Ya mengerti banget sih, karena bisnis Oriflame itu, kerjaannya bikin baper mulu.
Jadilah, balas dendam positif dipilih banyak orang demi menghibur diri.
Akan tetapi, kadang bahkan seringnya, dendam positif itu jadi mengaburkan niat awal berbisnis, cenderung bersikap ngotot untuk hal yang melenceng dari niat awal.
Sehingga, kalau saya liat-liat, hanya sedikit orang yang bermula dari dendam positif, bisa mendapatkan apa yang dia cita-citakan.
Itupun, ketika semuanya tercapai karena dendam positif, maka sikap si pendendam positif tersebut, jadilah seorang yang arogan dan terkesan sombong akan keberhasilannya, sehingga tidak jarang orang kehilangan sesuatu yang berharga, saat dia sukses.
Misal, keluarga atau orang-orang terdekat, ataupun sahabat yang ikhlas padanya.
Apa Itu Dendam Positif?
Kalau dari berbagai artikel yang saya baca, dendam positif itu adalah, saat seseorang menyalurkan energi negatifnya ke dalam kegiatan yang positif.
Sound so right sih ya?
Bahkan keren.
Bahkan keren.
Bayangkan aja, saat kita sedang merasakan energi negatif, tapi malah bisa disalurkan ke dalam hal-hal positif, off course hasilnya tentu positif.
Misal, dalam hal ini ketika kita berbisnis, dan kecewa kepada seseorang yang biasanya (terlihat oleh kita) meremehkan kita.
Misal, dalam hal ini ketika kita berbisnis, dan kecewa kepada seseorang yang biasanya (terlihat oleh kita) meremehkan kita.
Kayak dalam bisnis Oriflame misalnya, karena kerjaannya memang merekrut orang, ketambahan image MLM itu sangat tidak bersahabat di mata orang awam, plus juga memang sikap kebanyakan pebisnis MLM yang lebay.
Jadinya, saat para pebisnis MLM melancarkan aksinya, jangankan orang mau seketika bergabung dengannya.
Yang ada (kebanyakan), orang bahkan kabur sebelum mendengarkan apa yang ingin disampaikan kepadanya.
Itu rasanya, sakit sih, hahaha.
Saya pernah, bahkan sering banget sih dulu, saat masih aktif berbisnis Oriflame.
Di mana, saat nge-add teman facebook, which is memang kerjaannya ya nge-add teman facebook, buat calon prospek.
Eh jangankan mau diprospek, bahkan dari banyak yang saya add, cuman segelintir yang mau menerima permintaan pertemanan saya.
Ada juga yang saat udah diterima, saya kirim inbox kan ye, buat ucapan terima kasih dan salam kenal.
Eh langsung diblokir tanpa dijawab dong, hahaha.
Awalnya nyes banget rasanya, berpikir ngenes, seolah saya ini orang yang hina banget, sehingga belom apa-apa udah ditolak, hahahaha.
Tapi setelah berkali-kali, rasanya saya udah kebal, dan cuek aja, dengan anggapan, ya udah lah ya, prospek pertama gagal, hahaha.
Apakah saya tidak pernah mengalami dendam positif?
Pernah sih, tapi berpikir doang, lama-lama capek.
Mengapa Dendam Positif Itu Tidak Selalu Baik
Karena kebanyakan malah mengaburkan tujuan awal berbisnis.
Misal, dalam bisnis MLM.
Saya rasa semua orang yang berbisnis MLM, khususnya Oriflame, tujuan awalnya adalah demi bisa mendapatkan income meski bekerja dari rumah saja.
Iya, meskipun mungkin ada hal lain yang dikejar seseorang dalam berbisnis MLM, tapi sepengalaman saya, mostly menekuninya demi terbebas dari rutinitas kantoran yang kadang tidak bersahabat dengan kondisi.
Padahal ye, sejujurnya podho wae.
Karena awal-awal merintis bisnis itu, sebuah imposible jika kita bisa menyeimbangkan semua hal seorang diri dengan sempurna.
Karena awal-awal merintis bisnis itu, sebuah imposible jika kita bisa menyeimbangkan semua hal seorang diri dengan sempurna.
Misal, bisa ngurus anak dan rumah sendiri, plus bisnis MLMnya jalan terus dengan progres menuju sukses yang lancar menanjak.
Niat awal berbisnis itu, kadang jadi mengabur oleh dendam positif.
Di mana yang awalnya demi untuk keluarga, jadi bergeser, demi untuk balas dendam menunjukan ke orang-orang yang nolak, bahwa 'saya juga bisa sukses tanpamu!'
Hasilnya?
Ya mungkin bisa berhasil, tapi kadang mengabaikan tujuan awal, saking terlalu ngototnya mengejar pengen balas dendam.
Output-nya adalah, bekerja membabi buta, bahkan mengabaikan tujuan awal.
Jika berhasil dan belum bisa berdamai dengan dendam positifnya, tidak jarang pelakonnya jadi kehilangan hal-hal penting dalam hidupnya. seperti keluarganya yang dalam perjalanan mengerjakan bisnisnya jadi banyak diabaikan.
Bahkan lebih parahnya sih jadi kehilangan dirinya sendiri, menjadi orang yang berbeda, terlebih udah gitu masih ngoyo dengan berkata, justru saya yang sekarang ini yang membawa diri saya ke kesuksesan macam sekarang.
Iya, sukses meraih impian bisnis sih Malih! tapi gagal meraih tujuan awal bisnis!
Apa artinya sukses, kalau kita kehilangan keluarga karena sikap arogan kita? ye kan?
Meskipun, kebanyakan orang justru gagal karena terlalu fokus pada dendam positif tersebut.
Ya mungkin saja, kebanyakan orang berkaca pada Mark Zuckerberg, sang pendiri facebook, yang sekarang makin meluas itu.
Dari ceritanya memang Mark seolah berhasil, karena dendam positif.
Di mana beberapa tahun lalu, dia mengundang beberapa temannya untuk datang mengobrol dengannya mengenai rencananya tentang facebook.
Tapi yang terjadi adalah, hanya beberapa orang saja yang datang, dan beruntung menjadi bagian dari ide cemerlang Mark, setelah bertahun kemudian.
Sayangnya, kita tidak tahu persis, kalau Mark sesungguhnya, tidak semata berhasil karena fokus pada dendam positifnya.
Tidak sih ya, Mark justru berhasil, karena dia tetap fokus pada tujuan, yaitu mewujudkan impiannya, bukan buat membungkam mulut orang yang menurutnya tidak menghargai idenya.
So, menurut saya, dendam positif mungkin tidak salah, tapi beware akan kebablasannya.
Jangan sampai kita terlalu fokus ingin 'show up', sehingga lupa dan mengorbankan tujuan awal berbisnis kita.
Apalagi, jika dendam positif mengubah kita jadi orang arogan yang bukan kita banget.
Karena balas dendam yang terbaik adalah memaafkan dan memahami.
Menurut saya sih!
How about you, temans?
Sidoarjo, 9 November 2020
Sumber: pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Rey
Dalam Bisnis memang banyak hal yang tidak bisa diprediksi bahkan kita sendiripun tidak bisa memprediksikannya sendiri dan atas kemauan kita sendiri pula.😊😊
BalasHapusDalam Bisnis memang ada dendam positif dan negatif intinya untung ruginya yaa semua keputusan ada ditangan kita sendiri.😊
Konsisten dalam bisnis itu yang meski jadi kunci utama..😊
Betul banget Kangsat, konsisten is the King also the quenn hahaha :D
Hapuskalau aku melihat temen temenku yang lagi usaha atau bisnis, kadang isinya memang nggak jauh-jauh dari persaingan, ada yang sehat tapi ada yang nggak sehat juga
BalasHapustapi biasanya mereka nggak sampe dendam yang gimana gitu, kalau temenku males berurusan panjang sama si orang ruwet misalnya, dia nggak akan melanjutkan obrolan bisnisnya atau kerjasamanya
Nah iya, kadang ada yang dendam ya, kalau prospekannya ditolak :D
HapusSusah untuk sukses yg bertahan lama kalo awalnya aja udh salah gitu. Aku malah kepikiran, kalo pikiran isinya dendam Mulu, hanya utk nunjukin ke orang2 kalo kita lebih di atas mereka, apa ga capek yaaa. Terlebih kalo sampe lupa keluarga -_- . Secapek2nya aku kerja, tujuan utama ttp untuk membahagiakan mereka. Ga ada waktu kalo hrs mikirin dendam ke saingan ato musuh :D. Yg ada pikiran jg mandeg utk mikirin strategi jangka panjang , Krn pasti mikirnya gimana hancurin si musuh dalam wkt Deket.
BalasHapusPapaku pebisnis. Tapi slalu wanti2 ke aku dan adek2 yg nantinya bakal ngejalanin bisnis2 papa. Pepatah kuno yg nth dari mana slalu jd pegangan , "musuh 1 itu terlalu banyak, temen 1000 terlalu sedikit".
Udh jelas artinya, jgn cari musuh. Dalam berbisnis pun, terkadang kita butuh saingan kita utk bisa tua exist :)