Sharing By Rey - Apa itu Covid-19 ?
Sepertinya pertanyaan ini banyak banget berkecamuk di pikiran orang-orang belakangan ini.
Setidaknya sejak merebaknya virus Corona, sejak awal ditemukannya di Wuhan, China akhir tahun 2019 lalu.
Sejak saat itu, perhatian seluruh dunia seakan tertuju pada virus tersebut, bahkan yang awalnya seakan cuek atau mungkin meredam kepanikan massa, lama-lama juga ikutan terlihat lebih serius dalam menghadapi wabah virus corona ini, yang akhirnya meluas menjadi pandemi sejak tanggal 11 Maret 2020 lalu.
Saya sendiri, sejak awal terdengar kabar adanya virus ini di China, sudah lumayan was-was dan memilih untuk mengurung diri dan anak di rumah saja.
Sejak saat itu, saya sering memantau kemajuan virus corona ini melalui website berita.
Terlebih saat virus corona ini akhirnya masuk ke Indonesia, di awal-awal masuknya, rasanya saya sebegitu parnonya, sehingga nyaris setiap saat membuka website untuk mengetahui update berita, sampai di mana penyebaran virus corona ini.
Asal Usul Nama Covid-19
Pada tanggal 11 Februari 2020, organisasi kesehatan dunia (WHO), memberikan nama resmi baru untuk virus corona yaitu Covid-19.
Covid-19 adalah nama penyakit yang ditimbulkan oleh virus corona, yang juga merupakan singkatan dari, 'CO' adalah 'COrona', 'VI' adalah 'VIrus', dan 'D' adalah 'Disease' atau penyakit. Sementara 19 berasal dari tahun diidentifikasi pertama kalinya virus tersebut, yaitu tahun 2019.
Pemberian nama dari singkatan tersebut bukanlah tanpa alasan, karena mulai beredarnya stigmatisasi dan penamaan yang mengarah pada referensi ke lokasi geografis tertentu, spesies hewan, atau sekelompok orang.
Karenanya, dengan nama tersebut, diharapkan tidak ada lagi yang menyebut nama penyakit dari virus corona sebagai penyakit dari negara tertentu.
Seperti yang kita ketahui, munculnya virus corona ini juga dimanfaatkan oleh beberapa elit politik dunia untuk saling menyerang.
Seperti Amerika yang menuduh bahkan terang-terangan menyebut virus ini dengan virus China, sementara beredar pula kabar yang entah hoax ataupun gimana, bahwa China menuduh Amerika yang membawa virus ini ke China.
Saya rasa, langkah WHO dengan memberikan nama Covid-19 sangatlah cerdas demi kedamaian dunia, dan juga agar semua pihak di dunia bersatu fokus ke solusi pencegahan, pengobatan, hingga pemusnahan ataupun penciptaan vaksin untuk penyakit Covid-19 ini.
Penemu Virus Corona
Seiring berjalannya waktu, saya akhirnya lelah juga dengan berbagai pemberitaan mengenai Covid-19 dan virus corona ini.
Dan saya akhirnya memilih tetap fokus diam di rumah serta membiasakan kebiasaan rajin cuci tangan dan hidup bersih lainnya kepada anak.
Namun, masih ada yang bikin saya kepo, siapa sebenarnya penemu virus corona tersebut? Dan seperti apa virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 ini?
Temans pada kepo juga nggak? *cari temen!
Sejarah Virus Corona
Jika ditelisik dari sejarahnya, virus corona pertama kalinya diidentifikasi sebagai penyebab flu biasa pada tahun 1960.
Sampai dengan sampai tahun 2002, virus ini belum dianggap fatal.
Akan tetapi, sejak adanya pasca Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-Cov) di China, para pakar mulai fokus pada penyebabnya, dan menemukan hasil bahwa wabah ini diakibatkan oleh bentuk baru virus corona.
Akan tetapi, sejak adanya pasca Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-Cov) di China, para pakar mulai fokus pada penyebabnya, dan menemukan hasil bahwa wabah ini diakibatkan oleh bentuk baru virus corona.
Lalu, pada tahun 2012 lalu, terjadi wabah yang mirip yaitu Middle East Respiratory Syndrome (MERS-Cov) di Timur Tengah.
Dan dari kedua peristiwa itulah diketahui, bahwa corona ternyata bukan virus yang stabil, serta mampu berdaptasi menjadi lebih ganas, bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Dan sejak itu pulalah, penelitian terhadap terhadap virus corona ini semakin berkembang hingga kini.
Menurut Prof. Soewarno, Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga, Surabaya, virus corona jenis baru atau Novel Corona Virus ( 2019-nCoV ) yang sekarang sedang berkembang, bukan merupakan sesuatu hal baru, melainkan hasil dari mutasi.
Menurut Prof. Soewarno, Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga, Surabaya, virus corona jenis baru atau Novel Corona Virus ( 2019-nCoV ) yang sekarang sedang berkembang, bukan merupakan sesuatu hal baru, melainkan hasil dari mutasi.
Virus itu serupa dengan corona yang menjadi penyebab SARS-Cov dan MERS-Cov.
Virus corona tersebut terus bermutasi, sehingga dari yang awalnya hanya sebagai host-spesific atau hanya bisa menulari sesama hewan atau manusia, jadi memungkinkan untuk bisa menulari mahluk hidup jenis lainnya.
Contohnya seperti dugaan awal, virus corona yang menjadi penyebab Covid-19 ini berasal dari kelelawar.
Hal ini disebabkan karena virus corona mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh lingkungan, host, waktu, serta perubahan sifat RNA-nya.
Penemu Pertama Virus Corona Di Dunia
Pada awal kemunculan virus corona ini, banyak media yang mengabarkan bahwa penemu virus corona adalah seorang dokter di salah satu rumah sakit di Arab Saudi, yang bernama Prof. Ali Mohamed Zaki, pada tahun 2012 lalu.
Prof. Ali Mohamed Zaki, sumber : beritabeta |
Akan tetapi fakta yang sebenarnya kembali mencuat akhir-akhir ini, bahwa sesungguhnya penemu pertama virus corona di dunia adalah June Almeida.
Sang penemu virus corona ini berhasil mengidentifikasi jenis virus flu ini pada 1964.
June Almeida penemu virus corona pertama kali di dunia, sumber : kompas |
Almeida adalah seorang virologis dari Skotlandia, sang pelopor dalam pencitraan, identifikasi, dan diagnosis virus. Keahliannya dalam mikroskop elektron membuatnya mendapatkan reputasi internasional.
Fakta kerennya adalah, perempuan kelahiran Glasgow 5 Oktober 1930 ini, ternyata tidak sempat mengenyam pendidikan formal seperti ilmuwan lainnya.
Almeida lahir di keluarga yang berlatar ekonomi lemah, merupakan putri dari seorang sopir bus bernama Harry Leonard Hart, dan terpaksa putus sekolah di usia 16 tahun.
Akan tetapi, di kemudian hari, hidup Almeida berubah drastis, setelah prestasi yang diperoleh pada tahun 1964, sehingga ia dianugerahi gelar Doktor Ilmu Pengetahuan (Sc.D.).
Covid-19, Gejala Dan Pencegahannya
Gejala Covid-19
Mengetahui gejala awal terinfeksi covid-19 sangatlah penting buat kita ketahui, akan tetapi perlu temans ketahui, jangan sampai hal tersebut mempengaruhi mental kita, sehingga tiba-tiba saja kita merasa tertular penyakit tersebut, padahal hanyalah perasaan saja.
Gejala awal saat terinfeksi virus Corona atau COVID-19 adalah, menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala.
Setelahnya, gejala tersebut dapat hilang dan sembuh atau malah memberat.
Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.
Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.
Gejala-gejala dari penyakit Covid-19 ini umumnya, muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona.
Pencegahan Covid-19
Yang menyedihkan adalah, hingga saat ini, belum ditemukan adanya vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19 ini.
Oleh karenanya, cara pencegahan adalah yang terbaik yang bisa kita lakukan.
Dan caranya adalah, dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan diri kita terinfeksi virus corona ini, seperti :
- Diterapkannya physical distancing, yaitu dengan menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, selain itu, sebaiknya jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
- Selalu menggunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan dan semacamnya.
- Selalu rutin mencuci tangan, dan jangan lupa menggunakan air mengalir dan sabun, atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah kita beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
- Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung, terutama sebelum mencuci tangan dengan bersih.
- Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti mengkonsumsi makanan sehat, tidur yang cukup dan semacamnya
- Hindari kontak langsung dengan penderita COVID-19, termasuk orang yang dicurigai positif terinfeksi virus Corona, atau juga orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek, karena bisa jadi berpotensi terinfeksi Covid-19.
- Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang segera tisu tersebut ke tempat sampah.
- Jaga selalu kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah serta lingkungan kita.
Selain melakukan pencegahan di atas, jangan lupa kita berdoa, semoga pandemi Covid-19 ini segera berlalu.
Dan saat itu tiba, semoga hikmah yang ditinggalkan oleh Covid-19 ini, yaitu hidup bersih dan sehat, lebih peduli dengan keluarga, akan terus kita pegang hingga anak cucu kita.
Sidoarjo, 20 April 2020
Reyne Raea untuk #BPNRamadan2020
Sumber :
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/02/12/063200865/ini-alasan-who-memberi-nama-resmi-covid-19-untuk-virus-corona diakses April 2020
- https://manado.tribunnews.com/2020/03/06/sejarah-virus-corona-identifikasi-sejak-1960-jadi-bentuk-mematikan-seperti-sars-mers-dan-covid-19 diakses April 2020
- https://beritabeta.com/sosok/penemu-virus-corona-pertama-di-dunia/ diakses April 2020
- https://www.alodokter.com/virus-corona diakses April 2020
Gambar :
- Berbagai sumber dari google
- Canva edit by Rey
Semakin hari makin banyak orang-orang di Indonesia yang terkena virus Corona. Semoga kita semua tetap sehat selalu ya walaupun cuaca kadang tidak menentu. Terima kasih sudah mengingatkan untuk selalu cuci tangan dengan sabun dan air bersih.
BalasHapusAamiin, cuci tangan ini bakalan jadi good habbit nih setelah ini :)
Hapusaminn, semoga cepet berlalu
BalasHapustindakan minimal selama ini sering cuci tangan, nggak asal pegang-pegang benda di tempat umum.
makan rutin tetep biar sehat dan ga gampang sakit, biar nggak mudah ketularan flu kalo misal ada orang lain flu
Nah benerrrr, kayak di lift, di pintu minimarket dan semacamnya :D
HapusNonton berita terus jadi gampang panik, orang lain panic buying, saya liat saldo atm cuma bisa paniknya doang.
BalasHapusCari hiburan, malah nemu drama pelakor yang bikin darah tinggi wkwkwk
Jadi saya menyibukkan diri bercocok tanam. Ada sisa-sisa potongan sayuran, coba-coba kubur di tanah, eh ternyata tumbuh pucuk baru. Lama-lama jadi hobi. Semoga bisa jadi persediaan buat nanti karena katanya bakal ada krisis ekonomi.
hahahahaha, kayaknya cuman saya ya yang santai nonton tuh drakor sambil ngemil, palingan saya deg-degan takut si kakak liat adegan anu-anunya :D
HapusSaya juga suka cocok tanam sebenarnya, saya bikin kompos-komposan depan rumah, semua daun saya tumpuk di situ, terus sisa potongan sayur dan semacamnya saya buang di situ, eh lama-lama tumbuh :D