Dulu tuh saya sering bahas masalah cinta-cintaan, meskipun kebanyakan bahasnya masalah cinta dramatis orang lain.
Siapa sangka? seiring waktu, saya akhirnya membahas masalah cinta-cintaan diri sendiri, karena dramatis, hahaha.
Btw, ini tuh udah pukul 10.28 malam dong, dan saya baru mulai menuliskan postingan yang kudu tayang besok pukul 06.30 pagi.
Udah gitu, pas intip tema yang udah saya tulis di Ide BlogPost untuk ODOP Sebulan yang saya bikin, kok ya makin shock dengan melihat, temanya kok ya cinta-cintaan gini.
Bukannya apa-apa, cuman timing-nya lagi nggak tepat kayaknya, atau memang tepat, agar bisa meaningfull terhadap pasangan kali ya?
Entahlah..
Saya lagi malas mengingat pasangan saat ini, saking udah beberapa hari ini, kambuh lagi sifat buruknya.
Dia pergi entah ke mana, nggak kasih kabar sama sekali, di WA bahkan nggak mau dibaca, even di WA sama kakaknya.
Yang bikin saya kesal adalah, dia nggak ninggalin duit sepeserpun, sementara kebutuhan banyak, makanan juga udah mau habis, dan saya bingung, anak-anak nanti harus makan apa?
Iya, saya udah nggak mikirin lagi dia mau ke mana, mau ke istri lainnya kek, ke selingkuhannya kek, yang penting bertanggung jawab sama anaknya, ninggalin duit kek, hahaha!
Iya kan, daripada saya sakit hati berharap dia mau sekiranya mengerti, even dia seorang suami yang bebas bepergian, tapi setidaknya berkabarlah, biar anak-anaknya tahu, kalau dia masih hidup dan masih ingat anaknya.
Mending kan saya mikirin duit aja, biar saya nggak pusing anak-anak makan apa? tagihan ini itu bayar pakai apa?, SPP si kakak bayar pakai apa?
Tapi ini, boro-boro...
Melenggang aja dia entah ke mana, melarikan diri dari tanggung jawab kali ya.
Rasanya, pengen banget saya kerja mencari uang di luar, biar nggak selalu bingung seperti ini, tapi balik lagi... TERUS ANAK-ANAK GIMANA?
Terus aja berkutat dengan masalah anak, yang bikin saya kebingungan melangkah.
Lalu saya galau, lalu saya curcol di story, lalu lelaki lain datang memberi perhatian, bikin tambah pusing aja.
.
.
Lah, di saat kayak gini, kok ya saya kudu bahas tema menumbuhkan rasa cinta pada pasangan?
Duuhh, berad!
Rasanya, udah nggak tersisa ruang untuknya di ingatan saya yang semakin pikun ini.
Karena memang terlalu sering diginikan, seperti saat bulan puasa lalu, sebulan dong dia nggak pulang dan nggak ninggalin duit pula, ckckck.
Akan tetapi...
Tema ini memang udah saya tulis di postingan tersebut, mau nggak mau harus saya tuliskan, semoga aja bisa menguatkan saya, even mungkin jadinya saya terlihat bucin, hoeks.
Iya, saya mengerti, orang lain mungkin heran mengapa saya mau bertahan, ini hubungan yang sungguh toxic sebenarnya, tapi gimana dong, saya belum sama sekali melihat adanya pintu buat keluar, yang bisa saya lakukan adalah menarik nafas dan mencoba bersabar serta berdoa diberikan yang terbaik.
Iya, saya mengerti, orang lain mungkin heran mengapa saya mau bertahan, ini hubungan yang sungguh toxic sebenarnya, tapi gimana dong, saya belum sama sekali melihat adanya pintu buat keluar, yang bisa saya lakukan adalah menarik nafas dan mencoba bersabar serta berdoa diberikan yang terbaik.
Duh ya, malah curcol, terus gimana dong cara menumbuhkan cintanya?
Jika 'Cinta' Terlalu Sulit, Mungkin Bisa Dengan 'Sayang'
Saya jadi ingat komentar bapak Anton di postingan saya lainnya tentang 'Marriage', katanya coba ubah jadi 'sayang'.
Iya juga ya, kalau dipikir-pikir, saya tuh bisa lebih sabar dan pengertian kepada teman-teman, karena saya sayang sama temans.
Dan saya cinta sama anak-anak dan suami, jadinya saya selalu pengen mereka berbuat hal yang sempurna. Karena saya ingin mereka selalu bisa lebih baik lagi, karena saya tahu mereka akan bahagia kalau mereka lebih baik lagi.
Kalau temans, mau mereka sukses atau enggak, saya hanya bisa menyemangati dan mendoakan.
Nggak bakal saya maksain, malah menghormati apapun usaha mereka, sekecil apapun itu.
SOALNYA KAN NGGAK BERPENGARUH LANGSUNG KE KAMU, REY!
Hahaha.
Nah itu dia sebenarnya masalahnya.
Tapi kalau bisa dicoba, kenapa enggak?
Mungkin langkah pertama yang harus saya lakukan adalah, berdamai dengan diri saya sendiri, lalu menerima keadaan yang saya alami, kemudian menyayangi pasangan saya yang kabur entah ke mana itu.
Mencoba memahami, dia mungkin butuh waktu untuk pulang ke sini, mungkin dia lagi nggak punya duit?
Jadi sementara, saya harus berusaha sendiri, jangan sampai saya membebani dia dengan masalah keuangan, karena dia juga sedang berusaha.
BENTAR... BENTAR...
SAYA KOK MERINDING NULIS DI ATAS ITU..
Jangan membebani dia?
Dia sedang berusaha?
Terus anak-anak ini gimana?
Saya pause dulu kayak tamagochi??????????? (padahal tanda tanya banyak itu nggak guna, hahaha)
Duh ya, kok susah amir sih tema besok itu!
Jika 'Sayang Pasangan 'Terlalu Sulit, Mungkin Bisa Dengan 'Sayang Diri Sendiri'
Nah kalau ini kayaknya masuk akal ya.
Meski masih juga kerasa sakit hati mendalam.
Saya uring-uringan mulu jadinya, anak-anak jadi kena batunya, pengen curcol ke psikolog, lagi nggak punya duit nganggur, huhuhu.
Tapi saya harus bisa cari solusinya, dengan cara mengabaikan orang yang sengaja mengabaikan kami juga.
Hiks nulis kata 'mengabaikan' kok ya saya jadi pengen nangis.
Saya jadi ingat alasan mengapa mama saya dan (hampir) semua keluarga besar mama tidak setuju saya menikah dengan si pacar dulu.
Karena mereka trauma sama orang Jawa.
Lantaran mereka punya beberapa kisah tidak menyenangkan dengan berjodoh dengan orang Jawa.
Salah satunya, adiknya om saya.
Dan saya dengar samar ceritanya, sungguh menyedihkan.
Adik om saya itu cantik, jadi harapan dan kebanggaan orang tuanya.
Lalu dia bertemulah dengan orang Jawa, pacaran dan (memaksa) menikah dengan lelaki Jawa tersebut.
Akan tetapi, sayangnya si tante saya itu, mau aja menikah, tanpa sekalipun ketemu dengan ortu si lelaki. Sampai akhirnya suatu saat si lelaki itu pamit mau pulang ke Jawa, tante saya ngotot dong mau ikut, mau kenal keluarganya.
Yang ada, sesampainya di Surabaya, tante saya itu ditinggal gitu aja di pinggir jalanan Surabaya, which is tante saya itu belom pernah sama sekali ke Surabaya.
Dia sama bayinya pula.
Beruntung dia bisa menelpon ke Buton, dan akhirnya om saya, menelpon adiknya mama di Surabaya ini yang jadi tentara, dan dijemputlah tante saya itu, lalu disuruh pulang ke Buton, karena sampai berhari-hari suaminya nggak nyariin dia.
Iya..
Dia dan bayinya, diabaikan begitu saja di pinggir jalan.
Jadi, kadang melihat nasib saya sekarang, seorang diri mengurus 2 orang anak, tanpa kabar dari seseorang yang menjadi tempat saya bergantung, rasanya ngenes banget huhuhu.
Tapi sudahlah.
Nggak mungkin dan nggak ada gunanya juga saya mengadu ke mama saya.
Toh semua ini pilihan saya.
Mereka semua sudah mewanti-wanti saya dulunya.
Tapi saya memaksa, ya udah... mari kita hadapi sendiri, eh kata siapa, bertiga dengan bantuan Allah dong.
Yaitu dengan cara menyayangi diri sendiri.
Jika meaningfull pada pasangan begitu berat, mengapa nggak coba meaningfull diri sendiri.
Saya sering baca di medsos tentang metode menerima sebuah keadaan.
Yup MENERIMA.
Menerima kalau saat ini pasangan ingin sendiri, dan nggak mau diganggu, meski aneh banget, seorang ayah kok kabur dengan alasan nggak mau diganggu, STOP Rey! FOCUS!
Okeh, hihihi.
Menerima bahwa memang saat ini keadaannya ya kayak gini, harus berusaha sendiri. Karenanya sebaik mungkin saya kudu berusaha mencari uang buat biaya hidup saya dan anak-anak, karena saat ini yang kami butuhkan itu.
Berat memang, makanya butuh banget ikhlasin diri menerima keadaan yang ada, bukan buat siapa-siapa, tapi buat diri sendiri, karena saya sayang diri sendiri, jadi saya nggak perlu terus-terusan merasa stres hingga depresi sendiri.
Menerima di sini bukan berarti nrimo karena nggak berdaya, tapi karena saya sadar semua yang saya lakukan itu nggak ada gunanya.
Mau marah-marah, mau nangis, belum sampai membawa solusi, yang ada migren saya makin parah, pikun saya nambah, dan anak-anak makin rewel karena mencontek depresi saya.
Meskipun berat, perlahan-lahan memikirkan, kalau yang penting saat ini adalah solusi, dan menangis itu bikin mata saya yang kantung matanya udah serem ini, makin serem lagi.
Maka menerima, saya rasa menjadi jalan yang lebih baik.
Setelah menerima (meski belum bisa sepenuhnya), langkah selanjutnya adalah mencari solusi, tentunya yang masuk akal.
Daripada berharap pasangan mau berubah dan pulang bertanggung jawab ke anak-anaknya, mending saya alihkan perhatian, doa dan semangat saya untuk meneruskan hidup dengan semangat, apapun keadaannya.
Toh ini memang dunia, mana ada yang abadi?
Termasuk rasa sedih melihat anak-anak nggak dibiayai ayahnya.
Karenanya, saya harus bisa cari duit, agar anak-anak tetap bisa hidup dengan gembira dan tidak kelaparan.
Kalau saya alokasikan waktu dan pikiran saya untuk cari duit, insha Allah dapatnya duit.
Ada anak-anak bersama saya, dan Allah jamin rezeki mereka.
Insha Allah kami baik-baik saja, even keliatannya menyedihkan, hahaha.
Meskipunnn, mungkin masih dalam tahap terus dan terus belajar, tapi doain saya selalu kuat dan semangat ya temans.
Demikianlah, postingan hari ini nggak banget ya, isinya curcol ajaaahh..
Abisnya, yang punya blog lagi merasa kurang baik, tapi terus semangat menulis dong.
Kalau temans, masih semangat menulis nggak nih?
Btw maafin yang belom saya balas komen dan kunbal ya? atuh maaaahh, si mamak Rey terlalu sok sibuk akhir-akhir ini.
Semoga sibuk, membuat saya selalu berpikir positif dan terus mencintai diri sendiri maupun anak, aamiin :)
Sidoarjo, 28 Agustus 2020
Sumber : pengalaman pribadi
Gambar : Canva edit by Rey
Semangat mbak rey💪... Allah kasih cobaan karena tahu mbak rey bisa melewatinya. Mungkin akan ada hal indah yang tak terduga ke depannya nanti. Semangat dan perjuangan mbak rey untuk membesarkan anak pasti akan berhasil. Saya berdoa semoga kelak mereka jadi jadi anak-anak yang sholeh dan sukses dan mbak rey selalu kuat menemani mereka tumbuh dewasa. Komen saya kayaknya sok banget, tapi ini doa yang tulus. Saya mau kasih semangat semangat semangat yang banyak💪 semoga tersampikan ke hatinya mbak rey😊
BalasHapusAamiin.. makasih yaaakk :*
HapusBtw rajin amat dirimu say, baru aja saya intipin blog, eh udah ada komen dirimu lagi qiqiqiqiqiqi
Sebenarnya tetap perlu hati2 jika dipanggil sayang. Mungkin dia sudah lupa nama kita.
BalasHapuswkwkwkwkwkwkww, kagak apa-apa lupa, asal nggak lupa ngasih duit hahahahaha
HapusMatre is the best wkwkwkwkw
1. Waahh!! Sepertinya nulisnya sambil gunda-gulana nih. 😊😊 Sampai orang jawa dibawa2..Heeheee!!...Emang orang jawa mah begitu...Eeheee🤣 🤣 Buat orang jawa coba tunjuk tangan.🤣 🤣 Sudah2 jangan membawa2 ras atau suku semua manusia sama dihadapan Tuhan. Cuma terkadang manusia saja yang suka membeda2kannya.😊
BalasHapusOk kembali ke topik pembahasan.....Bahwa orang jawa memang.🙄 😲😲 Eehh salah!😂 kok orang jawa lagi sih.🤣 🤣
Suami selalu menghindar bahkan jarang pulang kerumah?..Apakah ini menjadi hal yang normal atau tidak? Dan apakah ini bisa jadi solusi? Belum tentu. Bahkan cendrung bisa jadi bom waktu atau kontroversial jika masing2 kedua pasangan saling bertahan menurut egonya masing2.
Lalu baiknya memang harus ada perdebatan, Namun tetap dengan kepala dingin dan tetap juga harus saling merhargai tanpa adanya bersinggungan dengan kekurangan masing2.😊 Meski pada faktanya hal itu hanya sebuah teori. Kebanyakan orang jika sudah seperti itu enggan memupukan rasa cintanya seperti diawal atau akan luntur secara perlan. Karena banyak faktor penyebabnya, Dan tentunya setiap orang akan berbeda2 problemnya.
Tetapi mbak Rey disini saya bilang cukup kuat dengan type suami yang berperilaku menghindar dengan alasan mencari nafkah. Harus seperti apa penanganannya, Sebenarnya semua itu ada di mbak Rey sendiri dan suami.
Mungkin juga ada Ego dari mbak Rey yang kurang disukai suami. Karena hal itu membuat dirinya lebih baik diam dan menjauh dengan cara menghindar. Dan mbak Rey juga nggak boleh bilang kepada suami seperti ini... "Terserah luh deh mau pergi nggak pulang2 juga nggak apa2 asal penuhi kebutuhan anak2 dan istri. Syukur saya dapat kerja jadi nggak pusing dengan masalah yang terus terbebani"...
Coba seandainya itu dikabulkan Tuhan mbak Rey jadi wanita karier, Suami juga sukses dan rajin memberikan kebutuhan anak2 bahkan berlebih. Belum tentu itu jadi solusi? Dan semua masalah hilang. Dan belum tentu juga anak2 terurus dengan benar seperti semula. Intinya ikhlaskan dan terima masalah yang terjadi dalam rumah tangga kita dengan Do,a. Dan ajarkan pula anak2 kita untuk selalu mendo,akan kedua orang tuanya agar diberikan rasa syukur serta rezeki yang berlimpah.
2. Nah begitupun mbak Rey, Do,a kan suami yang terbaik meski ia tidak pernah pulang, Yaa bisa jadi ia sedang mengadu nasib untuk memenuhi kebutuhan keluarga meski terkadang semua itu selalu menjadi tanda tanya besar, Tetapi kita harus tetap optimis semoga semua itu bisa menjadi yang terbaik. Dan Insyaallah Tuhan juga akan membuka mata hati sang suami menjadi orang yang bertanggung jawab bila sedang jauh dari pantauan keluarga.
HapusSaya ngalamin hal seperti diatas cuma beda saja permasalahannya, Dulu pas saya berhenti kerja baik orang tua, Keluarga, Mertua dan tetangga2 juga ikut menggosipkan bahkan mengatakan...."Punya keluarga kok malah berhenti Kerja laki macam apa itu..Emang anak istri nggak mau dikasih makan. Istrinya juga bisanya main medsos sama dandan doang, paling nggak sampe setahun rumah tangga bakal berantakan".😲 😲..Begitu kata keluarga saya dan para tetangga yang merasa sudah jadi orang super benar kala itu.😬😬
Terlebih Mertua moyong sajo mulutnyo kalau ketemu saya..😬😬....."Laki kamu itu Pea yaa Vin nggak kesian sama anaknya apa, Disuruh kerja malah milih berhenti"..
Beruntung saya masih bisa berpikir jernih kala itu. Dengan kepala dingin meski dalam hati dongkol banget suueee..😬😬 Bukannya bertanya yang baik kasih solusi sebabnya apa malah langsung memvonis dengan alasan zaman sekarang cari kerja itu susah. Ok itu benar tetapi kalau kerja nggak nguntungin buat keluarga juga sama saja bagi saya mending berhenti. Pas aku punya usaha sama istri ceritanya lain lagi...Yang tadi monyong jadi sok bermanis2...Padahal kaga manis..Haahaaaa!!.🤣 🤣 Bini gw tahu bisa ditimpuk sendal nih gw Haahaaa 🤣 🤣 🤣 Pokoknya panjanglah masalah saya dulu sewaktu nganggur dan karna nganggur jadi terbentur masalah2 lainnya. Yaa hampir sama seperti yang mbak Rey alami. Bahkan saya dan Istri harus menghapus blog Wordpress yang cukup Seo kala itu karena masalah keluarga lebih penting.😩
Ke Pisikolog juga belum tentu menjamin masalah kelar, Mereka hanya bisa menenangkan sesaat. Karena apa Pisokolog juga bukan Tuhan, Ia manusia biasa juga yang punya kelebihan serta kekurangan. Intinya komunikasi yang kontinyu terhadap pasangan itu yang jalan yang terbaik meski terkadang butuh waktu cukup lama untuk melakukan perubahan2han dalam rumah tangga.😊🙏🙏
Awwwwww KangUstadzzz... masha Alloohhhh... :D
HapusCara terbaik mendapatkan masukan kayak gini sebenarnya adalah dengan berani menulis, meski ya mungkin nggak nyaman dibaca orang.
Tapi bayangkan, kalau saya DM dan curhat ama Kang Ustadz karena saya selalu suka dengan masukan kang Ustadz, yang ada saya dipentungin Mba Vina wakakakakakakaka.
Tengkiu so much atas masukannya, yang selalu luar biasa, jujur kang UStadz itu tinggal sedikit polesan, semoga bisa jadi kayak Uje Kang, aamiin ya Allah :)
Banyak banget pelajaran hidup yang Kang Sat jalani dan petik hikmahnya, jadi lebih bisa melihat sesuatu secara luas.
Iya banget Kang, sebenarnya seperti yang dilihat pada tulisan ini, ada tahapan yang saya jalani.
Kesal.
Marah.
Lalu malas.
Kemudian menerima dan belajar ikhlas.
Intinya itu ada di bagian bawah, di mana saya akhirnya mencoba menerima dan belajar ikhlas.
Cuman kalau saya tulis di bagian menerima dan belajar ikhlasnya doang, orang nggak bakal tahu perjalanan saya, dan sibuk mengira-ngira.
Saya tahu sih, yang dibutuhkan pasangan saya mungkin meaningfull, terlebih dia adalah lelaki.
Cuman, untuk saat ini, saya masih terlalu sibuk mencari celah untuk bernapas, sehingga masih belum bisa meaningfull terhadap dia.
Yang bisa saya lakukan adalah, fokus ke diri sendiri, ke anak-anak, atau intinya yang ada di depan saya.
Alih-alih berharap (meskipun sebenarnya sangat berharap) dia peduli dengan cara meaningfull, saya lebih baik merayu mood saya dulu agar lebih tenangm dengan cara menerima itu.
Psikolog memang nggak menjamin masalah kelar, cuman menunjukan jalannya dan menuntun saya untuk jalan itu.
Dan masukan-masukan sahabat-sahabat juga menjadi penyemangat saya.
Tengkiu so much Kang, means a lot buat saya :)
aku sendiri semangat nulis juga mba
BalasHapusaku terkesima dengan penjelasan mas satria
ada beberapa orang yang jika sudah terlanjur kecewa akan suatu hal yang disebabkan dari perilaku orang tersebut, ini orang akan males memberikan imbal balik sikap yang baik, karena merasa sudah pernah dikecewakan.
kalau sudah menyangkut masalah keluarga berat juga ya mba, apalagi ada anak anak
semoga mba rey dipermudah jalan rejeki-Nya, diberi kesehatan biar bisa terus kerja untuk kaka dan adik.
semoga segera menemukan jalan keluar yang terbaik, tetep cemungudd buat mba rey
Terlebih dengan sikap yang berulang kali ya.
HapusAamiin ya Allah, tengkiu so much Mba Inun :*
Menumbuhkan rasa cinta kembali pada pasangan memang sulit. Apalagi kalau sudah 'marah-marahan' atau salah satu diantaranya tidak mau berkomunikasi dengan baik. Hihi..
BalasHapusHanya saja, jika mengingat kembali apa yang dikatakan para ustadaz, terkait tujuan pernikahan yakni sakinah, mawaddah, warahma memang butuh proses mencapainya tingkatan itu.
Balik lagi, jika level tertinggi cinta itu adalah rahma (kasih sayang), maka segala kekurangan pasangan pasti akan dimaklumi dan diikhlaskan.
Hanya saja jika saya melihatnya dari sudut pandang laki-laki, apa yang dilakukan suami mbak kurang tepat. Meninggalkan anak istri tanpa berkabar dan tidak memberikan nafkah yang merupakan kewajibannya.
Idealnya, sebagai pemimpin rumah tangga (qawwam), maka apapun masalah rumah tangga diselesaikan baik-baik dan dikomunikasikan. Biar tidak menjadi api dalam sekam.
Terakhir, semoga mbak Rey diberi kesabaran dan semangat. Minimal dorongan rasa semangat itu datang dari anak-anak.
Aamiin, makasih banyak yaaa :)
HapusNah iya kan, yang paling susah itu, kalau setiap kali ada masalah malah kabur.
Awalnya mencoba mengerti sih, mungkin butuh ruang, untuk menenangkan diri, masalahnya sampai berhari-hari juga nggak ada kabar sama sekali, dulu juga gitu, pulang nggak ada komunikasi.
Susah dah kalau kayak gitu :D
kak Rey, aku nggak kebayang gimana rasanya jadi kak Rey >.< Tapi kak Rey tetap kuat dan bertahan. Hiks.
BalasHapusSemoga kak Rey selalu diberikan rejeki berlimpah dan kesehatan selalu, anak-anak juga demikian ya. Semoga kak Rey bisa diberikan pencerahan atas apa yang selama ini sering menimpa kakak >.<
Aamiin, makasih banyak ya Lia :*
HapusMbak Rey, aku sangat suka baca artikel yg begini2an. Brasa kyk aku ngulangi lagi blajar inti dari psikologi, and inilah prakteknya, setelah blajar lisannya di kampus.
BalasHapusMbak, aku pilih neberapa kata yg paling sulit dalam hidup ini utk diterapkan, tapi, bagaimanapun, kata2 ini sangat penting dalam mempengaruhi jiwa seseorang, mungkin aku bilang begini. Terserah org lain mungkin punya pendapat lain. Atau sesama pelajar psikologi.
1. Memaafkan
2. Mengampuni
3. Berdamai
4. Menerima
5. Mencintai
6. Menyayangi
Keenam kata ini paling sulit dalam kenyataan hidup sehari2. Namun, namanya
manusia hidup, apakah bisa menghindar/mengabaikan keenam kata ini?
Jawabannya ada pada masing2 individu.
Tergantung bagaimana keberanian, kekuatan n kerendahan hati.
Kalau belum mampu jgn memaksakan diri.
Karena itu butuh perjuangan keras. Bisa menghabiskan energi lebih besar dari bekerja. Apalagi si subjek yg dicintai
terlalu sulit. Gak bisa meraba hati, perasaan dan mengerti seseorang [istri]
org terdekat.
Seperti yg mbak Rey bilang, sayangi diri sendiri dulu. Kedengarannya seperti agak egois y, tapi memang ini perluuuu....
Manjain diri, beri kebebasan untuk diri
sendiri. Berkarya. Menulis adalah cara yg paling baik utk meluapkan beban. Emosi diri, bahkan luka2 batin. Dengan berbagi
energi positif melalui tulisan2 yg tanpa
sadar berguna banget utk yg baca. Termasuk diriku. Dapet banyak pelajaran hidup.
Maaf mbak, aku paling pantang dengar
kata2 ini;
1. Cerai
2. Bubaran
Karena ini solusi akhir yg paling buruk dari yg terburuk!!!
Akhirnya Doa n harapanku mbak Rey tetep kuat, sabar. Allah menyertai mbak Rey n keluarga kecilnya. Kasih jalan keluar yg terbaik utk berdua.
Tanya;
Mbak, komenku nyambung gak si? :)
Serius amat hehe...
Nb. Kayaknya kita seumuran,
Aku mau panggil nama aja deh, sebaliknya juga....
Hahahaha, nyambuuunggg banget :D
HapusMakasih banyak yaaa :*
Betul banget tuh, ke-6 hal tersebut sulit banget, meski bisa dilakukan.
Tapi kalau bener-bener dilakukan untuk sebuah ketulusan, kayaknya memang butuh waktu banget.
Kayak memaafkan, saya pemaaf banget, tapi saya sulit melupakan, dan hal itu bikin saya mengungkit-ngungkit selalu :D
Waduh,,,saya yang baru menikah 2 tahun kok jadi was was ya? Was was kalau saya akan seperti mbak rey ceritakan,,,jujur saja setelah menikah saya malah merasa tekanan diri semakin bertambah,,,takut istri kekuranganlah, takut istri kenapa napa dirumahlah,,,apalagi keadaan istri sekarang sedang hamil,,,rasanya ingin saya bawa saja ke tempat kerja lalu bilang "dah kamu disini saja gak usah banyak ngapa ngapain"tapi itu gk mungkin,,,itu usia pernikahan baru 2 tahun,,,gmana kalau nanti 3 tahun? 5 tahun? 10 tahun? Bisa saja berubah,,,seperti yg mbak rey ceritakan,,,,
BalasHapusJangan takut, selama masih mau memperjuangkan dan selalu berkomunikasi 2 arah yang sehat, insha Allah semua akan baik-baik aja :)
HapusRey..
BalasHapusSaya punya satu lagu kesukaan, yang kebetulan juga sesuai dengan tim bola favorit saya, Liverpool.
Judulnya YNWA (You'll Vener Walk Alone).
Lagunya sederhana dan mungkin dianggap membosankan, tetapi, disana ada pelajaran hidup yang sangat berarti.
When you walk through a storm
Hold your head up high
And don't be afraid of the dark
At the end of a storm
There's a golden sky
And the sweet silver song of a lark
Walk on through the wind
Walk on through the rain
Though your dreams be tossed and blown
Walk on, walk on
With hope in your heart
And you'll… never walk alone
Rey sekarang seperti sedang berada dalam badai. Jadi, tetapkan dan teguhkan hati. Mungkin kalau tidak demi paksu, ya demi krucil krucil itu.
Pada saatnya, yakin saja bahwa akan ada ending dari semua ini dan jalan terang yang baru akan hadir.
Inget juga kamu tidak sendirian. Banyak rekan blogger yang walau tidak bisa setiap saat menemani akan mencoba support Rey. Jadi, Rey tidak perlu ngerasa berjalan sendirian.
Nah, khusus kalau Rey lagi kesal atau itu, saya siap diajak berantem kok.. wakakakakaka.. kan penyaluran kesal bagusnya berantem, saya ahli dalam hal yang satu ini. Cuma kalau butuh hiburan, jangan ke saya.. bener-bener nggak mahir..
Take care Rey..
Huhuhuhu, terharuuu bacanya Bapaaakk.
Hapusmakasih banyak atas supportnya.
Huhuhu
Rey, peluk dulu virtually :D. Aku yg udh baca banyaaaak tulisanmu ttg suami, walo ijutan gemes, tapi aku respect Ama pilihanmu. Ga gampang kalo harus bertahan gini, dengan suami yg ga mau diajak komunikasi dan malah gantungan masalah. Tapi Rey ttp bertahan demi anak2, dan itu bikin salut.
BalasHapusBener kata mas Anton, para blogger di sini pasti bakal support, dan bantu kalo kamu memang butuh bantuan. Ga usah segan, ga usah malu. Aku doain dengan caramu yg selalu menyerahkan semuanya ke Allah, itu bisa jd jalan rezeki mu juga. Karena Rey kuat, makanya dikasih ujian yg Allah tau Rey pasti bisa melewati ini :). Semangaaaaat ya Rey, banyakin doa. Aku slalu berharap yg terbaik untuk kamu.
Tengkiuu so much Mbaaa...
HapusMasha Allah, membaca semua komentar temen-temen aja, udah luar biasa bersyukur dikasih teman-teman yang begitu peduli :')
sudah lama gak BW termasuk main kesini,
BalasHapushalo mba Rey, hanya bisa memelukmu, sambil mendoakanmu dan anak-anak. Aku tahu semua keputusanmu itu bukan hal yang mudah. Percayalah mba Rey, gusti Allah mboten sare. Semoga keringatmu dari tulang rusuk menjadi tulang punggung, menjadikanmu semakin kuat.
Jika butuh bantuan, jangan sungkan hub.i aku ya mba. Maaf aku suka tanya2 di WA tentang hal gak penting, kayak masalah fee tulisan blog. Harusnya aku tanya kabarmu dan anak2 ya, hiks. Maaf ya mba :(
Semangat ya mba :)
huhuhuu tengkiuuu mama Lui, dukungan mama Lui itu udah lebih dari cukup, bersyukur banget diperkenalkan ama mama manis yang luar biasa kayak dirimu :*
Hapus