I mean, bukan berarti sayanya merasa diri masih remaja *plak! hahaha
Tapi saya lagi bete, lantaran agak bosan nonton film drama, lalu nonton film action yang ada jantung saya nyaris copot dan saya skip mulu saking ngeri sendiri, hahaha.
Jadinya, pas liat judulnya Enola Holmes, ada Holmes-Holmes nya, saya jadi ingat tentang karakter Sherlock Holmes, yang mana memang saya menyukai hampir semua filmnya, saking jalan cerita filmnya selalu menarik, seolah mengajak saya ikutan memecahkan misterinya, meski selalunya dibikin bertolak belakang dengan yang kita kira.
Lalu, bagaimanakah gerangan sinopsis dan review serta makna dan pesan dari film Enola Holmes ini?
Sinopsis Lengkap Film Enola Holmes (2020)
Karena film ini memang film misteri, apalagi masih baru, jadi sebisa mungkin saya coba menuliskan sinopsisnya lengkap tapi nggak terlalu spoiler.
Etapi, kalau temans yang memang lebih suka kejutan menyeluruh, mending skip aja deh baca sinopsis ini, langsung aja ke reviewnya di bawah, hahaha.
Jadi, cerita bermula dari Enola Holmes (Millie Bobby Brown) yang sedang mengendarai sepeda, semacam terburu-buru menuju ke sebuah tempat.
Sambil bersepeda Enola berbicara pada penonton tentang kisahnya, sejak dia dilahirkan.
Iya, ini film memang buat anak-anak atau remaja banget deh, konyol aja gitu liat pemainnya ngobrol ama penonton, hahaha.
Konsep seperti ini biasa disebut Fourth-Wall Breaking, yaitu sebuah keadaan dalam film ketika salah satu karakternya seolah menyadari keberadaan penonton, dan mengobrol dengan penonton.
Jadi, Enola Holmes ini, tepat seperti dugaan saya, dan juga mungkin dugaan orang banyak.
Dia adalah adik dari Sherlock Holmes yang terkenal itu.
Enola adalah anak ketiga setelah kakak pertamanya, Mycroft Holmes (Sam Claflin), serta kakak keduanya, Sherlock Holmes (Henry Cavill).
Enola sendiri dinamakan oleh ibunya (Helena Bonham Carter) ketika lahir, ibunya bersikeras menamainya Enola, yang mana ketika dibalik katanya jadi 'Alone'.
Ayahnya meninggal ketika dia masih kecil, kedua kakaknya pun pergi meninggalkan rumah sejak Enola kecil, sehingga tidak terlalu banyak bayangan Enola terhadap saudara-saudaranya tersebut.
Sepeninggal semuanya, Enola hidup berdua dengan ibunya di rumah mereka yang besar, bertemankan pekerja yang menangani pekerjaan rumah tangga.
Dan untuk kehidupan mereka, beruntung kakaknya, Mycroft Holmes tetap mengirimi mereka uang, meski tak pernah pulang.
Enola sama sekali nggak pernah mengenyam bangku sekolah, sejak kecil ibunyalah yang menjadi guru untuknya.
Meskipun belajar dari rumah, tapi Enola dididik dengan baik oleh ibunya, dari kedisiplinan, di mana mereka punya waktu belajar membaca, belajar bela diri, belajar tennis, dan pelajaran lainnya, yang awalnya sih terlihat nggak penting banget, dan amat sangat jauh dari yang namanya feminisme.
Ibunya juga mengajari Enola agar membaca ratusan atau lebih ya, buku-buku di perpustakaan rumahnya yang besar.
Karenanya, Enola tumbuh jadi gadis cerdas, meski sedikit urakan, nggak pandai melakukan hal-hal seperti yang wanita kebanyakan lakukan, tapi tetap disiplin, menghargai privacy orang, di mana dia sama sekali nggak berani masuk kamar ibunya, karena ibunya melarang dia masuk ke sana.
Singkat cerita, Enola sangat berbahagia hidup berdua dengan ibunya, meski ibunya punya kelompok dan teman-teman yang sama sekali Enola nggak kenal.
Hingga suatu hari, ketika Enola bangun pagi dan mencari ibunya, dia tidak bisa menemukan ibunya di manapun, ibunya seolah menghilang begitu saja.
Karena itulah kedua kakaknya segera pulang, dan memintanya untuk menjemputnya di stasiun.
Namun saking lamanya mereka berpisah, dan tak pernah bertemu, kedua kakaknya malah tidak mengenali Enola, dan setelah kenal, keduanya tertegun melihat keadaan adiknya yang jauh banget dari kesan seorang wanita terhormat.
Kedua kakaknya segera pulang ke rumah mereka, lalu keduanya membagi tugas, Mycroft Holmes mengambil alih tanggung jawab sebagai wali dari Enola, sementara Sherlock seperti biasa lebih tertarik akan misteri hilangnya ibu mereka.
Setelah keduanya melakukan pencarian di mulai dari kamarnya, diputuskan kalau ibunya memang tidak menghilang karena diculik, tapi menghilangkan dirinya.
Oleh Mycroft, Enola dipaksa masuk sekolah kepribadian di mana wanita akan diajarin berbagai tata krama di sana, tapi Enola menolak.
Dia merasa tidak ada yang kurang dengan dirinya, karena ibunya mengajarinya banyak hal termasuk berbagai pengetahuan terbaru.
Dan karena terus dipaksa, Enola akhirnya mendapatkan pesan dari teka teki yang ditinggalkan ibunya, bahwa ibunya memang memintanya untuk mengikuti pilihan hatinya, dan dia memilih untuk pergi mencari ibunya.
Enola yang cerdas bisa memecahkan beberapa teka teki yang ada, dan kemudian bersiap meninggalkan rumahnya menuju London, tentunya dengan mengelabui kedua kakaknya terlebih dahulu.
Enola naik kereta menuju London, namun di perjalanan dia malah bertemu dengan seorang pemuda (Louis Partridge) yang ternyata seorang bangsawan, yang melarikan diri karena bosan didikte oleh keluarganya.
Awalnya Enola ingin cuek terhadap pemuda tersebut, terlebih dia ingat kalau ibunya pernah berkata, bahwa beberapa hal akan menghambat langkahnya, terlebih hal tersebut adalah lelaki.
Tapi, Enola tidak sanggup untuk cuek, terlebih melihat bahwa pemuda tersebut akan dibunuh oleh orang suruhan yang entah siapa.
Dengan penuh ketegangan, keduanya berhasil lolos dari pembunuh bayaran tersebut, dengan melompat dari kereta yang sedang berjalan kencang.
Keduanya akhirnya melanjutkan perjalanan hingga menuju London, dan setelah sampai di sana keduanya memutuskan untuk berpisah dan mengurusi urusan masing-masing.
Enola lalu memutuskan untuk menjadi detektif untuk mencari ibunya, dan karena dia takut ditemukan kedua kakaknya, hal pertama yang dia lakukan adalah mengubah penampilannya menjadi seroang wanita modern, di mana penampilan tersebut adalah sesuatu yang paling dibenci Enola.
Dengan uang yang dia temukan dari pesan ibunya di beberapa tempat, Enola membeli baju dan menyewa sebuah kamar untuk menginap, setelah itu dia berkeliling mengunjungi teman-teman ibunya yang alamatnya dia ketahui dari surat yang sering dikirim oleh ibunya.
Sayangnya tidak semudah itu mendapatkan ibunya, bahkan seorang rekan ibunya mengatakan bahwa bisa saja ibunya tidak berharap ditemukan.
Enola jadi bimbang, dan memutuskan untuk juga membantu masalah si pemuda bangsawan yang dia kenal dari kereta.
Demikianlah, petualangannya akhirnya terus berlanjut, dengan beberapa penyamaran seperti yang dilakukan kakaknya Sherlock Holmes.
Berhasilkah Enola membantu menemukan siapa yang menginginkan kematian pemuda bangsawan tersebut?
Lalu berhasilkah kedua kakaknya khususnya Sherlock yang terkenal itu menemukan dia?
Lalu apakah Enola akan bisa berjumpa kembali dengan ibunya?
Cari tahu sendiri deh dengan nonton filmnya, biar nggak spoiler banget hahaha.
Review Film Enola Holmes (2020)
Film Enola Holmes ini diadaptasi dari sebuah buku karya Nancy Springer dengan judul yang sama.
Film dengan genre detektif ini disutradarai oleh Harry Bradbeer, dan ditulis oleh Jack Thorne.
Dibuat oleh rumah produksi Legendary Entertaiment.
Film ini sangat cocok ditonton oleh anak-anak dan remaja, karena nggak ada adegan dewasa, even kissing.
Jadi nyesal deh saya nggak ngajak si kakak pas nontonnya, pasti dia senang banget bisa nonton film tema detektif gini.
Ya tapi kalau saya nggak nonton duluan kan, manalah saya tahu kalau ceritanya ternyata ringan khas anak remaja.
Yang keren dari film ini adalah, akting si Millie Bobby Brown yang benar-benar totalitas dalam memerankan Enola.
Meskipun jujur nih ya, wajahnya kok kayak nggak terlihat layaknya anak 16 tahun yak? hahaha.
Apalagi saat dia berpenampilan bagai wanita dewasa, rasanya kek jadi kayak wanita berusia 20-30 tahunan.
Yang agak mengganggu mungkin akting si Sherlock, mungkin juga karena film ini berkisah dan fokus di Enola, jadinya karakter Sherlock jadi kayak nggak seperti biasanya, kayak bukan Sherlock banget deh.
Bagaimana bisa Sherlock nggak bisa dengan mudah menemukan adiknya?
Lalu juga entah mengapa, di film ini Sherlock jadi kayak sedikit pendiam, entah mungkin juga dikarenakan saya terlalu sering nonton Sherlock Holmes kayaknya ya, hahaha
Atau memang karena film ini berkiblat pada buku yang berbeda dengan buku yang bahas tentang Sherlock kali ya, jadinya kok ngerasa kayak Sherlock yang dimaksud ini, bukanlah Sherlock yang famous itu.
Berbeda dengan Sam Claflin yang berperan sebagai kakak pertama Enola, saya rasa dia berhasil membawakan karakternya yang sangat disiplin.
Meskipun memuaskan, tapi jujur ceritanya memang mudah ketebak, khususnya bagi saya yang suka cerita misteri begini, di mana kebanyakan memang penulis akan menutup kasus dengan pelaku kejahatan adalah orang yang justru dikira baik (lah spoiler, hahaha).
Meskipun demikian, saya sangat menikmati film ini di bagian awal-awalnya, khususnya bagian Enola sedang diajarin oleh ibunya, entahlah mungkin karena saya juga seorang ibu kali ya.
Dan asyiknya, karena cerita tentang Enola diajarin ibunya banyakan di awal film, bikin saya lebih semangat menonton hingga akhirnya.
Over all saya memberi rating 4,5 dari 5 untuk film Enola Holmes ini.
Makna dan Pesan Film Enola Holmes (2020)
Karena saya adalah seorang ibu, off course film Enola Holmes ini punya banyak makna dan pesan yang bisa saya ambil, yaitu:
Ibu adalah yang paling tahu apa yang terbaik dalam mendidik anaknya
Forget about parenting teori, anak perempuan kudu dibeginiin, kudu diajarin masak, nyuci dan lainnya.
Ibunya nggak bisa masak, maka tamatlah riwayat anak perempuannya.
Ibunya nggak pandai menyulam, kasian dong anak perempuannya, sebaiknya dididik oleh sekolah yang bisa menciptakan wanita seutuhnya.
Oh tidak!
Ibu adalah yang terbaik dalam mendidik dan mengasuh anaknya, seperti apapun ibunya, pasti akan ada jalan selalu untuk menjadikan anak seorang yang lebih baik.
Meskipun ya nggak bisa semuanya kudu bisa, manalah ada manusia yang sempurna.
Ibu Enola adalah sosok wanita cerdas, disiplin namun penuh kasih sayang.
Dia bahkan bisa menyulam, tapi nggak pernah memaksa Enola untuk bisa ikutan menyulam, dia sabar mengajari Enola bermain tenis dan semacamnya.
Dia juga satu-satunya wanita yang percaya, bahwa Enola mampu melakukan semuanya seorang diri, bertahan hidup.
Buktinya ibunya meninggalkannya.
Ibu, memang the best, so kalian para ibu, tak perlu merasa kecil hati dan minder karena nggak bisa ini itu, nggak kreatif dalam hal montesori buat melatih anak (woi itu mah kamu, Rey, hahaha).
Kita tetap ibu yang terbaik buat anak-anak kita, dan kita wajib mensyukuri dan merasa bangga akan hal itu.
Ibu akan lebih luar biasa mengasuh anak-anaknya jika tidak diribetin ama kerjaan rumah
Eh serius loh, si Enola tuh, meski urakan, dididik oleh ibu yang juga bisa dibilang aneh dan urakan, tapi jadwal hidupnya teratur banget.
Bangun tidur udah ada hal yang dia lakukan, dari membaca buku di perpustakaan, belajar ini itu, semua sudah semacam terjadwal.
YANG PASTI IBUNYA BISA NEMANI KARENA NGGAK PERLU MIKIRIN MASAK APA, CUCI PIRING GIMANA, BAJU BELUM DICUCI GIMANA NASIBNYA, BAHAHAHAHA!
Iyaaaa..
Saya merasa sedikit sedih menonton film Enola Holmes ini, di mana saya juga ingin punya momen yang indah dari bonding dengan anak-anak.
Dan sebenarnya di masa pandemi ini udah waktunya banget bersama anak-anak bermain dan belajar sendiri.
Sayangnya, saya nggak bisa kayak ibunya Enola Holmes, yang nggak perlu bingung mau masak dan makan apa, karena ada si bibik yang masak.
Pun juga nggak khawatir lagi atau bingung mikirin duit buat bayar si bibik, atau bayar ini itu, karena dia punya anak yang rajin ngirimin dia duit.
Kalau saya, boro-boro!
Bangun pagi udah langsung ribet di dapur, abis itu suapin anak, mandiin anak, pas selesai tahu-tahu udah siang, saya mandi dan sholat, eh tahu-tahu udah waktunya anak-anak makan siang, setelah makan siang, buka medsos bentar buat posting-posting, eh nggak kerasa udah sore lagi, udah waktunya siapin ini itu lagi.
Main sama anak? boro-boro, manalah bisa seasyik Enola dan ibunya, lah wong mamak Rey selalu aja ditarik-tarik ama cuci piring, baju, masak dll itu, huhuhu.
Curcol terooosss! hahaha.
Ibu seharusnya bisa mengajari anak untuk mandiri dalam bertahan hidup maupun menentukan pilihan hidup
Yang paling berarti buat para remaja, film ini mengajarkan bagaimana pentingnya seorang anak yang dididik sejak kecil agar mampu dan bisa memilih pilihan hidupnya tanpa kebimbangan.
Seperti di beberapa scene saat Enola memilih mana yang harus dia lakukan terlebih dahulu.
Ini penting banget buat para remaja, dilatih sejak kecil, agar mereka sudah tahu harus gimana dalam menyongsong masa depannya.
Juga sebagai noted buat para ibu, untuk bisa mengajarkan dan menghormati semua pilihan anak.
Dan saya lumayan tertohok banget dengan hal ini, karena khususnya si kakak, memang sih dia lebih nurut, tapi lama-lama saya berpikir, alangkah kasiannya kalau si kakak selalu nurut semua kata saya, berbeda dengan adiknya, yang meskipun masih piyik, ampun deh keras kepalanya.
Bersyukur deh saya sekarang lebih sering baca dan nonton film, meski kesal karena si adik ini banyak gaya dan banyak tingkah serta keras kepala, saya merasa hal itu paling baik buat anak, agar mereka belajar mempertahankan pilihannya terutama ketika mereka dewasa nanti.
Udah ah, segitu aja.
Buat yang pengen nonton, bisa streaming di Netflix ya.
So, ada yang belum nonton film Enola Holmes ini?
Buruan nonton gih!
Sidoarjo, 1 November 2020
Sumber : film Enola Holmes (2020)
Gambar : Kompasiana
Beberapa saat lalu, bukunya juga hits nih Kak karena filmnya waktu itu akan segera rilis tapi aku malah belum baca dan nonton filmnya 😂
BalasHapusPadahal ada Si Oom Superman (Henry) yang mengundang perhatian untuk ditonton tapi denger-denger ceritanya kurang greget 😂 ditambah lagi baca review Kak Rey, kelihatan makin kurang greget, mungkin karena ditujukan untuk anak-anak dan remaja ya 🙈
Tapi aku salut dengan sosok ibu Enola di sini karena menjadi sosok ibu yang luwes. Mau ngajarin anaknya hal apapun yang bahkan bukan "perempuan banget" sehingga bisa menjadikan Enola menjadi anak yang cerdas. Panutan sekaliii ibu Enola :D
Hahahaha, iyaaa.. sejujurnya lumayan bagus sih, tapi kalau ditonton remaja hahahaha.
HapusBagi penyuka film Sherlock, pas nonton ini, jadinya kurang 'gigit' aja, dengan ending yang mudah ketebak buat saya hihihi :D
Aku juga pecinta Sherlock Holmes, Mbak Reeeeey. Kyknya udah khatam banget aku sama novel dan film nya Sherlock Holmes. Jadi ketika lihat screenshot film ini di story sepupu aku, aku langsung nonton dong, Mbaaaaaak.😍
BalasHapusTapi iya, karena ini bahas tentang Elona Holmes, jadi karakter Sherlock Holmes jadi kurang menonjol seperti biasanya. Bahkan di film ini doi kalah cepet sama Elona buat memecahkan kasus. Sedikit kecewa, karena aku ngefans banget Sherlock Holmes, tapi ngakak juga sih.🙈
Ngomong-ngomong agak susah nyebut namanya, Mbak. Biasanya kalau di novel aku biasa nyebutnya pake nama belakang doang, Holmes. Tapi di film ini namanya Holmes semua. Jadi gak bisa asal panggil Holmes aja. Ntar mereka bertiga noleh semua.🤣🤣🤣
Hahahaha, saya juga sering salah sebut jadi Elona, tapi karena saya juga suka permainan kata, saya ingat terus kalau kebalikan namanya adalah Alone, jadinya nggak salah lagi penyebutannya hahahaha.
HapusNah iya, maksudnya biar karakter Enola lebih menonjol, tapi jadinya nggak masuk akal banget kan, terlebih buat yang swering nonton filmnya Sherlock berbagai jenis hahaha
pemerannya cantik luar biasa, enggak sabaran mau nonton, ngomong-ngomong nulis sepanjang ini berapa lama nih teh
BalasHapusHahahaha, masa panjang sih, asal ceritanya masih segar di ingatan, nulisnya biasanya cepat, paling 30 menit sama pilah pilih gambar pelengkapnya.
HapusAsalkaaann dengan catatan, nulisnya pas anak-anak bobok, kalau masih bangun mereka bisa jadi 3 jam an saking di interupsi mulu hahaha
Kalo saya liatnya, mungkin karena ini panggung Enola jadi tidak ada alasan untuk mengeksplor Sherlock versi Henry Cavill lebih jauh. Tugasnya hanya sebagai pendukung untuk memperkenalkan Enola. Jika memang ada sekuel, mungkin bisa dieksplor lebih banyak. Tapi saya rasa akan mengarah ke love interestnya Enola yang kurang digali difilm ini.
BalasHapusFilm ini memang cocok untuk anak-anak yang menuju remaja. Buat tontonan seru-seruan. Kalo pengen lihat yang benar-benar detektif, mungkin bisa coba serial Sherlock versi Benedict
Nah iyaaaa, atau memang sebaiknya jangan masukin Sherlock kelewat banyak, biar nggak makin aneh diliat, eh tapi salah penonton dewasa kek saya juga sih, kenapa juga nonton film untuk anak-anak wakakakakakaka
HapusAku liat trailernya, lgs pengen langganan Netflix lagiiiiiii hahahahha. Kemarin sempet, tapi kemudian aku cancel Krn ngerasa udh cukup viu dan Drakor id+. Tapi di situ film2 bule nya ga banyak :D. Jd sepertinya harus langganan lagi :D.
BalasHapusSukaaa sih nontonnya. Apalagi pas Enola nemplokin piring sampe isinya muncrat ke temen2nya wkwkwkwk. Mungkin sengaja di film ini Sherlock di Batasin pinternya Rey, biar si Enola ga kebanting :D.
Hahahaha, yang bikin deg-degan juga pas keranjang isinya Enola, dibawa masuk ke ruang kepala sekolah, meski agak aneh juga, terus Enola bisa lolos itu dari mana cobak? masa lompat jendela? hahaha
HapusWaaaah mba, saya baru beres menonton film ini kemarin untuk isi waktu weekend 😂 hehehe. Terus baca reviewnya sekarang di blog mba Rey.
BalasHapusBy the way, selalu suka baca review film mba Rey soalnya cara reviewnya beda. Mba nggak cuma kasih sneak peek tapi juga kasih pesan moral yang bisa didapat. Dari situ kita jadi paham kalau waktu kita untuk menonton nggak terbuang percuma karena akan selalu ada yang bisa dipelajari dari sana 😍 As usual, so cool! 💕
Awww tengkiu saaayy, sejujurnya ini melalui proses panjang, awalnya bahkan saya dong nggak bisa bedain, mana review, mana sinopsis, kirain sama aja, wakakaka.
HapusAkhirnya setelah berkali-kali menulis tentang film, jadi semacam menemukan formula yang tepat untuk gaya nulis saya tentang film, yaitu ada review, sinopsis dan makna yang sebenarnya sih lebih ke kesan saya menontonnya.
Btw, ngomongin tentang waktu terbuang percuma, suka banget Eno menuliskan hal itu, karena jujur saya takut dibilang nggak bisa menikmati waktu dengan benar-benar, lantaran semua yang saya lakukan, selalu jadi tulisan, hahaha.
Jadinya mungkin orang berpendapat, ah si Rey ini nonton nggak dinikmati, lantaran cuman mau nulis aja, padahal ya sejujurnya saya menikmati semua yang saya lakukan, terutama nonton film. duuhhh i loveeeee nonton, sama kayak saya suka baca, nulis, nyanyi.
Rasanya itu kayak makan cokelat tapi nggak bikin gendut wakakakakak
tengkiuuu Enooo :*
wowww jadi inget detective conan, kalau yang kartun kartun macam conan nonton sendiri masih berani hahaha
BalasHapusini menarik ceritanya, apa ga mau kasih bocoran akhirnya? hahahaha
kok jadi keinget sama buku cerita detective remaja, tapi lupa judulnya, duluu sering baca dimana ya, antara gramedia sama majalah wkwkwk
settingnya juga era 70an gini, model bajunya begini juga