Dan sebagai mantan pebisnis MLM, saya dulunya amat sangat familier dengan yang namanya prospek. Dan selalu ijo mata rasanya kalau ada orang yang bahkan menyodorkan diri buat dijadikan prospek hahaha.
Dalam KBBI sendiri, prospek adalah kemungkinan atau harapan.
Agak nggak nyambung ya, tapi disambung-sambungin aja deh hahaha.
Prospek memang adalah hal yang membahagiakan buat pebisnis atau markerter, tapi seringnya menjadi hal yang menyebalkan buat si prospek itu sendiri, khususnya jika yang di prospek memang nggak suka dengan produknya, atau bisnis MLM.
Bahkan jujur, nyari prospek buat saya saat bisnis dulu tuh adalah sebuah kegiatan yang menyebalkan, i told you, saya sebenarnya nggak pinter jualan, sementara ngeprospek itu bagian dari menjual.
Dalam bisnis MLM, khususnya oriflame, sesaat kita direkrut dan didaftarin, kita bakal dihubungi oleh upline yang merekrut, lalu dikasih banyak materi dasar, dan diminta melakukan tugas pertama, yaitu mengumpulkan kontak orang yang kita kenal.
Dan di situlah prospek di mulai.
Dan di situlah awal mula keluarga, sahabat muak dengan kita.
Di mana kita memandang mereka sebagai prospek semata atau kebutuhan bisnis semata, semacam nggak ada ketulusan dalam berhubungan.
Saya nggak setuju sih, kalau ada yang bilang kesal dengan kelakuan temannya, nggak pernah akrab, tiba-tiba dihubungi diajak ngobrol dan ujungnya ajak ketemuan buat diprospek.
Menurut saya itu sah-sah aja, selamaaaa... ada etikanya.
Sayangnya, khususnya dalam bisnis MLM macam Oriflame, di mana upline-nya berlapis, si upline kita ditekan uplinenya juga, upline paling atas ditekan pihak marketing perusahaan buat menggenjot penjualan.
Jadilah sikapnya jadi lebih ngegas dalam mencari prospek, sehingga menimbulkan banyak kemuakan di antara calon prospek, karena lupa dengan berbagai etika.
Pengalaman Diprospek
Sejak lama sebelumnya nikah, saya sudah pernah disuruh datang ke sebuah acara prospek MLM produk emas gitu.
Lucky me atau tepatnya nggak mau ikutan MLM tapi bingung cari alasan, saya cuman beralasan bahwa jangankan mau daftar bayar jutaan buat gabung.
Bahkan buat makan di kos saja saya irit-iritin, hahaha
Langsung mereka auto nyoret saya dari daftarnya :D
Setelah nikah, pengalaman saya diprospek ada beberapa kali, mulai dari diprospek buat MLM Oriflame, Jafra hingga beberapa produk MLM lainnya.
Dan jujur dari yang awalnya saya bete banget kalau diprospek, sampai akhirnya saya menikmati alur diprospek orang terhadap saya.
Di mana saya bakalan belajar lebih banyak cara dia memprospek saya, hahaha.
Sayangnya, saya belum pernah diprospek sama orang yang handal dalam prospek, kebanyakan sih masih amatiran, baru gabung bisnis MLM juga kayaknya, jadinya banyakan mereka yang ngegas dan baper ketimbang saya hahaha.
Si tukang prospek ini masih ngotot memberitahukan sistem bisnisnya, which is itu bagus sebenarnya, meski saya pengen bilang,
"Udeh tauk Mbaaa, bahkan udeh lebih khatam saya belajar ilmu Oriflame kayaknya, daripada situ," hehehe.
Ujung-ujungnya dia kesal dan cuman nge-read aja pesan saya.
Padahal kan bisa dengan berterimakasih, lalu ditutup,
"Kalau Mba tertarik mau gabung atau beli produknya, jangan lupa hubungi saya ya!"Lalu follow akun saya, rajin 'like komen' di postingan saya, sampai akhirnya saya lebih ngeh dengan dia dan tahu mau ke mana kalau saya tertarik.
Begituuhhh...
Etika Prospek Dalam Dunia Bisnis Marketing
Saya nggak tahu sih ya, mungkin karena mereka masih baru, atau memang tekanan bisnisnya yang keras, sampai banyak orang yang melakukan cara memprospek orang dengan cara barbar.
Salah satunya adalah, dengan melakukan pendekatan tanpa improvisasi.
Udah deh, dia langsung aja copas tulisan ajaran dari uplinenya.
Padahal uplinenya ngajarinnya ke beberapa orang.
Jadinya, mereka melakukan prospek dengan template tulisan yang sama, dan suer itu bikin males banget kan ye.
Saya pernah dan sering banget sih ikutan Kulwap macem-macem gitu, masuk ke WAG beragam, bercampur dengan orang umum, maksudnya nggak cuman para blogger saja.
Suatu hari ada yang menghubungi saya via WA jalur pribadi gitu,
"Assalamu'alaikum, saya Anu, kita satu grup di Whatsapp BBC MentalHealth. Ijin save nomornya ya, mana tahu saya nanti ada yang kurang ngerti dari grup itu. saya malu kalau nanya langsung di grup soalnya. Salam kenal ya"Seperti biasa saya jawab dengan ramah kalau silahkan saja dong ya, meski aneh banget, ngapain juga nanya ke saya, kenapa nggak save adminnya dan nanya ke adminnya?
Eh keesokan harinya ada nomor lain yang WA dengan kata-kata persis,
"Assalamu'alaikum, saya Banu, kita satu grup di Whatsapp BBC MentalHealth. Ijin save nomornya ya, mana tahu saya nanti ada yang kurang ngerti dari grup itu. saya malu kalau nanya langsung di grup soalnya. Salam kenal ya"Etdaaahhh, ganti nama doang!
Template tulisannya sama persis!
Alarm saya berdentang, ini kayaknya strategi prospecting lagi nih hahaha.
Tapi saya tunggu sampai beberapa lama, nggak ada telpon atau WA masuk tuh.
Sama beberapa waktu lalu, sampai Jumat kemaren saya yang semalaman begadang nulis deadline kerjaan karena brief-nya keselip.
Pas buka WA, agak kaget ada sebuah grup baru yang notifnya rame, saya liat judulnya kok bukan grup kerjaan nih, siapa yang masukin saya tanpa izin ke grup tersebut ya?
Saya tanya dong, meski sebenarnya saya udah yakin banget, ini grup buat prospek orang, sayangnya meski adminnya bejibun, nggak ada sama sekali yang mau balas saya secara baik, yang ada mereka balas pakai kalimat template bangeett, hahaha.
Ya udah deh, saya kasih ceramah aja, baru deh saya leave grup, hahaha.
Dan saya curhat deh di fesbuk, wakakakaka.
Btw, setelah saya leave grup, seorang yang mengaku bernama Sri Hartati menghubungi saya via japri daannnn, lagi-lagi kasih kalimat template yang bikin males baca, hehehe.
Sayang banget sih menurut saya, apa yang mereka lakukan itu terkesan terlalu serakah, maunya sekali hap, bisa closing banyak.
Padahal, semua ilmu dari para pakar sudah menjelaskan, tingkat closing itu lebih banyak ditentukan dengan etika dan attitude kita dalam memprospek.
Jadi, mending kita kumpulin 5 orang yang udah kita kenal baik, setidaknya bersedia diberi materi, ketimbang dengan cara paksa seperti itu.
Atau bisa juga pakai cara nyebarin link WAG di medsos, atau broadcast WA, kasih covert selling yang keren lah, biar orang nggak eneg bacanya hahaha.
Menurut secuil pengalaman saya, dan beberapa ilmu yang saya dapatkan sewaktu berbisnis Oriflame dulu, ada beberapa etika dan tips dalam memprospek orang, yaitu:
1. Kenalan dulu!
Tahu nggak sih, tugas pertama saat berbisnis marketing itu adalah ngumpulin kontak buat dijadikan prospek, setelah semua sudah dihubungi, kami juga diminta nge-add beberapa orang di facebook yang potensial buat di prospek.
Palingan saya tulis yang simple saja, seperti:
"Assalamu'alaikum Mba, salam kenal saya Rey, makasih ya udah di approve pertemanan saya :) "Tak pernah lupa emoticon senyum.
Udah gitu saja, kalau dibalas ramah lanjutkan obrolan, kalau enggak, stop aja dulu.
2. Akrabin diri dulu!
Setelah berteman di facebook, langkah berikutnya adalah mengakrabkan diri, rajin like komen statusnya, dengan natural sih ya, nggak muji berlebihan, nggak juga protes sampai jadi friend war, hehehe.
Yang ini ampuh banget, ada beberapa downline saya dulu, bahkan mereka menyerahkan diri buat didaftarkan Oriflame, daaann kami masih akrab sampai sekarang.
Salah satu yang paling berkesan adalah Mba Anisa dari Pemalang, yang meskipun saat ini dia juga ikutan nggak aktif di Oriflame sama kayak saya, tapi dia belajar dan improve diri banyak banget selama jadi downline saya.
Saya belum pernah ketemu dia, dan awal saya akrab ama Mba Anisa itu, akun facebooknya pakai nama palsu dan alay, lulusan SMU, gapteknya bikin saya pengen gigit keyboard laptop saat ngajarinnya, hahaha.
Dan dulunya dia adalah seorang ART di rumah seorang beauty blogger di daerah Tangerang kalau nggak salah.
Karena lama berbisnis dengan saya, dia improve diri jadi lebih open minded, ah kapan-kapan saya ceritain deh kisah hidupnya.
Dia adalah salah satu dari banyak downline saya yang masih akrab sampai sekarang, sebuah hal yang jarang terjadi dalam dunia bisnis MLM, hahaha.
3. Rajin 'pamer' di medsos
Pamer di sini bukan semata pamer kesuksesan sih ya, i haaateeeeee pamer kesuksesan, soalnya saya masih jauuuhhhhh dari kata sukses, hahaha.
Maksudnya adalah promosi, baik bisnisnya, produknya, pakai tehnik covert selling, yang modalnya memang nulis sih ya.
Sooo, belajarlah mencintai menulis.
4. Share acara prospek dibungkus sebuah acara lain, misal training gratis bisnis atau semacamnya
Believe me, tak pernah ada sebuah training yang pure kasih training gratisan.
Kecuali memang training yang diadakan oleh sebuah komunitas, meskipun biasanya ada sponsor yang harus kita lakukan di dalamnya, misal kita bantu share tentang branding-nya.
Even kelas blogger yang katanya tidak berbayar itu, kata siapa nggak berbayar?
Itu tugas yang diberikan tiada lain adalah bayarannya, di mana dalam tugas kudu masukin backlink buat pengajarnya, hahaha.
Sesungguhnya kasih training gratis juga langkah buat branding blogger kok :D
Jadi, kita bisa share info acara prospek, dan kalau kita udah berhasil mengambil hati teman medsos, bakalan banyak kok yang akan gabung ke grup tersebut, tanpa harus kita paksa ujug-ujug masukin grup.
5. Tawarkan secara sopan
Jika memang kuota WAG belum memenuhi, tawarkan ke rekan medsos yang udah kita catat sebagai peluang prospek.
Oh iya, seorang markerter nggak kenal arti penolakan sih, karenanya pastikan kita udah menjelaskan benefit-nya
6. Gunakan kalimat template secara tepat.
Kalimat template itu sesungguhnya penting sekali dalam bisnis online, karena waktu kita terbatas kan ye, kalau kita balas satu-satu dengan kalimat biasa, adanya kita sekarat di depan hape mulu.
Akan tetapi...
Penggunaan kalimat tersebut usahakan dengan lebih bijak dan diimprovisasi, agar menghindari double prospek yang berakibat ketahuan banget modus prospek kita.
Dan tentunya, pastikan kita mengenalkan diri dulu saat penggunaan kalimat template tersebut.
7. Pemilihan waktu yang tepat.
Jangan ngirim kalimat template buat prospek di tengah malam buta ye, yang benar aja.
Yang ada kita langsung auto diblokir.
Pilih waktu yang sesuai dengan jam kerja, biar lebih profesional.
Intinya yang sopan sih ya, dan kuatkan mental agar nggak baper lalu menyindir prospek yang nolak di media sosial.
"Ditawarin bisnis katanya nunggu saya kaya dulu, giliran saya kaya, yang ada mereka cuman datang buat ngutang duit"Atau,
"Saat kita lagi usaha, semua teman menjauh. Giliran sudah sukses, semua orang mengaku jadi teman"Hahaha, iya memang, nyebelin banget kalau kita ditolak itu.
Tapi tahu nggak sih, prospek yang menolak itu bisa jadi closing yang tertunda?
Karenanya, jangan putuskan hubungan dengan kalimat-kalimat sindiran seperti itu.
Setidaknya, kalau mau update tulisan gitu, pilih waktu yang sangat berjauhan sejak masa kita ditolak, jadi kan lebih aman, yang baper dan tersinggung dikit hahaha.
Mungkin banyak yang bilang,
"Ya ampun, repot amat sih, habis juga waktu kalau prospek satu-satu dengan cara itu!"Ya memang gitu jobdesc-nya kalau kita bisnis marketing secara online brosis!
Memang waktunya habis, emang dipikir kenapa banyak yang nggak sukses dalam berbisnis MLM?
Karena mental yang kurang?
BUKANNNN!
Banyak juga yang memang nggak kuat modal lagi buat meneruskan bisnis tersebut.
Di mana berbisnis online itu sebenarnya siap-siap aja keluarga terlantar, KECUALI KITA PUNYA MODAL BUAT hire admin dan pembokat.
Ini sama saja dengan penjual online yang ngamuk saat ada calon konsumen kerjanya nanya mulu nggak pernah beli, mereka capek jawabnya, lalu baper,
"Mengapa penjual kalau ditanya harga selalu jawab inbox ya sis?, biar semua orang nggak tahu kalau situ nanya mulu, beli kagak!"Cieehhh baper nih yeee...
Biar semua orang nggak tahu kalau konsumennya nanya mulu, beli kagak? atau biar semua orang nggak tahu kalau penjualnya nggak mau upgrade ilmu menjual secara online, jadi nggak bisa closing malah sibuk nyalahin konsumen, hahaha.
Ya begitulah...
Bisnis marketing online itu sesuangguhnya sama aja kayak bisnis lainnya, butuh perjuangan penuh keringat, waktu, uang dan kadang air mata.
Akan tetapi, bahkan yang nggak sukses kayak saya dalam bisnis MLM, setidaknya saya punya modal punya teman banyak yang baik-baik dari bisnis tersebut.
Kesemuanya bisa akrab sama saya ya karena saya menjalankan bisnis dengan hati.
Saya memperlakukan mereka seperti yang saya ingin diperlakukan oleh upline, dengan cara yang sopan tapi juga tegas pada tempatnya.
Alhasil, bahkan udah nggak berbisnis lagi, saya masih akrab sama mereka.
Sementara sama upline yang dulunya baiiikkkk banget sama saya, sekarang bahkan komen atau like status saya aja enggak, hehehe.
Begitulah.
Kalau temans, punya etika atau tips tambahan apa nih dalam berbisnis marketing secara online?
Share dong :)
Sidoarjo, 29 Juni 2020
#MondayBusiness
Sumber : Pengalaman dan opini pribadi
Gambar : Canva edit by Rey
Benar sekali mbak, saya dulu juga pernah tuh disuruh daftar bisnis apa itu, lupa soalnya udah lama, dia bilang untungnya banyak apalagi kalo bisa rekrut orang. Makin banyak bonusnya, tapi aku tolak saja karena memang ngga pintar bisnis seperti itu. Bisnis ku ya paling hanya jualan saja seperti jual nasi bungkus atau gorengan.
BalasHapusSoal dimasukkan grup tanpa ijin juga pernah kejadian. Tapi ya aku lihat lihat dulu grupnya sih, kalo banyak informasi yang bermanfaat sih biasanya aku betah gabung tapi kalo ngga minat, diam diam keluar sih, ngga tanya tanya dulu, udah malas.😃
Nah iya, sebenarnya saya nggak masalah sih dimasukin ke grup bisnis gitu, malah senang karena dapat ilmu, hanya saja memang karena adminnya sama sekali nggak mau jelasin itu loh yang nyebelin :D
HapusAku pun lebih suka ngeblog daripada bisnis MLM. Kadang aku sebel gitu sama upline yang nyuruh ini nyuruh itu tapi nyuruhnya agak kurang berkenan aja sama perasaanku.
BalasHapushahaha, nggak enaknya memang kalau kita disuruh-suruh dengan cara yang nggak sopan ya :D
HapusPernah juga merasakan seperti ini, diprospek habis-habisan oleh senior yang join MLM. Secara pribadi, risih banget dengan cara mereka.
BalasHapushehehe, terlalu semangat juga ya caranya, biki gerah :)
Hapusaku member oriflame dari jaman kuliah, lupa juga dulu kok tiba-tiba ada cece cece datang ke kosan dapat alamat kos dari mana, awal-awal pertama aku coba beli sendiri produknya biar bisa ngerasain. karna temen juga kebanyakan anak kuliah, mana ada yang mau beli produk ini. lama-lama lost contact dengan upline-nya
BalasHapusnahh setaunan lebih ini ditawari lagi sama temen sekolah dulu, akhirnya coba gabung lagi. memang agak susah nyari downline, dan palingan aku nawari ke SPG event kantorku atau temen kantor yang itu itu aja.
lama-lama ehh membernya udah nggak bisa dibuka lagi hahaha, jadi kalo ada orderan langsung ke upline-nya aja dan point udah nggak begitu diperhatikan lagi
hahaha iya Mba, sekarang kalau nggak salah, 6 bulan nggak pernah order, member auto mati :D
HapusKudu daftar lagi :D
Tantangan juga sih rekrut agak mudah, jualannya yang lumayan, apalagi sekarang digempur beragam kosmetik dari luar negeri :)
Wah pinter, ide bagus mbak dengan etika tidak membuat orang kesal dan bahkan jika tak sukapun tetap akan berteman baik dengan menjaga perasaan mereka
BalasHapusbetul sekali :)
Hapusserem banget sampe ada yang masukin nama ke grup wa gitu. berasa jadi dikejar-kejar orang buat nagih utang. Wahahaha... baru tahu saya ada yang kayak gitu, mbak.
BalasHapuspadahal, kan, trust terhadap brand hanya akan datang dari (calon) konsumen yang merasa "dekat dan percaya". kalau cara membangun kedekatan dan kepercayaannya mulai dari template mah... jangan harap. :')
Nah iyaaa, apalagi di zaman sekarang kan, makin banyak saingan juga :D
HapusJadi inget sama temenku nih, Mbak Rey. Doi juga ikut MLM gitu, dan aku juga pernah diprospek buat jadi downline nya. Tapi dia alus banget ngajaknya, gak template gitu. Walaupun begitu masih aku tolak. Soalnya aku bener-bener gak ada bakat jualan. Mana akunya penyendiri, pendiam, dan pemalu, pula. Sepertinya bakal susah banget buat sukses jualan.😂
BalasHapushahahaha, setidaknya temannya udah keren tuh cara prospeknya :D
HapusAslii. Bikin jengkel kalo ada orang yg prospek secara bar-bar wkwkwk
BalasHapusBTW, infonya menarik juga. Bisa saya terapkan insyaa allah
hihihi benar sekali :D
HapusTipsnya bagus mbaaa, memang seharusnya step by step dilakukan bukan asal gabruk ujug ujug datang padahal kenal saja nggak 🤣 yang ada seperti kata mba Rey, bukan untung yang datang, justru sumpah serapah dari orang-orang 🙈 apalagi kalau marketing sebuah brand, pait-paitnya brand itu sendiri yang jadi rusak namanya 🤪
BalasHapusSaya nggak pernah MLM tapi kadang beli produknya seperti kotak makan sejuta umat ituuu, terus Oriflame juga dan yang terbaru ini produk YoungLiving hahahaha. Buat saya MLM sebenarnya merupakan salah satu sistem marketing yang bagus, cuma bisa jadi jelek kalau dilakukan asal-asalan oleh orang yang mau jalur kilat. Padahal banyak brand dengan sistem MLM yang memiliki produk bagus dan bersaing di pasaran 😄 hehehe. However, sampai sekarang saya belum tertarik untuk coba join ke dalamnya 😆
Waahh saya baru tahu kalau YoungLiving itu MLM loh :D
HapusBetul sekali, kebanyakan yang kilat itu para member baru, tapi mereka juga kilat karena desakan upline sih hahaha