Khususnya di hari ini, tanggal 12 November, adalah Hari Pneumonia Dunia (HPD), yang kebetulan juga bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional.
Sungguh sebuah kebertepatan yang pas banget ya, mengingat Pneumonia pada anak ini, sungguh sebuah penyakit mematikan, yang diam-diam mengintai si kecil, dan mirisnya selalu dilupakan oleh orang tua.
Pneumonia Pada Anak Yang Bikin Deg-Degan
Sejak awal kehamilan saya dulu, saya udah sering banget membaca tentang artikel-artikel mengenai kesehatan bayi.
Sehingga ketika si kakak lahir, saya sudah siap sekaligus juga deg-degan.
Bagaimana tidak, si kakak terlahir prematur dalam usia kandungan 36 minggu.
Meskipun, Alhamdulillah si kakak baik-baik saja, karena berat badannya sudah memenuhi, sekitar 2,8 kg, akan tetapi sempat masuk inkubator selama kurang lebih 24 jam.
Sampai akhirnya saya diperbolehkan menggendong si kakak bayi, sungguh saya ngeri sendiri, gimana enggak ya, kepala si kakak masih terlihat lunak, khususnya di bagian ubun-ubunnya.
Karena keadaan seperti itu, saya jadi was-was, takut si kakak kenapa-kenapa, dan hal yang paling saya takutkan adalah sesak nafas.
Udah deh, saya jadi sering banget meriksa nafas si kakak bayi, menghitung jarak nafasnya, apakah normal atau enggak.
Hal ini juga kebawa di anak nomor dua, biar kata Alhamdulillah nggak punya riwayat Pneumonia di anak-anak, tetap hal tersebut menjadi sesuatu yang saya waspadai setiap saat.
Terutama ketika si kecil menderita batuk dan pilek, udah deh, dijamin saya cuman ngamatin nafas si kecil mulu.
Sounds lebay sih ya, tapi lebih baik cepat tanggap ketimbang menyesal kan ya?
Deg-degan itu masih tetap ada sampai saat ini, karena terlebih di masa pandemi sekarang, di mana gejala yang sering dialami oleh penderita yang tertular Covid-19, sekilas seperti Pneumonia.
Apa Itu Pneumonia Pada Anak?
Sebenarnya, apa sih pneumonia tersebut?
Pneumonia adalah, infeksi paru-paru yang disebabkan oleh kuman, bakteri, virus, atau jamur, maupun parasit pada salah satu atau kedua belah jaringan paru-paru.
Di mana, pada kondisi tersebut, kantong udara atau alveoli pada paru-paru, yang seharusnya berisi udara, menjadi berisi cairan atau nanah, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas, dan berakibat kekurangan oksigen yang masuk ke tubuh.
Gejala Pneumonia Pada Anak
Adapun gejalanya adalah, berupa batuk berdahak yang berwarna putih, kekuningan atau kehijauan, demam, bernapas cepat, sesak nafas disertai cekungan dinding dada
Penyakit ini juga bisa menular, melalui udara, batuk dan bersin, maupun benda pribadi penderita.
Saking berbahayanya penyakit Pneumonia, hingga setiap 1 menit ada 2 anak yang meninggal karena pneumonia.
Bahkan, setiap tahunnya ada 1 juta anak yang meninggal karena penyakit mematikan tersebut.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan riset kesehatan dasar tahun 2013, kementrian kesehatan RI, Pneumonia merupakan penyebab kematian tertinggi nomor 2 pada balita.
Terutama setelah kelahiran prematur.
Pencegahan Pneumonia Pada Anak
Pneumonia pada anak bisa Pneumonia dicegah dan ditangani melalui beberapa cara, salah satunya dengan Pendekatan Terpadu Penatalaksanaan Pneumonia Pada Anak, yaitu:
Melindungi, dengan menerapkan praktik pengasuhan yang baik sejak lahir melalui pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan, juga Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tepat setelah usia 6 bulan hingga usia 2 tahun.
Mencegah, dengan imunisasi lengkap, utamanya Campak dan Rubella (MR), Diphtheria Pertussis Tetanus (DPT), dan Haemophilus Influenzae tipe B (HiB) dan PCV.
Selain itu, mencuci tangan pakai sabun sangat penting dibiasakan, juga memastikan sirkulasi udara rumah tetap baik dan lingkungan tanpa asap, baik di dalam rumah, maupun di lingkungan rumah tempat bermain anak.
Mengobati, Ketika anak sakit, segera membawa anak sakit ke fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas, rumah sakit atau klinik.
Juga tak lupa memberikan asupan bergizi saat anak sakit.
Peringatan Hari Pneumonia Dunia 2020, Dengan STOP Pneumonia
Siang tadi, hari Kamis 12 November 2020, Save The Children Indonesia mengadakan sebuah event Festival Anak Sehat Indonesia secara daring, karena saat ini kita masih dalam kondisi pandemi Covid-19.
Acara tersebut diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari para orang tua 100 balita yang berhasil sembuh dari Pneumonia, para awak media hingga blogger.
Juga dihadiri oleh petinggi-petinggi pemerintahan yang bersangkutan maupun publik figur, seperti:
- Ibu Hj. Wury Ma'ruf Amin
- Menteri Kesehatan RI Letjen TNI (Purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad. (K)
- Menteri KPPPA RI I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E., M.Si.
- Selina Patta Sumbung, CEO Save the Children Indonesia
- Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K.), M.Si., Dokter Spesialis Anak
- dr. Lula Kamal, M.Sc., Dokter, aktris, dan pembawa acara
- Atiqah Hasiholan
- Surya Saputra
- Cynthia Lamusu
Lula Kamal sebagai MC |
Selain itu, hadir pula beberapa perwakilan kader PKK dari seluruh Indonesia, salah satunya ketua TP PKK Jatim, Arumi Bachsin, yang dalam sambutannya mengutarakan bahwa kerjasama semua pihak dalam memerangi Pneumonia pada anak adalah sangat penting.
Arumi Bachsin |
Dan masih banyak lagi.
Adapun tema dari HPD 2020 ini, adalah merupakan dorongan pemenuhan hak-hak anak, yang relevan dengan kelangsungan hidup dan tumbuh kembangnya, yaitu:
- Semua anak berhak untuk hidup. Pemerintah perlu memastikan bahwa anak bisa bertahan hidup dan tumbuh dengan sehat (Konvensi Hak Anak Pasal 6).
- Tiap anak berhak mendapatkan standar kesehatan dan perawatan medis yang terbaik, air bersih, makanan bergizi, dan lingkungan tinggal yang bersih dan aman. Semua orang dewasa dan anak-anak perlu punya akses pada informasi Kesehatan (Konvensi Hak Anak Pasal 24)
- Untuk memberikan pencerahan dan inspirasi kepada masyarakat, untuk mengenali risiko kesehatan anak balita terkait penyakit pneumonia, baik pencegahan dan penangannya di rumah tangga.
- Mengajak keluarga, di mana bukan hanya Ibu, tetapi juga ayah dan anggota keluarga lainnya untuk saling mendukung dan memastikan, pencegahan dan perlindungan anak dari pneumonia.
- Untuk mengajak semua pihak, baik masyarakat, pemerintah dan swasta untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan pneumonia pada balita.
Pada acara tersebut, semua mendukung pesan kunci yang ingin dikampanyekan, yaitu: STOP, dimana:
S adalah ASI Eksklusif enam bulan, menyusui ditambah MPASI sampai 2 tahun, di mana ASI ekslusif adalah cara terampuh mencegah Pneumonia pada anak, dan untuk itu dibutuhkan kesiapan mental ibu dalam mengASIhi anaknya, dan support penuh dari ayah maupun keluarga lainnya, agar sang ibu bisa memberikan ASI ekslusif kepada sang anak dengan bahagia dan lancar.
T adalah Tuntaskan imunisasi untuk anak, terlebih dukungan pemerintah sungguh luar biasa terhadap vaksin yang dibutuhkan anak-anak, bahkan masyarakat bisa mendapatkan secara gratis di puskesmas-puskesmas atau fasilitas kesehatan yang ada.
O adalah Obati anak ke fasilitas kesehatan yang ada, jika sakit, karena masih banyak juga loh orang tua yang abai terhadap penyakit anaknya, sehingga sering terjadi kondisi anak udah parah banget, barulah ditangani secara medis.
Tentang Save the Children Indonesia
Save the Children Indonesia adalah merupakan sebuah identitas merek dari Yayasan Sayangi Tunas Cilik yang terdaftar sesuai dengan Keputusan Kementrian Hukum dan HAM No.AHU.01712.50.10.2014.
Save the Children di Indonesia juga merupakan bagian dari gerakan global Save the Children Internasional yang memang selalu memperjuangkan hak-hak anak, di lebih dari 120 negara
di dunia.
Yayasan ini percaya, bahwa setiap anak, tanpa terkecuali layak menyongsong masa depan.
Baik di Indonesia, maupun di seluruh dunia, save the children akan selalu memastikan kesehatan anak-anak sejak dini, juga kesempatan untuk belajar dan perlindungan terhadap bahaya.
Yayasan ini melakukan banyak hal untuk anak-anak, setiap hari.
Bahkan pada saat krisis sekalipun, demi mengubah hidup mereka dan masa depan anak-anak.
Saat ini, Save the Children telah beroperasi di 12 provinsi, 79 kabupaten, 701 kecamatan dan 918 desa di Indonesia.
dengan mencakup wilayah kerja di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,Yogyakarta, Jawa Timur, Jakarta, Nusa Tengara Timur, Lampung, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
Dan tentunya dengan program mereka yang fokus pada kesejahteraan anak, dan mengintegrasikan
lintas sektor termasuk pendidikan, kesehatan, perlindungan anak, kemiskinan serta tata kelola hak anak,
serta respon situasi bencana.
Dalam event Festival Anak Sehat Indonesia yang merupakan salah satu bukti nyata keterlibatan save the children Indonesia, yang disponsori oleh berbagai pihak, salah satunya adalah Pfizer.
Sekilas Tentang Pfizer
Pfizer adalah merupakan perusahaan internasional dalam bidang kesehatan, yang bermarkas di New York City, Amerika Serikat.
Perusahaan ini mulai didirikan pada tahun 1849, dan mempekerjakan sekitar 106.000 pekerja.
Dalam perkembangannya, pfizer selalu menerapkan ilmu pengetahuan dan sumber daya
globalnya untuk menciptakan terapi kepada masyarakat, yang bisa memperpanjang dan
meningkatkan kualitas hidup mereka secara signifikan.
Dan untuk itu, Pfizer juga menetapkan standar pada kualitas, keamanan dan
nilai dalam penemuan, pengembangan dan pembuatan produk layanan kesehatan, termasuk obat-obatan dan vaksin yang inovatif.
Sejalan dengan tanggung jawab tersebut, Pfizer sebagai salah satu biofarmasi inovatif perdana di dunia, Pfizer berkolaborasi dengan penyedia layanan kesehatan, pemerintah, dan komunitas lokal untuk mendukung dan memperluas akses layanan kesehatan yang andal dan terjangkau di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Demikianlah, semoga dengan dukungan penuh dari segala pihak, juga melalui event festival anak sehat bangsa dalam rangka memperingati Hari Pneumonia Dunia 2020 ini, kita semua bisa menerapkan STOP Pneumonia pada anak.
Karena Pneumonia adalah penyakit yang mematikan, yang senantiasa mengintai anak-anak penerus bangsa ini.
Selamat Hari Pneumonia Dunia 2020, semoga makin banyak anak-anak yang terbebas dari Pneumonia, dan semakin banyak orang tua yang sadar akan pentingnya STOP Pneumonia.
Dan juga, Selamat Hari Kesehatan Nasional 2020
Sidoarjo, 12 November 2020
Sumber : Event daring Festival Anak Sehat Indonesia
Gambar : canva edit by Rey dan berbagai sumber di google
Ooh 13 November berarti hari Pneumonia Dunia yaa mbak, Lupa saya malah...Padahal anak pertamaku juga lahir prematur...Yaa sempat was-was...Tapi Alhamdullilah sih sampai sekarang besar tidak ada masalah sama pernafasan dan paru2nya..
BalasHapusDan bisa dikatakan sebenarnya penyakit Pneumonia hampir tak pernah disadari oleh parah orang tua yaa, Karena gejalanya boleh dikatakan Umum seperti batuk dan sesak nafas. Jadi kemungkinan para orang tua menganggapnya penyakit biasa.😊😊
Memang sekecil apapun penyakit anak terutama yang masih dibawah 6 tahunan kita sebagai orang tua meski lebih serius dan detail mengontrol kesehatannya yaa Uni Rey.😊
12 November Kang :D
HapusWah anaknya lahir usia kandungan berapa Kang?
Alhamdulillah sehat-sehat ya
Iya, di bawah 6 tahun, banget deh tantangannya
Pneumonia emang keliatan serem banget. Dulu si bungsu pernah didiagnosis kena penyakit ini. Untung aja masih kepikiran minta second opinion dan hasilnya ispa aja. Kalau enggak ya kena obat macem2, deh
BalasHapusMasha Allah, nah iyaaa... over diagnosis ini juga bahaya :(
HapusNambah wawasan buangett ikutan webinar tempo hari itu. Karena aku sama sekali blum ngeh betapa bahayanya pmeumonia ini.
BalasHapusMakasiii sharing artikelnya mbaaa
Sama-sama Mba :D
HapusPneumonia ini jadi penyebab tertinggi AKB. Sayangnya masih banyak masyarakat yang awam dengan penyakit ini
BalasHapusNah iya ya, orang anak yang biasa aja, sering jadi korban :(
HapusSaking membahayakan nyawa, ada hari pneumonia ya?
BalasHapusAnak sulungku pernah mengalami hingga harus dirawat di RS
Jika ingat kejadiannya, duh serem banget dan takut terulang
syukurlah udah terlewati ya Mba
HapusIya aku pernah nonton video anak pneumonia, sedih karena si anak batuk tanpa henti dan sampai tersengal sengal - itu bikin hati kayak ketusuuuk merasakan penderitaan si anak dan akhirnya anak itu meninggal karena ga bisa bernapas.
BalasHapusSemoga kita semua bisa terhindar dari pneumonia ini aaamiiiin
Iya Mba, kebayang paru-parunya keisi air atau nanah, duuhhh bikin ngeri aja
HapusAku termasuk ortu yg dulu was2 banget dengan anak wkt masih balita.
BalasHapusAngka kematian paling tinhgi pada balita karena infeksi pneumonia menurut data WHO.
Kalo sampe terlambat, bisa berakibat fatal.
Syukurlah anak2 kita bisa terhindar dari penyakit ini y mba Rey....
Jadi inget anak saya sewaktu balita lanjut usia SD. Pernah rawat inap juga. Kalo udah kumat batuknya, pastinya di'uap' deh, Terakhir cek di dr spesialis paru pas kelas 2 SMP, karena batuknya ada kambuh lagi. Khawatir kalo ampe bermasalah. Alhamdulillah gak nyampe pneumonia kalo kata bu dokternya. Tapi ada sedikit gejala asma. Emak berusaha keras deh untuk mempertahankan imunitas tubuh anak, makan buah, sayur & ikan susah banget dia.
BalasHapusPneumonia memang sangat ditakuti oleh orangtua. Apalagi efeknya bisa menyebar kemana-mana dan bisa, maaf, membunuh secara perlahan.
BalasHapusSalah seorang keponakan saya sempat mengalami ini. Setelah diusut lebih jauh, pemicu munculnya adalah dari asap rokok yang berasal dari Ayahnya. Sejak itu kami sekeluarga besar sangat memperhatikan hal ini
aku baru tau ada hari Pneumonia, astagah
BalasHapusortu harus cepet tanggap sama kesehatan sang anak ya, keponakan aku kalau sakit dikit was wasnya udah setengah mati orang rumah
Kampanye STOP-nya bagus banget mba. Walaupun yg poin Tuntaskan imunisasi anak gak selalu disambut baik oleh semua orang tua di Indonesia. Padahal ya, pneumonia ini termasuk penyebab tertinggi kematian bayi di Indonesia loh.
BalasHapusSemoga kita sehat semua yaah.. pneumonia bahaya banget, temanku waktu kuliah ada yang kena karena kecanduan merokok hiks
BalasHapusSaya termasuk anak yang sempat mengalami pneumonia dan efeknya terasa sekali hingga saya besar sekarang.
BalasHapusMakanya saya anti sekali dengan rokok. Bisa jadi pemicu ke anak soalnya
Kadang orang tua juga abai sih soal urusan sakitnya anak. Demam atau sesak yang nggak berlebihan kadang diabaikan.
HapusNah apalagi urusan gizi nih, memberi dampak besar bagi kesehatan anak
Nah ini momok aku banget Pneumonia, secara anak kedua sempat hanmpir lewat karena ini T.T begitu lahir dia udah infeksi paru parunya.. Hirup air ketuban yang sudah keruh.. Thx God dikasi kesempatan bersama sampai saat ini.. Setuju sekali STOP sangat penting.. thx buat Pfizer yang sudah banyak support kesehatan kami sekeluarga..
BalasHapusduhh... Pneumonia ini serem banget ya kak, orang tua kudu paham tanda dan gejala penyakitnya supaya paham apa yang harus dilakukan. kudu cepat dan segera
BalasHapusAduhh jangan sampe deh ya, info ini bikin aku tambah aware lagi sama anak2ku, pemenuhan gizi dan kebersihan harus di tingkatkan lagi nih.
BalasHapusMengerikan ya, the forgotten killer. Perlu edukasi terus-menerus. Saya tahu pneumonia tapi baru sadari di event ini bahwa pneumonia ini penyakit pembunuh utama di Indonesia.
BalasHapusInformasi tentang pneumonia seperti ini tidak semua orang tua tahu. Saya sendiri baru ngeh pas baca artiksk ini. Semoga kita semua lebih aware terkait pneumonia
BalasHapusKebetulan aku jg ikut programnya save the children ini, selalu bahagia lihat laporan lewat email mereka. Seneng jadinyaa, berbuat baik emang bikin bahagia. Kalo soal pneumonia ini kemarin pengin banget ikut ih :(( sayang kelewatan
BalasHapusPenyakit yang mematikan ya...ngeri ih bagus nih ada campaign seperti ini harus terus menerus diedukasi terus nih biar pada ngeh.
BalasHapusdi daerahku sendiri, kalau musim kemarau sering banget ada kasus kebakaran hutan. sehingga pengidap pneumonia sendiri selalu banyak kasusnya, terutama pada balita.
BalasHapusPerlu banget sih orang-orang diedukasi dengan webinar semacam ini, supaya semua pada faham
Wajar sih ibu-ibu lebay dalam masalah kesehatan anak. Yang penting menurutku sih, tetap dibarengi ilmu. Bukan berbekal mitos turun-temurun yang nggak jelas kebenarannya. Makanya bagus banget ada webinar begini.
BalasHapusamit-amit mah klo anak sakit, hiks, apalagi sakit seperti pneumonia...jauhkan y Tuhan. Makasih buat kak Rey yg sudah membahas penyakit berbahaya ini
BalasHapusPneunomia ini sangat berbahaya mbak apalagi banyak anak-anak yang menderita penyakit ini. Btw keluarga saya dulu juga pernah penyakit ini dan lama banget pengobatannya.
BalasHapusTuntas Imunisasi sangat penting kalau mau anak terhindar dari pneumonia. Untungnya sekarang perhatian pemerintah pada imunisasi anak sangat baik, dengan adanya posyandu, misalnya.
BalasHapusinfo kesehatan terkait pneumonia pada anak ini harus banget disebarluaskan agar masyarakat terpapar dengan baik
BalasHapusDulu aku taunya pneumonia itu paru2 basah. Mematikan bgt di zaman dulu, tapi skr sudah ada obatnya. Cm tetep aja angka kematian msh ada, Krn ortu biasanya ga aware yaaa kalo si anak menderita itu. Dikira hanya batuk biasa :(. Kurang banget pemahaman ttg pneumonia jadinya.
BalasHapusApalagi untuk ortu yg ga mau vaksin. Udah speechless kalo ngadepin kaum begitu.
Concernya ke bagaimana pemberian gizi ke anak ya agar imun kuat untuk mencegah pneumonia, kesadaran akan edukasi ini penting untuk disebarluaskan agar dampaknya luas juga
BalasHapus