Sharing By Rey - Membiasakan #NgemilBijak sudah saya terapkan beberapa waktu belakangan ini di dalam keluarga kecil kami.
Hal ini awalnya didorong oleh kesedihan saya melihat perut yang kenyataannya saat hamil dan nggak hamil, podho wae, lolol.
Astaga, saya merindukan rasa nyaman saat memakai baju-baju saya, tanpa perlu merasa semacam pakai baju ketat sementara saya berhijab.
Padahal dulu, baju-baju itu saya beli dengan ukuran longgar, dan tidak habis pikir, mengapa bisa baju semakin hari semakin mengkerut.
Eh salah ya, bukan baju yang mengkerut, sayanya yang melebar, hahaha.
Kebiasaan Ngemil Yang Tidak Terkontrol
Kebiasaan ngemil saya memang sangat tidak sehat, dan seringnya hanya mengikuti keinginan saja.
Bermula dari menjadi busui setelah melahirkan si adik.
Sebelumnya sih memang sudah lumayan parah selera ngemilnya, tapi pas jadi busui, makin nggak karuan jadinya.
Apa saja yang ada di depan mata, pengennya dimakanin semua, nanti habis baru berhenti mengunyah.
Dulunya saya pikir, semua itu hanya karena saya menyusui, akan tetapi kayaknya udah merasuk banget kebiasaan ngemil saya, sehingga udah lulus jadi busui pun, selera ngemil berlebihan nggak ada putusnya.
Terlebih, nggak ada pantangan sama sekali.
Mau ngemil yang sehat kek, yang nggak sehat kek, semuanya berlebihan.
Beli buah, sekali ngemil bisa berbuah-buah.
Awalnya sih biasanya karena saya kesal, anak-anak nggak mau makan buah, sehingga seringnya buah yang dibeli jadi rusak dan dibuang.
Ternyata, lama-lama jadi kebiasaan dong, nggak bisa makan 1 atau 2 buah doang.
Demikian juga dengan camilan biskuit, roti atau semacamnya.
Padahal, kebiasaan buruk ini, selain berakibat buruk bagi kesehatan, pun juga jadi ditiru dengan sukses oleh anak-anak.
Si adik misalnya, sama sekali nggak bisa menolak jajanan cokelat-cokelatan, dan sekali ngemil sampai habis sebungkus dong baru mau berhenti.
Kan jadi berasa melihat refleksi diri sendiri, hahaha.
Efek Buruk Ngemil Yang Tidak Terkontrol
Padahal nih ya, ngemil tidak terkontrol itu sangat tidak baik buat kesehatan tubuh kita, juga kesehatan dompet, *eh.
Terlebih buat anak kecil seperti si adik, yang memang sedang dalam masa pertumbuhan.
Beberapa efek buruk ngemil yang tidak terkontrol, adalah:
1. Pemenuhan gizi yang tidak seimbang
Ngemil yang tidak terkontrol atau kebanyakan, membuat kita jadi merasa kenyang, sehingga kita jadi lupa atau malas makan makanan lainnya, bahkan makanan utama seperti nasi, lauk dan sayuran.
Padahal, jenis makanan utama tersebut merupakan makanan yang lebih lengkap dalam pemenuhan gizi pada tubuh kita.
Jika hal ini terus dibiarkan, maka tubuh akan kekurangan gizi dan pertumbuhan akan terganggu.
Dan jangan lupakan, ada satu dari tiga anak Indonesia, yang mengalami masalah tinggi badan atau stunting, karena kekurangan gizi saat usia pertumbuhan.
2. Pola makan sehat jadi terganggu
Di samping membuat asupan gizi dalam tubuh menjadi tidak seimbang, terlalu banyak ngemil juga bisa mengganggu pola makan kita.
Karena saat kita mengonsumsi banyak camilan, perut kita akan merasa kenyang, meski kita belum makan makanan utama.
Dan saat kita sudah merasa kenyang, yang pasti kita akan mengurangi porsi makan, atau mungkin melewatkan waktu makan kita atau tidak makan.
Tiba-tiba saja teringat belum sempat makan makanan utama saat perut sudah benar-benar lapar, dan saya sering banget nih kayak gini.
Karenanya, pola atau jadwal makan kita berantakan, dan gizi yang diperlukan oleh tubuh juga tidak terpenuhi dengan baik.
Padahal, tubuh kita juga memerlukan berbagai jenis makanan, untuk memenuhi kebutuhan gizi kita.
Karenanya, ngemil bijak itu penting banget deh.
Jadikan camilan sebagai makanan selingan penunda lapar, bukan makanan utama penghilang lapar.
3. Beragam gangguan kesehatan lainnya
Ngemil berlebihan atau tidak bijak, selain membuat pola makan terganggu dan membuat asupan gizi jadi tak seimbang, juga bisa mengganggu kesehatan kita.
Hal ini disebabkan oleh kandungan yang ada di dalam camilan, yang kurang sehat.
Hampir semua camilan, biasanya mengandung tinggi kandungan lemak dan gula.
Di mana, jika gula dan lemak dikonsumsi secara berlebihan, maka beragam pernyakit, seperti diabetes dan obesitas bisa menghampiri tubuh kita.
Bukan hanya itu, camilan juga biasanya mengandung banyak garam.
Di mana, kita tahu bahwa mengonsumsi garam secara berlebihan, bisa mengakibatkan beberapa penyakit, seperti: hipertensi, kolesterol, hingga penyakit jantung.
Terlebih, untuk beberapa jenis camilan, yang juga menggunakan bahan pewarna, yang mungkin kurang sesuai jika dikonsumsi.
Tentu saja hal itu mengandung bahan kimia, yang kurang baik bagi tubuh kita, karena bisa membuat fungsi kerja hati terganggu.
Kampanye #NgemilBijak Mondelez Indonesia Dan IIDN
Selain nggak asyik banget dengan pakaian saya yang sudah pada sempit semua, hal yang paling bikin was-was adalah, mengenai tumbuh kembang si adik, yang kalau ngemil, persis maminya.
Nggak mau berhenti sebelum habis.
Karenanya, saya rasa sudah waktunya sebagai ibu, saya harus mengontrol kegiatan ngemil anak-anak, menjadi #NgemilBijak atau ngemil dengan bijak.
Karena biar gimana pun, ngemil bukanlah hal yang buruk, namun ngemil tidak bijak yang membuatnya jadi kurang baik.
Dan kebetulan banget, beberapa waktu lalu, saya mengikuti webinar 'Tips & Trick #NgemilBijak Dalam Keluarga' yang diadakan oleh Mondelez Indonesia yang bekerjasama dan komunitas IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis), tepatnya pada tanggal 22 Agustus 2020.
Tips & Trick #NgemilBijak Dalam Keluarga
Selama masa pandemi ini, terutama sebelumnya ditekankan untuk #DiRumahAja, keinginan ngemil jadi ikut meningkat terjadi di masyarakat.
Nggak hanya anak-anak, bahkan orang dewasapun sama.
Yang paling terlihat tuh, saat awal-awal pandemi, di mana kebanyakan status para ibu, tiada lain hanyalah di seputar dapur dan makanan.
Hari ini bikin camilan ini, besok bikin camilan itu, besok lusa esmosi karena bosaaaannnnn, rasanya udah menua aja di dapur, saking dari pagi sampai malam nggak beranjak dari dapur untuk masak dan memasak, hahaha.
Selanjutnya kemudian, para ibu menyerah dan menyerahkannya pada babang ojol, baik membelikan snack buatan di luar, maupun snack buatan pabrik.
Pokoknya ngemil aja sepanjang waktu sampai setelah berbulan kemudian, rata-rata terlihat dengan badan melebar, hahaha.
Karena fenomena inilah, Mondelez Indonesia berinisiatif untuk mengajak masyarakat Indonesia, agar bisa ngemil dengan sehat, melalui kampanye #NgemilBijak.
Khrisma Fitriasari |
Khrisma Fitriasari, selaku Head of Corporate Communication Mondelez Indonesia mengatakan, bahwa, menurut data Mondelez International, dengan tajuk “The State of Snacking” terlihat bahwa, kebiasaan ngemil orang Indonesia 22% lebih tinggi rata-rata global.
Bahkan, 3 dari 4 orang Indonesia menyampaikan bahwa, camilan yang praktis lebih cocok untuk gaya hidupnya, ketimbang makanan berat.
Masuk akal sih ya, selain camilan memang dibuat sebagai produk yang praktis untuk dikonsumsi ketimbang nasi padang, *eh.
Berbeda dengan makan berat di luar negeri yang terdiri dari makanan yang sama praktisnya dengan camilan , seperti burger dan semacamnya, yang bisa dikonsumsi dengan praktis.
Hal ini senada dengan visi dari komunitas IIDN, yang mana melalui perwakilannya, Alfa Kurnia selaku ketua divisi blog di komunitas IIDN.
Menyatakan bahwa, IIDN juga mendukung peran para ibu dalam keluarga, sehingga tema kampanye #NgemilBijak sangat dibutuhkan, karena para ibu mempunyai peran penting dalam mengatur asupan makanan maupun camilan yang baik untuk semua keluarganya.
Riset perilaku konsumen tersebut dilakukan di Indonesia dan 11 negara lainnya.
Selain itu, riset juga mengungkapkan bahwa rata-rata orang Indonesia, bergantung pada camilan untuk memenuhi kebutuhan mental dan emosional.
Adapun alasan orang Indonesia mengemil adalah untuk,
- Meningkatkan mood.
- Sebagai me time.
- Mendapatkan kenyamanan.
- Menghadiahi diri sendiri.
- Menenangkan diri.
- Terhubung dengan orang lain, misal ada tamu enaknya ngobrol sambil ngemil.
- Tetap berenergi.
- Menjaga nutrisi tubuh.
Jujur, bagi saya hampir semua item tersebut sangat berlaku di saya.
Karenanya, kampanye #NgemilBijak amat sangat penting untuk mengendalikan kebiasaan ngemil yang mungkin jadi berlebihan dan jadi tidak seimbang tersebut.
Apa itu kampanye #NgemilBijak ?
Kampanye #NgemilBijak adalah ajakan atau inspirasi agar masyarakat memilih camilan yang tepat, mengkonsumsinya pada waktu yang tepat, serta menikmati camilan tersebut dengan cara yang tepat pula.
Kampanye ini sejalan dengan tujuan global dari Mondelez International, yaitu ‘Empower People to Snack Right’.
Di mana, untuk terus menginspirasi masyarakat mengkonsumsi camilan secara lebih bijak melalui produk-produknya yang ikonik, seperti biskuit Oreo, cokelat Cadbury atau keju Kraft.
Kebayang kan jenis snack tersebut? yummie semua, kalau udah di mulut sulit untuk berhenti mencicipi, tiba-tiba aja badan melebar, hahaha.
Terlebih, jika kegiatan ngemil camilan yang yummie tersebut disambi dengan kegiatan lain, kayak saya sih, hahaha.
Mengetik sambil ngemil, lagi ngeblog dan merasa ngantuk, ambil camilan dan mulai ngunyah (padahal mah kalau ngantuk ya harusnya tidur kan ye, hahaha)
Atau juga kegiatan lain yang tetap disambi ngemil, maksudnya biar makin menikmati, seperti.. nonton drakor sambil ngemil, padahal tahu sendiri kan tuh drakor berapa lama durasinya?
Belum lagi kalau nontonnya maraton, ber episode-episode, disambi ngemil pula.
Kebayang kan berapa banyak camilan yang berpindah ke dalam perut?
3 Tips #NgemilBijak
Karenanya, ada beberapa untuk bisa meredam ngemil yang berlebihan, yaitu saat merasa ingin ngemil, kenali dengan baik isyarat tubuh kita, lalu ajukan beberapa pertanyaan penting, seperti:
1. Kenapa saya ingin ngemil?
Saat keinginan ngemil datang, baik disadari maupun tidak, jangan lupa untuk segera mengenali isyarat tubuh yang membuat kita ingin ngemil.
Apa tujuan ngemil tersebut?
Apakah karena lapar?, atau mungkin hanya ingin mencicipi untuk mengembalikan mood atau kenyamanan?
2. Camilan apa yang saya inginkan?
Dengan mengenali isyarat tubuh, kita tahu bagaimana menentukan jenis dan porsi camilan yang akan kita ngemilin.
Jangan lupa juga untuk memperhatikan porsi camilan, serta menikmatinya secara perlahan.
3. Bagaimana saya menikmatinya?
Saat ngemil, jangan lupa memaksimalkan semua indra tubuh kita, melihat bentuk camilannya, mencium aromanya, menikmati tekstur dan rasanya, dan lakukan secara perlahan agar benar-benar bisa dinikmati dengan merasuk, lalu kenali juga kapan waktu kita harus berhenti ngemil.
Dengan beberapa cara tersebut diharapkan kegiatan ngemil jadi lebih pas buat tubuh, serta tak ada rasa bersalah saking kebanyakan ngemil dan takut melar atau gendut, hehehe.
Membiasakan Perilaku #NgemilBijak Agar Keluarga Lebih Sehat
Sebagai orang tua, membiasakan dan menularkan kebiasaan #NgemilBijak itu penting sekali, karena orang tua, khususnya ibu selalu menjadi role model buat anak-anaknya.
Berdasarkan data kuisioner respondens, ada sekitar 92% mengatakan bahwa camilan yang mereka konsumsi, terinpirasi dari camilan yang biasa dikonsumsi orang tuanya.
Di ketahui, bahwa di Indonesia, orang tua menurunkan 2 hal tentang ngemil kepada anaknya, yaitu: jenis camilan dan kebiasaan ngemil.
Karenanya, jika orang tua bisa #NgemilBijak, maka secara tidak langsung juga akan menurunkan kebiasan ngemil pada anak-anak, sehingga efek kurang baik dari kebanyakan ngemil bisa dihindarkan.
Perilaku #NgemilBijak Orang Tua Yang Penting
Hal tersebut juga diamini oleh Psikolog Klinis, Tara De Thouars yang malam itu juga hadir sebagai pembicara, memaparkan bahwa orang tua, khususnya ibu sangat berperan dalam membentuk kebiasaan makan di rumah.
Misal ibunya suka makan sayuran, anaknya pasti ikutan.
Ibunya suka makan sambil ngetik (eh itu saya ya? *tutup muka), anaknya juga ikut makan sambil liat hape.
Coba kalau ibunya suka makan dengan tertib, makanan yang sehat, makan atau ngemil dengan bijak, anaknya pasti juga ikutan #NgemilBijak.
Setidaknya, ada 3 peran ibu dalam membentuk kebiasaan makan sekeluarga di rumah, yaitu:
- Ibu sebagai role model, di mana apa yang ibu lakukan, selalu menjadi contoh bagi anak-anaknya.
- Ibu dengan beban dan tanggung jawabnya, yaitu tugasnya mengatur kesehatan serta asupan nutrisi makanan bagi keluarganya. Kadang ada rasa khawatir maupun bersalah jika tidak memberikan yang terbaik, takut anak masih lapar, jadinya disiapin camilan yang banyak. (Astaga.. yang ini saya banget juga, *plak!).
- Tuntutan lingkungan (yang kadang 'kejam'). Udah rahasia umum ya, kalau anak kurus, kayak anak-anak saya, dikira kurang makan, padahal ye si kakak sekarang suka ngabisin nasi dan lauk banget, tapi tetep kurus. Demikian juga adiknya, sehingga kalau ketemu orang, berbagai celutukan "Kok kurus ya?", "kurang makan ya?", lalu saya nyetock banyak camilan biar anak kenyang selalu, hahaha. Padahal mah hal itu salah besar.
#NgemilBijak sebagai wujud cinta kepada anak
Dalam mensukseskan kampanye #NgemilBijak untuk penerapannya di keluarga, dibutuhkan sikap ibu yang bisa membedakan rasa cinta ataupun kasihan kepada anak.
Misal, anak minta camilan yang sebenarnya tidak baik untuk kesehatannya, karena anaknya merengek bahkan cranky berlebihan memintanya, orang tua lalu luluh dan mengabulkan permintaan anak.
Padahal hal tersebut adalah salah.
Sebagai ibu, kita harus bisa membedakan perasaan cinta dan kasihan dengan cara mengenal kebutuhannya, misal cinta kepada anak itu adalah, melakukan hal yang membawa dampak positif buat kesehatan anak, dilakukan dengan menimbulkan perasaan lebih baik, melihat efek jangka panjangnya, juga setelahnya tidak menimbulkan penyesalan di hati.
Cara menerapkan #NgemilBijak dalam keluarga
Ada 3 cara yang bisa diterapkan oleh orang tua atau khususnya ibu terhadap #NgemilBijak dalam keluarganya, yaitu:
1. Membenahi perilaku makan kita
Dengan cara ngemil bijak ini, kita bisa menjadi role model yang baik untuk ditiru dan diikuti oleh sekeluarga, terutama anak-anak.
Misalnya dengan menerapkan mindfullness terhadap camilan, agar anak-anak terbiasa akan hal tersebut.
2. Mengatasi perasaan bersalah
Perbanyak pengetahuan, sehingga hal-hal yang membuat ibu merasa bersalah dengan kondisi anaknya yang tidak seperti anak lainnya, bukanlah hal yang perlu dipikirkan.
Dengan itu pula, ibu bisa membedakan mana cinta ataupun kasian pada anak.
3. Mengutamakan kebutuhan anak
Kurang lebih sama dengan membedakan cinta dan kasihan pada anak, bahwa apa yang diberikan ke anak, bukan hanya semata karena anaknya menginginkan.
Akan tetapi lebih diutamakan kebutuhannya akan hal tersebut.
5 Langkah #NgemilBijak tanpa penyesalan
Pada kesempatan webinar tersebut, kami peserta beruntung banget karena mendapatkan praktik langsung langkah-langkah yang bisa diterapkan agar bisa ngemil bijak tanpa berakhir penyesalan, di antaranya,
1. Cek sinyal tubuh
Saat lapar melanda, sebaiknya jangan langsung berdiri untuk ngambil camilan, apalagi ambil gadget buat order martabak manis *eh.
Namun hal bijak yang harus kita lakukan adalah dengan mengecek sinyal tubuh kita, apakah perasaan lapar tersebut memang benar-benar dirasakan oleh perut, atau hanya keinginan atau emotional hunger aja?
Tuhan sudah menciptakan perut yang benar-benar membutuhkan perasaan lapar tersebut, maka ceklah perut kita? apa perut beneran menunjukan tanda lapar, yang biasanya sih ada gemuruh atau biasa kita sebut krucuk-krucuk.
Kalaupun beneran lapar, jangan lupa tentukan, seberapa banyak kita butuh untuk menutupi rasa lapar tersebut, jangan langsung ambil Oreo 2 bungkus gede, dan duduk ngetik sambil ngemil, hingga sampai kedua bungkus kosongpun kita masih berasa lapar. (ya ampuuunnn, si Rey banget itu mah!, hahaha)
2. Relaksasi
Jika sudah mengenali rasa lapar, langkah selanjutnya adalah relaksasi sebentar.
Hal ini penting agar kitanya bisa lebih bijak menentukan camilan serta seberapa banyaknya yang akan kita konsumsi.
Tara juga mencontohkan pada peserta seperti apa bentuk relaksasi tersebut, yaitu dengan melakukan box breathing, seperti tarik napas panjang selama 4 ketukan, tahan 4 ketukan, hembuskan napas selama 4 ketukan lalu tahan lagi selama 4 ketukan.
Lakukan hal tersebut sebanyak beberapa kali sambil memikirkan beberapa pertanyaan penting buat diri sendiri,
Apakah ngemil adalah tepat untuk saya?Apakah ngemil adalah pilihan terbaik saya?Sesuaikah dengan kebutuhan saya?Apa yang harus saya lakukan?
3. Makan atau ngemil dengan penuh mindfullness
- Mata. Perhatikan camilan yang akan kita makan, bentuknya, teksturnya, warnanya. Saya kemaren mencobanya dengan bersiap mengkonsumsi biskuit, dan saya terkejut! sebenarnya kami udah sering banget beli biskuit tersebut, tapi baru kemaren saya sadar, kalau bentuknya tuh cantik dan lembut. Biasanya langsung hap soalnya, hahaha.
- Hidung. Rasa aroma camilan yang akan kita makan, duh kok saya membayangkan aroma cokelat Toblerone ya? hahaha.
- Jari. Rasakan tekstur camilan tersebut dengan jari, ambil secuil untuk siap dimakan.
- Mulut. Mulai mengemil secara perlahan, rasakan camilan tersebut masuk dan menyentuh indra perasa, rasakan manis/asin atau apa yang terasa.
- Telinga. Dengarkan suaranya saat kita cuil dengan tangan, maupun suara teksturnya yang melebur di dalam mulut.
Saat memakan camilan, nikmati dengan perlahan, dan hanya lakukan satu aktifitas saja yaitu ngemil, jadi jangan disambi nonton drakor ya! hahaha.
Tapi setelah saya praktikan, memang beda banget rasanya.
Biasanya, saya ngemil biskuit Oreo, sebungkus habis hanya untuk saya sendiripun sama sekali nggak kerasa. Saking ngemilnya ya sambil ngetik gini, hahaha.
Setelah praktik seperti yang diajarkan, bahkan secuil biskuit aja, udah terasa banget nikmatnya, kenyangnya mengisi rongga perut.
Memang metode mindfullness itu manfaat banget.
4. Beri jeda 15-20 menit
Setelah selesai ngemil dengan porsi yang kita ambil di awal, dan ingin menambah lagi, sebaiknya beri jeda sekitar 15-20 menit dahulu.
Karena butuh waktu sekitar 15 – 2O menit, untuk mengirimkan sinyal ke otak kita, agar tahu, apakah kita sudah kenyang atau belum.
Jadi, jika masih terasa lapar setelah ngemil 1 porsi, bisa jadi karena otak belum sepenuhnya menerima pesan dari perut kita.
Kalau ngemilnya tak berjeda, perut dan otak belum memproses sudah diisi lagi. Jadinya kita tambah lagi terus karena merasa belum kenyang. Pastikan 15 – 20 menit untuk memutuskan mau makan lagi atau tidak.
5. Bersyukur
Bukan hanya karena sepantasnyalah kita bersyukur atas apa saja yang bisa kita makan, akan tetapi bersyukur juga ternyata bisa menjadikan kita bisa ngemil dengan bijak.
Karena dengan bersyukur, kita akan menikmati camilan yang sudah kita makan, dan tidak akan menyesalinya, misal terpikir takut gendut.
Setelah bersyukur, kita bisa membuat sebuah rencana ngemil, seperti akan ngemil kembali setelah beberapa jam kemudian, atau berikutnya saya akan menakar porsi camilan saya, dan juga berikutnya saya akan memilih jenis camilan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh saya.
Demikianlah, sungguh ternyata #NgemilBijak itu mudah, hanya butuh kemauan dan konsistensi bagi kita, agar selanjutnya bisa ditularkan kepada seluruh keluarga, terutama pada anak-anak.
Dan juga, dengan #NgemilBijak, keluarga akan jadi lebih sehat.
Tentang Mondelez Indonesia Dan Komunitas IIDN
Tentang Mondelez Indonesia
Mondelez Indonesia adalah bagian dari Mondelēz International, yang merupakan pemimpin global dalam produk cokelat, biskuit, permen karet, permen, dan minuman bubuk.
Sebagai perusahaan makanan ringan terbesar di dunia dan pemimpin pasar dalam kategori makanan ringan utama, Mondelez bertujuan untuk memberdayakan orang agar makan atau ngemil dengan benar.
Karena Mondelez membuat produk dengan rasa yang enak dengan cara yang benar, dan hingga kini Mondelez ingin menginspirasi orang-orang untuk mendapatkan hasil maksimal dari pengalaman ngemil mereka.
Di Indonesia, visi Mondelez Indonesia adalah menciptakan lebih banyak momen kegembiraan melalui merek ikonik global seperti, Oreo, KRAFT Cheese, Cadbury Dairy Milk, dan Toblerone.
Tidak ketinggalan juga merek Biskuat, sebuah biskuit lokal yang membanggakan.
Duh enak-enak nggak sih produknya, semua favorit saya deh.
Memang pantaslah Mondelez menggalakan kampanye #NgemilBijak, secara produk yang mereka keluarkan tuh adalah jenis camilan yang kalau dicicipin, kagak sanggup buat berhenti.
Oke baiklah, itu mah saya khususnya, hahaha.
Tentang Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN)
Komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis atau yang biasa disingkat IIDN adalah sebuah komunitas yang terdiri dari para ibu-ibu (meski belum jadi ibu yang punya anak sih).
Didirikan di Bandung oleh Indari Mastuti pada bulan Mei 2010, dan memiliki tujuan menjadi wadah para penulis perempuan di Indonesia.
Hingga saat ini IIDN telah memiliki 21 ribu member yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan beberapa berada di luar negeri dong.
Dan untuk mempermudah koordinasi, setiap wilayah memiliki korwil (koordinator wilayah) yang aktif di beberapa kota besar Indonesia.
Ada begitu banyak program yang dilakukan oleh IIDN, yang kesemuanya tentu saja untuk mendukung atau memberdayakan perempuan.
Salah satunya, memfasilitasi penulisan dan penerbitan buku Anggota melalui penerbit mayor, dan dijembatani oleh Agensi Naskah Indscript Creative, dan juga penerbitan melalui jalur mandiri melalui Bukuin.
Dan saya adalah salah satu orang yang beruntung pernah bisa menjadi bagian dari project buku antologi Ngeblog Seru ALa Ibu-Ibu.
Demikianlah, semoga bermanfaat.
“Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Ngemil Bijak yang diadakan oleh Ibu-Ibu Doyan Nulis”
Sidoarjo, 5 September 2020
Sumber :
- https://bobo.grid.id/suka-ngemil-berlebihan-inilah-dampaknya-buruknya-bagi-kesehatan diakses September 2020
- https://id.mondelezinternational.com/about-us diakses September 2020
- https://ibuibudoyannulis.com/profil/ diakses September 2020
- Webinar 'Tips & Trick #NgemilBijak Dalam Keluarga'
Gambar : website Mondelez, website IIDN, dokumen pribadi, dan Canva edit by Rey
Ngemil makanan memang mengasyikkan mbak, makan satu doang lalu nambah satu eh tahu tahu satu toples habis. Akhirnya badan jadi melar dan nyalahin baju kenapa makin seret.😆
BalasHapusAnak memang peniru yang ulung dari orang tuanya, jika ibunya hobi ngemil maka anaknya hobi juga ya mbak. Tapi aku hobi ngemil buah seperti jeruk atau jambu, tapi kenapa anak saya ngga doyan buah ya. Doyan jeruk sih tapi dalam bentuk minuman Ale Ale.😂
Komunitas ibu ibu ngeblog ini banyak sekali ya, ada blogger perempuan network, ibu ibu doyan nulis, dan ibu ibu doyan ngemil juga.🤣
Hahahaha, nah iya, apalagi ngemil sambil melakukan sesuatu, tau-tau habis setoples, itupun kagak berasa hahaha.
HapusIya, kebanyakan blogger perempuan, kalau blogger laki jarang ya komunitasnya :D
Kak Rey, si kakak kok pinter banget bisa bergaya di depan kamera seperti itu. Lucu 😍
BalasHapusHahahah saking sering liat mamaknya narsis :D
HapusLiat emaknya lah Li..Buah jatuh tidak jauh dari puun 😂😂😂
Hapus🤣🤣🤣🤣
HapusNgemil memang enak dan membahagiakan ya mbak, tapi ya gitu kadang suka kebablasan sampai lupa sama berat badan 😃
BalasHapushahahaha iya banget, kudu bijak banget deh :D
HapusKalau menurut aku sih bebas Mbak mau ngemil seberapa banyak, asalkan cemilannya buah-buahan. Ngemil pisang, semangka, anggur, kurma, dll. Mau ngemil seharian pun gak akan melar. ��
BalasHapuskagak sehat juga Mba kalau makan buah kebanyakan, soalnya kan mengandung gula juga, lama-lama diabetes :D
HapusYang berlebihan memang selalu nggak baik :D
Keinginan ngemil itu memang susaaah baanget dikontrol. Akupun ngerasain, apalagi sejak pandemi. Yg mana bawaan mau ngunyaaaaah saking bosannya -_- .
BalasHapusTapi saat ngemil, aku LBH suka cemilan yg gurih drpd manis2. Cm kalo dipikir, aku blm prnh sih pake cara yg disarankan di atas. Dilihat dulu, cium aromanya, rasakan di mulut dan denger suaranya :D. Aku bakal coba cara itu rey. Berharap jd LBH bisa mengontrol apa yg masuk ke perut. Kdgpun aku ga sadar udah makan apa aja :p. Terlebih kalo makannya sambil ngedrakor hahahahaha. Ga inget ngunyah apaan barusan :p
Mba Fanny mah imoet, kagak keliatan bunder kek sayahhh huhuhu.
HapusBtw cobain deh, beneran beda banget rasanya, dan jangan disambi, benar-benar dinikmati kegiatan ngemil itu, cuman 1 keping tuh bisa kenyang dan kerasa banget rasanya Mba.
Kayaknya, para artis yang badannya kek triplek tapi bikin iri itu, memakai cara ini buat ngemil deh, jadi cukup secuil udah kenyang :D
sepertinya kebisaan ngemil ini udah mendarah daging di masyarakat indonesia. meskipun nggak hari raya aja, dirumah aku atau rumah temen yang aku kunjungi ada aja jajanan ringan, ga banyak banyak juga yang dipajang, tapi paling nggak ada aja cemilannya
BalasHapuskalau ngomongin ngemil, aku sendiri jarang berpatokan soal itu cemilan sehat atau enggak, kalau lagi pingin makan ciki ya tinggal ke minimarket, kadang kala kalau dompet lagi tebel, beli salad buah, kentang hotang (ini enak dan mengenyangkan plus ada keju mozarelanya)
dirumah aku sendiri, adikku dikit dikit njajan, kalau dirumah ga ada camilan, kayaknya dia kok gatel aja pengen keluar rumah hahaha
Mbaaa Inunnn, pinjam badannya dong, pengen ngemil cokelat yang banyak hahaha.
HapusJadi kangen, dulu saya kurus dan sedih berdoa minta endut, ternyata enakan kurus, bebas makan, cuman memang nggak sehat sih kalau kebanyakan ngemil :D
Wah, tipsnya perlu dicoba, nih. Soalnya saya juga tipikal yang banyak ngemil dikala sedang ada pikiran yang mengganggu. Terima kasih untuk sharing nya, ya
BalasHapusNah iya, kadang kalau ngemil kayak gitu, nggak nyadar, jadinya habis setoples pun masih kerasa lapar hahaha
HapusKayaknya semua wanita, ibuk2 sangat syuka
BalasHapusyang namanya ngemil......
Bahkan porsi ngemilnya lbh besar daripada
sarapan, makan siang, makan mlm.
Ini yg bikin bodynya bengkak hehehe...
Palagi yg bangsa2 cokelatttt, gak tegah
Biarin nganggur :D
Eh bukan cuman cokelat, tapi yg namanya
kripik2an jg... maacih....
Tipsnya perlu dicoba..
hahahahaha, nah kaaannn...
HapusCita-cita : langsing
Hobi : ngemil sampai kenyanggggg hahahahahah
Aku nyoba tips dari mba psikolog cantik ituuu, tapi kok masih syusyeeehh ya mba wkwkwkwk
BalasHapusbutuh extra usaha nih. Bismillah, semangaaattt #NgemilBijak :D
Kudu sering-sering baca tipsnya Mba, saya dong udah mulai lupa, pas ngedraft ini, langsung ingat dan mulai lagi dinikmati ngemilnya :D
HapusAku juga senang ngemil haha, kadang perut gak lapar tapi ya pengin aja ngemil. Paling enak memang ngemil sambil baca buku atau nonton film, nggak terasa udah habis banyak aja hiks. Duh harus mulai membiasakan nih, ngemil bijak. Mau cobain ah cara diatas tadi, biar lebih terkontrol, gak keblabasan ngemilnya. Makasih sharingnya.
BalasHapusNah iyaaa, tipuan perasaan Mba, seolah perut kita lapar, tapi ternyata cuman keinginan aja, kudu dicek dulu perut tuh, beneran lapar ata enggak? :D
HapusNgemil pun harus bijak supaya gak kebablasan yah mbaaak,
BalasHapusApa lagi di masa pandemi kayak gini, bawaannya pengen ngunyah terus nih huhu. Mau cobain ah berbagai tips di atas, terutama yang ngemil dengan mindfulness.
Soalnya aku hobi banget ngemil sambil nonton drama korea nih hehehe
Hahaha iya Mba, saking bingung di rumah mulu, pengennya ngunyah mulu :D
HapusApalagi sambil ngedrakor, waahhh abis setoples ga kerasa tuh :D
Duh saya ga bisa kerja kalo ga ngemil
BalasHapusTernyata produk Mondelez sering saya santap, mulai Oreo, KRAFT Cheese, Cadbury Dairy Milk, Toblerone dan Biskuat
Iya Mba, saya malah pikir Mondelez ini sama dengan Monde, ternyata beda :D
Hapusngemil itu penting bagi saya buat nemenin dateline tulisan, biar ga ngantuk, tapi harus dibatasi untuk ngemil tengah malam jangan sample keblabasan
BalasHapushahaha bikin semangat ya Mba, tapi memang kudu di batasin :D
HapusOreo, KRAFT Cheese, Cadbury Dairy Milk, Toblerone, Biskuat...cemilan favorit anak-anakku dan aku pastinya di rumah ini.
BalasHapusSenang dengan kampanye #Ngemilbijak dari Mondelez ini untuk mengubah mindset ngemil kebanyakan warga +62. Dan ku jusa sama denganmu Mbak Rey, anakku dibilang kurus, ku setok camilan banyak, yang kadang ngasal pula hiks. Ku jadi punya banyak insight baru nih dari artikel ini
Hahahaha iya Mba, enyak-enyak kaaannn, ga heran Mondelez menggalakan kampanye #NgemilBijak, biar nggak pada kebablasan :D
Hapusnah masalah sejuta mamak tuh, saking anak kurus, takut kurang makan, malah dikasih jajanan yang banyak :D
mba Rey, ini komplit banget cara ngemil bijaknya. Ternyata ngemil itu ada caranya ya biar gak malah bikin endut, tapi malah makin sehat ya. Intinya kalo ngemil kudu berpikir ya, wkwk. Apalagi menggunakan semua indera kita.
BalasHapusYa ampun, padahal selama ini mah ngemil ya ngemil aja HAHA. Kadang diem nonton TV itu gak enak, mulut harus sambil ngunyah, gak boleh nganggur dagh, duh duh. Mulai sekarang kudu berubah nih.
Keren banget kampanye Mondelez ini, dan semua Ibu2 harus pelajari tulisan ini. Demi asupan yang sehat dengan nyemil bijak :)
Hihihi iya mama Lui, mau apa-apa itu enakan mulut ngunyah, udah gitu, habis banyak pun nggak kerasa, saking fokusnya bukan di camilan tapi di kegiatan lain.
HapusIni juga sama kayak makan nasi, kadang saya makan sambil ngetik, alhasil makan sepiring penuh kadang kurang loh :D
aduh aku banget, makan nasi gak kenyang2 gegara sambil ngetik draft wkwk. Kayaknya mulai sekarang kudu FOKUS kalo makan. Udah dinikmati aja dagh, biar makin terkontrol. Bonusnya jadi sehat deh, hehehe :p
Hapushahahaha, kalau kerja malah jadi lapar ya :D
HapusDi tahun ini aku mulai sering ngemil tidak sehat, mbak. Sebab utamanya adalah, krn aku sudah tidak kuliah lagi, di rumah saja. Jd di rumah tinggal makan apapun yg aku ingin, krn ibuku punya warung. Tinggal ambil aja sendiri dong hahaha
BalasHapusWaaahhh kudu dikontrol itu, pun juga jangan lupa bayar ya! nggak ada labanya entar hahaha
HapusKalau udah urusan perngemilan daku kena nih, soalnya kadang suka ngemil gitu aja tanpa cek duku itu sehat apa nggak ya. Kecuali ngemil buah yang udah jelas sehatnya
BalasHapushihihih betul, harus belajar lebih bijak ya :)
HapusAku suka makan, tapi tidak yang ngemil setiap saat. Pas ngemil pun sekarang lebih ngontrol dan pilih juga yang sehat. Usia udah gak bisa bohong ya karena BB nambah aja
BalasHapusWaaahhh enak nih kalau udah disiplin :D
HapusAh iya ya mbak, ngemil yg g terkontrol emang ga baik buat tubuh ya...
BalasHapusDuh, pantesan aku tambah melar...
hahahaha, mari kita ngemil bijak Mbaaa :D
HapusSeneng banget dengan jargon NGEMIL BIJAK. Nyatanya ngemil itu (tetap) boleh kok. Asal mengikuti aturan kesehatan, kebutuhan, tapi dengan tidak meninggalkan fun/kegembiraannya.
BalasHapusArtikel yang bagus banget Mbak
Makasih Mba, mari kita ngemil bijak :D
HapusKita memang suka cenderung menyalahkan sesuatu/seseorang. Kalau badan jadi melar, yang disalahin ngemilnya. Padahal mah ngemil sebetulnya gak apa-apa. Asalkan bijak aja. Jangan sampai kebablasan :D
BalasHapushihihi bener banget Mba, kudu belajar lebih bijak dalam ngemil :D
HapusSaya nih, nggak bisa ngemil bijak😂 kalau lagi rebahan bawaanya malah pengen ngemil, kan jadi plus-plus nggak bijaknya. Untungnya emak jarang beli jajan jadi kalau nggak ada jajan dan saya males beli sendiri ke tokonya udah ditahan aja dan saya malah makan berat. Nasi, sambel, lauk-pauk. Tambah gendut juga jadinya😂
BalasHapusMungkin harus mengikuti tips-tips dari mbak rey ini. Siapa tahu berhasil...
hahahahaha, plus plus nggak bijaknya :D
HapusNah iya, sebenarnya nggak nyetock jajan itu bisa dibilang sebagai salah satu cara.
Soalnya jadi mager beli ke mini market :D
Aku jarang ngemil krn memang jarang menyiapkaan cemilan di rumah...hehe
BalasHapusNah iya, jarang nyetok sebenarnya solusi juga ya :D
Hapusduh saya banget ini lagi dimasa pengennya ngemil terus, dan akhirnya berimbas ini ke BB yang naik banyak
BalasHapusNah iya, etapi kalau busui memang kudu banyak ngemil ya, asal diatur sih :D
HapusAmpuuun! Nasibku sama... Bolak-balik ditanyain orang dikira lagi hamil �� kacau banget sejak pandemi makan jadi nggak terkontrol. Apalagi sempat sakit dan habis itu nyenengin diri dengan makan ��
BalasHapusHarus mulai menerapkan mindfullness ngemil nih
hihihihi, iya Mba, kudu ngemil bijak dengan cara mindfullness :D
HapusWakwak, openingnya itu, kok sama dengan kondisiku. Perut oh perut :D btw, nah cara bijak yang harus diterapkan nomor dua itu yang kadang luput dari pemikiran dan perenungan. Pokoknya ngemil aja deh. Apa yang ada diembat. Duuh!
BalasHapushahahahaha, kudu banget diingatkan nih Mba, biar ngemil bijak :D
HapusNgemil itu ternyata penting juga ya asal dengan cara yang bijak. Aku termasuk yang jarang ngemil sebenernya soalnya kadang ngemilnya berat kaya pempek, siomay jadi udah kenyang duluan & gak makan utama lagi :-D
BalasHapusHihihi, kalau yang parah tuh udahlah ngemil, makan besarpun banyak :D
HapusBener banget atulah kalo ngemil berlebihan bisa bikin ga sehat apalagi dompetnya eeehh.
BalasHapusTapi setelah baca ini boleh ngemil tapi ada cara yang bijak, makasih loh remindernya.
Lagi belajar terus untuk makan /ngemil mindful beberapa tahhun ini, eh ada yang mengingatkan juga di sini.
hihihi betul Mba, bisa dengan cara bijak ngemil :D
HapusAku salah satu emak2 yang selalu ngemil apalagi pas pandemi gini, setres dikit aku ngemil bahkan makan lagi wkkwk :D
BalasHapusSadar itu salah tapi emang kek candu ya mbak :D :P
Tapi kmrn akhirnya nyoba mraktekkin itu cara ngemilnya pelan2 jd makin paham sbnrnya yang laper cuma mulut kalau perut enggak. Moga bisa makin bijak ngemil sekalian diet haha
Nah bener Mba, jadinya candu deh :D
HapusMulut aja yang mau, perut udah penuh :D
Cakeepp~
BalasHapusAsik kalau bisa mengendalikan diri untuk sadar bahwa ngemil di saat-saat critical time lebih baik daripada ngemil di sembarang waktu.
Aku ngemil permen, kak Rey.
Kalau ga ada permen di mulut, kok jadi ngantuk yaa...?
Lah iyaaa, dulu saya juga ngemil permen, tapi setelah ga ada permen disikapi bijak jadi nggak bergantung deh, kalau ngantuk saya usahakan langsung bobok :D
HapusPelajaran penting, ternyata ngemil yang buruk itu mengakibatkan kesehatan terganggu, khususnya gula darah mbak. Jadi sedini mungkin sadar dengan cemilan yang tidak baik untuk kesehatan.
BalasHapusNah iyaaa Mba, mana gula itu juga serem buat kesehatan, kudu disikapi bijak deh :)
HapusTernyatangemil tuh harus bijak yah biar kesehatan gak terganggu
BalasHapushihihi betul sekali :D
HapusSekarang tuh nggak bisa nggak siapin camilan. Soalnya banyak di rumah kan he he. Tapi dengan begitu jadi bisa mengelola dan mengontrol camilan apa yang dimakan keluarga terutama anak2. Anak2 suma camilan yang dibuat dari keju kraft �� ternyata salah satu produknya Mondelez ya
BalasHapusNah iyaaa, terlebih pas pandemi gini ya :)
HapusDuh aku nih mbak ngemil nya suka nggak terkontrol, catatan banget nih. Tipsnya jadi reminder buat aku mbak thanks yaa
BalasHapusSama-sama Mba :D
Hapusternyata ngemilbijak tuh hrs mindfullness juga ya, wawasan baru nihm TFS mbak
BalasHapusBetul Mba :D
Hapus