Dan sekarang di usianya yang 3 tahun, rasanya bersyukur banget nget dan dengan bahagia menceritakan hal ini.
Setelah sebelumnya, saya jarang banget membahas atau menyinggung tentang keadaan si adik yang belum mau berbicara di usianya yang udah 2 tahun lebih.
Bukannya apa-apa, kadang masukan orang tuh malah bikin makin down, meskipun mungkin orang lain nggak bermaksud demikian.
Tapi Alhamdulillah, dengan kecerewetan si adik sekarang, akhirnya saya bisa dengan terang-terangan membagikan kisah ini.
Pengalaman Si Adik Terindikasi Speech Delay
Jadi blogger itu, bikin saya menjadi tahu banyak banget tentang ilmu parenting, maupun tumbuh kembang anak.
Pun juga, karena jadi bloggerlah, saya tahu kalau tumbuh kembang si kakak itu kurang lengkap, dan dia menderita kurangnya keseimbangan tubuh karena melewatkan tahapan merangkaknya.
Lalu ada lagi satu hal yang mengganggu, karena saya melihat tanda-tandanya pada perkembangan si adik, yaitu speech delay pada anak.
Jadi, si adik itu, sampai usianya 2 tahun lebih, dia masih belum mau ngomong dong, jangankan ngomong, panggil mami papi aja males.
Jadi, si adik itu, sampai usianya 2 tahun lebih, dia masih belum mau ngomong dong, jangankan ngomong, panggil mami papi aja males.
Bahkan bukan cuman males, kayaknya sih malu.
Karena berkali-kali saya ngajarin, dia cuman mau ngikutin, kalau dia lagi mood aja.
Selebihnya dia ogah.
Selebihnya dia ogah.
Bahkan kadang kalau dia berhasil mengikuti kata apa yang saya ajarkan, dia langsung memalingkan wajahnya, bersembunyi, semacam malu.
Duhhh..
Kebayang deh sedihnya hati saya.
Apalagi melihat anak-anak yang seusianya udah lancar car ngomong, bahkan nyanyi dengan pelafadzan yang nyaris sempurna.
Saya sampai unfollow akun instagram Acha Septriasa, karena dulu waktu hamil, saya barengan ama dia, dia duluan lahiran sekitar semingguan, lalu saya nyusul minggu berikutnya.
Akan tetapi, pas video kegiatan anaknya diposting di akun instagramnya, rasanya hati jadi makin sedih.
Gimana enggak?
Si anaknya Acha tuh bahkan udah mahir nyanyi banyak lagu, sementara si adik bahkan manggil mami aja nggak mau.
Semua komunikasinya, by telunjuk dan merengek.
Karenanya, saya mencoba browsing sana sini, dan menemukan banyak tulisan yang sedikit bikin saya lebih lega.
Karena dari berbagai artikel yang saya baca, terindikasi si adik memang mengalami speech delay, tapi bukan karena kelainan ini itu, semuanya hanya karena kurang stimulasi aja.
*lalu merasa sedih lagi karena merasa jadi ibu yang malas stimulasi anaknya, hahaha.
Dan begitulah, sejak saat itu, saya mulai sedikit demi sedikit menstimulasi si adik.
Dan begitulah, sejak saat itu, saya mulai sedikit demi sedikit menstimulasi si adik.
Salah satunya dengan bernyanyi.
Saya bernyanyi siang dan malam, kalau capek saya suruh si hape yang nyanyi.
Dan akhirnya si adik mau nyanyi Rey?
KAGAK! hahahaha.
Saya juga coba beberapa terapi yang saya liat di youtube, salah satunya dengan tidak langsung mengiyakan saat si adik berkomunikasi dengan telunjuk.
Saya bersikeras cuman mau merespon kalau dia ngomong, jadi kalau mau minum misalnya, dia kan selalu by telunjuk.
Saya nggak langsung ambilin dong, saya pura-pura aja nggak ngerti maksudnya apa, dan memintanya ngomong apa yang dia pengenin.
Terus mau, Rey?
TETEP KAGAK! hahaha.
Yang ada dia ngamuk dan nangis kencang banget, bikin puyeng aja deh.
Dan sampai akhirnya saya malas dan bosan, ya udah saya biarin aja.
babahno kata orang Jowo, hahaha.
Dan akhirnya, keajaiban terjadi menjelang usianya 3 tahun.
Tiba-tiba saja dia jadi suka ngoceh, cereweeetnyaaa minta ampun.
Yang nyebelinnya tuh, kalau saya ngomel dia ikutin dong.
Bete nggak tuh?
Jadi nggak konsen kan ngomelnya? hahaha.
Hobinya? nyanyi dan niru semua omongan kartun di TV, lalu dia praktikan ke saya.
"Darreeeeelllllll, udah sore loh, bukannya waktu beberes udah lewat, bentar lagi Magrib loh!"Dan si gondrong itu ngikut dong!
"Dayeeelll, dah soye loh, bebeyes, magib loh!"Bahkan saya omelin diapun, dia tetep ngikut, hahaha.
"Adek, mandi yuk!"
Dijawab,
"Baikyah, Mami!"
Lalu dia buka baju dan segera masuk ember, hahaha.
Kalau dilarang,
"Kumohon Mami, adek mau benang duyu!"
Omegodddd, toloongg, ini anak telenovela banget sih! hahahaha.
Dan Alhamdulillah, usia 3 tahun semacam pembuka segalanya buat si adik, di mana dia akhirnya bisa belajar toilet training meski sudah telat dan akhirnya sampai sekarang nggak lulus-lulus, hahaha.
Dan Alhamdulillah, usia 3 tahun semacam pembuka segalanya buat si adik, di mana dia akhirnya bisa belajar toilet training meski sudah telat dan akhirnya sampai sekarang nggak lulus-lulus, hahaha.
Lalu, dia jadi lebih cerewet banget, suka nyanyi, suka ngikutin kata orang, kata TV juga.
Dan oh ya, dia super cerewet banget dalam hal melarang orang, sepertinya mamaknya ini cerewetnya parah sampai ditiru si adik banget.
Bayangin, ada anak kecil lewat dan ngobrol, dia segera keluar dan teriak dong,
"Adekkkk! no no no! bisik adek! no bisik adek!" (Adek, berisik!)
Subhanallah, ini mah cerewetnya kelebayan, hahaha.
Anak Terindikasi Speech Delay, Apa Yang Harus Kita Lakukan?
Dari pengalaman saya tersebut, saya ingin menyimpan memori di sini, sekaligus mungkin bisa menjadi penyemangat bagi ibu-ibu yang anaknya terindikasi speech delay, atau telat berbicara.
Karena, pengalaman sesungguhnya adalah guru terbaik, dan melebihi dari teori yang ada.
Jadi apa sih yang seharusnya kita lakukan jika anak terindikasi speech delay?
Langkah pertama : Mencari tahu, kondisi anak dikatakan beneran speech delay itu seperti apa?
Menurut beberapa teori yang saya baca, tanda-tanda anak speech delay dapat dikenali sejak dini, dengan memperhatikan perkembangan bicara anak sejak bayi, di mana:
- Sebelum 12 bulan - Anak akan memulai ocehan (cooing) dan menggumam sebagai tanda perkembangan awal bicaranya, dan terjadi pada usia 9 bulan akan mulai berceloteh (babbling). Anak juga mampu untuk mengucapkan kata-kata kombinasi antara vokal dan konsonan secara berulang-ulang seperti ma-ma-ma dan ba-ba-ba. Menjelang usia 12 bulan, anak juga mulai tertarik pada suara dan mulai mengenali benda-benda yang ada disekitarnya.
(Si adik: sesekali ngoceh sih, tapi banyakan diamnya, lebih sering merengek, meskipun dia amat sangat menunjukan perkenalannya dengan bunyi-bunyi di sekitarnya).
- Usia 12-15 bulan - pada rentang usia ini seharusnya sudah punya pilihan kosa kata lebih luas ketika mengoceh, mulai meniru suara orang lain, serta mengatakan lebih dari satu kata secara spontan. Dan anak juga mulai mengerti dan memahami kalimat perintah sederhana seperti, “Tolong ambilkan itu’.
(Si adik: dia sama sekali nggak mau menirukan bunyi atau ucapan orang, tapi dia sangat mengerti apa yang saya dan lainnya perintahkan atau katakan, misal stop menyusu, makan, main dan semacamnya).
- Usia 18-24 bulan - anak mulai menyatakan lebih dari 20 kata saat usia 18 bulan, dan saat usia 2 tahun menyatakan lebih kurang 50 kata. Pun juga mulai menggabungkan dua kata untuk membentuk kalimat sederhana, mengenali objek dalam gambar atau yang dia lihat sehari-hari, seperti menunjuk mata, telinga, hidungnya saat ditanya, dan mengerti dua kalimat perintah seperti “Tolong ambilkan benda itu dan berikan pada Mami ya”.
(Si adik: dia masih keukeh dalam diamnya dan rengekannya, tapi sudah sangat mengerti apa yang saya dan lainnya perintahkan atau katakan meski lebih dari dari perintah dalam sekali bicara).
- Usia 2 sampai 3 tahun - di usia ini, anak mengalami pencapaian besar, kosa kata semakin meningkat menjadi lebih banyak kata yang sulit untuk dihitung dan anak biasanya dapat menggabungkan tiga atau lebih kata-kata menjadi satu kalimat. Pemahamannya juga meningkat pesat.
(Si adik: dia masih tetap dalam diamnya, dan tiba-tiba melonjak tajam perkembangannya di usia kurang lebih 2 bulan menjelang 3 tahun).
Langkah kedua : setelah identifikasi anak, segera action
Setelah mengamati, apa yang terjadi pada anak, apakah perkembangannya sesuai atau sangat berlainan dengan teori perkembangan normal anak dalam berbicara.
Jika sangat berlainan, sebaiknya sih segera kunjungi klinik tumbuh kembang anak, untuk bisa ditangani sejak dini, karena bisa jadi hal tersebut disebabkan oleh beberapa kelainan atau gangguan yang tidak bisa disepelekan.
Namun jika perkembangan anak masih normal, hanya kurang sedikit, bisa dengan menstimulasi anak sendiri agar bisa segera berbicara.
Ada banyak yang bisa dilakukan, temans bisa googling sendiri caranya.
Namun yang paling sederhana adalah, mengajak anak ngobrol sepanjang hari, serta berikan stimulasi seperti lagu-lagu anak-anak yang bisa ditirukannya.
Langkah ketiga : Jangan panik, namun tetap latih dengan stimulasi yang tepat
Sebenarnya yang bikin panik itu kebanyakan karena komentar orang lain.
Dibanding-bandingkanlah, ditakut-takutilah.
Lucky me, saya terisolasi dengan jarangnya ketemu orang lain, terlebih dengan adanya pandemi ini, jadinya saya lebih aman dari komentar orang lain, dan fokus melatih si adik untuk bisa segera berbicara dengan stimulasi yang simple aja, misal mengajaknya mengoceh atau bernyanyi bersama.
Dan Alhamdulillah, karena memang sejak awal, saya yakin si adik hanya butuh stimulasi aja, nggak ada gangguan tumbuh kembang yang berarti, karena pendengaran serta sikapnya menunjukan perkembangan, hanya saja dia lebih suka nggak pakai ngomong aja.
Dan begitulah, di usianya yang ketiga, dia udah cerewet minta ampun.
Sebuah hal yang dulu amat sangat saya nantikan, dan terbukti, akhirnya saya kewalahan sendiri dengan kecerewetannya itu.
Alhamdulillah.
Demikianlah cerita si adik saat terindikasi speech delay atau telat bicara.
Kalau temans, ada yang punya pengalaman anak speech delay nggak?
Share yuk :)
Sidoarjo, 21 Oktober 2020
Sumber :
- Pengalaman pribadi
- https://www.popmama.com/
Gambar : Canva dan dokumen pribadi
Syukurlah Mba kalau Si Adek udah bawel ngomongnya hhhee.. Mungkin kemarin dia memang malu untuk ngomong. Emang sekarang ini banyak istilah yang berhubungan dengan tumbung kembang anak. Sebetulnya aku pernah dengan seputar Speech Delay saat masih kuliah. Cuma pada kenyataannya ternyata banyak anak-anak yang terindikasi tersebut, tapi orangtuanya kurang memahami. Jadi dianggap anaknya malas ngomong, padahal perlu di stimulasi agar tidak menjadi berlarut-larut.
BalasHapusBersyukur Mba Rey mau terbuka dan mencari tahu yaa. Semoga Sih Adek makin seneng ngomong yaa hhhee.. Semangat dan sabar mbaaa 🤣
Sepertinya gitu, terlebih memang mamaknya sok sibuk mulu, jarang ngomong di rumah, nantil;ah sekarang-sekarang ini, keberaniannya ngomong muncul :D
HapusAku turut senang Kak Rey karena akhirnya si Adik udah mau berbicara bahkan sekalinya langsung bawel, mungkin efek beberapa saat dia menumpuk semua bahan omongan, jadi sekalinya ngomong jadi bawel 🤭
BalasHapusBtw, Adik kenapa lucu banget ngomongnya? 🤣 "Kumohon mami". Astagaaa!! Aku ngakak bacanya Kak wkwkw
Nah iyaaa, kayaknya udah lama pengen ngomong tapi malu, hahahaha
HapusSyukurlah kak Rey, saya hampir gimana gitu dengar ceritanya.
BalasHapusYang pertama follow lagi akun Acha septriasa nya ��
Oh iya, biasanya dari pengalaman anak bibi yang tinggal 5 langkah dari rumah saya dan saya tentunya memperhatikan tumbuh kembang si anak bibi, dan diusia 1 tahun anak bibi mulai menjerit ntah apa yang di bilang, seolah dia merespon kita dan mau mengajak berbicara tapi kurang jelas, contoh kalo lewat depan si anak bibi pasti ngomong kayak menyapa gitu, dan diusia nya 2 tahun anak bibi mulai sedikit mengerti apa yang di bilang walaupun samar-samar dan diusia 3 tahun alhamdulillah sudah aktif berbicara sama seperti anak kak Rey. Tapi kalo saya di posisi kak Rey pasti khawatir juga ya kak,3 tahun baru ada perubahan besarnya, dan kak Rey juga sebagai ibu yang cerdas dalam menanggapi respon anak, banyak cara yang kak Rey latih biar si anak dapat berbicara, keren. Makasih banyak infonya kak, saya juga baru tahu kalo adanya speech delay ini, saya pikir setiap anak pasti bisa memulai berbicara dengan usia 1 tahun walaupun masih samar-samar, ternyata kisah kak Rey berbeda.
hihihi iyaaa, membatasi hal yang tidak nyaman kita liat memang bekerja banget buat mamak-mamak yang sedih dan insecure ama tumbuh kembang anaknya :)
HapusWah syukurlah si adik sekarang udah makin pinter ngomongnya, Mba Rey :D
BalasHapusPertumbuhan anak sebetulnya beda-beda sih, tidak bisa disamakan rata. Tapi Mba Rey sigap sekali bisa langsung ambil tindakan untuk si adik. Yang penting sekarang anaknya sehat dan rumah makin ramai yaa Bundaa 😂
Jujur waktu beberapa orang tau anakku bicara 2 bahasa yang berbeda di rumah, mereka melontarkan pertanyaan yang sama, "Nggak takut anaknya speech delay?" puji Tuhan, nggak kejadian di anakku, meski memang masuk usia 2,5 tahunan dia baru mulai bawel, ini juga karena dia mulai sekolah dan interaksinya lebih banyak. Sebelumnya juga malu-malu, Mba Reyy. Sepertinya dia harus ngolah banyak kata-kata di pikirannya 😂
Btw, soal unfollow public figure karena merasa sedih nggak sengaja membandingkan pertumbuhan anak, I can relate, Mbaa. Aku unfollow Andien di saat anaknya di usia 5 bulan pinter banget BLW, sementara anakku susyehhh bener makannya waktu itu 🤣 memang kita tuh ibu-ibu suka aneh-aneh aja yaa kalo udah urusan sosmed 🙈 *ngakuuu*
Hahahaha, biar hati sedikit aman, saya selalu jadi makin sedih kalau liat anak seumuran nggak sama atau terlalu jauh perbedaannya, terlebih memang si adik udah terindikasi speech delay diliat dari teori perkembangannya.
HapusUntungnya bukan karena gangguan yang bersifat fisik, cuman kurang stimulasi aja.
Syukurlah sekarang udah cerewet.
Nah masalah memang orang-orang lupa, kalau ibu adalah parent terbaik buat anaknya, terlebih kebanyakan orang maunya orang lain juga sama dengannya hahaha.
Jadinya pas liat anak orang pake 2 bahasa, jadi cerewet sendiri :D
alhamdulilah si adek udah bisa cerewet ya sekarang hehehe, ngalah-ngalahin mamaknya
BalasHapuskalau gini biasanya rumah jadi tambah rame, teriak sana sini, sahut-sahutan sana sini. kayak dirumah aku, kalau ada keponakan, kayaknya umurnya juga 3 tahunan, yang gede sama yang kecil ada aja nyahutnya, yang kecil ga mau kalah hahahaha
hahahaha, bangeettt!
HapusSampai pusing dan bosan juga semua ngajak ngomong *mamak labil :D
Akhirnya si adik udah cerewet😊
BalasHapusPasti awalnya ada rasa agak khawatir y, klo anak kita udah di umur 2 thn blm menunjukkan tanda2 komunikasi..
Biasanya kita pikir, jangan2..
Dulu anakku mulai komunikasi di umur 9 bln. Mulai bisa panggil daddy n mommy, bisa nyanyi dikit2. Dan dia paling suka nonton flm kartun hewan.
Sebaliknya anak adik aku, udah 2 thn 5 bln baru bisa panggil mama, papa, dan kata yg lain blm jelas, makanya agak emosian klo dia mau sesuatu😊
Mereka sampai ke dokter konsultasi, karena khawatir anaknya cacat. Tapi kata dokter, gak apa2, dia hanya malas ajah... yg penting org tua hrs sering ajak anak komunikasi.
Anak beda2 ya tumbuh kembang yaaaa...
Syukurlah Mbaaa, khawatir banget dah kemaren-kemaren.
HapusMeski saya yakin dia speech delay bukan gangguan fisik, tapi tetep aja sedih dan dagdigdug :D
Nah sama tuh Mba, anak saya juga kayaknya malas atau malu ngomong sebelumnya :D
Anakku yg kecil persis begini nih, Mbak Rey. Usianya 23 bulan, udah bisa bilang ayah, abuk (bunda), kaka, boa (bola), dan banyak lagi. Tapi kalau minta sesuatu dia ga ngomong, dia tarik tangan kita, atau dia nangis kejer. Kalau kita ajak bicara dia ga selalu mau respon, hanya kalau lagi mood aja. Berarti aku harus ekstra beri dia stimulan, ya. Makasih sharingnya, Mbak Rey.
BalasHapusSi adeeek lucuuuuu hahahahah, ya ampun aku bisa ngebayangin sedang hot2 nya ngomel, trus dia meniru kata2 kita dengan cadelnya itu, yg ada pasti ngakak kalo aku hahahha.
BalasHapusTapi iya sih Rey, kebanyakan anak speech delay itu Krn kurang stimulasi aja. Anaknya ex bos ku, juga begitu, mungkin Krn 2-2 ortunya kerja, jd ga ada yg rajin ngajakin bicara si anak. Akhirnya dimasukin ke terapi wicara. Cuma kalo aku jadi dia, aku jujurnya bakal ngerasa sayang Ama duitnya, ya mending anaknya aku latih ngomong sendiri :D. Lumayan juga kalo pake tenaga pro gitu.
Ankku si Kaka ga ada masalah Ama bicaranya. Lancar sejak 2 thn. Tapi si adek, huahahahaha, memang beda lah. Sbnrnya sih dia dinumur 4 THN ini udh banyak bgt ocehannya, udh ngerti semua yg aku bicarain, tapi masalahnya ttp cadel -_- . Jd kadang aku suka ga nangkep dia ngomong apa. Untungnya si Kaka ngerti semua yg dia bicarain :D. Jd aku slalu tanya Fylly tiap ga ngerti adeknya ngomong apa :p. Mungkin sesama anak yg bisa tau maksudnya :p