous bisa mengangkat kiprah blognya.
4. Masa depan blogger lebih long lasting?
Yup, meskipun beberapa artikel lain membahas bahwa masa depan blogger tidak pasti, hal ini dikarenakan oleh contoh beberapa blog yang dulunya milik blogger terkenal, malah tutup karena mengalami penurunan page view.
Justru menurut saya itu adalah hal yang konyol, karena selama mesin pencarian seperti google, bing dan semacamnya masih bercokol di dunia online, saya rasa penutupan blog itu hanya karena alasan semata.
Toh masih bisa melakukan hal lain, seperti yang sekarang dilakukan banyak website atau blog, yaitu belajar SEO atau lainnya.
Sementara influencer?
Jika hanya berpegang pada media sosial, khususnya instagram, akan sulit bisa long lasting, karena instagram tidak seramah mesin pencarian seperti blog atau website
Blogger Dan Influencer, Mana Yang Lebih Menggiurkan?
Kalau menurut saya?
Tentu saja menjadi bloggerfluencer, alias blogger influencer, lol.
Bukannya influencer blogger.
Karena apa? seperti yang sudah saya jelaskan di atas, blogger itu punya modal yang lebih long lasting ketimbang influencer.
Dan kiprahnya di bidang influencer akan lebih membuat branding-nya lebih meluas, yang mana bukan hanya menyebarkan tentang dirinya as a blogger, tapi secara tidak langsung menyebarkan perkenalan akan blognya.
Baca juga : Personal Branding, Kunci Utama Bisnis Online
Namun faktanya, tidak semua blogger bisa serta merta menjadi influencer, karena tentu saja dengan keterbatasan waktu dan biaya, banyak orang yang harus memilih prioritas utama, entah ngeblog atau ngurusin media sosial?
Karenanya, hal ini membuat para influencer blogger jadi memanfaatkan semua itu demi menyabet semua job yang ada, dan mirisnya justru kadang membuat kiprah blogger jadi lebih tidak bernilai.
Bukan hanya memanfaatkan jumlah follower, influencer blogger juga memotong job hanya untuk mereka dengan cara membangun link dengan sesama agency yang biasanya menjadi perantara job dari klien.
Karenanya, tidak jarang blogger dengan performa blog yang jauh lebih baik, terpaksa kalah dengan influencer blogger dengan blog yang performanya jauh di bawah mereka.
Akan tetapi, untuk para blogger, tidak perlu berkecil hati akan hal itu.
Cepat atau lambat, performa atau nilai atau value dari sebuah marketing, yang mana tentunya akan lebih baik jika menguntungkan brand lebih banyak dan jangka panjang, akan lebih dilirik.
Maksudnya?
Ya tentu saja, dengan maraknya dunia online zaman sekarang, website yang terpercaya dan performa baik itu akan lebih dibutuhkan para brand.
Dan untuk itu, mereka amat sangat butuh bantuan support backlink dari blog yang tentunya dengan performa lebih bagus.
So, jangan menyerah ya bloggers!
Mari konsisten ngeblog, mulai dari rutin posting artyikel hingga terus memperbaiki dan menambah performa blog.
Semangat!
NB : tulisan ini berdasarkan opini dan pengalaman serta pengamatan saya pribadi, jika ada yang memang kurang benar, feel free to discuss di kolom komentar yak.
Sidoarjo, 11 Februari 2020
@reyneraea untuk #TuesdayTechno
Berarti saya bukan blogger sejati yah Rey, karena saya ga peduli sama DA, PA, Alexa Ranking.. 😁😁
BalasHapusSebenarnya saya malah ga peduli juga sih sama mau disebut blogger atau tidak..
😁😁😁
Apalah artinya sebuah sebutan..kata Shakespeare begitu sih?
I am just a human sajah 😁😁
Sama kayak pak anton kak rey aku juga ga peduli da pa akexa dan kawan kawannya itu
HapusTapi aku tetep hobi menulis hihihi
Menulis terus, yang penting heppy aja deh judulku wkwk
Wkwkwkw, kalau Pak Anton dan si Mbul, blogger sejati beda aliran *tsah hahahaha
HapusSetuju sama kang Anton, aku juga bukan blogger sejati karena ngga perduli dengan performa blog, mau Alexa 10 juta kek, DA PA nyungsep juga ngga mikirin, yang penting bisa nulis saja.😁
BalasHapus*Kaborrr
Ini juga berarti rombongan abal-abal ga jelas ..:-D
HapusHei jangan kabur! udah saya tutup jendela biar ga kabur hahaha
HapusMaaf, mbak Rey nulis apa sih, kok tulisannya kabur ngga jelas..😄
Hapus*eh lupa nulis kaburrrr lagi..😂
HapusPakai kacamata biar gak kabur *eh :D
HapusOh ya, tadi aku mau komen apaan ya, sebenernya aku mau komen cukup panjang sih, tapi lupa tadi hahhaha
BalasHapusKlo saat ini khusus untuk aku sendiri sih, aku lebih nyaman nulis blog tanpa *atau belum ada embel-embel* influencer. Karena kalau aku amat-mati nih ya jadi influencer bebannya berat, karena uda pasti berpengikut banyak, otomatis dia akan menjadi publik figur yang kalau misal ada keseleo lidah dikit aja ndadak musti repot klarifikasi ini itu, atau mendadak sisi privasi kita akan diubek-ubek khalayak, yang mana kadang aku pribadi sih belum siap akan hal itu.
Bahasa gampangnya, menjadi influencer itu kayaknya belom cocok di aku, belom siap terkenal dan dikulik-kulik atau ditanya-tanya sesuatu yang terlalu detail untuk materi yang kita post...terus diviralkan terus dikomen ini itu, terus yang lebih menakutkan lagi timbul haters hahaha...
Dan sebenernya menjadi viral itu kadang agak menakutkan sih, intinya kayaknya aku ga siap kalau jadi influencer karena ga siap terkenal dan apa apanya disorot dan dikomentari
Ya paling aku nulis di blog sebagai ajang hobi dan tulisan remeh temeh aja saat ini, ada pembaca atau pengunjung blog yang belom tentu baca tapi butuh info dari blog kita udah alhamdulilah
Statistik di aku penting, tapi aku cuma ngandelin pv aja, artinya kalau tiap buka dashboard blog ada kata kunci yang berhasil terdeteksi dan masuk ke blog aku, ya berarti ada pengunjungnya. Pengunjung organik yerutama, ga hanya mengandalkan kunjungan sesama blogger thok tentu saja. Karena kalau mengandalkan kunjungan sesama blogger kadang rentan ada kejenuhan juga biasanya
Tapi kalau statistik yang lain yang lebih mendetail tentang pa, da, alexa, spamscore, aku emang ga terlalu maintenance bagian ini...malah sebenernya ga mudeng blas, haha
Paling niatku nulis ya yang rajin aja walaupun ga terlalu ngoyo juga, biar ada balancing dengan dunia nyata..
Terus nulis yang sekiranya banyak disearch aja, dah gitu aja klo khusus caraku ngeblog kak rey, ga tau kalau blogger lain bagaimana hehe
Berarti dikau blogger abal-abal Bul... :-D
HapusHahaha iya Mbul, karena tujuan ngeblognya dan emang as a real blogger sih menurut saya :D
HapusKalau yang saya bahas di atas itu, mungkin lebih ke profesi.
Saat beberapa orang menganggap blogger itu profesi, sudah pasti harus menghasilkan uang. Nah jalan menghasilkan uang inilah yang kadang juga semacam perlombaan bagi blogger dan influencer.
Sehingga tidak jarang jadi seleksi alam, mana blogger yang benar-benar mencintai dunia blog lalu menghasilkan uang.
Mana yang memang cuman ngejar duit doang :D
Beruntunglah para teman-teman yang masih menikmati ngeblog apa adanya.
Karena saat kita memutuskan menghasilkan uang dari blog, secara tidak langsung kita mengundang tekanan dalam kegiatan ngeblog tersebut.
Hanya yang benar-benar punya passion ngeblog aja yang bisa bertahan :D
Oh ya, kalau mengenai influnecer, untuk saya pribadi mungkin karena udah duluan menekuni bisnis MLM sih say.
Di bisnis MLM benar-benar di tempa mental saya, sehingga yang aselihnya saya itu pemalu, sekarang jadi malu-mauin dan cuek is da best!
Bahkan dibully pun whaaattteveeerrrr :D
Mbul juga bisa kok, tapi nanti, seiring waktu :D
Karena bagi kita para perempuan ini sebenarnya suka baper.
Pun juga saya, meski bilang cuek, tapi ada lah dikit-dikit dipikirin, hanya aja kadarnya yang udah nggak sebanyak mikirnya dengan teman-teman lainnya kayaknya :D
#Kaboor... yang punya blog dateng. Hahaha..
HapusNgerti banget Rey. Sangat mengerti. Cuma terkadang urat jahil tersentuh..
Cuma, jika kita percaya pepatah " Banyak jalan menuju Roma ", kita akan bisa memahami bahwa jalan setiap orang berbeda. Tidak pernah cuma satu.
Dasar ini akan mengajak kita pada berpikiran lebih lanjut lagi, bahwa sebenarnya kata "terbaik" atau "sejati" adalah sesuatu yang sangat relatif. Tidak ada kriteria pasti, yang ada adalah kriteria subyektif.
Dan, saya menangkap itu dalam tulisan di atas...:-D
hahahaha betul Pak, RE LA TIF! :D
HapusTujuan ngeblog kembali ke pribadi masing2, mau untuk nyari uang atau senang2, monggo, silakan aja.
BalasHapusSaya setuju banget sama Mba Rey, kalau blogger terlalu banyak sponsored postnya jadi berkurang hakikat ngeblognya.
Tapi jujur, saya suka blog yang isinya cerita sehari2 atau opini, kayak punya Mba Rey. Oia, saya nggak terlalu merhatiin soal angka performa blog. Dulu pas awal2 ngeblog sih saya merhatiin angka2 itu, hehe. Sekarang mah enggak. Saya ngeblog karena suka.
Nah.. satu lagi blogger abal-abal...wkwkwkwkwkwkw
HapusYang komen berarti semuanya blogger abal-abal dong bang Anton...🤣
HapusGa semua dong.. yang suka merhatiin DA dan PA atau Alexa Ranking, itu blogger sejati...:-D
Hapus:-D :-D :-D
wkwkwkw bisa aja nih Pak Anton ama Mas Agus :D
HapusKadang memang memperhatikan performa blog mengakibatkan 2 sisi berlawanan.
Kalau naik jadi semangat, kalau turun atau nggak naik-naik malah bikin bete hahaha
Sungkem dulu ah sama bloggerfluencer Mbak Rey ini :)
BalasHapusHahahhaa, kabooorrrr :D
Hapusbetul mba, jadiblogger influencer sama aja kyak jadi selebgram lah hehe. saluttt
BalasHapushahahaha, selebgrammm, selebblogger waakakak
HapusInformasi yang bermanfaat, Mbak Rey. Btw aku kalau dibilang blogger kok gak rajin update, influencer juga bukan karena follower sedikit dan jarang post foto karena memang aku orangnya malu kalau sama kamera. Biarlah aku jadi manusya byasah. Hehehe.😂
BalasHapusKan sekarang ada aplikasi tik tok mbak, jadi ngga usah malu lagi, dijamin hasilnya super...😁
HapusKalo ngga percaya, tanya aja nih sama mbak Rey..😂
hahahaha, aselinyah ya, saya itu pemalu banget sebenarnya, entah mengapa sekarang saya malu-maluin banget hahaha
Hapuskalau tiktok enggak dulu ah, soalnya saya jadi cantik banget, takut nggak bisa terima kenyataan sebenarnya ahahaha
Ternyata yang bloger abal-abal lumayan banyak juga ya, ga merhatiin DAPA Alexa dan fokus nulis aja. Kirain cuma saya doang 😅
BalasHapuswakakakakakaka, blogger sok abal-abal gimana Mas? :D
HapusBlogger yang sukses berkat konten-konten yang bermanfaat (lambat laun, semoga) jadi influencer. Pokoknya tetap semangat menulis!!
BalasHapusSemoga jadi influencer yang positif ya :D
HapusKalau saya lebih prefer blogger daripada influencer mbaaa hehehe, soalnya cari info apa-apa pun saya masih di Google dan mostly jawaban datang dari blog-blog orang. So saya merasa blogger punya power yang nggak kalah besar meski kalau urusan cuan sepertinya influencer lebih dapat banyak :))
BalasHapusTerus saya dulunya juga nggak begitu memahami DA/PA, spam score dan lainnya, tapi berhubung banyak teman blogger termasuk mba Rey membahas topik yang sama, saya jadi penasaran. Setelah penasaran, jadi ingin punya juga. Hanya saja alasannya lebih karena kepuasan personal kalau blog saya punya achievement dalam bentuk angka hehehe :D
Saya pribadi juga nggak ingin jadi influencer apalagi difollow banyak orang, karena semakin banyak attentions yang didapat, tentu akan semakin beban juga nantinya. So, saya cukup puas as blogger karena orang menyukai blog saya karena tulisan saya :D
nah betul banget, angka itu kadang jadi penyemangat meskipun kadang juga bikin bete hahaha.
HapusBener juga sih, tanggung jawabnya berat, karena orang jadi berkiblat pada kita
Tetap semangat pastinya ya kak Reny. Aku sih masih blogger doank... Influencer ada sesekali tapi jarang banget hahahaha
BalasHapusDikatakan blogger sejati juga nggak. Peduli ama DA dkk tapi nggak pernah naik2.. Ya sudahlah hehehe
hahahaha semangat, semua usaha pasti bakal berbuah hasil kok :)
HapusSemangat blogger sepanjang masa. nyatanya search engin semacam mbah google masih merajai dan lelebih luas lingkupnya.
BalasHapusBlogger dg konten yg bermanfaat pasti bertahan sampai kapanpun dibandingkan dg influencer sosmed.
betul banget :)
HapusAda tanggung jawab yang diemban dengan kita menjadi seorang influencer pastinya. Untuk pribadi yang bisa hidup dengan mendapat atensi dari banyak orang mungkin bisa lebih ditekuni untuk menjadi seorang influencer, tapi kalau saya sih mending blogging saja. Masih beginner juga isi blog masih gado-gado, masih harus ngatur niche blog lagi heuheu.
BalasHapusSebenarnya blogging pun sama, kita tuh bertanggung jawab loh terhadap apa yang kita tulis, jadi pastikan apa yang kita tulis itu benar-benar terbukti benar, bukan hanya copas semata, iya kalau copasnya dari sumber yang benar, kalau enggak? kasian dong pembaca :)
HapusAku ga tahu-lah sebutan apa yang cocok buat diriku, hahaha.
BalasHapusAku dari dulu ngeblog karena suka nulis, eh syukur-syukur kalau tiba-tiba ada yang japri lalu bilang "Lu bantu aku ini ya, nanti fee-nya segini" Hahaha.
Lumayan itu bisa dipakai nonton ke bioskop pas weekend ama makan pizza sama Zafa hahaha.
Pokoknya nothing to lose saja, sih. :D
Kereenn ya, bener tuh, intinya memanfaatkan apa yang kita bisa buat menghasilkan uang :)
Hapusiyaya, yang awalnya blogger cuman ngurusi performa blog jadi ngurusin jumlah folowers juga, semakin hari tuntutan dua pekerjaan ini berjalan beriringan.
BalasHapusmalah syarat untuk nerima job dilihat juga dari jumlah follower sosmednya
Nah bener, udah gitu menyedihkan banget fee nya hahaha
Hapus