Dalam dunia blogger, rate card bisa diartikan sebagai sebuah kebingungan, karena bahkan blogger yang sudah lumayan lama menekuni dunia blogger, kadang masih bingung menentukan tarif rate card masing-masing.
Saya sudah pernah 2 kali menuliskan tentang rate card ini, tentunya yang saya maksud adalah rate card blogger ya.
Seperti di post pertama saya, bercerita tentang awal mula saya mengenal kata rate card tersebut serta bagaimana cara saya menentukan nilai rate card saya.
Sedang di post kedua, saya bercerita tentang beberapa hal tentang nilai atau harga rate card yang sering ditanyakan oleh banyak blogger lainnya.
Dan bahkan, kalau saya baca ulang, sebenarnya semua hal tentang rate card, sudah ada dan terjawab di post tersebut.
Namun, tetap aja loh masih banyak yang bingung, mungkin Temans lainnya pengen saya nyebut angka pasti kali ya?
Iya nggak?
Iyain aja deh, hahaha.
Rate Card Adalah Hak Istimewa Tiap Blogger
Mengapa saya nggak pernah bisa nyebut nilainya langsung?
Karena selain nggak etis, pun juga sejujurnya saya pun nggak punya nilai rate card yang pasti.
Sejak tahun 2018 lalu, ketika saya pertama kali saya menerima fee dari job ngeblog, hingga saat ini.
Rate card yang saya berikan itu beragam.
Kadang saya mematok rate card 1 artikel minimal 1 juta (iya, si Rey ini belagu juga seringnya, hahaha).
Kadang juga saya mematok harga sedang misal 500ribu.
Namun, wait deh!
Sebelum Temans melabeli saya blogger mahal nggak tahu diri, hahaha.
Saya kasih bocoran lagi deh, saya juga masih nerima job dengan nilai receh kok, kadang 125ribu untuk placement content saya terima.
Tapi nggak semua job saya terima, ada pertimbangan-pertimbangan tertentu, baik performa blog saya, page view yang bisa saya usahakan untuk sebuah artikel tersebut, hingga tingkat kesulitan temanya.
Yang pasti bukan pinjaman online ya, sampai saat ini saya belum mau menerima job pinjaman online, karena saya nggak suka pinjol.
Pegimana cobak saya terima job pinjol, sementara saya nggak suka tuh produk? hehehe.
Nah, oleh karena itulah, mengapa saya sulit menuliskan berapa sih rate card blogger yang pasti, khususnya untuk blogger pemula yang nggak tahu sama sekali berapa sih ngasih harga rate card yang pas gitu ke klien?
Karena menurut saya, rate card adalah hak istimewa masing-masing blogger.
Jadi nggak bisa disama ratakan.
Kalau saya, selain melihat semua hal tentang blog, pun juga tidak melupakan upah waktu, tenaga dan pikiran yang saya berikan.
Jadi, menurut saya, even blog kita masih piyo-piyo aka masih baru, kita punya hak loh memberikan rate card yang menurut kita pantas kita dapatkan.
Misal, kita dapat job review produk, klien minta foto yang jelas, kita harus cobain dengan bener-bener produknya, brief-nya 'sepanjang kereta api'.
Jika kita merasa semua job itu terlalu berat, sah-sah aja dong kita ngasih rate card 1 juta per artikel, biar kata blog kita masih baru berusia sebulan.
Nggak ada yang salah kok, karena kerjasama blog itu, bukan hanya melibatkan blog, tapi dengan blogger itu sendiri.
Jadi, wajar aja sih kita memberikan harga yang pas sesuai dengan yang menurut kita pantas kita dapatkan dengan modal yang kita berikan.
Rate Card Blogger A La Rey Di Tahun 2022
Sebenarnya di 2 post terdahulu saya, sudah sangat cukup menceritakan tentang banyak hal mengenai rate card blogger.
Namun, setelah membaca beberapa komen yang masuk, masih aja ada yang bingung, bahkan menginginkan sebuah kalkulasi untuk menentukan rate card blogger.
Menurut saya, kalkulasi rate card itu tidak selamanya bisa berlaku ya Temans.
Karena dalam dunia monetized blog, masuk juga ke dalam kategori jasa, yang merupakan hak istimewa perorangan.
Namun, saya ingin memberikan gambaran berarti, biar temans bisa lebih mudah menentukan sendiri, berapa sih rate card blogger yang pantas?
Namun, saya ingin memberikan gambaran berarti, biar temans bisa lebih mudah menentukan sendiri, berapa sih rate card blogger yang pantas?
Untuk ini, kita harus mengenal beberapa macam kerja sama blog, di antaranya yang saya pernah terima adalah:
1. Kerja sama artikel review dengan contoh produk
Kerja sama artikel review dengan contoh produk ini, biasanya ada di tema beauty and healthy atau produk kecantikan dan kesehatan dan semacamnya.
Baik itu kosmetik, maupun produk kesehatan, rumah tangga, fashion dan lainnya.
Untuk kerja sama seperti ini, biasanya blogger diberikan produk untuk dicoba, dan tugas blogger, bukan semata menulis review doang.
Harus nyiapin foto yang jelas, harus dicoba dengan benar.
Sejak tahun 2018, sudah beragam pengalaman saya lewati.
Mulai dari nyobain produk jadi diare, hahahaha.
Atau juga terpaksa stop sementara skincare rutin saya, hanya karena harus nyobain kosmetik yang akan direview.
Untungnya juga kulit saya badak banget, jadi belum pernah ada produk yang saya coba jadinya malah jerawatan, hahaha.
Atau review produk yang melibatkan anak-anak, sekilas sih mudah, tapi saya sampai udah trauma tauk nerima kerja sama produk yang melibatkan anak, saking udah stres duluan bahkan baru baca penawaran awal, hahaha.
Untuk kerja sama review seperti ini, off course saya memberikan rate card yang lumayan tinggi.
Karena modal pengerjaannya jauh lebih besar ketimbang artikel lainnya.
Untuk review skincare misalnya ya, mulai dari kudu stop skincare yang saya pakai, terus nyoba berhari-hari skincare yang baru, yang kadang beda banget dengan macam skincare yang saya pakai.
Belum lagi kudu ngumpulin foto before after, foto diri dengan produk, hingga foto produk yang jelas dan menarik.
Semua kerempongan ini, harus saya lakukan dalam sebuah rentang deadline yang ditentukan, di sela-sela profesi utama saya sebagai ibu rumah tangga.
So, kalau saya minta rate card agak tinggi, saya pikir itu untuk membayar semua hal yang saya berikan, untuk menghasilkan sebuah artikel review.
2. Kerja sama artikel review tanpa contoh produk
Untuk kerja sama artikel seperti ini, biasanya sedikit lebih mudah.
Karena kita hanya butuh memberikan gambar yang bisa kita peroleh dari website khusus yang gratis.
Untuk temanya pun, kita bisa mencari ide dari googling atau semacamnya.
So, waktu dan tenaga yang kita perlukan, tidak sebanyak seperti kerja sama di point 1 di atas.
3. Kerja sama artikel event offline/onlline
Kerja sama artikel event gini ada 2 macam, yaitu event blogger online maupun offline.
Untuk rate cardnya, biasanya saya menyesuaikan dari modal yang saya keluarkan untuk itu.
Misal offline, berarti saya harus menyediakan transport untuk datang, dan tentunya waktu.
Untuk online pun saya harus memperhitungkan kuota yang saya gunakan, jadi nilai rate card-nya harus juga mencakup hal-hal seperti itu.
4. Kerja sama artikel dengan poin backlink
Kerja sama artikel yang poin utamanya adalah backlink, biasanya sedikit banyak sama dengan kerja sama poin 2.
Yang membedakan, untuk kerja sama ini, temanya lebih luas, karena klien hanya butuh backlink yang utama.
Untuk kerja sama ini, biasanya say lebih memikirkan performa blog dan tentunya waktu yang saya berikan.
5. Kerja sama artikel placement poin backlink
Ini paling mudah sih sebenarnya, meski harus hati-hati juga, karena saya sering banget menerima artikel mentahan yang kacau minta ampun.
Alhasil kudu di edit lagi, dan memang biasanya kalau deal fee-nya lumayan, saya minta agar artikelnya diedit untuk memasukan unsur pengalaman saya.
Kelebihan sebuah artikel yang ada pengalaman saya, biasanya akan saya masukan sebagai internal backlink di post saya lainnya.
Oh ya, jangan lupa juga dengan jumlah backlink, semakin banyak jumlah backlink, tentu saja semakin besar rate card yang saya tawarkan.
Terlebih, jika ada keterangan backlink-nya nggak boleh diturunkan alias untuk selamanya.
6. Kerja sama artikel review bundling medsos
Kerja sama yang meminta bundling dengan share medsos, tentu saja nilai rate card-nya berbeda dengan hanya artikel blog.
Namun untuk kerja sama seperti ini, memang kita dituntut kudu punya modal akun medsos dengan follower yang mumpuni.
7. Kerja sama artikel untuk lomba
Saya jarang banget mau ikut lomba blog, karena nggak punya waktu yang bisa membuat saya menulis dengan fokus.
Namun, kalau Temans melihat saya ikutan artikel lomba, bisa jadi itu adalah artikel support lomba, which is dibayar, hahaha.
Nah, dari semua macam-macam kerja sama blogger di atas, kebayang kan alasannya, mengapa saya nggak bisa kasih nilai rate card yang pasti?
Karena bukan hanya masalah performa blog masing-masing, kemampuan tambahan masing-masing blogger, misal ada yang tulisannya bagus, ada yang memang udah femes di medsos, yang bisa membuat artikel review yang dia tulis bisa meng-influence para pembaca yang jadi fansnya.
Dan yang pasti, saya rasa untuk masing-masing jenis kerja sama di atas, disesuaikan dengan bagaimana masing-masing blogger menilai modal yang mereka berikan untuk itu.
Baik, waktu, tenaga maupun keahlian dan kemampuan mereka.
Bagaimana Cara Mengetahui Rate Card Blogger Tidak Kemahalan atau Kemurahan?
Ada yang pusing masalah sub judul di atas?
Saya rasa sebenarnya ini adalah masalah semua blogger money oriented, hehehe.
Bahkan saya sendiri, selalu bingung ketika mau kasih rate card saat adanya permintaan rate card dari calon klien.
Takut kemahalan, terus calon kliennya kabur.
Takut kemurahan, terus calon kliennya semena-mena.
Saya kan pengen dapat job, biar dapat uang.
Pengennya klien ngga kabur, karena nggak setiap hari dapat penawaran seperti itu.
Tapi juga nggak mau ngenes, ketika udah deal, terus dapat kabar si Anu dibayar dengan fee yang lebih mahal.
Ada yang berpikiran seperti itu?
Saya pikir banyak ya!
Nah, untuk itu, biasanya saya pakai riset dan feeling.
Saya tanya produk apa yang akan kita bahas di artikel, lalu googling deh tentang produk tersebut, dari sana kan ketahuan, apakah produk ini memang hight product, atau pendatang baru yang masih merintis.
Untuk yang masih merintis, tentunya saya pakai rate card standar minimun, sementara yang gede-gede, off course pakai standar yang agak tinggian juga, hehehe.
Namun, kadang nggak semua penawaran saya pakai cara tersebut, ada juga beberapa saya main feeling aja tanpa riset.
Hasilnya gimana?
Ya banyak yang kabur sih, hahahaha.
Tapi tauk nggak, semua itu sebenarnya balik ke rezeki masing-masing.
Percaya nggak?
Di saat fee pasaran saat ini untuk artikel placement dari klien di harga 150ribu-300ribu, saya pernah dong, asal aja minta 500ribu untuk placement dengan artikel dari klien.
Dan masha Allah, langsung deal, langsung dikirim draft artikelnya, lalu ybs minta invoice blogger, setelah invoice dan artikel publish, fee langsung ditransfer tanpa minta laporan PV segala.
Uwooowwww....
Kesimpulan
Jadi begitulah, rate card blogger adalah sesuatu yang sulit untuk dipatenkan nilai atau harganya, karena banyak hal yang perlu dipertimbangkan.
Bukan hanya semata tentang performa blog, tapi juga dengan modal yang kita keluarkan untuk membangun blog, performa blog, serta membuat artikel yang dibutuhkan klien.
Namun, jika Temans beneran penasaran berapa sih rate card blogger saat ini?
Saya hanya bisa membagikan, kalau saat ini di pasaran memang sangat murah, Temans bisa lihat di penawaran yang selalu ada di grup-grup blogger yang di FB, seperti grup Job untuk blogger, hingga SMSC, biasanya penawaran yang ditulis tuh udah termasuk fee-nya.
Namun, tenang aja.
Saya masih sering menawarkan rate card yang standar kok untuk penawaran melalui email atau langsung ke saya.
Bedanya, untuk job yang saya dapat sendiri, effort pengerjaannya tentu lebih special, ketimbang job dapat dari 'calo' *eh.
Jadi berapa nilainya Rey?
Antara 100 ribu - 1 juta, silahkan Temans tentukan sendiri, mana yang pas untuk menghargai karya diri, hahaha.
Jangan takut nggak dapat job, karena semua balik ke rezeki masing-masing.
Ya begitulah, bukankah rezeki itu memang datangnya macam-macam?
Ada rezeki yang diusahakan, ada rezeki yang dikasih langsung sama Allah.
So, yang penting serius aja ngerjain blognya, konsisten menulis, menaikan performa blognya, dan masalah hasilnya?
Itu mah urusan sang pemberi rezeki, iya nggak?
Demikianlah sharing ke sekian saya tentang rate card blogger, dan begitulah.... tetap ambigu ya? hahahaha.
Ye kan, karena rate card adalah hak istimewa masing-masing blogger, nggak bisa sama kan ya..
Sidoarjo, 11 Januari 2022
Sumber: pengalaman dan opini pribadi
Gambar: Canva edit by Rey
Lumayan juga rate card mbak Rey, tapi memang kalo artikel kerjasama dan tingkat kesulitannya tinggi agak mahal rate card nya, apalagi kalo itu produk high. Bisalah 500k sampai sejuta ya mbak.
BalasHapusBerarti rate card itu tergantung performa blog ya mbak, kalo yang DA PA nya tinggi kayak mbak Rey, minimal 500k, lumayan misalnya sebulan dapat 8 job, ditambah yang sejuta dapat dua job, cukuplah untuk kebutuhan sehari-hari plus beli es bubble ya mbak.🤣
hahaha, tergantung banyak faktor Mas.
HapusBaik performa blog maupun seberapa kita mau menghargai jasa kita.
Karena seperti apapun job nya, selalu ada waktu, tenaga, uang dan pikiran yang kita berikan :D
alhamdulilllah 2021 kemarin lumayan dapet banyak job dengan rate card tinggi
BalasHapusada juga yang 100 ribuan tapi yang penting seneng aja
aku engga pasang rate card tinggi karena ya blogku masih belum tenar betul wkwk
DA PA ya segitu aja
yang penting tiap bulan ada udah bahagia banget
Alhamdulillah ya.
HapusKalau saya punya standar masing-masing blog sih, karena menghargai usaha sendiri juga :D
makasih infonya mbak, bisa jadi panduan kalau suatu saat ditanya rate card, yang suka jadi masalah sih menentukan jumlahnya itu, takut kemahalan dan kemurahan hehehe, tapi balik ke rezeki masing-masing ya mbak, kalau bukan rezekinya mah mau berapa pun ya gak bakalan dapet
BalasHapusHihihi, punyai patokan aja, terus pakai feeling, terus belajar cara negosiasi, dan hasilnya serahkan pada rezeki :D
HapusMbak Rey aku pernah wew trima content placement pinjol sekali hahaha, itu kali pertama aku trima content placement soalnya artikelnya pendek, bahasanya ringan juga, jd ga perlu dipelajari ampe detail wkwkk.
BalasHapusOh iya aku jadi mau curhat nih mbak, bbrp bulan yg lalu aku ditawari review produk, udah deal kan, ternyata tmnku ada yg dpt juga tuh, aku tanya ke dia, dia kasih rate berapa, dia ngajuin ratecard 2x lipat dari aku dan di acc dong ama brand.
Soalnya pernah aku kasih ratecard agak tinggi brandanya kabur, trs usut punya usut dr cerita teman brand itu emang ga brani rate segitu hahha, galau banget jadinya akutuh.
hahaha, nyesek kan.
HapusTapi balik lagi sih, semua tergantung bagaimana rezeki kita kok.
Meski demikian, sebaiknya punyai patokan rate card, berapa nilainya?
Tanya diri aja say, kira-kira semua pengorbanan bayar domain, mengembangkan blog, riset tulisan, siapkan foto buat artikel review, dan sebagainya itu kira-kira bisa dibayar dengan nilai berapa?
Setelah dapat harganya, naikin 25-30% buat space nego.
Dan bertahan di angka segitu.
Kalau ada yang nanya, kasih deh rate card segitu.
Terlepas dia mau kabur atau enggak, itu namanya rezeki, yang penting kan udah usaha.
Selama ini saya sering gitu, ada yang kabur kok, dan ada juga yang nyangkut, bahkan nyangkutnya bikin shock.
Kadang saya ngasal kasih rate card malas-malasan, eh langsung deal, langsung kirim brief, saya kerjakan lalu setor invoice, langsung cair juga :D
Meskipun ada juga beberapa job yang saya nggak dibayar, misal barter produk, kalau produknya menarik sih saya ambil, kalau enggak ya nawarin rate card hahaa
setuju, semua balik ke rejeki masing-masing
BalasHapusyang penting kita ngerjainnya seneng. Intinya kalau blogger kudu suka nulis, jadi teruss berkarya dan berkarya. semoga rejeki mengalir lancar kepada kita semua
Hihihi betul banget :D
HapusCantik banget kak templatenyaa
BalasHapushahaha iya kah, tapi strukturnya kacau balau nih, gara-gara saya perbaiki, eh malah makin kacau wkwkwkw
HapusBaru denger istilah rate card blogger sekarang. Dulu waktu pertama kali dapat penawaran content placement, saya juga bingung nentuin harga. Tapi sekarang pakai feeling aja 😅.
BalasHapusKita memang ngga bisa menentukan harga pasti karena setiap job memang beda. Walaupun dari nomor 1 sampai 7 yang Mba Rey bilang, saya cuma ngerjain nomor 5 doang 😂😂. Saya keburu ogah duluan bikin artikel review dengan berbagai ketentuannya, selain itu ngga ada yang nawarin juga sih.
Setiap orang itu rezekinya memang masing-masing. Saya pernah nerima job content placement yang ditawarin teman dengan harga murah. Ceritanya dia perantaranya. Tapi saya pikir, tinggal posting ini, masih syukur temen saya nawarin. Tidak disangka beberapa bulan kemudian saya dapat tawaran lagi dari dia dengan fee yang lumayan gede. Rezeki memang ngga kemana.
Nah iya, kadang kita dapat penawaran yang bikin sedih, tapi di lain waktu dapat penawaran yang membahagiakan, dan lebih cepat deal serta paymentnya pula :D
HapusYang penting, tetap aktif aja ngeblog, biar saat dapat penawaran, udah punya modalnya :)
Itu template rate card nya disediakan banyak sesuai kondisi berarti ya Rey?
BalasHapusSaluuut sih, kamu serba prepare orang nya...😄👍. Tapi memang begitu yg benernya, kalo udh serius utk terjun di monetisasi blog. Kalo malah asal2an, ntr brand nya malah jadi semena2.
Beberapa kali aku dpt email penawaran, nanyain rate card, tapi selalu aku tolak dengan halus Krn memang ga terima job sponsor apapun. Untungnya pada baik2 dan mau ngerti alasanku 😄.
Naah aku suka envy tuh Ama beauty bloggers yg seriiiiiiiing banget review skincare, tapi tetep kulitnya ga masalah 🤣🤣. Salah satu yg bikin aku ga cocok jadi beauty bloggers, kulit super sensi dan ga bisa sembarangan pake produk 😂.
Iya Mba, pokoknya disesuaikan dengan brand dan permintaannya juga sih :D
HapusSejujurnya saya kurang minat sama dunia beauty Mba, tapi akhirnya saya tekuni juga, biar ada pemasukan dari beberapa arah.
Karena ngandalkan blog 1 tema seringnya nggak bisa diharapkan.
Kalau beauty, selain lebih banyak penawaran, rate juga lumayan apalagi kalau dari brand langsung, pun juga dapat produk, lumayan banget saya nggak perlu beli skincare kan.
Dan untung juga sih kulit saya bersahabat biar kata gonta ganti skincare terus hahaha