Yang membedakan hanya caranya saja, di mana Kalau bisnis konvensional biasanya dilakukan oleh tim yang telah diatur sedemikian rupa oleh sebuah perusahaan atau badan usaha.
Sedangkan bisnis MLM, tim penjualan dibentuk oleh perorangan berdasarkan sistem bisnis yang telah dibentuk oleh perusahaan.
Harusnya sih nggak ada yang aneh dengan namanya bisnis MLM, sampai akhirnya karena tim penjualannya dibentuk oleh perorangan, jadilah banyak pihak yang bertindak berlebihan sehingga menodai makna dari bisnis MLM tersebut.
Salah satu hal yang yang bikin image dari bisnis MLM menjadi buruk adalah, kelakuan para pelaku bisnis tersebut yang melakukan perekrutan member atau downline atau bahasa halusnya adalah tim penjualannya, dengan cara-cara yang bikin gak nyaman orang yang di prospek tersebut.
Pengalaman Menjalankan Bisnis MLM Oriflame
Dulunya, sebelum tahun 2014 saat Saya memutuskan ikut bisnis MLM Oriflame, seringnya Saya hanya mendiamkan jika ada orang yang mengirimkan saya pesan untuk mengajak saya ikutan bisnis tersebut.
Lucky me, pada tahun sebelum 2014 tersebut masih sedikit teman-teman dalam lingkaran pertemanan saya yang mengikuti bisnis MLM khususnya Oriflame.
Justru, saya tertarik bisnis MLM Oriflame itu bukan karena saya diprospek, akan tetapi saya sendiri yang mengajukan diri kepada salah satu teman Facebook saya yang status-status FBnya bikin penasaran setiap hari.
Ya, saya akhirnya bergabung dengan bisnis tersebut di tahun 2014 dan seperti biasa Ketika saya mengerjakan apapun itu termasuk berbisnis Oriflame saya selalu melakukannya dengan sepenuh hati dan dan seniat mungkin.
Nyatanya, maski dengan segala perjuangan saya selama tahun 2014 tersebut sepertinya jodoh rezeki saya belum berada di bisnis tersebut.
Lalu di tahun 2015, saya memutuskan untuk berhenti dari bisnis tersebut dan kembali bekerja kantoran.
Di tahun 2016 saya merasa kalau kerja kantoran memang tidak cocok buat saya karena si Kakak sakit-sakitan melulu.
Saya lalu galau ingin resign selalu teringat akan bisnis Oriflame kembali.
Dan begitulah, di awal tahun 2016 saya kembali memutuskan bergabung di bisnis MLM Oriflame dengan memilih leader dari group lainnya yang berbeda dari group pada awal saya gabung Oriflame.
Lalu kembalilah saya pada masa-masa berjuang di bisnis MLM Oriflame.
Merekrut, menjual, membina atau mengajari downline, mengurusi segala macam drama-drama dari orderan produk Oriflame.
Bisa dikatakan, saya melewati tahun 2016 dengan sepenuhnya fokus di bisnis Oriflame.
Kali ini saya akan melakukan hal yang lebih dari hal-hal yang saya lakukan di tahun 2014 lalu.
Namun, sepertinya memang bisnis Oriflame belum mau berjodoh dengan rezeki saya, sehingga setahun berlalu saya belum merasakan hasil dari apa yang saya lakukan selama ini.
I mean, hasil berupa uang.
Sampai akhirnya di awal tahun 2017, saya menemukan diri saya ternyata telah hamil untuk kedua kalinya, dan kehamilan kali itu merupakan kehamilan yang berat buat saya, sehingga saya memutuskan untuk berhenti sejenak dari bisnis Oriflame.
Nyatanya, setelah melahirkan pun saya tetap kesulitan mencari waktu untuk mengurus bisnis Oriflame seperti sedia kala.
Keadaan menjadi semakin berat, karena tekanan para upline.
Meskipun mereka juga tidak bisa disalahkan, dengan semacam terus mengajar kepastian saya kapan bisa mengurus jaringan kan lagi seperti sebelumnya.
Namun cara-cara mereka yang terus memaksa, membuat saya jadi tidak nyaman dan merasa hanya dimanfaatkan.
Demikianlah, semangat saya dalam menjalankan bisnis Oriflame sejak saat itu semakin menipis, hingga akhirnya hilang ketika menemukan fakta, bahwa saya bisa mendapatkan uang dengan ngeblog, di mana kegiatannya begitu lebih menyenangkan dan memungkinkan untuk saya jalankan.
Dan begitulah, saya berpisah dengan bisnis MLM Oriflame, meskipun sampai saat ini status keanggotaan saya sebagai member Oriflame masih aktif.
Penat Diprospek Bisnis MLM? Begini Cara Saya Menolaknya
Setelah berpisah dengan serius di bisnis MLM Oriflame, dan mulai menekuni dunia blogger.
Saya merasa justru jalan yang ditunjukkan kan oleh Tuhan dengan menekuni beberapa tahun bisnis MLM Oriflame adalah, jalan yang terbaik untuk saya.
Pernah memberdayakan si kakak buat Sebar brosur dan nemanin prospek offline😅 |
Karena, meskipun secara finansial saya belum merasakan hasilnya berada di bisnis tersebut, namun banyak sekali yang ilmu yang saya dapatkan dari beberapa tahun menekuni bisnis tersebut.
Dari memahami yang namanya ilmu bisnis, ilmu marketing, dan yang paling saya sukai adalah personal branding.
Semua hal itu bisa saya pakai dalam dunia blogger.
Dan yang lebih penting adalah saya jadi tahu cara bagaimana menolak dengan elegan, ketika seseorang, baik itu orang yang tidak saya kenal kau maupun teman-teman sendiri, yang memprospek saya baik secara terang-terangan bahkan memaksa.
Lalu, bagaimana caranya:
Lalu, bagaimana caranya:
1. Tetap jawab dengan ramah sapaan basa basi
Saya pernah merasakan bagaimana sulitnya dan keringat dinginnya, ketika saya memaksakan diri untuk memprospek orang lain baik yang saya kenal maupun tidak kenal, baik secara online maupun secara offline di taman-taman, di pinggir jalan maupun di mall.
Hal itu membuat saya jadi menumbuhkan rasa empati kepada siapapun yang berusaha memprospek saya.
Tentu saja hal yang bisa saya lakukan adalah dengan membalas secara ramah sapaan mereka yang saya tahu, kebanyakan sih basa-basi belaka.
Setidaknya dengan saya bersikap ramah kepada sang pemrospek, saya bisa memberikannya energi positif untuk tetap semangat dalam kegiatan prospek yang dijalankannya.
2. Mendengarkan semua penjelasannya
Hal berikutnya yang saya lakukan adalah tetap serius mendengarkan apa yang dijelaskan oleh sang pemrospek.
Meskipun kita sudah tahu bahwa kita tidak akan tertarik, dan bisa jadi teman tersebut kesal karena kita mendengarkan tapi tidak tertarik tapi setidaknya kita memberikannya kesempatan untuk berlatih lebih banyak menjelaskan kepada orang lain karena ada yang mendengarkan.
3. Menolak dengan jujur
Setelah mendengarkan semua penjelasannya dengan seksama, hal berikutnya yang saya lakukan ketika ybs masuk ke tahap mengajak adalah, menolak dengan jujur.
Tidak perlu berbelit-belit sih agar ybs tidak merasa di-php-in. Jika memang tidak tertarik, ya sudah bilang tidak atau belum tertarik.
Nggak perlu merasa sungkan atau gimana, karena itu manusiawi, yang namanya menerima atau menolak adalah hal yang normal didalam hidup ini.
4. Memberikan alasan jujur dan logis
Biasanya para pebisnis MLM telah dilatih untuk tidak mudah menyerah terutama dalam memprospek downline.
Karenanya meskipun kita sudah menolak dengan tegas dan jujur sama mereka akan terus mengejar dengan menanyakan apa alasan kita.
Kalau saya, biasanya akan beralasan bahwa saya sudah pernah menjalankan bisnis MLM Oriflame secara serius selama bertahun-tahun dan 2 kali mendaftar di bawah leader yang berbeda.
Dan saya sudah memutuskan bahwa untuk sementara, bisnis MLM bukanlah jalan jodoh rezeki saya.
Jika ybs terus mengejar dengan berbagai alasan, saya akan menambahkan bahwa, waktu saya saat ini hanya cocok untuk menjadi blogger semata, karena kondisi saya yang memang di rumah saja mengasuh anak-anak dan mengurus rumah seorang diri.
Dan diperkuat dengan alasan bahwa saya sudah pernah mencoba melakukan hal tersebut yaitu serius dalam bisnis MLM Oriflame sambil mengasuh anak-anak, dan sama sekali tidak memungkinkan.
Syukurnya, selama ini alasan tersebut merupakan alasan yang sangat ampuh untuk menghentikan pemaksaan dari prospek bisnis MLM manapun.
5. Berpikir bahwa kebaperan si pemrospek di luar tanggung jawab saya
Nah, kebanyakan hal yang menyebalkan lainnya dari kegiatan prospek memprospek bisnis MLM itu adalah, ketika kita menolak dan ybs menjadi baper plus tersinggung dan menuliskan rasa bapernya tersebut di status-status media sosialnya.
"Kalau nggak mau gabung nggak usah PHP!"
Familier dengan kalimat tersebut?
Bahkan ada juga cerita-cerita yang mengatakan bahwa ybs malah sengaja memutuskan pertemanannya dengan kita, memblokir nomor kita, bahkan lebih parahnya di dalam dunia nyata pun tidak mau bertegur sapa, karena kita menolak prospeknya.
Lalu apa yang kita harus lakukan?
Ya udah lah ya, cuek aja.
Semua tindakan kita memang bisa kita kendalikan, namun tindakan orang lain itu diluar batas kemampuan dan ranah kita untuk mengendalikannya.
Yang terpenting adalah fokus di bagian bagaimana kita memberikan reaksi terhadap usahanya memprospek kita, masalah reaksi dia terhadap penolakan kita itu bukan tanggung jawab kita sebagai apapun.
Yang terpenting adalah fokus di bagian bagaimana kita memberikan reaksi terhadap usahanya memprospek kita, masalah reaksi dia terhadap penolakan kita itu bukan tanggung jawab kita sebagai apapun.
Entah sebagai stranger, sahabat, keluarga atau apapun.
Dengan menerapkan kelima hal tersebut, saya tidak pernah merasa penat dengan adanya siapapun yang mendekati saya untuk memprospek saya ke dalam bisnis MLM apapun.
Dengan menerapkan kelima hal tersebut, saya tidak pernah merasa penat dengan adanya siapapun yang mendekati saya untuk memprospek saya ke dalam bisnis MLM apapun.
Tentunya, hal tersebut memang butuh beberapa kali latihan.
Kadang, bahkan kita didekati oleh pebisnis MLM saja, bahkan orang tersebut tidak berniat memprospek saja, kita sudah merasa risih hanya karena, mungkin kita melihat sepak terjang kerjanya di dalam media sosial, atau di manapun tempat dia melakukan branding untuk bisnisnya.
Lucky me, karena saya sebelumnya sudah menjalani kegiatan tersebut selama beberapa kali baik offline maupun online.
Sehingga bukan hanya cara memprospek orang saja yang saya pelajari, tapi juga cara menolak orang memprospek saya agar tidak pernah penat sendiri.
Demikianlah, ada yang punya cerita sama tentang memprospek orang atau diprospek orang akan bisnis MLM?
Share yuk!
Demikianlah, ada yang punya cerita sama tentang memprospek orang atau diprospek orang akan bisnis MLM?
Share yuk!
Tulisan ini diikut sertakan dalam tema mingguan #1m1c dengan tema: PENAT
Sidoarjo, 5 April 2021
Sumber: pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Rey dan dokumen pribadi
pengalaman dulu pernah jadi sales panci, sama sih kayak gitu mbak. cuma sales panci ini jualan na dengan menumpang nama sebuah usaha fiktif. ya istilahnya berbohong dalam jualan. itu juga karena waktu melamar kerja, eh nggak tahunya dijadiin sales. hede
BalasHapusNah ngomongin sales panci, saya juga pernah loh dipanggil interview, taunya jadi sales alas gas elpiji, door to door pula 😂
HapusGak tau sih, kayaknya dari dulu yang namanya MLM pasti kesannya negatif yaa. Tapi sebenarnya apa MLM itu ada yang legal seperti oriflame? Maaf gak gitu ngerti dunia perMLMan haha
BalasHapusYang tipu-tipu dan kauanggap tak legal itu bukan MLM, Mas, tapi money game yang berkedok MLM. Itu yang bikin citra MLM negatif.
HapusPaling susah nolak sales asuransi atau CC, Kak Rey 😂. Aku paling sering ditelfon sama kedua agen tsb dan paling kekeuh sih asuransi ya karena bisa sampai 15 menit kalau nawarin produk + adegan merayunya hahahaha. Cuma aku dari awal kalau memang nggak tertarik selalu tetap menolak hingga akhir 😂 kadang kesel tapi aku ngerti juga mereka kerja jadi nggak bisa marah wkwk
BalasHapuspernah berada di posisi seperti ini dari zaman kuliah. Gimana dulu "atasan" aku dateng ke kosan, yang aku sendiri lupa kok ya bisa tau alamat kosanku hahaha, terus diprospek lah, dan ya ngikut aja, tapi ga aktif juga waktu kuliah dulu
BalasHapusaku percaya, kalau bersungguh sungguh banget ngerjain bisnis ini, bakalan sukses kayak yang di timeline timeline aku hehehe, bahkan mentor aku sering banget kasih wejangan yang berhubungan dengan dunia marketingan, kudu ulet emang ya
Aku juga pernah jadi konsultan Oriflame, Mbak, Alhamdulillah pernah dapat duit lumayan dari penjualan dan rekrut downline plus ngajakin mereka rajin jualan juga. Namun, akhirnya aku milih fokus nulis.
BalasHapusAlhamdulillah gak ada temen yang prospek saya. Karena mereka tau saya orangnya galak, wkwkwkwk. Udah segan duluan kali yah, wkwkwkwk.
BalasHapusBokap gw noh sering banget ikutan MLM. Udah gw bilangin kalau beliau tuh gak cocok ikutan MLM. Udah ngajar aja jadi guru udah paling bener. Sekarang mau pensiun sibuk ngurusin kos-kosan.
Galfok ama fotonya. Rey langsing sekaliii.
BalasHapusKAlau diputus silaturahmi gara2 menolak prospek kok jadi gimana gitu. Ya sudah. Berarti bukan sekfrekuensi?