Rasa-rasanya hotel ini beneran paket lengkap banget, udahlah harganya terjangkau banget, berada di jalan yang saat ini paling hits di kalangan milenial Surabaya pula, yaitu jalan Tunjungan, yang ketika malam hari, ramai oleh berbagai kalangan masyarakat yang bersantai di jalan tersebut, menikmati malam indah kota Surabaya.
Belum lagi, letaknya juga dekat dengan Tunjungan Plaza, kayaknya jalan kaki bentar juga nyampe, dan bagi yang suka foto-foto, tempatnya tuh keren abis, karena we know lah, betapa instagramable-nya hampir semua bangunan tua yang ada di kawasan jalan Tunjungan Surabaya tersebut.
Karenanya, saya udah sering banget tergoda pengen staycation di sana, terlebih ketika pas intip Agoda dan dapat rate yang bersahabat banget, duh rasanya pengen auto booking deh, biar si Adik happy (si Adik emang suka banget nginap di hotel)
Namun, di tengah semua godaan tersebut, saya terpikirkan dengan kondisi bangunan yang ada di daerah tersebut, bukankah di sana memang tempatnya banyak bangunan tua peninggalan Belanda dulu?
Namun, di tengah semua godaan tersebut, saya terpikirkan dengan kondisi bangunan yang ada di daerah tersebut, bukankah di sana memang tempatnya banyak bangunan tua peninggalan Belanda dulu?
Karena berdekatan dengan Hotel Majapahit yang sarat sejarah tersebut, which is hotel tersebut juga ada beberapa cerita yang bikin merinding dengarnya, sama juga dengan bangunan Varna Culture Hotel Soerabaia ini.
Karena pertimbangan itulah, saya jadi maju mundur pengen staycation di sini.
Sampai akhirnya pas lebaran kemaren, abis dari Malang yang ternyata malah kecewa karena nggak dapat hotel yang nyaman, dan akhirnya nginap di Hotel Front One Inn Malang.
Besoknya kan pas check ini, kami mampir makan di AYCE Hodai, pas setelah makan lah si Adik merengek masih pengen nginap di hotel lagi.
Tapi karena saya udah malas banget dengan sumpeknya cari hotel di Malang, akhirnya diputuskan balik aja ke Surabaya, cari hotel yang di Surabaya aja, toh kalau intip-intip aplikasi, hotel di Surabaya nggak terlalu melonjak banget rate-nya.
Nah, awalnya tuh, saya pengen ajak anak-anak menginap di Hotel Life Taman Melati Surabaya, karena pas liat di postingan Mas Ikrom, kayaknya di sana menarik banget view-nya, si Adik pasti suka.
Udah cari, eh ada dong kamar yang kosong, tapi pas udah mau di-booking, lah habis, hmmm...
Cari-cari yang lain lagi deh, dan ternyata yang terjangkau ya cuman si Hotel Varna ini, meskipun agak naik dari biasanya sih, tapi it's OK, masih masuk akal ketimbang hotel-hotel di Malang.
Dan begitulah, akhirnya jadi juga kami menginap di hotel yang udah lama diincar ini.
Tentang Varna Culture Hotel Soerabaia
Varna Culture Hotel Soerabaia atau yang biasa disebut hotel Varna Surabaya, merupakan hotel butik yang terletak di tengah atau pusat kota Surabaya.
Terletak di Jalan Tunjungan, dan merupakan hotel yang sangat bisa dibilang mewah serta tematik, terinpirasi dari hotel butik terkemuka di seluruh dunia.
Di hotel ini, ditawarkan beberapa akomodasi kelas satu di jantung kota Surabaya, yang pastinya akan memberikan kesan lebih untuk para traveler.
Kelebihan hotel Varna memang terletak di lokasinya, sehingga dipastikan para tamu memiliki tempat menginap yang sempurna, untuk menjelajahi kota pahlawan ini.
Varna Culture Hotel Soerabaia juga memiliki gaya modern, kontemporer dan tematik yang mengedepankan rasa kemewahan dan kelas yang sesungguhnya.
Di maba para tamu dapat menikmati perpaduan sempurna antara desain tematik yang chic, gaya kosmopolitan, dan tingkat layanan yang luar biasa serta perhatian terhadap detail yang memastikan masa inap semua tamu terasa nyaman dan tanpa beban.
Dari lobby hotel yang indah, lengkap dengan desain karakter yang unik, dekorasi modern, dan pencahayaan yang cukup.
Varna Culture Hotel Soerabaia juga menawarkan fasilitas yang luar biasa lainnya, termasuk sudut anggur di hotel, di mana tempat yang tepat untuk menikmati anggur berkelas di lingkungan yang nyaman dan bergaya.
Ada juga Restoran MoJi dan Oranje Lounge, tempat di mana para tamu bisa melihat koki berpengalaman yang menyiapkan masakan kontemporer tradisional dan mewah di restoran trendi ini.
Bukan hanya itu, di Terrace Café juga, para tamu bisa menikmati snack dan minuman dengan latar belakang keintiman Jalan Tunjungan di malam hari.
Di hotel ini, punya 3 tipe ruangan, yaitu: superior, business dan executive.
Dan juga tersedia layanan lain, seperti: Arjuna meeting room, private board meeting room, Moji resto dan Orange Lounge.
Review Varna Culture Hotel Soerabaia
Tempat Parkir dan Lobby Hotel Varna
Kami sampai menjelang magrib di hotel Varna, karena jalanan macet di Lawang.
Pas nyampe, saya agak deg-degan mengenai parkirnya, karena setahu saya di depannya tuh nggak ada tempat parkir sama sekali.
Ternyata ada dong.
Letaknya di bagian belakang gedung, jadi masuk aja di jalanan kecil samping hotel, nantinya di bagian belakang belok kanan masuk ke area parkir yang lumayan luas untuk menampung kendaraan tamu hotel.
Dari parkiran, ada pintu yang menghubungkan langsung dengan ruangan yang membawa saya ke lobby. Lobbynya sendiri nggak luas, saat itu bahkan sepi banget.
Padahal ya di luar itu rame banget, lah di dalam hotel sepi.
Saya langsung menuju lobby untuk check in, dan membayar harga kamarnya, tauk deh tumben banget saya klik booking di Agoda, malah disuruh bayar di hotel.
Saya dilayani oleh Mas-Mas yang sedang berjaga di resepsionis dengan ramah dan cepat, setelahnya saya dikasih kunci kamar, dan dipersilahkan menuju kamar kami di lantai 2, dan ditunjukan letak lift-nya yang ternyata ada di ujung ruangan, dekat pintu masuk dari parkiran.
Kamar Business Twin Varna Culture Hotel Soerabaia dan fasilitasnya
Saya memesan kamar Business Double yang ukurannya lumayan besar, di aplikasi Agoda sih keterangan luas kamarnya sekitar 30 m2, dengan harga Rp. 400 ribuan, tidak include breakfast.
Sayangnya kami mendapatkan kamar dengan ranjang twin, karena yang lain udah full.
Ya udah lah ya.
Kami langsung menuju ke kamar yang dimaksud, lift-nya agak terasa menyentak dikit ketika berhenti, maklum bangunan tua, dong ya.
Setelah sampai di lantai tujuan, kami keluar dan mencari pintu kamar yang dimaksud, ternyata nggak jauh dari pintu lift.
Ada yang menarik dari ketika kami keluar dari lift, yaitu saya melihat tanda bahwa ada mushola di lantai tersebut, bahagia dong saya, karena kebetulan saya lupa bawa sajadah, dan sebelumnya sholat dengan mengandalkan 1 handuk bersih, hahaha.
Nggak lama kemudian sampailah kami di kamar yang dimaksud, sambil terlebih dahulu memberi salam, kami masuk.
Beri salam itu, udah jadi kebiasaan kami di manapun, tapi sore itu, saya merasa seolah harus banget mengucap hal itu, entah karena apa, yang jelas hati saya agak merinding, hahaha.
Etdah, hati merinding itu gimana Rey? wkwkwkwk.
Karena udah masuk waktu sholat magrib, setelah taruh tas dan semuanya, saya bermaksud mau sholat magrib di mushola yang ada di papan petunjuk luar kamar, langsung deh saya ngikutin petunjuknya, bersama si Adik, yang pasti ngekor ke mana saja saya pergi.
Ternyata, musholanya berada di ruangan paling ujung, dekat dinding luar hotel, lumayan luas juga dong tuh mushola, mungkin seukuran kamar yang ada di lantai 2 tersebut.
Namun, entah mengapa, saya merasa agak merinding hanya melihat ke dalamnya aja.
Auto kabur lagi deh saya, langsung ngajak si Kakak biar bisa sholat bareng-bareng.
Setelah semua di mushola tersebut, saya mulai wudhu di tempat yang disediakan, tetap merinding, karena sepertinya mushola itu jarang digunakan, terutama tempat wudhu tersebut.
Terlihat dari tempatnya yang sedikit berdebu.
Mulai deh over thinking, bertanya-tanya dalam hati, jarang banget kan ada hotel yang memakai satu ruangan gede buat mushola?
Terus, kenapa di sini ada ruangan gede buat mushola?
Jangan-jangan, ada sesuatu di ruangan tersebut, sampai diubah fungsi menjadi mushola, wakakakakak.
Sungguh deh mamak-mamak over thinking itu, aneh aja pemikirannya.
Tapi serius, meski ruangan itu tenang, ada kipas gede yang berputar bikin ruangannya tetap adem, entah mengapa saya merasa kayak ada orang yang mengawasi kami sholat.
Karenanya, setelah sholat, kami auto kabuuurrr ke kamar, hahaha.
Oke, baiklah, sudahi sebentar ceritanya, saya bakalan berbagi fasilitas kamarnya.
Kamarnya lumayan luas, dan lumayan bersih, cuman kok kurang dingin ya ACnya, kalau Mba Fanny ada, pasti udah dikomplain dah, hahaha.
Untungnya lagi, berbeda dengan aura yang ada di mushola, kamarnya nggak ada aura aneh terasa, meski tetap agak merasa lain, atau mungkin cuman perasaan saya.
Lantainya separuh dari parquet, yang sebagian kayak ada rongganya gitu, mungkin karena udah lama dipasang kali ya, ada lemari 2 pintu yang gede, tempat koper, meja di bawah TV, meja kecil dekat jendela, juga 1 kursi.
Ranjangnya yang twin segera kami rapatkan, biar nggak ada drama anak jatuh nggelundung di lantai, hahaha.
Kasurnya sih biasa aja, nggak terlalu empuk, nggak juga keras, sprei dan bed cover-nya juga nggak putih-putih amat, tapi juga nggak kucel banget.
Kamar mandinya lumayan luas, ada penghalang kain atau plastik biar air nggak nyiprat dari shower.
Toiletrisnya lengkap, meski tentu saja kami nggak pakai semua, karena saya selalu bawa perlengkapan dari rumah.
Handuknya 2, nggak bau, tapi juga nggak cemerlang, meski nggak kumal banget.
Oh ya, ada ketel pemanas air, cangkir, pengaduk hingga kopi dan teh, serta 2 air mineral ukuran sedang.
Ya standar lah ya, kayak fasilitas hotel kebanyakan.
Secara umum, fasilitas business double room yang ada di Varna Culture Hotel Soerabaia adalah:
- 2 ranjang yang cukup nyaman dan spreinya terlihat bersih.
- Lemari, meja panjang, meja kecil dan kursi.
- TV dengan banyak chanel.
- Ada ketel pemanas air, teh, gula, kopi, 2 cangkir beserta pengaduknya.
- Disediakan sepasang sandal hotel.
- Kamar mandinya lumayan bersih, toiletris lengkap, handuk ada 2 dan lumayan bersih, nggak bau.
- Kloset duduk, ada tisue tersedia, meski agak bete karena nggak ada jet shower-nya.
- Ada kesetnya, ini remeh ya, tapi urgent juga, jangan sampai kayak di Hotel Sahid Surabaya, hahaha.
Oh ya, gimana keadaan kamar di malam hari?
Saya tertidur ketika pukul 10 malam, belum sempat cuci muka, saking kelelahan banget.
Lalu terbangun di pukul 2 malam, segera saya ke kamar mandi, dan rasa sedikit takut kembali hadir.
Saya merasa agak terganggu dengan beberapa kali suara mondar mandir di depan pintu kamar, padahal itu udah dini hari.
Akhirnya saya putuskan untuk menyalakan semua lampu, baru deh berani masuk ke kamar mandi, buat cuci muka, kemudian mengajak si Adik untuk pipis, untungnya dia kebangun, sehingga saya bisa membantunya sikat gigi malam.
Saya nggak bisa tidur lagi sampai pagi, dan lumayan terganggu beberapa kali oleh suara langkah kaki tersebut.
Paginya kami sarapan roti dan popmie, karena saya nggak ambil sekalian dengan paket breakfast-nya.
Melewati pagi hingga siang dengan mager di ranjang, dan setelah pukul 11 siang, baru deh kami check out.
Kelebihan dan Kekurangan Varna Culture Hotel Soerabaia,
Kelebihan:
- Lokasinya amat sangat strategis, dekat mall yaitu TP, dekat tempat nongkrong dan makan, di depannya tuh rame banget setiap malamnya, karena jadi tempat para anak muda Surabaya berkumpul di banyak kafe-kafe yang ada di sepanjang jalan Tunjungan tersebut, berbagai jenis makananpun ada di sana, meskipun kebanyakan yang modern sih, hehehe.
- Ada tempat parkirnya yang aman.
- Pelayanannya baik dan ramah banget, baik saat melayani saya di awal check in, hingga check out.
- Rate hotel amat sangat terjangkau, terlebih kalau booking-nya bukan di hari libur, tuh harganya nyungsep, meski udah sama breakfast-nya.
- Kamarnya lumayan luas, cocok banget buat keluarga dengan anak.
- Semua fasilitasnya berfungsi, air panas di kamar mandi juga berfungsi.
Kekurangan:
- Jujur, saya takut, hahaha. Nggak tahu kenapa ya, bahkan di Garden Palace Hotel yang sering digosipkan ada penampakan, tapi jujur di sini, perasaan saya lebih nggak enak, terutama di bagian mushola-nya (nah sekarang pun, saya nulis sambil merinding, hiii).
- Nggak ada jet shower di kloset, jujur ini masalah sih buat mamak-mamak beranak kek saya, karena cebokin anak jadi susah woi, hahaha.
Kesimpulan Review Varna Culture Hotel Soerabaia
Menginap ataupun staycation di Varna Culture Hotel Soerabaia, adalah pilihan yang recomended sebenarnya, karena lokasinya strategis banget, mana harganya sangat terjangkau pula.
Terlebih, si Adik tuh suka banget sama burger yang ada di jalan tersebut, jadi kebayang dong betapa senangnya dia, keluar hotel, nggak perlu jalan jauh, nyampe deh di tempat makan burger kesukaannya.
Tapi, hotel ini sepertinya kurang cocok buat yang penakut kek saya, hahaha.
Udahlah penakut, over thinking pula.
Atau memang, sebaiknya nggak perlu mampir ke musholanya, karena jujur, yang bikin saya jadi over thinking dan takut itu, ya setelah dari mushola tersebut.
Demikianlah
Alamat Varna Culture Hotel Soerabaia:
Jl. Tunjungan No.51, Genteng, Surabaya City, East Java 60275
Telp. (031) 5478828
(Ada di Google Maps ya)
Ada yang pernah menginap di Varna Culture Hotel Soerabaia ini juga?
Share yuk.
Sidoarjo, 07 Juni 2022
Sumber:
- Pengalaman pribadi
- http://www.varnaculturehotel.com/
Gambar: dokumen pribadi
hahahhahahaha aku anatara ya dan tidak mau nginep di sini
BalasHapuspas sebelum delta udah mau booking pas itu malah ga sampe 200 ribuan tapi akhirnya aku ke bekizaaar
soalnya pas aku liat reviewnya agak creepy dan bener di bagian musala itu
sama aura kamar mandinya yang gimana gitu
apalagi aku sukanya sendirian ya kalau staycation jadi ya alemong deh
tapi plusnya emang strategis banget
kalau mau ke Tunjungan Plaza tinggal jalan kaki
dpan hotel udah bisa foto2
lumayan bersih juga
tar deh kalau ada temen mau coba ke sini kalau sendirian aku serius gaberani
Nah kaaann, kirain saya aja yang ngerasa gitu :D
HapusKalau sendiri jangan coba-coba deh, daripada ada yang tiba-tiba nemanin, *loh, wakakakak
Mending di Bekizar sih, itu kan hotel masih terbilang baru, biar kecil kamarnya tapi cocok untuk 1 orang :D
mbakkk aku bacanya merinding huwaaaa
BalasHapusliat fotonya aja plisss udah merinding, kamar mandi sama mushola ya
aku baru tau hotel ini, padahal sering ke TP, kayaknya nggak masuk list aku kalau gini hahaha
Ini letaknya di deretan hotel Majapahit, cuman ini versi murmernya :D
HapusMakanya sering heran, kok bisa hotel dengan lokasi strategis, tapi ratenya murmer sangat :D
Jujur akupun meeinding liat musolla nya. Agak aneh, Krn biar gimana musolla biasanya sebagai tempat solat yg mana jarang ada penunggu halus, harusnya hahahahaha. Tapi liat yg ini, mau ga mau juga merinding. Kamar mandinya gitu amat. Akupun bakal minta ditemenin sih Rey, ga bakal berani sendirian 🤣.
BalasHapusMalesnya kalo stay di hotel tua ya begitu. Jadi merinding..mikir yg ga ga.. tapiiiiii aku tuh kayak cari penyakit memang. Penakut, cuma suka yg serem2 🤣🤣🤣
Lah impianku banget, bisa stay di Taj hotel Mumbay India, hotel yg pernah kejadian pembantaian tamu2nya Ama teroris . Kurang merinding apa itu, tapi ttp aku mau nginep di sana kalo India udah buka wkwkwkwkwkwk
nah kan, lagian memang aneh Mba, bisa-bisanya di sebuah hotel, ada ruangan sholat seluas itu, biasanya kan terbatas gitu ruangan sholatnya wkwkwkwk
HapusAstagaaaa, ayo ke sana Mba, saya penasaran ceritanya, cuman liat filmnya aja serem, apalagi nginap di sana :D