Bodoh! orang, makanan enak masih banyak!
Lah kok bahas makanan sih Rey? hahaha.
Etapi iya loh, kepikiran nggak sih, apa yang di benak orang-orang yang mau bunuh diri itu?
Apakah mereka nggak tahu, kalau udah mati pun, masalah bakal terus mengikuti mereka.
Meskipun mungkin masalahnya beda, tapi bisa dikatakan jauh lebih berat setelah bunuh diri loh.
Sungguh nggak habis pikir, mengapa ada orang yang berpikir mengakhiri hidupnya, sementara orang lain mati-matian melakukan apapun demi tetap hidup.
Itu mungkin yang ada di benak orang normal, menilai orang yang mau dan telah bunuh diri.
Etapi, sayapun pernah loh melakukan hal bodoh tersebut.
Dua kali malah!
That's why saya nggak akan men-judge orang yang berpikir mau bunuh diri, atau udah bunuh diri itu adalah sebuah kebodohan.
Karena memang bukan bodoh masalahnya.
Anyway, sebenarnya masalah ini udah lewat ya, di mana setiap tanggal 10 September, diperingati sebagai hari pencegahan bunuh diri sedunia.
Ketika Bunuh Diri Dipikir Sebagai Jalan Keluar
Lebaran idul fitri 2020 lalu, seharusnya menjadi sebuah hari kemenangan yang disambut oleh segenap umat muslim sedunia.
Meskipun tahun ini terasa sangat berbeda, karena adanya pandemi ini.
Meskipun tahun ini terasa sangat berbeda, karena adanya pandemi ini.
Namun tidak demikian dengan saya.
Di saat orang sibuk dengan bahagia menyantap kue nastar dan opor ayam.
Saya malah sibuk menelan segenggam obat generik berupa tablet Paracetamol dan CTM.
Apa yang ada di benak saya saat itu?
Entahlah, sepertinya sih perpaduan antara putus asa dan kesal.
Putus asa, karena saya (merasa) kehabisan cara untuk memperbaiki masalah berlarut yang saya hadapi.
Kesal, karena saya (merasa) tak ada satu orangpun dari orang yang terdekat saya, yang (mau) paham masalah saya.
Ditambah lagi, rasa keduanya (putus asa dan kesal) menyertai saya, untuk mengatakan kepada orang terdekat saya, bahwa saya sedang tidak baik-baik saja.
Saya takut dengan diri saya.
Saya takut bisa menyakiti anak-anak saya, dan saya takut ditinggalkan hanya sendirian dengan anak-anak saya.
Saya pikir, kalau saya mati bunuh diri, mereka akan bisa mendengarkan saya, bisa memastikan anak-anak aman (meskipun jujur saya juga nggak percaya mereka bisa).
Duh pokoknya banyak hal berkecamuk di pikiran.
Dan itu udah sering terlintas di pikiran saya, untuk mengakhiri hidup, meski tetap saja masih memikirkan anak-anak.
That's why saya masih bisa cukup sadar, untuk tidak melakukan hal bodoh tersebut, di saat saya sedang kesal dan hanya bersama anak-anak di rumah.
Sungguh, bayangan tingkah Pihu, si anak usia 2 tahunan yang ditinggalkan ayahnya bersama jasad ibunya yang bunuh diri karena menelan pil, membuat saya masih sanggup untuk berpikir jernih.
Setidaknya, kalau saya mati, anak-anak nggak kelamaan bersama jasad ibunya, kayak Pihu, huhuhu.
Entahlah, mungkinkah hal demikian yang ada di pikiran orang lain yang bunuh diri?
Seperti ibunya Pihu yang juga nekat menenggak banyak tablet dan akhrinya meninggal karena itu.
Sungguh saya merasa persis kayak ibunya Pihu tersebut.
Saya meninggalkan keluarga saya demi menikah dengan seorang lelaki pilihan diri.
Tapi kemudian setelah punya anak, saya merasa seolah dicampakan.
Saya nggak punya jalan pulang ke rumah orang tua saya.
Karena menikah dengan lelaki tersebut adalah pilihan sendiri.
Karenanya, saya lebih berpikir mengikuti tindakan ibunya Pihu.
Untungnya kok ya saya akhirnya berani menonton film Pihu, dan kesedihan Pihu, si anak 2 tahun yang kebingungan di rumah sendiri bersama jenazah ibunya, menguatkan saya untuk tidak berlaku aneh-aneh saat hanya sendirian.
Jujur, saya tidak melulu berpikir untuk bunuh diri, seperti yang terjadi pada penderita gangguan bipolar, skizofrenia, dan semacamnya.
Tanda-Tanda Orang Yang Ingin Bunuh Diri
Jujur, saya tidak melulu berpikir untuk bunuh diri, seperti yang terjadi pada penderita gangguan bipolar, skizofrenia, dan semacamnya.
Tapi, percaya atau tidak, setelah saya pikir-pikir, saya sering loh secara nggak sadar seolah mengisyaratkan kalau ingin menyerah dengan kehidupan ini.
Dan saya baru ngeh, setelah saya membaca beberapa artikel yang membahas tentang tanda-tanda orang yang ingin bunuh diri, seperti:
- Saya menghabiskan waktu setahun ini untuk menulis setiap hari. Iyaaa bagus sih, jadinya produktif sekaleee hahaha. Akan tetapi, setelah banyak tulisan yang saya tinggalkan di blog ini, saya lalu khawatir kalau semua tulisan ini hilang saat domain saya nggak bisa diperpanjang, karena saya udah nggak ada.
Saya bahkan berpesan ke orang-orang yang dekat dan ngerti, agar kalau saya udah nggak ada, tetap ada yang mengingatkan keluarga saya buat bayarin perpanjangan domain ini, biar kisah saya bsia tetap dibaca oleh anak-anak dan cucu saya nanti.
Si Diahalsa, salah seorang yang pernah saya pesanin hal tersebut, dan dia marah besar karena itu, hahaha.
Dan percaya atau tidak, salah satu tanda orang yang berpikiran tentang bunuh diri adalah dengan begitu peduli dengan hal-hal sepeninggalannya
- Saya sering berpikir, seandainya saya nggak dilahirkan, tentunya saya nggak perlu menderita atau merasakan penderitaan di dunia ini, dan saya bahkan nggak perlu takut dengan neraka, karena saya bahkan nggak ada, hehehe. Percaya atau enggak, hal tersebut merupakan tanda-tanda orang yang berpikir tentang bunuh diri.
- Selalu ingin dibiarkan sendiri, meski saya suka curhat di medsos, terutama di facebook, tapi saya kurang suka loh kalau ada yang datang mengetuk masalah saya di inbox maupun aplikasi chat jalur pribadi.
Jadi, inbox saya jadi banyak, tapi jarang saya buka itu adalah hal yang biasa, hahaha. Entahlah, saya berpikir kalau saya memang butuh ngomong ama orang yang bermasalah dengan diri saya, bukan orang lain yang kadang hanya kepo, hahaha. Dan tahu nggak sih? kalau hal tersebut juga bisa merupakan tanda orang yang ingin bunuh diri.
- Memiliki suasana hati yang cepat berubah-ubah, saya bisa ngomel dan marah minta ampun ke anak-anak, lalu saya pergi menenangkan diri dengan masuk ke kamar dan melarang mereka ikut saya, dan tahu nggak sih, saya bisa keluar lagi dari kamar, memeluk anak-anak dan minta maaf, hanya dalam waktu di bawah 5 menit saja.
Semacam rada-rada gila, hahaha.
- Sering merasa terjebak dalam keputus asaan, terutama setelah segala cara telah saya lakukan, dan merasa tidak bisa menemukan Allah, huhuhu.
- Pola makan, serta pola tidur yang berubah, saya kadang lupa makan dong, ingatnya setelah saya merasa gemetaran. Dan masalah tidur? saya tidur di pagi hari doang, kadang cuman 2-3 jam, itupun nggak nyenyak, karena si kakak nanyaaaaa mulu, hehehe.
- Mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang di sekitar, kalau saya biasanya bukan selamat tinggal sih, tapi semacam banyak pesan kepada si kakak, memaksa dia harus mandiri, dan berulang kali mengatakan, kalau saya nggak mungkin bisa menemani dia selalu, huhuhu.
Dalam beberapa teori yang saya baca, ada lagi tambahan tanda orang yang berpikir untuk bunuh diri, yaitu:
- Mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang, padahal sebelumnya nggak pernah.
- Melakukan hal-hal yang penuh risiko, atau yang merugikan diri sendiri.
- Membereskan urusan-urusan yang belum selesai secara tiba-tiba.
- Mengalami kecemasan dan kegelisahan akut tanpa alasan yang jelas.
Cara Mencegah Orang Bunuh Diri
Nyatanya, sebenarnya amat jarang ada orang yang bunuh diri tanpa pesan atau tanda.
Di mana sebenarnya kita bisa banget mencegah orang yang bunuh diri melalui tanda-tanda tersebut, dengan cara:
Jangan remehkan perasaannya
Ini sederhana, tapi sejujurnya hampir semua orang melakukannya, meremehkan perasaan depresi orang lain, bahkan cenderung menyuruh agar orang tersebut untuk bunuh diri.
Padahal ya, kalau seandainya orang tersebut beneran bunuh diri setelah sikap meremehkan kita, atau tantangan kita buat dia bunuh diri beneran, saya nggak yakin orang tersebut bakal bisa melewati separuh hidupnya menanggung beban batin, sebagai orang yang menyebabkan orang lain bunuh diri.
So, belajarlah untuk sedikit punya empati, hargai perasaan depresi orang lain, termasuk yang suka menuliskan pesan putus asa.
Berkaca dari banyaknya kasus bunuh diri para aktor dan aktris Korea, hampi semuanya pernah meninggalkan pesan putus asa, sayangnya orang hanya mau ngeh setelah orangnya mati beneran.
Anggaplah keinginan, atau percobaan bunuh dirinya sebagai tangisan minta tolong
Jangan remehkan perasaan depresi orang lain, terutama yang udah menunjukan tanda-tanda ingin mengakhiri hidupnya, atau bahkan udah pernah mencoba hal tersebut.
Jika memang nggak bisa membantu, doakan dan jangan tambah bebannya.
Jika memang ingin membantu, rangkullah dengan tulus, agar si pelaku bunuh diri merasakan, bahwa dia berharga, dan banyak yang mencintainya dan menganggapnya penting.
Hal itu, bisa jadi semangat banget buat si pelaku bunuh diri.
Tahu nggak sih, sesaat setelah saya menelan semua tablet tersebut, bukan hanya anak-anak yang ada di pikiran saya, tapi teman-teman yang selalu nggak kenal lelah menyemangati saya.
Khususnya Eno.
Saya menuliskan kisah saya tersebut, dan dibukukan oleh Eno dengan judul buku Thoughts.
Di situ saya jabarkan, betapa perhatian teman-teman itu ibarat caring is saving me.
Menjadi pendengar yang baik
I know, mendengarkan keluhan orang yang putus asa itu, sangat membosankan.
Apapun yang orang berikan ide atau saran, kagak bakal didengar.
Karena memang, kebanyakan orang putus asa itu NGGAK BUTUH DICERAMAHI.
Butuhnya didengarkan, dibantu pahami apa yang dia butuhkan, bukan apa yang menurut orang butuhkan.
So, pendengar yang baik adalah salah satu cara mencegah orang bunuh diri.
Dorong dengan pelan agar mau mendapatkan bantuan profesional
Menurut saya, memang sebaiknya orang-orang yang berpikir tentang bunuh diri itu ditangani oleh yang profesional, karena akan lebih tepat caranya.
Pun juga lebih bisa mendatangkan solusi.
Karenanya, setelah kita memberikan perhatian dengan jadi pendengar yang baik, pelan-pelan sarankanlah untuk mendapatkan bantuan profesional, bahkan kalau perlu cariin langsung.
Selalu menemani atau menanyakan kabarnya
Alhamdulillah, Allah itu Maha Pengasih, even ke hamba-Nya yang kehilangan-Nya kayak saya ini, karenanya dikirimkan-Nya saya teman-teman yang care, salah satunya Creameno.
Masha Allaaah, perhatiannya tuh ya, selalu menyentuh dan menyemangati banget.
Bukan hanya setia menemani saya dengan perhatian nyatanya saat melewati bulan Ramadan yang berat dulu.
Bahkan sampai sekarang, dia tak pernah absen selalu menanyakan kabar saya melalui email, terutama jika postingan saya udah mulai galau lagi, hahahaha.
Ah, seandainya kita semua bisa belajar pada Eno, mungkin kita bisa menyelamatkan lebih banyak orang depresi yang ingin bunuh diri.
Karena semua manusia itu berharga.
Hanya saja, ada beberapa orang yang tidak bisa melihat hal tersebut, sehingga nekat mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Demikianlah.
Selamat hari pencegahan bunuh diri sedunia.
Semoga semakin banyak orang terselamatkan dari keputus asaan seperti itu.
Sidoarjo, 24 September 2020
Sumber :
- Pengalaman dan opini pribadi
- https://health.kompas.com/
Gambar : Canva edit by Rey
Kak Rey, jangan bilaang... akkkk, saya tambah marah deh, huhuhh.
BalasHapusIngat Si Kakak Kak, ingat Adek juga, huhuh *peluk Kak Rey.
Pelukkk :*
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMba Rey, makasih sudah mau berbagi dan jujur atas apa yang pernah mba lakukan. Tentu itu bukan hal mudah buat mba mengeluarkan pengalaman yg kurang menyenangkan itu.
BalasHapusAku belom lama tau dan mampir ke blog mba. Tapi selalu suka baca postingan mba. Memang akhir-akhir ini baca postingan mba yg kurang nyaman.
Seperti apa yg uda mba tulis, semoga mba tergerak dan bisa bertemu ahli profesional. Setidaknya mba bisa bertemu orang lain yg bisa bantu mengurai apa yg terjadi pada mba dan keluarga.
Semoga keadaan mba bisa lebih baik dan mba bisa tidur serta makan yg cukup ya 🤗
Makasih banyak ya udah membaca tulisan-tulisan curcol saya :D
HapusSemoga ada manfaatnya :)
Aamiin, iyaaa..
Sepertinya memang butuh curcol ama yang profesional, cuman memang saya lebih nyaman kalau ketemu langsung.
Semoga pandemi segera berakhir, dan semoga saya dan kita semua dikuatkan selalu :)
Aku ga terlalu bisa memberikan kata2 bagus buat dukungan, tapi sbnrnya aku pendengar/pembaca yg baik Rey :). Deep inside aku cm bisa berdoa, Rey kuat, akan selalu kuat utk bertahan. Setidaknya demi anak2. *Giveyouavirtualhug.
BalasHapusBanyak yg peduli Ama Rey, jadi jangan berfikir kalo kamu sendirian :). Semoga keadaan nantiny membaik untuk kamu dan anak2 .
Aamiin :)
HapusAwwww.. tengkiuuu Mbaaaa, sejujurnya semua komentar Mba Fanny itu menguatkan banget, selalu saya nantikan.
Mba itu nggak pernah bosan berbagi kisah pribadi yang jujur amat sangat ebrarti buat saya.
tengkiu yaaa Mbaa :*
Hay mbak rey, apa kabar?😁
BalasHapusSaya dulu juga bertanya apa yang dipikiran orang yang ingin mengakhiri hidupnya? Sedepresi apa mereka? Sampai saya tahu sendiri rasanya. Curhat sama orang malah dibilang harus sholat, harus mendekatkan diri sama Allah. Udah, tapi ya nggak sesimple itu.
Saya cuma bisa berdoa dengan tulus aja, semoga mbk rey selalu diberi kekuatan dan dijaga sama Allah, semoga jika pikiran buruk itu datang lagi, Allah juga datang untuk menguatkan😊
Ikut sedih baca cerita galaunya mbk rey, walaupun nggak pernah ketemu tapi lewat tulisan-tulisannya saya jadi sedikit tahu soal mbk rey.
Semangat mbk rey💪
Terimakasih Tria sayang :*
HapusSemoga Tria bisa mengambil hal-hal positif dari curcolan saya, ettap semangat menyambut masa depan, tetap mempercayai pasangan, tetap mau nikah, namun tentunya dengan semangat yang lebih baru dari saya :*
Kok cuma segenggam sih Rey.. Kenapa nggak sekalian 5 kardus?
BalasHapusTapi jangan diminum...
Habis itu kamu buka warung dan jual itu paracetamol ke yang sedang sakit kepala. Jualnya satu kaplet satu kaplet... Gitchu..
Abis itu bakalan seneng dah kalau 5 kardus paracetamol terjual habis, bakalan ada senyuman.. banyak untung..
Hahahahahaha...
Saya tidak tahu apa yang ada di benak orang yang bunuh diri. Nggak tahu juga apa bunuh diri menyelesaikan masalah karena yang sudah mati itu nggak bisa cerita....
btw, berantem lagi aja yuk.. daripada mikirin yang jelek-jelek.. kayaknya biar energinya tersalurkan. Hahahaha..
Iya mba Rey berantem sama mas Anton saja biar seruuuu 😆 hehehe. Semangat mba 💕
HapusAyo Kak Rey, kita serbu Kak Anton ramai-ramai biar seru seperti naik Kora-Kora di Dufan 🤪
HapusGimana rasanya berantem ma mas
HapusAnton y?🤭
Kabur ah, takut😅
Hayo...mari bikin rusuh.. .eh..#kabur si Rey bawa pentungan 🏃🏃💨💨
HapusSerbu rumah pak Anton aja, kali aja disuguhi opor ayam hahahaha
HapusPak Anton : wakakakkaka, segenggam aja itu bikin super trauma Bapaaakkk...
HapusPahitnyaaa minta ampun, saya nelannya nggak pakai air btw, astagaaa, sampai saya nulis ini, masih terbayang bagaimana pahitnya leher saya hahahaha.
Gara-gara itu, sekarang nggak ada lagi stok obat, kalau sakit kepala saya rela obatin pakai mie instan atau tiduuurrr aja biar sakitnya berkurang.
Masih trauma minum obat.
Kurang kerjaan sih, hahahahaha.
Btw, nggak mau jualan obat ah, entar galau karena nggak laku, ditelan semua lagi deh, tapi campur gula biar manis wakakakakakakaka :D
Eno dll : iya ya, terimakasih idenya, lain kali kalau lagi bete, sebaiknya kita bikin rusuh di lapak pak Anton aja wakakakakakakak
Mbak Rey, apakah mbak berpikir untuk bunuh diri?
BalasHapushihihi, sekarang? offkors tidaakk, bahkan liat obat trauma.
HapusNggak tahu nanti, semoga jangan ya, doain yaaa :D
Mba Rey,
BalasHapusMeski saya nggak pernah tau masalah detailnya kecuali yang biasa mba bagikan di blog, tapi saya paham kalau mha sedang mengalami masa berat dan berusaha untuk bisa support mba sesuai kapasitas saya 🙁 jujur waktu pertama kali baca tulisan yang khusus mba kirim untuk program Guest Post, saya sampai ragu mau membukukannya karena menurut saya terlalu privat. However mba Rey dengan semangat mengijinkan saya membukukannya agar bisa jadi pelajaran berharga bagi teman-teman yang membaca 🤧
Saya pribadi nggak bisa berkata banyak kecuali mendoakan mba Rey semoga mba bisa melalui setiap masalah yang ada. Dan semoga mba Rey dilimpahkan rizki sehat dan bahagia 😍 -- hehe. Katanya, Tuhan nggak akan kasih cobaan melebihi batas kemampuan umat-Nya. Jadi saya yakin mba Rey pasti bisa menghadapinya dengan hati lapang dan jiwa besar. Semangat ya mba 😍💕
Awww... saayyy, apa yang Eno lakukan itu udah lebih banget dari kata cukup, udah luber banget, makasih banyak ya say, selalu menemani setiap perjalanan down saya, dari lubuk hati saya, saya yakin kalau Eno memang dikirim khusus buat menyelamatkan mamak galau mulu ini hahahaha.
Hapustengkiuuu kesayangaaann :*
Kak Rey~ aku selalu hadir di sini sebagai tim penyemangat! Kak Rey jangan sedih lagi ya, aku dan teman-teman di sini, siap mendengarkan cerita-cerita Kakak 😊
BalasHapusAku mungkin nggak bisa bantu banyak, hanya bisa bantu support lewat kata-kata penyemangat aja dan aku yakin Kak Rey bisa melewati segala ujian ini 😊
Kalau lagi sedih, kita ngerusuh ke blog Kak Anton aja. Di sana disediakan lapak gratis untuk ngerusuh kok 😝 nanti ajak Kak Agus juga sekalian, biar makin ramai ngerusuhnya hahaha.
ditunggu..jangan lupa bawa Rey yah..hahah energinya sedang berlimpah tuh 😜😜
HapusAwww.. terimakasih Lia, kalian semua benar-benar penyelamat saya.
HapusHahaha, Pak Anton juga, selalu siap jadi teman berantem hahahahaha
Baca komen mba Eno n Lia jadi pengin ikutan ngerusuh ma mas Anton tapi gak brani eh...
BalasHapusPesenku untuk dirimu, yg sabar, yg kuat yaa.. moga Allah kasih jalan terbaik.
Big hug...
Slm sahabat, slm hangat 💕
kok ga berani..yuk Ika ajak Rey ngerusuh 🤣🤣🤣
HapusAku pernah ngerasaiin pingin bunuh diri :((
BalasHapusGimana perasaan orang yang pengin bunuh diri? Mungkin sudah gelap kali ya pikirannya, karena di pikirannya sudah tidak ada lagi orang yang perduli dengan dirinya, buat apalagi hidup, mendingan mati saja.
BalasHapusPadahal tidak begitu juga sih, jika tidak ada saudara atau orang tua yang bisa dijadikan tempat curhat maka bisa curhat pada teman blog atau sosmed yang tentu saja harus kita percayai. Intinya curahkan unek unek agar hati jadi plong dan lega.
Tapi jangan curahkan pada pak Anton, nanti malah dijadikan konten mbak.😂😂😂
Sayang kan kalo dilewatkan 😜
HapusHaii Mba Rey, semoga sekarang ini kondisi dan suasana hati Mba Rey sudah jauh lebih baik ya (:
BalasHapusMeski aku nggak pernah tau dan merasakan apa yang Mba Rey alami, satu yang Mba Rey harus tau banyak yang sayang dengan Mba di blogsphere ini. Plus, Mba Rey terlalu berharga kalau harus sampai berpikir ke arah sana. Aku memang nggak selalu komentar di setiap tulisan Mba, tapi aku suka membaca cerita personal Mba Rey dan melihat respon teman-teman itu rasanya hangat, apalagi komentar-komentarnya Mas Anton wkwkwk itu bukti banyak yang sayang dengan Mba ☺️
Jadi aku hanya bisa terus mendukung dalam doa dan semoga Mba Rey tetap semangat ya menjalani hidup ini 😘
Mbaa Reeeyy, peluuuukkk... Jujur aku ga tau persis apa yg terjadi, cuma sepotong2 puzle yg suka Mba Rey cerita di blog. Aku pun tau kalau orng udah pd kondisi itu, belum tentu butuh orng to tell them what to do, blm tentu nyaman kalau dinasehatin ini itu. Kadang mereka cma butuh didengerin dan temen cerita.. so anytime you need someone to talk, just let me know.. Setidaknya kita sebagai emak2 siapa tau kita bisa saling sharing 😘😘 Semangat terus ya Mba Rey..
BalasHapus