Sharing By Rey - Jodoh adalah cerminan diri?
Dulu saya sama sekali nggak percaya hal tersebut.
Setelah saya membaca sebuah ayat Alquran, bahwa:
"Wanita wanita yang keji adalah untuk laki laki yang keji, dan laki laki yang keji adalah untuk wanita wanita yang keji pula. Dan wanita wanita yang baik adalah untuk laki laki yang baik dan laki laki yang baik adalah untuk wanita wanita yang baik pula”. (QS An Nur : 26)
Saya jadi bertanya-tanya, mengapa mama yang (terlihat) sabar, diberi jodoh berkepanjangan seorang lelaki yang (terlihat) kasar?
Saya jadi tidak bisa serta merta mempercayai semua ungkapan bahwa jodoh adalah cerminan diri.
Bagaimana bisa? sementara mama saya seorang yang (terlihat) sabar, sementara bapak yang suka marah-marah, membentak kami semua dan selalu membuat mama bersedih?.
Mungkin karena itulah, saya tumbuh dewasa dengan penuh kehati-hatian memilih pasangan hidup, terlalu berusaha mendapatkan jodoh yang bisa mengimbangi saya, dan tentunya bisa sabar menghadapi saya.
Terlalu keras saya berusaha memilah pasangan, sampai (sepertinya) saya lupa memperbaiki kualitas diri, malah sibuk memperbaiki (atau juga memaksakan) kualitas pasangan.
Dan begitulah, sepertinya memang waktu mengajarkan saya secara perlahan bahwa jodoh memang adalah cerminan diri.
Jodoh Adalah Cerminan Diri, Belajar Dari Pengalaman Orang Tua
Demikianlah, setelah menikah lebih dari 10 tahun, saya jadi mengerti banyak hal khususnya dalam permasalahan di dalam rumah tangga, baik dalam rumah tangga sendiri, yang membawa saya sedikit banyak bisa mengira-ngira apa yang terjadi dalam rumah tangga orang tua saya.
Mengapa mama tidak pernah meninggalkan bapak, padahal sejak kecil saya selalu menyaksikan pertengkaran, atau lebih tepatnya bapak yang selalu uring-uringan, mama yang selalu menangis (saja).
Mengapa juga mama begitu marah besar, saat bapak terpikat wanita lain, sementara bukankah mama begitu membenci bapak yang selalu marah-marah itu?
Mengapa mama tidak mendukung saja suaminya itu diambil wanita lain, agar kami bisa melanjutkan hidup damai tanpa bapak?
Mengapa mama begitu sedih, saat bapak pergi jauh ke Manado (kembali), dan begitu bahagia saat bapak kembali lagi?
Dan yang paling menakjubkan adalah, mengapa mama masih saja bersama bapak sampai sekarang? sementara dulu mama selalu berjanji akan menceraikan bapak saat kami anak-anaknya menikah semua.
Mama seharusnya bisa dengan mudah melakukan hal tersebut, karena beliau punya pensiunan, setidaknya bisa bertahan untuk membiayai hidupnya.
Terlebih lagi, sampai tuapun bapak masih saja semenyebalkan dulu, meski kadarnya mungkin sudah lebih menurun, seiring usianya.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut baru terjawab setelah saya kemudian menikah juga, terlebih sekarang usia pernikahan saya sudah hampir 11 tahun.
Uwow dong ya.
I mean, saya makin tuwah ternyata (skinkerrrr, manah skinkerrr, hahaha).
Qadarullah, sepertinya saya tumbuh dengan lebih banyak meniru sikap bapak, dan entah mengapa saya kemudian dipertemukan dengan jodoh yang (sepertinya berkarakter mirip mama).
Bukankah itu bagus?
Bukankah mama adalah seseorang yang (terlihat) sabar?
Ternyata benar.
Mama adalah seseorang yang hanya terlihat sabar, sesungguhnya mama bukanlah orang sabar, tapi malas, hahaha.
Waktu kecil, saya memang lebih dekat dengan mama, karena kedekatan itulah membuat saya hanya memperoleh keluhan dari sudut pandang mama, yang karena setiap kali mereka bertengkar mama hanya diam saja, jadilah seolah mama itu sabar dan bapak itu kasar.
Saya sama sekali menutup diri dari keluhan bapak, padahal bapak juga sering mengajak saya bicara, namun karena saya sudah terlalu mengidolakan mama, jadinya saya seolah menutup diri dari keluhan beliau, huhuhu.
Pada kenyataannya, sebenarnya mama adalah cerminan diri bapak.
I mean, bapak sesungguhnya tidaklah sejahat yang terlihat, beliau marah dan ngamuk karena memang merasa stres sendiri.
Seorang laki-laki, terlebih dari suku yang mana lelaki sangat di'raja'kan, bapak merasa stres dengan keadaan yang seolah tidak berpihak kepadanya.
Di mana bapak tidak punya kerjaan tetap, apapun yang beliau kerjakan tidak bisa memberikan kehidupan jangka panjang buat anak istrinya, tentu saja itu melukai harga dirinya.
Dan sedihnya lagi, mama sama sekali tidak menganggap hal itu adalah sebuah masalah. Mama nyaman dengan keadaan kami yang sebenarnya jauh dari kata pas.
Karena mama bekerja di luar, dia punya waktu untuk mengaktualisasi dirinya, that's why dia bisa cuek saja, meski bapak marah-marah.
Keadaan itu nyaris sama dengan keadaan saya dengan pak suami, di mana saya seolah ada di posisi bapak saya, dan pak suami ada di posisi mama saya.
Di mana pak suami nyaman-nyaman saja menjalani hidup apa adanya, karena sesungguhnya meski jauh dari kata pas, pak suami nggak punya sesuatu yang benar-benar kurang.
Apa yang harus dipikirkan dengan mendalam?
Meski berkekurangan, anak istri selalu setia dan sama sekali tidak pernah meninggalkannya dalam keadaan seperti apapun.
Orang tua? hanya sekelebat saja bisa dikunjungi.
Bandingkan dengan saya, yang memang mengorbankan impian sejak menjadi ibu, yaitu terpaksa jadi ibu rumah tangga.
Dan saya berada jutaan KM dengan orang tua, dan sudah empat tahun tidak pernah bisa bersua dengan mereka.
Saya jadi benar-benar merasakan apa yang dirasakan bapak selama ini.
Dan jadi tahu, ternyata memang jodoh adalah cerminan diri.
Bapak berlaku kasar begitu ya karena mama yang tidak menganggapnya penting, atau bisa dibilang apa yang mama terima dari perlakuan bapak itu, ya karena timbal balik dari apa yang mama perbuat juga.
Iya, bapak adalah cerminan diri apa yang mama perbuat.
Jodoh Adalah Cerminan Diri, Perbaiki Kualitas Diri Untuk Jodoh Terbaik
Bagaikan seirama, beberapa waktu lalu saya juga tertegun dengan perkataan sejenis dari Mba Rani saat saya konseling secara online. Bahwa jodoh atau pasangan adalah cerminan diri kita.
Jika kita baik, maka jodoh kita pasti akan baik.
Jadi, kuncinya sebenarnya sangat sederhana.
Ingin mendapatkan jodoh yang terbaik?
Maka perbaikilah kualitas diri kita.
Itu yang selama ini terlupakan oleh saya.
Saya terlalu bersusah payah menuntut pasangan menjadi orang yang terbaik, sehingga saya lupa memperhatikan diri sendiri.
Maksud saya, bukanlah merendahkan diri sendiri, akan tetapi sungguh merugilah saya yang hanya peduli pada orang lain dan lupa memperbaiki diri.
Padahal, memperbaiki pasangan itu sungguh berat dan menghabiskan semua energi positif kita.
Daripada sulit menghabiskan energi positif, mending menciptakan energi positif bagi diri sendiri, agar bisa spread positive energy kepada sekitar kita.
Itulah yang dinamakan jodoh cerminan diri.
Percaya akan janji-Nya, di mana wanita baik untuk lelaki baik, demikian juga sebaliknya.
Maka mari berusaha untuk menjadi manusia terbaik, agar diberikan jodoh yang terbaik.
Sebuah jalan mudah untuk hidup bahagia dalam berumah tangga, di mana sibuk memperbaiki kualitas diri, karena mengurus diri sendiri itu jauh lebih mudah ketimbang mengurus orang lain.
Iya kan?
Demikianlah.
Tulisan ini sebagai pengingat diri dan penyemangat diri.
Saya mungkin juga sedang dalam proses untuk berdamai dan sibuk meningkatkan kualitas diri.
Dan semoga saya bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi, aamiin.
Sidoarjo, 12 Juni 2020
Reyne Raea untuk #FridayMarriage
Sumber : pengalaman diri
Gambar : Canva edit by Rey
Amiiiiiiin... Semangat ya Mba Rey, kami mendukungmu dari jauh 😅😁
BalasHapusPerasaan tadi belum ada kok tahu tahu nongol nomor satu.😂
HapusAamiin, makasih Mba Rini :*
HapusMAs Agus mah rajin amat berkunjung, tengkiuuu yaaa :D
Dibalik keberhasilan seorang lelaki maka biasanya ada wanita hebat dibelakangnya ya mbak biarpun tidak terlalu kelihatan.
BalasHapusEh tapi aku mau tanya nih mbak, misalnya kalo wanita yang baik untuk laki laki yang baik terus wanita tidak baik untuk laki laki yang jahat, kasihan juga ya.
Maksudnya aku adalah kasihan wanita tidak baik itu akan selalu berada di lingkaran hitam, padahal mungkin dalam hatinya ia mungkin ingin menjadi baik tapi tidak dapat dukungan.
Jadi alangkah baiknya kalo lelaki yang baik berjodoh juga dengan wanita tidak baik agar ia bisa membimbing ke jalan yang baik, karena aku percaya tiap manusia itu punya sisi baik dan juga sisi buruk seperti saya.
Jangan seperti sinetron Indosiar, dimana tokoh utamanya terlalu baik sampai bahkan dimaki, difitnah, dianiaya, dibulli, disakiti bahkan sampai ditabrak mobil atau pesawat terbang tetap baik bahkan selalu mendoakan yang terbaik bagi yang menganiaya. Sedangkan tokoh antagonisnya malah selalu.... Ah sudahlah.🤣
Cerminan sama jahat & baik pengertiannya beda pak haji...😊😊
HapusPengertian Jahat juga luas pak Haji.😊 Jadinya orang jahat dapat jodoh orang jahat juga terus nggak bisa berubah tetap dalam lingkaran setan nggak gitu juga pak Haji..🤣🤣🤣
Berubah atau nggaknya seseorang semua tergantung dirinya sendiri...Akan tetapi karena berpasangan selalu ada yang merubah dan mendukung.😊😊
Seperti yang pertama pak haji....Suami sukses ada istri dibalik itu semua...Atau sebaliknya..Gitu pak Haji.😊😊
Terimakasih atas tausiyahnya pak ustadz, hati jadi adem dapat tausiyah dari pak ustadz.😃😃
HapusSetuju banget dengan penjelasan pak Ustadz Satria, betul sekali, jahat di sini relatif, maksudnya kalau kita ingin punya pasangan begini, ya hal pertama yang harus kita lakukan adalah kita begini dulu :D
HapusSaya setuju jg sm agus, soalnya kalo laki baik dapet wanita yg buruk, masih bisa di bimbing, kan itu tugasnya jadi pemimpin dan teladan dalam keluarga. Lagipula perempuan lebih gampang nurut kalo suaminya tipe terang terangan kalo soal perhatian.
HapusTapi kalo laki2nya buruk dapet wanita yang baik, aduh duh. Kayaknya kasian banget yg wanita, butuh perjuangan. Apalagi kalo yang laki2 tipe tipe yang gengsinya tinggi, merasa udah bener sendiri, takut kalah saing sm istri yg ternyata lebih baik, aduh du e...
Iyaaa, sedihnya lagi, kalau lelaki buruk dapat wanita baik, yang disalahkan biasanya wanitanya huhuhu
HapusDulu selalu kepikiran sama kata ini"jodoh adalah cerminan diri" tapi ketika udah mau nikah gini, saya jadi paham, kayaknya itu kalimat ada benarnya. Yang saya harapkan sih kalau dia memang cerminan diri saya, kami bisa memperbaiki diri sama-sama....😊
BalasHapusSemangat memperbaiki diri, nanti Allah berikan jodoh yang terbaik :)
HapusNaahh tuuhh! Tempe...🤣🤣🤣🤣
BalasHapusTetapi sang admin disini jujur sekali bahwa selama ini ia mencerminkan sikap bapaknya yang Guuuaaalllaaakkk!!..🤣🤣🤣
Meski pada faktanya ia selalu dekat dengan ibunya yang katanya sabar dan pendiam...🤣🤣
Sama seperti almarhum bapak saya yang bengis dan ringan tangan, Tetapi bersyukur saya tidak demikian...Meski keluarga dirumah menganggap saya seperti ayah saya.😊😊
Yaa intinya jodoh cerminan diri kita sendiri. Jahat atau baik semua sudah ditentukan oleh allah.S,W,T
Akan tetapi prilaku cerminan negatif bukan tidak bisa dirubah semuanya selalu ada jalan untuk kebaikan. Karena dengan kita berpasangan saling menutupi kekurangan dengan kelebihan masing2 itulah jalan menuju kebaikan.😊😊
Ciiieee ilee lebay banget gw yee..🤣🤣🤣
Awww.... rasanya kadang kagak percaya, si Kang Sat ini kalau nulis bijak banget, pola pikirnya mencerminkan betapa udah kenyang banget makan asam garam kehidupan ya :D
HapusBtw bapak kita kayaknya sama galaknya, cuman untungnya saya anak perempuan, jadi cuman dipukul betisnya, kagak disiksa sampai parah hahahaha
Saya sih ga terlalu paham dan sebenarnya bingung dengan istilah "jodoh/pasangan adalah cerminan diri". Kata kata bersayap yang bisa diinterpretasikan macam-macam.
BalasHapusContoh, kalau dapat suami bertabiat jelek, apakah seorang wanita harus mengatakan itu adalah kesalahannya? Atau kalau istri bertingkah jelek, apakah semua pasti salah suami?
Tidak juga. Kesalahan menilai itu manusiawi dan setiap manusia bisa melakukan kesalahan kapan saja dan dimana saja. Kebetulan saja, salahnya dalam menilai. Apakah itu merupakan cerminan diri kebodohan dari sang wanita/pria, ya tidak juga karena hanya sebagian kecil dan keteledoran manusia pada satu sisi saja. Bukan cerminan dari sang wnaita/pria secara keseluruhan
Buat saya sih, kata "cerminan" disini adalah kata-kata bersayap dan tidak jelas arti serta maknanya.
Cuma ditujukan agar mendorong orang mau introspeksi saja dengan cara yang enak didengar, tetapi sebenarnya tidak bermakna apa-apa.
Tidak jelas batasan cerminan ini seperti apa. Tidak selalu terbukti di dunia bahwa seorang laki-laki bertingkah A akan mendapat perempuan yang bertingkah laku seperti B. Seorang laki-laki berperangai baik, belum tentu berjodoh dengan perempuan berperangai baik pula.
Jodoh itu batasannya apa? Pasangan itu terjemahannya sebagai apa karena ada pacar, istri, suami, dan kemudian di Amerika dan negara lain ada sesama jenis.
Hanya tulisan di bagian akhir Rey yang menjelaskan bahwa ini adalah sebuah usaha Rey untuk memperbaiki keluarga, yang dimulai dari diri sendiri. Introspeksi. Rey butuh pembenaran / alasan / atau harapan untuk melakukan itu, dan tulisan ini adalah cara Rey membenarkan usaha Rey untuk melakukan langkah perbaikan dengan melakukan introspeksi diri, dengan harapan ada perubahan dalam sisi keluarga Rey
Pertanyaan saya, kalau usaha Rey memperbaiki kualitas diri tidak berhasil mengubah tingkah laku pak Sua, apakah berarti itu "cerminan diri Rey" yang sebenarnya? Rey berharap perbaikan pada diri Rey akan memperbaiki juga sikap dan hubungan dengan pak Suami, tapi kalau tidak berhasil, maukah Rey mengatakan bahwa Rey memang cerminan dari pak Sua sesuai pandangan Rey di atas?
Maaf untuk berkata apa adanya... :-D :-D
🙄🙄🙄😲😲😲🖕🖕🖕🤣
HapusEtdaaahhh, si bapak ini, selalu bisaaa aja menguak apa yang sebenarnya saya takutkan saat menulis sesuatu.
HapusMungkin pandangannya yang terlalu luas Pak.
Tulisan saya itu sebenarnya sebuah refleksi diri dalam berdamai dengan kehidupan, dengan inner child juga.
Hasil belajar dari waktu :D
Waktu saya nulis judulnya aja, saya udah terpikirkan, ini kayaknya bakal ada yang berpikir kalau apa yang pasangan kita lakukan karena kesalahan kita, maksudnya misal, pasangan selingkuh, itu salah kita.
Tapi bukan Pak, ini agak lain konteksnya, ini berbicara dengan egois haha.
Maksudnya membicarakan diri sendiri, di mana saya belajar memilih jalan hidup yang mudah, meskipun kagak mudah pastinya dijalani, tapi setidaknya dibiasakan dulu, semoga lama-lama jadi terbiasa.
Pilihan hidup yang hanya berpusat di diri saya sendiri Pak.
Saya hanya akan lebih mempedulikan diri saya.
Saya harus hidup dengan baik, melakukan semua hal dengan baik.
Masalah orang, dalam hal ini pasangan mau balas baik ke saya kek, atau tetep nggak baik ke saya kek, itu urusan orang dan sang pencipta.
Saya hanya mau hidup dengan baik, untuk diri saya sendiri.
salah satu caranya, ya dengan meyakini janji-Nya, untuk masalah jodoh, bahwa kalau saya merasa jodoh saya nggak baik buat saya, itu bukan karena jodoh saya, tapi karena saya.
Jadi saya bakal memperbaiki diri, melakukan hal yang baik, termasuk belajar bereaksi yang positif terhadap sesuatu yang saya hadapi, itu jauh lebih mudah ketimbang tiap saat berharap orang lain baik biar kita baik.
Padahal kita baik aja demi Allah, nanti Allah yang balas kebaikan kita, dan itu pasti, demikian janji-Nya.
Bijak banget Rey?
Kagaaakkk, masih dalam tahap belajar, tapi dengan menuliskannya, saya akan terus belajar untuk menjadi pribadi yang baik, menegur diri sendiri dari tulisan sendiri hahaha.
Kalau saya udah baik, tapi pasangan tetep nggak baik?
Ah itu mah urusan pasangan, saya yakin tidak ada kebaikan hamba-Nya, setitik pun yang tidak akan dibalas dengan kebaikan, bahkan berkali-kali lipat.
Etdaahh, saya bijak banget nih, kayaknya abis minum vitamin yang bergizi hahahaha
Alhamdulilah lumayan adem baca fridaymarriege kali ini hehe
BalasHapusTapi aku turut senang karena Kak Rey lebih terfokus untuk upgrade dan memperbaiki kualitas diri sesuai advice dari mbak rani yang lebih ekspert di bidang psikologi, yang aku yakin prosesnya biarpun ga mudah bagi yang ga mengalami, tapi karena niatannya sudah tulus dari lubuk hati kak rey yang paling dalam semata-mata karena kak rey ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi, sehingga bisa menularkan positif vibes ke sekitar terutama anak-anak, maka insyaalloh akan Alloh mudahkan jalannya..
Alloh pasti memberikan ujian sesuai batas kemampuan umatnya, dan akuu yakin kak rey bisa meskipun sekali lagi mungkin prosesnya ga mudah terutama bagi orang lain yang ga mengalami, tapi kembali lagi...karena niatan kak rey sudah baik, pasti nanti ujungnya akan baik, insyaalloh...
Pokoknya berkah terus untuk kak rey dan keluarga, amin
#btw skinkernya merek apa kak rey? Ulas dong di blog
Jawab kak rey : oriflame, wekekek..
Kayaknya abis minum vitamin baik Mbul, makanya agak bener dirinya si mamak Rey wakakakakak.
HapusAh, semoga bisa selalu berpikiran positif, sebenarnya udah banyak banget hal yang mengajarkan saya betapa positif itu akan menarik yang positif ke kita juga.
Sayangnya memang yang namanya manusia kadang eh sering juga lupaaahh hahahahqa
Btw skinkerkuh sekarang ngasal, tergantung endorsan dan diskonan wakakakakak
kita manusia yang tidak sempurna. berpasangan dan jodoh itu saling melengkapi :)
BalasHapusbetul sekali :)
Hapusamin semoga mbak rey bisa menjadi manusia dan ibu yang lebih baik lagi
BalasHapusilmu agama aku juga nggak pinter pinter banget, baca alquran kadang juga ngga ngerti artinya, kalo jodoh adalah cerminan diri, suka heran aja kalo liat orang yang si ceweknya kalem, lembah lembut, baik ehh si cowok kelakukan diluarnya 'gitu', tapi kalo di rumah terlihat baik. hanya mereka yang tau
iya Mba, kadang memang keduanya sama hanya dalam jenis yang berbeda sifatnya hahaha
HapusMenurut saya kata-kata jodoh adalah cerminan diri bisa jadi ada benarnya meski saya nggak pernah menanggapinya atau memegang kata-kata tersebut sebagai pedoman. Dan kenapa saya bilang ada benarnya sebab pada dasarnya semua manusia itu baik makanya berjodoh dengan orang baik juga, pun yang namanya orang jahat itu relatif (mau dilihat dari mana? -- siapa yang bisa menilai jahat?) 🙈 ehehehehe.
BalasHapusOhya mba Rey memang paling nyaman menjalani hidup apabila kita penuh cinta untuk diri kita dengan begitu kita akan berusaha menjadi versi terbaik dalam hidup kita 😍 jadi nggak ada salahnya untuk kita keep upgrade kualitas kita karena pada akhirnya itu untuk kebaikan kita juga terlepas pasangan nantinya akan berubah apa nggak (kitapun nggak bisa menilainya dengan mata terbuka). Karena seyogyanya setiap insan manusia pasti berproses cuma berbeda-beda timing-nya 😁
aahh suka banget dengan kalimat berproses namun beda timingnya, iya juga ya, sebenarnya semua manusia itu sama, hanya saja mungkin timingnya belum datang :)
HapusYang penting kita semangat upgrade kualitas diri :)
moga aku cepat dapat jodoh..
BalasHapusaamiin :)
HapusBener bener merasuk ke jiwa inih.
BalasHapusJodoh cerminan diri
Jadi gak perlu buang buang energi untuk ngubah orang lain. Fokus perbaiki diri saja, nanti jodohnya juga bakal ngikut berubah, Insyaallah
Bener, insha Allah :)
HapusAku nangis mbak Rey baca ini. Hiks...Hiks...,
BalasHapus