Sharing By Rey - Viral menikah hanya 12 hari yang dialami oleh seorang wanita di Malang sudah lama saya ketahui dari jagad media sosial, akan tetapi selalu lupa buat dibahas, padahal ya menarik sih, lol.
Maksudnya, bukan menarik ngegibahin, tapi menarik dijadikan bahan pelajaran, khususnya dalam hal mendeteksi lelaki 'baik' untuk calon suami.
Plus juga, dengan anggapan-anggapan orang yang 'salah' menurut saya tentang pernikahan.
Karena, saya sungguh tertarik membahas hal-hal seputar marriage.
Seiring waktu, saya malah melupakan berita viral tersebut, dan kembali teringat saat nggak sengaja membuka youtube dan menemukan video dari channel milik psikolog Dedy Susanto, yang mana ada obrolan si psikolog dengan si Mbak tersebut yang ternyata bernama Naima.
Dan baiklah, mari kita bahas dari segi hal positifnya, salah satunya, betapa sulitnya mendeteksi lelaki 'baik' untuk dijadikan calon suami.
Cerita Viral Menikah Hanya 12 Hari Dari Naima
Ceritanya, mbak Naima ini dikenalin cowok oleh seorang sahabatnya, yang mana cowok tersebut masih keluarga sahabatnya tersebut.
Awalnya sih, nggak ada sama sekali maksud Naima mau nikah dengan tuh cowok.
Akan tetapi, seiring waktu terlihat jelas tanda-tandanya, kalau tuh cowok, eh kita sebutnya lelaki saja kali ya, naksir dan ingin dekat plus serius menjalani hubungan dengan Naima.
Demikianlah, setelah lebih dari setengah tahun kenal, si lelaki akhirnya memberanikan diri ngomong serius mengajak Naima menikah, dan dengan beberapa pertimbangan, Naima akhirnya meminta si lelaki untuk datang langsung menemui ayahnya.
Si lelaki memenuhi undangan tersebut, dia datang dan ngobrol panjang lebar plus sopan banget pada ayahnya, sehingga ayahnya bisa menyimpulkan bahwa si lelaki adalah yang terbaik buat anaknya, dan tentu saja menyetujui hubungan serius mereka.
Lalu, semuanya berjalan indah, sampai akhirnya 2 bulan sebelum hari pernikahan mereka, si lelaki tiba-tiba menjadi berubah.
Dari yang semula baik dan perhatian, menjadi sosok yang kasar, pemarah, suka melebih-lebihkan masalah dan sering banget berniat membatalkan pernikahan mereka.
Bahkan, menurut Naima, ada hal yang amat sangat menyakitkan di 20 hari sebelum pernikahannya.
Akan tetapi, Naima selalu berbaik sangka, menganggap semua itu karena cobaan sebelum menikah, terlebih hal itu sebenarnya banyak dialami oleh semua pasangan yang akan menikah.
Sayang di sayang, bahkan sampai di hari resepsipun, si lelaki tetap bersikap nggak asyik, meskipun selepas resepsi, mereka melewati 3 hari pertama as a wife and husband dengan sangat indah.
Kebahagiaan Naima tidak bertahan lama, di hari ke-4 pasca menikah, si lelaki mulai aneh lagi, dia malah memutuskan kembali bekerja padahal masih dalam jatah cuti untuk menikah.
Dan kesedihan Naima terus saja berlanjut, bukan hanya suami yang baru saja dia punyai tersebut yang berubah, bahkan ibu mertuapun ikut bersikap dingin padanya.
Sayangnya, si Naima tidak mau secerewet saya sih ya, kenapa cuman diam aja, kenapa nggak nanya, apa alasannya, lol.
Sesuai adat Jawa, setelah 7 hari menikah, maka si Naima diboyong ke rumah mertua, dan begitulah dia semakin menderita di sana, merasa sendirian, sakitpun tidak ada yang peduli.
Sehingga di hari ke-12 pasca menikah, dia kesakitan seorang diri dan tidak sanggup lagi menahan penderitaannya, lalu menelpon ayahnya sambil menangis.
Ayahnya pun datang menjemputnya, dan akhirnya marah besar setelah mengetahui bahkan si menantu ogah ke rumah mereka untuk memberi penjelasan.
Si lelaki hanya menjawab kalau tidak mau lagi meneruskan pernikahan tersebut, lalu memblokir nomor Naima, ckckckck.
Sungguh saya kepo dengan si lelaki seperti itu, bukan kepo buat gibahin, tapi kepo dengan masalahnya apa? bagaimana ibunya mendidiknya? apa dia nggak malu dengan sikap yang sangat tidak jantan tersebut, yang bisa jadi melibatkan nama baik ibunya?
Begitulah, Naima menganggap pernikahan mereka sudah selesai di hari tersebut, sayangnya hingga saat ini statusnya masih menggantung.
Karena saat mengurus pembatalan pernikahan, ditolak oleh yang berwenang, dengan alasan, tidak ada alasan kuat untuk membatalkan pernikahan yang sudah terjadi.
Demikianpun saat ingin menggugat cerai, ditolak dengan alasan, syaratnya belum terpenuhi, karena kalaupun beralasan tidak dinafkahi lahir batin, minimal kan selama 3 bulan, sementara mereka baru saja menikah.
Sungguh complicated ya.
Pelajaran Dari Kisah Viral Menikah Hanya 12 Hari, Sulitnya Mendeteksi Lelaki 'Baik' Untuk Calon Suami
Dalam video Dedy Susanto tersebut, selain bertujuan agar bisa memberikan sedikit terapi psikolog buat Naima, pun juga ingin agar video tersebut bisa bermanfaat bagi banyak wanita, khususnya yang sedang ingin memutuskan menikah atau mencari calon suami.
Meskipun demikian, ada beberapa poin yang saya kurang sependapat dengannya.
1. Cari suami jangan hanya lihat sholatnya.
Salah satu alasan Naima mantap menerima pinangan lelaki tersebut adalah, karena dia melihat agama si lelaki baik, hal itu terlihat dari taatnya si lelaki dalam sholat.
Karenanya si Naima berpesan, sholat itu bukan patokan, karena sholat itu adalah kewajiban.
Well, saya ingin menambahkan..
"Off course liat sholatnya juga dong!, jangan sampai disalah artikan, liat orang yang marahnya diam, tapi nggak pernah sholat, langsung merasa lebih baik sama lelaki seperti itu!"Tetap liat sholatnya ya, karena sesungguhnya orang yang rajin sholat itu, disayang Allah, jadi nggak mungkin lama-lama dibiarkan tersesat.
Alias bakal lebih mudah kita arahkan ke jalan yang benar ketimbang yang nggak pernah atau malas sholat.
Sholat adalah tiang agama, sebagai pelindung dari godaan syaitan.
Ih buktinya lelaki tersebut rajin sholat tapi pengecut?
Ye... orang sholat tidak serta merta jadi malaikat tauk!
Tapi minimal akan lebih mudah didoakan kembali ke jalan yang benar.
2. Cari suami lihat dari manajemen kemarahannya
Saya rasa ini agak sulit ya, khususnya buat para muslim yang hanya mengenal dari yang namanya taaruf, tahu dari mana kita gimana marahnya?
Terlebih kalau memang si lelaki pandai menyembunyikan kemarahannya, kecuali mungkin kayak si lelaki yang diceritakan tersebut, marah-marah mulu sejak 2 bulan sebelum hari pernikahannya.
Baca juga : Tidak Ada Suami Yang Baik Di Dunia Ini
Saya pribadi malah punya cerita yang menguatkan, sebelum menikah dengan pak suami, saya sudah menjalani hubungan selama 8 tahun.
Dan selama itu, kami selalu bersama.
Di mana ada Rey, di situ ada Ade, hanya malam aja kami berpisah.
Selama 8 tahun itu juga, saya selalu sibuk mengukur sampai di mana kemarahannya, saya jambak, saya pukul, saya gigit, bahkan pernah jujur kalau saya jatuh cinta dengan lelaki lain, dan si pacar sama sekali nggak memperlihatkan kemarahannya yang parah dong.
Paling ya diam saja.
Selama 8 tahun kayak gitu, ada gitu lelaki yang tahan diapain aja selama 8 tahun.
Giliran sudah nikah, baru aja di bulan pertama, udah berani bentak-bentak dong, hahaha.
Jadi iyes!
Melihat manajemen kemarahan lelaki itu baik, tapi nggak semudah itu dilakukan.
Terus gimana?
Ya mau nggak mau memang kudu meyakini, bahwa menikah itu adalah ibadah dan perjuangan, nggak bisa kita beranggapan harus pintar milih aja.
3. Jangan ragu untuk keluar dari toxic relationship
Setuju banget!
Meskipun lihat-lihat juga keadaannya.
Baca juga : Tentang Suami Yang Bantuin Pekerjaan Rumah
Kalau relationshipnya sudah melibatkan pihak lain, dalam hal ini anak, misalnya.
Sebaiknya jangan terlalu cepat keluar, sebelum berjuang dengan sepenuh tenaga.
Karena apapun alasan kita, anak juga berhak hidup bahagia.
4. Ukur kemampuan kita menghadapi sifat calon suami
Kalau ini, saya setuju banget!
Dan saya adalah salah satu orang yang telat memahaminya, lol.
Jadi, sejak dulu saya tahu, bahwa si pacar mah nggak pinter komunikasi, terus sekarang saya menginginkan dia pintar komunikasi.
Menurut pe ngana Rey? mending kita makang Binte Biluhuta saja, lolol.
Jadi, saat proses pengenalan dengan calon suami, ada sifatnya yang berulang terjadi dan tidak bisa kita tolerir, ya udah putuskan, meski berat, ketimbang menderita seumur hidup.
5. Speak Up!
Mengikuti video wawancara si Naima dengan Dedy, saya jadi gemas.
I mean, kok rasanya dia jadi orang terlalu baik, diam aja gitu.
Meskipun belum bisa dipastikan itu benar atau enggak, mengingat saya tahunya dari pihak si Naima aja, dan lelaki tersebut nggak mau sama sekali klarifikasi.
Didiamin suami, dia diam juga, nanyapun basa basi.
Didiamin ibu mertuapun, malah sibuk masuk kamar.
Oh em jih!
Mengapa coba nggak nanya?
"Maaf bu, boleh nanya mengapa ibu diam dan berubah?"Pun juga, memangnya di rumah tersebut nggak ada komunikasi sama sekali apa sama ibu mertuanya?
Saya tuh termasuk orang yang alergi di rumah mertua, tapi kalau udah ke rumah mertua, saya menjelma jadi orang yang ramah.
Jadi, kalau mau kejelasan ya speak up dong!
Menikah, sejatinya adalah sebuah ibadah seumur hidup.
Jangan berharap kita bakal hidup bahagia selamanya, kayak di dongeng-dongeng Disney gitu.
Jangan pula bermimpi punya suami yang nggak pernah sama sekali menyakiti kita.
Tapi bermimpi dan berdoalah, agar kita diberi Allah sebuah kekuatan, yang mana mau berjuang, mau belajar memaafkan, demi kebahagiaan diri kita sendiri, dan anak-anak tentunya.
Di akhirnya, saya cuman ingin mengatakan pendapat saya kepada si Naima, semoga dia bisa lebih kuat, lebih semangat menyambut hari esok.
Sesungguhnya dia masih beruntung punya ayah dan ibu yang care.
Ada tempat mengadu dan berlindung.
Lalu saya ingin mengasihani diri sendiri, karena saya pernah ada di posisi dia, saat suami kesambet dan mengatakan menyerah hidup dengan saya, itu sakit banget tauk!
Dan saya seorang diri, jauh dari orang tua, bahkan dekatpun mama saya nggak bsia berbuat banyak, hanya bapak yang kebingungan kalau saya menyerah dengan pernikahan saya.
Dan begitulah, saya akhirnya harus berjuang, karena tidak ada jalan pulang, berjuang sendiri menyembuhkan luka hati, berjuang sendiri menghibur diri sendiri.
Dan setelahnya, saya merasa disayang Allah, karena memberikan saya kekuatan untuk menjalani semua tantangan tersebut.
So, jangan menyerah!
Bangkitlah, hidup masih panjang, masih banyak lelaki di dunia ini.
Terlebih, belum ada anak.
Demikianlah.
Sidoarjo, 14 Februari 2020
@reyneraea untuk #FridayMarriage
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya sepakat dengan semua poin yang Mbak Reyna tulis di sini. Dari pengalaman pribadi,syarat memilih laki2 untuk pendamping ada 2 :
BalasHapus1. Sejauh mana pengendalian dirinya?
2. Seperti apa pola relasi orangtuanya?
Dari dua hal itu, kita bisa tahu akan seperti apa kita menjalani hidup dengannya.
Betul banget :)
HapusSemoga kita disandingkan dengan seseorang yang baik. Wajar setiap orang ada kelebihan dan kekurangan. Walau susah dalam realisasinya menerima dengan ikhlas hehe
BalasHapusAamiin ya Allah :)
HapusMemang mencocokan diri dengan pasangan adalah proses yang panjang, menguras energi, membutuhkan kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa
BalasHapusBetul Mba :)
HapusSaya jarang nyimak yang viral-viral. Tapi mba Rey sering bahas apa yang lagi viral, diceritain pula rangkumannya. Thanks mba Rey, baca blog ini jadi menghemat waktu saya untuk browsing2 gosip, hihi.
BalasHapushahaha, saya tahunya pas nggak sengaja cari ide nulis gitu qiqiqiqiq
HapusGitu banget ya cara si lelaki menjatuhkan talaknya :(
BalasHapusEntahlah, dia makan apa sampai jadi kayak gitu hehehe, *kesal bayanginnya ya :D
Hapussempet baca, heran juga sih, katanya trauma, trauma apa sih smp segitunya.
BalasHapusMaksudnya perempuannya kah? atau lakinya? kalau perempuan jelas trauma karena baru nikah udah pisah :(
HapusGw tau itu di beranda youtube, tapi males nontonnya. Eh lu bahas di sini. Gila kasian banget yah mbak? Pengen gw getok deh rasanya laki-lakinya. Gak jantan banget sih jadi orang.
BalasHapusKalo emang ingin di sudahi ya sudahi dengan cara yang baik. Jangan digantung gitu. Kasian kan ceweknya. Masa punya hati nurani gak dipake.
Yang punya si Dedy Susanto juga ya? Iya ih kasian.
HapusApa susahnya sih dikembalikan, urus perceraian.
Biar anak orang bisa dengan mudah move on :(
Rata - rata kisah Viral dari ikan asin hingga istri pertama menemani suami menikah lagi saya baru tahu dari blog Idola saya ini. :)
BalasHapusSemoga si Naima bisa bersabar, kita punya rencana tapi Allah akan menentukan.....
memang tak mudah menjadi sosok Naima,,,,semoga blio diberikan jalan yang terbaik Oleh Allah SWT.
Dan semoga admin blog ini selalu diberikan kesehatan sehingga bisa nulis dan nulis.
# eeeeh kok ademm bangetz yah koment saya,hahaha.....
Hahahaha, masih ingat aja ih si Kang Nata dengan ikan asin :D
HapusEee Mbak, Mas Agus Warteg kemana yah...? biasanya koment paling atas kayak Kuanyu dahulu....,jangan-jangan udah pensiun juga,hahahah....
BalasHapusPak Anton juga, ngak nonggol, apa sedang sibuk menghitung penghasilan Tas Blacuk ? atau sibuk dengan Question hub ?
Nah kan, sebenarnya dari pertama aku sudah komentar kok, suer, cuma komentar dalam hati saja sih.😁
HapusQuestion Hub apa sih? Apa mbak Rey bisa jelaskan. Apa semacam arisan ya?
Saya dong barusan coba Question Hub, menarik banget tuh :D
HapusMasih LBH gampang utk berpisah Krn anak blm ada. Aku juga penasaran Rey, itu cowo dididik nya dulu kayak apa yaa. Bisa2nya memperlakukan istri begitu. Waktu utk mereka mengenal jg cepet banget sih. Aku mah ga mau lgs nikah Ama cowo yg baru dikenal sebentar gitu. Mungkin Krn itu aku ga cocok Ama ta'aruf :p.
BalasHapusBukannya aku menganggab ta'aruf itu salah, tp mungkin utk bbrp orang ga cocok dilakuin. Ato kalopun mau begitu, ya coba LBH menggali ttg pasangan yg dijodohkan ke kita, LBH dalam dunk. Jgn cuma dgr dari 1-2 orang aja kalo dia baik bla bla...
Eh tapi si Naima ini ga ta'aruf sbnrnya yaaa. Cuma dikenalin trus 6 bulan ngerasa cocok. LBH parah siih :p. G ada pendapat apapun dr orang2 yang mengenal tuh cowo -_-
Sebenarnya taaruf yang benar itu nggak kayak gitu deh Mba :D
HapusTaaruf yang benar contohnya kayak di film ayat-ayat cinta sama beberapa film sejenis itu.
Jadi selama taaruf itu, sama kayak pacaran sebenarnya, saling mengenal.
Bedanya, taaruf itu saling mengenalnya ada saksi, karena nggak boleh berdua aja.
Terus nggak boleh bersentuhan
Nah saling mengenal itulah seharusnya udah dibahas mengenai visi dan misi pernikahan, kalau nggak suka ya batal juga nggak apa-apa sebenarnya :)
Aduuuuh, ada-ada saja ya mba. Kok bisa cuma 12 hari menikah :O
BalasHapusMemang kalau cari suami itu harus melalui banyak penilaian panjang, jadi nggak bisa terlalu cepat. Soalnya salah salah, nanti kita juga yang susah. Seperti quote yang sering saya baca, "Kita pilih sepatu saja butuh waktu lama, jadi sebisa mungkin saat mau pilih suami jangan hanya asal ambil yang ada di depan mata." entah makesense atau nggak :"D
Tapi saya turut prihatin dengan Mba Naima, especially apabila usianya masih sangat muda sudah dapat ujian berat. Semoga dengan begitu, dinaikkan juga levelnya :>
Betul banget ya, meskipun juga bisa diambil hikmahnya, bisa dibilang syukurlah sekarang diputuskan, daripada dilanjutkan sampai ada anak, terus menderita :(
HapusMasyaAlloh beneran ada nih lelaki kek gini atau kisah rumah tangga seperti ini. Kayak di novel saja.
BalasHapusSemoga mbak Naima kuat ya dan bisa bangkit lagi. Dan urusan status semoga cepat diberi kemudahan oleh Allah dan cepat selesai. Aamiin
Aamiin, iya ya Mba, kayak di sinetron aja, tapi ini nyata
HapusItu laki sama mertua nya bisa gitu karena diguna guna atau apasih? Atau emang sifat mereka gitu cuma disembunyiin aja? Serius heran sama suami dan mertua nya.
BalasHapusNggak tahu deh, heran juga masalahnya si Naima nggak mau tanya hahaha
Hapuskasian ya kak. miris kalo sampe kejadian sama keluarga terdekat kita. bahkan orang lain yang menjalaninya saja kita sebagai wanita merasa teriris juga. kadang susahnya lagi diwaktu kenal baik banget eh pas udah menikah malah ketahuan semau belangnya. semoga dijauhkan dari hal2 yang buru ya kak. dan semoga si mba nya juga cepat move on dan bertemu dengan imam yang terbaik untuknya
BalasHapusAamiin, semoga juga bisa segera diurus surat nya ya, kasian gitu menggantung
Hapusbaru tahu cerita ini sekarang. saya kok jadi takut ya, takut nggak bisa menilai lelaki yang baik gimana, takut mertua juga jadinya😢
BalasHapushaduh...tapi iya sih, mbk naima bikin gemesh juga
hihihi harusnya tanya ya, jangan diam aja :D
Hapusberuntung banget naima punya ortu sayang banget sama dia, lha saya dulu mau balik ke rumah ortu sambil mewek-mewek juga ujungnya tetep aja suruh balikan lagi wkwkwk
BalasHapushahahahaha, samaaaaa :D
HapusOrtu malah nggak peduli, bukan nggak peduli ama sayanya sih, tapi kesal liat seolah dia lepas tangan begitu saja :D
Baca ini jujur sebenarnya saat sebelum menikah jika sudah ada tanda-tanda kurang baik pada si lelaki seharusnya gak usah di lanjutin aja. Namun, ketika nasi sudah jadi bubur, tinggal bagaimana caranya kita kasih toping yang enak biar bisa dikonsumsi. Ya begitulah walaupun sudah terlanjur menikah dan bercerai mungkin itu lebih baik daripada bertahan dengan hati tersiksa.
BalasHapusBetul Mba, toh juga belum punya anak ya :D
HapusWawasan yang sangat bermanfaat.
BalasHapusIya ngomong alias speak up itu perlu dan perlu banget karena kalau diam orang lain gak akan pernah tahu apa mau kita
Sepakaatttt :)
Hapus