Review dan Sinopsis Lengkap Plane 2023, Aksi Laga Gerard Butler

 

Plane adalah sebuah film barat dengan genre aksi laga yang dibintangi oleh pacar ke-sekian si Rey *halah, hahaha. Gerard Butler, yang saat ini masih tayang di bioskop di tanah air.

Film ini benar-benar mengejutkan sih, nggak ketebak dari awal, kirain filmnya bakal bercerita tentang pembajakan pesawat, karena di awal udah ada clue cuaca ekstrim, dan ditambah ada napi titipan dong di pesawat tersebut.

Saya yang melihat hal itu, udah sok-sok membayangkan, paling kayak film biasanya, pesawat bermasalah karena cuaca, akhirnya semua orang fokus ke masalah pesawat, lalu si napi bakalan mengambil alih pesawat dengan menyandera penumpang yang ada.

Agak mengejutkan sih kalau saya pikir, mengingat biasanya nih, si pacarnya Rey, si Gerard Butler ini, kalau main film laga tuh, selalu bikin deg-degan, bukan cuman gantengnya yang laki abis, tapi aksinya emang bikin ngos-ngosan liatnya.

Baca juga : Film Hollywood Favorit tentang Cinta

Ganjen amat yak si Rey, wakakaka.

Tapi sudahlah, mari kita bahas aja sinopsis lengkap dan review serta pesan kesannya.

Sinopsis lengkap Film Plane 2023

Seperti biasa ya, saya ingatkan lagi, sinopsis yang saya tulis itu, biasanya udah berasa kek jalan cerita selengkapnya, bukan spoiler lagi, wakakakak.

Apalagi film Plane ini sedang tayang di bioskop, jadi yang nggak suka spoiler, mending scrol aja langsung ke sub tema Review Film Plane aja di bagian bawah, hehehe.

Film Plane bermula dari adegan Mas Gerard, eh salah, maksudnya bermula dari seroang pilot bernama Brodie Torrance (Gerard Butler) yang sedang berjalan tergesa di bandara, karena hampir telat sampai ke pesawat yang akan dibawanya dari Singapura ke Tokyo pas Tahun Baru pula.

Brodie merupakan salah satu pilot senior dari maskapai penerbangan TrailBlazer, yang hari itu akan menerbangkan pesawat dengan nomor penerbangan 119. 

Sambil tergesa, Brodie sempat melakukan sambungan video call dengan putrinya,  Daniella (Haleigh Hekking), dan berjanji akan segera menjumpai sang putri, dan tidak akan telat sampai karena mereka akan melewati jalur yang lebih cepat dari biasanya.

Brodie sampai di pesawat disambut oleh Co-Pilot yang ramah, Samuel Dele (Yoson An), Kepala Pramugari yang bertugas saat itu, Bonnie (Daniella Pineda) juga para flight-attendant lainnya.    

Setelah bercakap-cakap sambil berkenalan dengan co-pilot-nya, Brodie juga membicarakan tentang jalur singkat tapi berbahaya yang harus mereka tempuh, di mana dengan melalui jalur tersebut, mereka bisa mengirit bahan bakar sampai ratusan ribu dolar, tapi resikonya adalah, mereka harus melewati badai cuaca buruk.

Louis naik pesawat dikawal petugas

Tak lama kemudian, seorang petugas datang memberitahukan, kalau dia ditugaskan untuk membawa seorang napi bernama Louis Gaspere (Mike Colter), yang ditangkap di Bali ke US, dengan kasus pembunuhan puluhan tahun lalu.

Penumpang mulai masuk pesawat

Karena penumpang yang akan terbang juga hanya sedikit, cuman 14 orang saja, jadinya si Napi dan petugas tersebut diminta agak menjauh dari penumpang lainnya, agar tidak menimbulkan ketakutan para penumpang.

Semua siap, dan pesawatpun mulai terbang, namun baru saja 19 menit mengudara, pesawat mulai sampai ke awan badai yang terlihat sebelumnya, hal itu mengakibatkan turbulensi di pesawat terasa sangat keras, sampai-sampai penumpang jadi panik.

Khawatir pesawat rusak, Brodie meminta untuk diizinkan naik menghindari awan badai, di ketinggian 40.000 kaki dari batas cruising pesawat tersebut, meski sempat kehilangan komunikasi, untungnya mereka berhasil diizinkan naik ke ketinggian yang membuat pesawat jadi lebih tenang.

Baca juga : Imbas Tragedi Air Asia QZ8501

Sayangnya, baru saja semua bernafas lega, dan Brodie ikut menenangkan penumpang di belakang, tiba-tiba petir menyambar pesawat, membuat avionik hangus sehingga pesawat seketika mati total dan kehilangan kendali.

Brodie dan Dele sigap mencari cara untuk bisa selamat, dengan mengandalkan kekuatan baterai darurat yang tersisa, mereka berusaha mencari tempat pendaratan yang lebih memungkinkan.

Pesawatpun kacau balau, para penumpang ketakutan, si petugas yang menemani Napi, malah sibuk mengirim pesan di ponselnya, sayangnya ketika hendak mengirimkan pesan tersebut, ponselnya terjatuh, si petugas nekat membuka sabuk pengaman untuk meraih ponselnya, melihat hal itu, seorang pramugari berniat menghentikan tindakannya, namun sayang karena pesawat tidak stabil, keduanya akhirnya terpental dan akhirnya tewas. 

Di kokpit pesawat, Brodie dan Dele berjuang mencari pendaratan darurat, awalnya mereka pikir akan mendarat di lautan, tapi di menit terakhir Brodie melihat sebuah daratan, seketika membelokan pesawat menuju daratan, dan beruntung ada jalan yang bisa dijadikan tempat landasan, sehingga pendaratan tidak mengakibatkan benturan yang parah.

Kepala pramugrari, Bonnie mengawasi Louis si Napi, setelah pesawat berhasil mendarat

Setelah mendarat, segera Brodie memerintahkan semua penumpang turun, dan berkumpul di satu tempat, melarang penumpang berpencar agar lebih aman.

Karena pesawat mati total, mereka tak bisa menghubungi siapapun, Brodie lalu memutuskan untuk mengajak sang Napi, Louis, untuk berjalan mencari bantuan atau radio untuk mengabari siapapun  tentang mereka.

Sayangnya di tengah jalan Louis malah menghilang, dan Brodie berjalan sendiri sampai akhirnya menemukan sebuah bangunan yang saat itu sedang kosong, ketika diperiksa, dia menemukan sebuah sambungan telepon.

Segera Brodie menghubungi kantor pusat, sayangnya karena sang operator sejak pagi menerima telepon iseng, telepon dari Brodie pun dikira iseng.

Brodie akhirnya mencoba menelpon anaknya, Daniela, sayangnya baru saja ingin mengirim pesan penting, dia diserang orang dan beruntung berhasil ditaklukannya, meski sambungan telepon akhirnya terputus.

Louis datang membantunya, dan akhirnya mereka menyadari kalau pulau itu ternyata sebuah pulau Jolo yang berbahaya yang dihuni serta dimiliki oleh sekelompok militan yang membenci pemerintahan Filiphina.

Semua penduduk di sana sangat buas dan tidak segan membunuh demi kepentingan mereka, di bangunan tersebut bahkan ditemukan beberapa pasport WNA yang sepertinya dieksekusi sambil direkam di gedung tersebut.

Pemerintah Filipina juga sudah malas mengurusin para militan ini, dan dianggap bukan bagian Filiphina lagi.

Sementara itu, pasukan militan pulau Jolo yang dipimpin Datu Junmar (Evan Dane Taylor), ternyata sudah menemukan para penumpang pesawat, mereka lalu datang menyergap dan menyandera semua penumpang.

Baca juga : Sinopsis Film The Lone Ranger 

Brodie dan Louis harus bergerak cepat, karena sebelumnya dia sudah sempat mengirimkan kabar kalau keberadaan mereka di pulau tersebut, terutama demi menghindari jatuhnya korban penumpang pesawat, karena sejauh itu, sudah ada 2 penumpang yang tewas di tangan pasukan militan karena mencoba melarikan diri.

Para penumpang disandera

Sementara itu, sebelum balik mengejar penumpang yang disandera, Brodie sempat naik ke pesawat dan mengaktifkan radar, karena sebelumnya Dele telah berhasil memperbaiki beberapa bagian pesawat, yang mengakibatkan beberapa komponen bisa aktif.

Brodie juga meninggalkan pesan tulisan di pakaian seragamnya, yang digantung di kokpit pesawat, bahwa dia sedang menyelamatkan penumpang yang telah menjadi sandera pasukan militan. 

Dan benar saja, setelah kepergiannya, pasukan penyelamat bayaran tiba di lokasi, dan segera membaca pesan Brodie, dan akhirnya segera bergerak untuk membantu menyelamatkan semua penumpang.

Pasukan tersebut juga merupakan sebuah pasukan militan lainnya dari agen swasta milik maskapai TrailBlazer, yang dibayar untuk misi penyelamatan Brodie dan para penumpang lainnya. Pasukan tersebut dipimpin oleh Shellback (Remi Adeleke).

Jadi ceritanya, pemilik maskapai TrailBlazer bekerja sama dengan mantan perwira Pasukan Khusus yang bekerja untuk maskapai tersebut, memutuskan mengirimkan pasukan militan tersebut, setelah mengetahui kondisi pulau Jolo yang memang penuh dengan pemberontak yang sadis. 

Louis melumpuhkan pasukan militan tanpa senjata api

Setelah melumpuhkan satu persatu pasukan militan, Brodie dan Louis akhirnya sampai di tempat sandera, dan melepaskan semua penumpang yang ada. Setelahnya semuanya diminta naik bus untuk kembali ke lokasi pesawat.

Awalnya beberapa orang menolak, mereka takut karena di pesawat telah menunggu beberapa pasukan militan yang siap membunuh mereka, jika terlihat mendekat, untunglah Brodie menjelaskan kalau sudah ada pasukan yang menanti mereka di sana, terlebih radar pesawat telah berhasil diaktifkan.

Setelah semua setuju untuk masuk ke dalam bus, masalah muncul, karena bus tidak bisa begitu saja melewati jalanan kembali ke bus, mengingat banyak pasukan militan pimpinan Junmar yang ada di sana. Brodie lalu punya ide untuk menyerahkan diri, menganggap dirinya sebagai tebusan terbesar, dengan penawaran semua penumpang harus dilepaskan.

Ternyata ide tersebut tidak berjalan dengan baik, malahan Junmar memutuskan untuk segera membunuh Brodie, beruntung kala itu, pasukan penyelamat telah tiba di lokasi tersebut dan terjadi adegan tembak menembak untuk menyelamatkan semua penumpang yang ada, termasuk Brodie.

Sesampainya di pesawat, Brodie segera mempersiapkan pesawat untuk bisa meninggalkan daerah tersebut, sayang para pasukan militan mengejar mereka, dan terjadi tembak menembak yang seru antara kedua pihak.

Brodie dan Dele bersiap menerbangkan pesawat

Sebelumnya, Dele memang sudah sempat membuat pesawat tersebut bisa beroperasi, namun navigasi pesawat belum bisa berfungsi. Brodie dan Dele memutuskan nekat menerbangkan pesawat, dengan kondisi manual, tanpa navigasi sama sekali.

Brodie akhirnya berhasil menyalakan pesawat dan siap menerbangkannya, Louis tak mau ikut dalam pesawat karena tahu itu sama saja kembali ke penjara.

Dia akhirnya memilih tetap tinggal dan beruntung ketika kehabisan peluru, dia memeriksa tas pasukan penyelamat, malah melihat setumpuk uang yang dibawa pasukan bayaran tersebut.

Pada akhirnya, Louis akhirnya kabur sambil membawa tas berisi uang tersebut, namun dia tetap ikut membantu menembak pasukan militan yang masih berusaha menjatuhkan pesawat yang berusaha pergi dari pulau tersebut.

Pada akhirnya, pesawat akhirnya bisa terbang dengan kondisi serba manual, dan tidak bisa tinggi karena pintu pesawat tidak tertutup serta beberapa bagian pesawat rusak kena tembakan.

Baca juga : Rekomendasi Film Thriller yang Menegangkan 

Dipandu oleh radar pusat, mereka akhirnya berhasil mendarat di pulau Siasi yang lebih aman, dan seluruh penumpang serta pasukan yang tersisa selamat, lalu berterima kasih kepada Brodie. 

Dan film Plane yang penuh dengan aksi tegangpun berakhir.

Review Film Plane 2023

Profil film Plane:

Sutradara : Jean-François Richet

Writer : Charles Cumming, J. P. Davis

Produser : Lorenzo di Bonaventura, Mark Vahradian, Marc Butan, Gerard Butler, Alan Siegel

Sinematografer: Brendan Galvin

Release Date: 13 Januari 2023

Runtime : 

Genre :  Thriller, Action

Production company : MadRiver Pictures, Olive Hill Media, Di Bonaventura Pictures, G-BASE Film Productions

Distributor: Lionsgate

Language: Inggris

Country: Amerika Serikat

Pemain film Plane:

Gerard Butler Sebagai Brodie Torrance

Mike Colter sebagai Louis Gaspare

Yoson An sebagai Dele

Tony Goldwyn sebagai Scarsdale

Daniella Pineda sebagai Bonnie

Kelly Gale sebagai Katie

Remi Adeleke sebagai Shellback

Haleigh Hekking sebagai Daniela

Lilly Krug sebagai Brie

Joey Slotnick sebagai Sinclair

Oliver Trevena sebagai Carver

Paul Ben-Victor sebagai Hampton

Quinn McPherson sebagai Donahue

Rating By Me : 4,5 of 5,0

Film Plane ini emang menipu sih, terutama kalau yang nggak pas liatnya cuman judul, poster dan pemain utamanya, si Gerard Butler. Pasti akan menganggap, kalau film ini bercerita tentang pembajakan pesawat oleh si Napi.

Baca juga : Sinopsis Lengkap Film Korea 2037 

Kenyataannya bukan sama sekali, justru tegangnya nggak melulu cuman adegan pesawat yang hampir mendarat di air, adegan ketakutan ketika pesawat mulai kehilangan dayanya sama sekali dan meluncur jatuh dari ketinggian 40.000 kaki.

Aksi nggak kalah tegangnya, bahkan menurut saya lebih tegang ya ketika bertemu dengan para pasukan militan yang kejam itu, udah berasa mau perang aja.

Untuk segi ceritanya, keren sih ya, benar-benar di luar ekspektasi banget, dimulai dengan alur yang kayaknya udah bisa ditebak, sedikit membosankan, tapi untunglah alur tersebut nggak lama, nggak bikin penonton keburu tidur, karena langsung melek dengan adegan yang bikin nahan nafas karena tegang, mulai dari pesawat yang dinaiki napi, pesawat jatuh, hingga ketika pesawat udah mendaratpun, tetep deg-degan nontonnya.

Apalagi, ketika pasukan militan kejam tersebut menemukan mereka, jujur banyak adegan yang saya skip, khususnya yang berkelahinya pakai pisau, hahaha.

Demikian juga dengan sinematografinya, terlihat nyata dan keren banget, terutama adegan roda pesawat menggilas pasukan yang tersisa yang siap menembak pesawat tersebut.

Kurangnya sih cuman beberapa akting Gerard sih, entah mengapa saya liat kok si Gerard ini agak berkurang ya staminanya, maklum faktor U, jadi adegan dia lari, udah berasa kek lagi cosplay jadi kru film di tengah adegan tembak menembak, wakakakakka.

Kayak pas terakhir, dia minta alat komunikasi pada pasukan, terus dia balik ke pesawat, larinya biasa aja, sampai akhirnya kakinya ketembak, tapi masih kuat lari dong, emang lakon utama itu kakinya baja kok, wakakakak.

Namun, mungkin saja hal ini cuman saya yang melihatnya kek gitu kali ya, harusnya penonton lain fokus ke aksi tembak menembak yang seru banget itu.

Tapi lagi, tenang aja, itu cuman gesture tubuh Gerard ketika berlari kok, kalau masalah akting mah juara sih, saya selalu suka akting Gerard yang natural, cucok dengan karakter wajahnya yang laki abis gitu.

Oh ya, penulisnya juga keren sih, seperti biasa nggak cuman bikin penonton deg-degan dan tahan nafas nontonnya, tapi juga nggak lengkap kalau nggak bikin penonton kesal pengen lemparin layar, gegara akting tokoh-tokoh yang menyebalkan, seperti salah seorang penumpang yang bernama Sinclair (Joey Slotnick) yang kerjaannya protessss aja mulu, pengen kusumbat rasanya mulutnya, dan kesalnya biasanya kan lakon yang cerewet itu akhirnya mati, di sini enggak dong, dia selamat aja, padahal tingkahnya bikin kesel, hahaha.

Baca juga : Sinopsis Lengkap Film Korea Way Back Home

Over all, film ini recomended banget nget buat Temans pecinta film aksi atau thriller, wajib banget nonton, mumpung masih ada di bioskop.

Pesan dan Kesan Film Plane 2023

Meski genrenya aksi dan thriller, film Plane ini juga punya beberapa pesan dan kesan yang saya dapatkan, yaitu:

1. Biar lambat asal selamat

Tragedi pesawat yang hampir celaka ini terjadi ketika pihak maskapai penerbangan memutuskan untuk memberika rute tercepat yang harus ditempuh pesawat, mengingat penumpang yang ada hanya sedikit, dan pilotnya sudah pengalaman.

Dengan rute tersebut, perusahaan bisa mengirit bahan bakar pesawat hingga belasan ribu dolar. 

Sayangnya, rute tersebut memang sangat berbahaya, mengingat penuh dengan badai yang bisa membahayakan pesawat.

Hasilnya, seperti yang terjadi, meski sempat tenang karena naik ke atas badai awan, tapi ternyata malah celaka karena kena petir.

Begitulah, biar lambat asal selamat, Kapten Torance juga setuju dengan rute tersebut karena ingin cepat-cepat menemui anak perempuannya yang sudah menduga ayahnya akan telat sampainya. 

2. Jangan tinggalkan orang terkasih tanpa pamit, agar tak menyesal 

Dalam adegan 2 orang korban ketika pesawat diamuk badai, sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi ada korban, jika si petugas yang mengawal sang Napi, tidak kurang kerjaan melepas sabuk pengamannya di demi mengambil ponselnya yang jatuh, karena dia merasa sangatlah penting mengirim pesan 'i love you' kepada orang terkasihnya.

Alhasil, boro-boro bisa sempat kirim pesan, yang ada udah meninggoy duluan dah, udah tau pesawat lagi tergunjang-gunjang, yang ada habis deh badannya kena guncangan.

3. Berhati-hatilah pada setiap tempat baru

Saking penumpangnya merasa trauma dengan kejadian di pesawat, ketika sampai di darat, semua merasa lega dan mengira sudah selamat, sampai-sampai ada orang datang malah disambut, eh ternyata pasukan militan yang kejam.

Jadi demikianlah, apapun keadaannya, jangan pernah skip untuk berhati-hati di tempat baru, apalagi di tempat antah berantah kayak di hutan gitu.  

4. Tidak semua Napi adalah orang yang selalu jahat

Well, memang sih para Napi seharusnya dihukum, tapi tidak semua napi adalah orang jahat yang nggak pernah baik. Si Louis contohnya, meski akhirnya kabur dari hukum, tapi dia berjasa membantu kapten Brodie Torance untuk menyelamatkan penumpang lainnya, baik ketika penyergapan, maupun ketika semua sudah naik pesawat dan Louis membantu dari bawah, agar semua musuh dimusnahkan.

5. Penumpang adalah tanggung jawab pilot selama dalam perjalanan

Semua penumpang pesawat, adalah tanggung jawab pilot selama perjalanan, jadi bukan hanya di udara saja, di daratanpun, jika belum sampai di tempat tujuan, para penumpang wajib mengikuti perintah pilot demi keselamatan masing-masing.

Apalagi di pesawat ya, jadi kalau disuruh matikan HP ya dimatikan atuh brosis!

 

Kesimpulan dan Penutup

Film Plane 2023 adalah sebuah film aksi atau thriller yang rekomendasi banget buat ditonton, kebetulan banget juga, nih film masih ada di bioskop loh.

Film ini memang awalnya mengecoh banget, tapi nyatanya alur mengecohkan itu sengaja dibuat biar penonton mendapatkan pengalaman nonton yang berbeda, di mana awalnya bosan, eh tiba-tiba langsung deg-degan sampai film selesai.

Keren dan super recomended deh buat pecinta film aksi dan thriller, cus segera nonton film Plane di bioskop.  

Sidoarjo, 29 Januari 2023

#SundayMovie

Sumber: pengalaman nonton film Plane

Gambar: Canva | https://www.imdb.com/  | capture trailer film Plane

Demikianlah artikel tentang review dan sinopsis lengkap film Plane 2023, sebuah film aksi laga Gerard Butler yang di luar ekspektasi.