Dear David adalah film Indonesia terbaru yang tayang di Netflix bulan ini, dengan strategi marketing luar biasa, bikin banyak orang yang penasaran akan film ini.
Dan saya salah satunya yang ketipu, mau nonton film ini gara-gara liat promosinya yang luar biasa dan ada di mana-mana.
Trending beberapa kata mengenai film Dear David ini juga bertahan lama di Twitter, baik kata Dear David, Laras, Dilla dan lainnya.
Trailer-nya juga tak kalah menipu saya, ditambah pemberitaan di banyak website besar, entah berbayar atau gimana ya?. Sukses bikin saya penasaran buat nonton.
Padahal ya, jujur banget nih, setelah berusia segini tuwah-nya. Saya tuh udah malas banget tauk nontonin film remaja. Apa ya? kayak udah nggak sesuai zaman aja, apalagi anak remaja zaman sekarang tuh emang bertentangan banget dengan pola pikir saya.
Baca juga : Surat Terbuka untuk Reyne Raea di Masa Lalu
Ditambah dengan cerita cinta-cintaan anak remaja, udah nggak ada faedahnya rasanya buat ditonton, hahaha.
You know lah saya kalau nonton itu, nggak semata nonton hiburan, tapi lebih suka mengambil pesan dan hikmah di film tersebut.
Tapi, promosi dan trailer film ini, sungguh bikin saya penasaran. Ditambah review beberapa media yang mengatakan kalau film ini mengangkat kisah anak SMU yang anti mainstream. Penasaran kan.
Ya udah deh, saya bela-belain habisin waktu saya buat nonton juga.
Dan ternyata, sinopsisnya kek gini.
Sinopsis lengkap film Dear David
Seperti biasa, sebelum saya tuliskan sinopsis lengkapnya, sebelumnya saya peringatkan lagi, ini spoiler banget yak!
Pembuka Dear David : Kisah Laras, Si Ketua Osis, anak paling cerdas, sederhana, dan suka menulis
Adegan film ini dibuka dengan visualisasi seorang gadis dengan pakaian yang bagaikan ratu. Sedang berjalan di hutan, dan kemudian melihat sesosok lelaki dengan badan yang keren.
Sayang lelaki itu tersadar kalau sedang diintip, dan adegan kejar mengejar di hutanpun terjadi. Ceritanya mulai ke hal-hal yang dewasa, sampai akhirnya semua hal tersebut. Yang ternyata hanya hayalan Laras yang dituangkan dalam tulisannya. Terhenti oleh teriakan ibunya yang menyuruhnya untuk segera mandi dan ke sekolah.
Adegan berikutnya memperlihatkan kegiatan Laras setiap paginya, setelah bangun langsung menulis cerita fantasi dewasa di sebuah blog rahasianya. Lalu segera mandi, mandinya kayak kebanyakan orang Indonesia middle to lower class gitu deh.
Masak air dulu di panci, abis itu pancinya diangkat ke kamar mandi, untuk dituangkan ke ember. Mandi, sarapan, lalu berangkat ke sekolah naik motor.
Laras (Shenina Cinnamon) merupakan gadis SMA yang sangat cerdas, dia bersekolah di sebuah SMA swasta berbekalkan beasiswa yang diterimanya karena prestasinya.
Saking cerdasnya, Laras juga menjadi ketua OSIS di SMA Cahaya tersebut. Bukan cuman cerdas, Laras juga selalu berperilaku baik. Suka membantu guru-guru, tak heran semua guru termasuk kepala sekolah, Bu Indah, menyayanginya.
Laras tinggal bersama ibunya yang seorang single mother, untuk membiayai hidupnya, ibunya punya toko yang berjualan bahan bangunan.
Laras juga seorang jemaat gereja yang taat, bersama ibunya dia rajin ke gereja, termasuk berjualan kue-kue di gereja.
Namun, dibalik semua itu, ternyata Laras punya rahasia. Dia gemar menulis fiksi dengan tema dewasa. Laras punya sebuah blog, yang di-setting privacy olehnya, dan di blog itu dia menuangkan berbagai cerita fantasi dewasanya, dengan membayangkan teman sekelasnya, David (Emir Mahira).
Baca juga: Curhat Hari Ini Tentang Tidak Ada Tempat Curhat
Laras memang diam-diam menyukai David, tapi tak berani menunjukannya. Malahan dia jadi selalu jutek ke David, untuk menyembunyikan perasaan sukanya.
Selain sekelas, Laras juga sering bertemu David di gereja. David dan ayahnya yang seorang single parent juga, rajin beribadat di gereja yang sama dengan Laras.
Sayangnya, David malah menyukai Dilla (Caitlin North Lewis), yang mana Dilla sebenarnya merupakan sahabat dekat Laras, dulunya.
Karena sesuatu hal, hubungan Laras dan Dilla jadi renggang. Bahkan sekadar bertegur sapapun tak pernah lagi. Hal itu bikin Dilla terlihat selalu sedih dan menyendiri. Dia juga jadi sering mengupload foto dirinya dengan seksi di media sosial.
Dan hampir semua murid di sekolahnya, selalu menganggapnya sebagai wanita gampangan.
Meskipun demikian, David tetap menyukai Dilla, bahkan memberanikan diri ke rumah Dilla dan memberikan sebuah bunga. Pemberiannya ditolak Dilla mentah-mentah.
Konflik dalam Dear David: Masalah yang dihadapi Laras, menyeret David
Suatu ketika, kelas Laras ada pelajaran komputer, semua murid berada di lab komputer. Ketika di lab tersebut, Laras bisa melihat dengan jelas kalau David selalu mencuri pandang ke Dilla.
Laras yang menyukai David jadi kesal, dan melampiaskan kekesalannya dengan menulis di blognya.
Seketika dia membuka akun blognya dengan memakai komputer sekolah tersebut. Lalu dalam sekejap dia tenggelam dalam cerita hayalannya dengan David dan Dilla sebagai pemerannya.
Laras menceritakan bahwa dirinya adalah seorang ratu, di mana dia hidup bahagia di kerajaannya. Ratu tersebut punya satu pelayan kesayangan bernama David. Di mana David akan selalu siap kapan saja memenuhi kebutuhan sang ratu, termasuk dengan memberikan tubuh atletisnya.
Saat itu, sang ratu memanggil David untuk melayaninya, namun belum juga David menghampirinya, seorang pelayan datang membawakan minuman untuk sang ratu.
Pelayan yang disebut dengan jalang tersebut diperankan oleh Dilla, terlihat pura-pura menumpahkan minuman ke tubuh David. Ratu marah karenanya, dan mengutuk wajah si pelayan yang menangis ketakutan dan pergi segera.
Tinggallah David yang ketakutan. Ratu marah padanya, namun melihat tubuh David yang basah oleh minuman. Seketika gairah ratu muncul.
Sang ratu ingin menikmati tubuh David, namun bel sekolah berbunyi, dan membuyarkan semua fantasi Laras yang tertuang dalam tulisan di blognya.
Secepatnya Laras menyudahi tulisannya, mengeklik log out, dan segera pergi dari meja komputer tersebut.
Sayangnya, Laras sangat terburu-buru, sehingga belum juga dia memastikan akunnya benar-benar log out, eh udah main tinggal aja. Dan begitulah, koneksi internet eror, membuat log out-nya gagal.
Benar saja, keesokan harinya sekolah heboh dengan tulisan blog fantasi dewasa tersebut. Masalahnya adalah, Laras tidak menggunakan nama samaran. Dia menulis nama David dengan jelas, bahkan menggunakan foto asli David sebagai featured tulisannya.
Baca juga: Bangga jadi Blogger, Meski Diremehkan, Katanya Tulisannya Hanya Curhat
Karuan saja David menjadi bulan-bulanan di sekolah, dari yang hanya membully dengan perkataan. Sampai beberapa teman lelakinya juga ikut melecehkan akibat dari tulisan dewasa tersebut.
Meskipun sekolah masih belum menemukan siapa penulis aslinya, tapi Laras panik minta ampun. Segera dia ke ruangan komputer, yang kebetulan memang kunci ruangan tersebut dipegang olehnya.
Laras cepat-cepat menghapus blog tersebut, dan tidak lupa menghapus jejak histori pemakaian komputer itu.
David tahu penulis cerita dewasa tersebut, dan Laras membalas budi karena tetap dirahasiakan
Suatu ketika, David yang sedang berjalan lalu digodain banyak temannya. Dia mencuri dengar beberapa murid yang membaca dialog blog dewasa tersebut. David lalu mengerti, siapa penulis blog itu.
Ketika di gereja, David lalu menanyakan, apakah Laras menyukainya? kenapa tidak bilang, malah nulis cerita demikian. Laras berkelit, mengatakan kalau dia nggak suka David.
Meskipun Laras akhirnya mengakui, kalau tulisan itu adalah miliknya, tapi semata ditulis sebagai cerita biasa. Dan kemudian meminta maaf telah membuat David jadi bulan-bulanan di sekolah.
David tidak punya alasan lain, selain memaafkan Laras. Dia juga berjanji tidak akan membocorkan hal itu ke siapapun. Termasuk ke pihak sekolah, ketika ditanya oleh bu Indah, David mengaku tidak tahu siapa penulisnya.
Laras yang merasa bersalah, mengatakan akan melakukan apa saja untuk berterima kasih atas pengertian David. Dan seketika David meminta agar Laras mau membantunya, agar dia bisa jadian dengan Dilla.
David tahu, Dilla adalah sahabat dekat Laras dulunya.
Baca juga: Film Korea Tentang Ditikung Sahabat
Karena tak bisa menolak, Laras akhirnya menyetujui dan mengatur rencana untuk mempertemukan David dan Dilla.
Demi membalas kebaikan David, Laras berusaha berbaikan dengan Dilla. Mulai dengan datang langsung ke rumahnya membawa kamera sebagai hadiah. Dilla tentu saja tidak serta merta menerima Laras, meskipun hadiahnya tetap diambil.
Sampai akhirnya di sekolah, ketika ada kegiatan edukasi sex untuk para murid. Eh Dilla malah memilih bolos, dan Laras yang memanggilnya, malah ikutan bolos.
Keduanya bahagia bisa bersama lagi. Naik motor berduaan, sampai akhirnya kehujanan. Laras mengajak Dilla untuk mampir ke rumahnya. Mereka mandi bareng, lalu bersantai di kamar Laras.
Keesokan harinya, mereka dihukum membersihkan kamar mandi karena bolos. Dilla malah senang sekali, karena itu berarti dia bisa berlama-lama dengan sahabatnya itu di kamar mandi. Bukannya belajar di kelas.
Laras melihat, kalau sinyal kedekatan mereka mulai tumbuh. Dia mencari akal agar bisa mempertemukan Dilla dengan David, sesuai janjinya.
Dengan beralasan belajar bareng, Laras mengajak David juga yang dengan terpaksa disetujui Dilla. Namun ketika mereka belajar, melihat Laras lebih dekat ke David, membuatnya kesal.
Dilla lalu menuduh, bahwa Laras sengaja menggunakan dia, agar bisa dekat dengan David.
Bosan belajar, mereka lalu jalan-jalan bareng bertiga. Di sepanjang jalan, Dilla sengaja memancing kecemburuan Laras dengan berpura-pura bersikap manis ke David.
Namun, ketika di tempat tujuan, pada akhirnya David malah lebih sering berinteraksi dengan Laras, ketimbang Dilla.
Hal ini bikin seseorang wanita, diam-diam memperhatikan Dilla dengan kesedihannya menatap David dan Laras.
Hubungan Laras dengan Dilla kembali renggang, namun hubungan dengan David makin erat
Sementara itu, di SMA Cahaya situasi makin memanas. Hal itu berkaitan dengan tulisan dewasa Laras yang menggemparkan. Berbekalkan desas desus, bu Indah sebagai kepala sekolah menuduh Dilla yang menjadi penulis cerita porno tersebut.
Dilla kesal dituduh demikian, tapi dia tak bisa membela diri, karena citranya memang buruk di mata sekolah. Dan terpaksa Dilla di-skors, sementara ponselnya disita sekolah.
Dituduh untuk hal yang tidak pernah dia lakukan, membuat Dilla frustasi. Sementara itu Laras malah tidak pernah lagi membalas pesan maupun teleponnya.
Laras kesal dan kecewa pada Laras, dan berniat melampiaskan hal itu dengan mengajak David jadian, Dilla yakin, Laras menyukai David.
Dan begitulah, hari itu David sedang bermain sepak bola, dan berhak memberikan gol kemenangan untuk SMA Cahaya.
Baca juga: Review dan Sinopsis lengkap Film Perfect Strangers
Di tengah gegap gempita sorakan gembira murid. Datang Dilla dengan pakaian seksinya, langsung memberikan kecupan di bibir David dan mengajaknya kencan.
Laras sedih bukan main melihat hal itu, meskipun hari itu dia mendapatkan kabar gembira. Bahwa sekolah menambah dan memperpanjang beasiswanya di SMA Cahaya. Tidak membuatnya bisa melupakan kesedihannya.
Laras pulang dengan wajah kuyu, memberitahukan kabar gembira tersebut dengan wajah kuyu. Beruntung ibunya mengatakan, kalau dia sudah mendaftarkan Laras untuk ikutan kegiatan gereja di alam terbuka.
Ternyata, David juga ikutan di kegiatan tersebut, dan membuat keduanya punya kesempatan berdua lagi. Di malam hari, ada acara yang mengharuskan keduanya melewati jalanan di hutan. David ternyata takut akan kegelapan, dan dia mempunyai serangan panic attach.
Laras lalu menenangkannya, dengan menceritakan sebuah cerita fiksi. Yang lagi-lagi, dia memakai dirinya dan David sebagai pemeran utamanya.
Davidpun menjadi tenang karena cerita tersebut. Meskipun ceritanya masih menggantung.
Laras menceritakan, tentang seorang tokoh penulis yang tinggal di tepi pantai. Penulis itu lalu bertemu seorang pemain bola, lalu keduanya menjadi dekat.
Suatu hari, pemain bola mengatakan akan pergi, sebelum pergi penulis memberikan sebuah surat untuk pemain bola. Sayangnya surat itu ternyata tidak pernah dibuka oleh si pemain bola.
Ending film Dear David, semua terkuak dan...
Keduanya pulang dari kegiatan itu, dan menghabiskan sepanjang jalan untuk mengobrol bersama. Sampai di Jakarta, David ternyata pergi menemui Dilla.
Namun sebelumnya, dia chat Laras, menanyakan kelanjutan ceritanya di hutan kemaren. Laras lalu menceritakan kelanjutan cerita itu.
Di mana, bertahun kemudian, si pemain bola kembali ke rumah tepi pantai milik penulis. Sayangnya rumah itu kosong, si penulis sudah pergi tanpa kabar.
Dalam kesedihannya, si penulis lalu membuka surat yang pernah dia dapatkan dari si penulis. Dan ternyata isinya adalah ungkapan hati si penulis tersebut.
Laras menuliskan isi hatinya melalui chat tersebut.
Dear David, aku mencintaimu.
Baca juga: Aku Hanya Ingin Dicintai Tanpa Alasan
Dari Laras sang penulis.
Laras mengirimkan pesan tersebut, dengan deg-degan. Sayangnya ketika itu, David sedang berada di kamar Dilla, dia meminta izin untuk memakai toilet Dilla.
Ponselnya dibiarkan begitu saja di ranjang, dan saat itulah pesan Laras masuk, dibaca oleh Dilla yang kemudian menyadari, kalau Laras lah penulis cerita porno tersebut.
Dilla yang sakit hati dimanfaatkan Laras, segera memberitahukan hal tersebut kepada Bu Indah. Laras lalu dipanggil, dan dipaksa mengakui semua itu.
Dia juga diancam untuk dikeluarkan dari sekolah jika tidak mau mengakuinya. Dan ponselnya pun disita.
Laras akhirnya mengakui semuanya, dan pihak sekolah ternyata memberikan keringanan padanya, dengan tidak mengeluarkan dia, tidak juga memotong beasiswanya. Namun sekolah meminta Laras untuk membacakan surat permintaan maaf yang isinya didikte pihak sekolah.
Laras tahu dia salah, tapi dia juga tidak mau dihukum sendirian. Karena sebenarnya yang paling bertanggung jawab adalah si penyebar konten blognya tersebut.
Sayangnya pihak sekolah menolak, dan memutuskan bahwa Laras saja yang harus meminta maaf karena sudah menuliskan hal porno tersebut.
Dan lagi-lagi Laras diancam, jika tidak mau, maka dia akan dikeluarkan dari sekolah tersebut.
Laras kesal, sedih dan kalut. Namun ibunya adalah sosok yang luar biasa begitu memahaminya. Ibunya mengatakan, kalau dikeluarkan, ya udah pindah saja.
Laras sedih, karena takut dia tak bisa masuk UI sebagai nomor satu, jika pindah dari SMA Cahaya. Btw sekolah tersebut memang punya tujuan penting dalam mempertahankan Laras.
Laras merupakan anak tercerdas, di mana akan sangat bisa melambungkan nama sekolah dengan prestasinya bisa masuk UI.
Tapi ibunya berkata dengan santai, bahwa ibunya tidak pernah menganggap Laras gagal, apapun yang terjadi. Kalaupun dinilai gagal, bukankah banyak orang yang gagal dalam hidupnya?
Ibunya juga berpesan, bahwa dia cuman menginginkan Laras jadi anaknya saja, itu sudah lebih dari cukup.
So sweet banget dah ibunya.
Laras lalu meminta maaf pada Dilla, meski kesal, lagi-lagi Dilla memaafkannya. Di perjalanan pulan, akhirnya Dilla mengakui, kalau sebenarnya dia mencintai Laras.
Hu um, Dilla ternyata kaum lesbong sodarah. Dan udah saya tebak dari awal sih.
Laras berterima kasih atas cinta Dilla, dan berjanji akan selalu mendampinginya. Melewati masa-masa dirinya yang tertekan dengan perasaannya yang salah.
Di akhir cerita, Laras lalu mengumumkan permintaan maafnya seperti ketentuan sekolah. Namun Laras memilih untuk mengumunkan permintaan maafnya. Hanya kepada David yang telah jadi objek tulisan fantasinya. Juga kepada Dilla yang dirugikan atas tulisannya yang salah tuduhan tersebut.
Serta kepada dirinya sendiri, yang telah merasa bersalah atas tulisan tersebut. Laras mengatakan kalau tidak ada yang salah dengan tulisan tersebut.
Toh tulisan itu memang ditulis untuk dirinya sendiri, dan berfantasi demikian adalah sesuatu yang normal untuk gadis remaja yang sedang beranjak dalam pencarian jati diri.
Seharusnya kan yang salah yang menyebarkan konten tersebut, dan tenyata salah seorang teman mereka yang menyebarkan. Dan sekolah tidak mempermasalahkan hal itu sama sekali.
Laras juga mengkritik sekolah SMA Cahaya, sebagai SMA yang tidak menghargai ranah pribadi muridnya. Dan disambut gegap gempita oleh semua murid.
Laras tetap bahagia, meski setelah mengumumkan hal itu, dia langsung diultimatum bahwa dikeluarkan dari SMA Cahaya. Laras tidak peduli, dia langsung keluar dari sekolah, di mana David sudah menantinya di luar.
Sementara itu, Dilla bertemu dengan seseorang wanita. Yang pernah memperhatikannya ketika mereka hang out bersama dengan Laras dan David sebelumnya.
Dan the end!
Review film Dear David
Profil film Dear David
Sutradara: Lucky Kuswandi
Penulis: Winnie Benjamin, Daud Sumolang
Produser: Meiske Taurisia, Muhammad Zaidy
Sinematografi: Robert Gary Cauble
Tayang perdana: 9 Februari 2023
Run time: 118 Menit
Genre: Drama
Produksi: Palari Films, Netflix Studios
Distributor: Netflix
Bahasa: Indonesia
Negara: Indonesia
Pemain film Dear David
Shenina Syawalita Cinnamon sebagai Laras Sutanto
Emir Mahira sebagai David
Caitlin North Lewis sebagai Dilla
Maya Hasan sebagai Hana, ibu Laras
Jenny Zhang sebagai Bu Indah, kepala sekolah
Restu Sinaga sebagai Pak Dedi, guru
Firas Yodha sebagai Dafa
Michael James sebagai Arya
Palestine Irtiza sebagai Gilang
Ara Ajiswi sebagai Farah
Claudy Putri sebagai Joanna
Jesslyn Tania sebagai Kelly
Priska Natashia sebagai Michelle
Agnes Naomi sebagai Sherin
Anne Yasmine sebagai Shindy
Nala Amyrtha sebagai Sasa
Izabel Jahja sebagai Widi, ibu Dilla
Naomi Christie sebagai Amanda
Natalius Chendana sebagai Pendeta
Sunny Soon sebagai Mentor
Lutesha sebagai Anya
Frans Nicholas sebagai Anton, guru olahraga
Ricky Saldan sebagai Wahyu
Rating by #SharingByRey : 3 of 5
Review film Dear David
Baiklah, setelah menonton film ini, perasaan saya agak gimana ya?.
Awalnya kesal, karena merasa diboongi sama trailernya (salah sendiri Rey, ini bukan pertama kali saya ketipiu trailer dong, wakakakak). Di mana saya pikir, film ini akan membahas tentang gadis SMU dengan fantasi liarnya.
Eh ternyata, itu cuman pengantar doang.
Eits, saya bukannya kecewa karena cerita dewasanya nggak banyak. Tapi sejujurnya saya ingin nonton film ini, buat dapat insight baru tentang film yang ceritanya beda.
Di mana film tema SMA, tapi kehidupan lainnya tuh agak ekstrim gitu. Ternyata tidak sodarah!
Mungkin ekspektasi saya yang ketinggian liat trailernya kali ya, jadinya nonton ini sambil terkantuk-kantuk.
Baca juga : Film Korea Ode to My Father
Karena, selain kesal ketipu trailer, sebenarnya alur cerita film ini tuh, gimana ya bilangnya. Terlalu sederhana, mudah ketebak pulak.
Jadi, nggak cocok kali kalau ada yang nulis reviewnya, kalau film ini tentang anak SMU dengan fantasi liar. Meskipun saya akui, kalau ingin mengedepankan ini sebagai pesan film, lumayan juga kali ya.
Justru film ini sebenarnya, ya sama aja kek film anak SMA lainnya, cuman dikasih pemanis pemikiran anak SMA yang liar (padahal mah, zaman sekarang, bukan cuman liar pikirannya, banyak juga yang liar tindakannya, serem dah!).
Kenyataannya, kisah anak SMA biasa, bahkan SMA angkatan jadul juga mengalami, di mana:
- Seorang gadis sederhana dan pintar yang jatuh cinta pada sosok murid lelaki yang cakep di sekolah.
- Gadis sederhana punya sahabat gadis terseksi dan tercantik.
- Gadis sederhana cerdas kesayangan guru-guru.
- Gadis sederhana cerdas jadi mak comblang cowok cakep yang ditaksirnya, dengan sahabat cantik dan seksinya.
- Adegan gadis sederhana bisa punya kesempatan berduaan dengan cowok tercakep di sekolah.
- Gadis tersebut lalu bisa jadian dengan cowok tercakep dan terkeren.
- Dan semacamnya gitu.
Meskipun demikian, memang sih diakui, pesan dari film ini bagus ya, hanya penyajiannya aja kali yang nanggung. Harusnya lebih banyak fokus ke hal-hal tentang pesan ceritanya. eh malah sibuk menyoroti anak SMA pacaran, wakakakak.
Dan, agak terkejut sih, film ini memakai wajah Indonesia banget sebagai tokoh terkeren. Sementara di beberapa film lainnya, biasanya mereka menggambarkan tokoh cowok keren itu, berwajah Indo.
Baca juga : Film Korea I Can Speak
Dan menurut saya si David alias Emir Mahira ini, wajahnya soooo Indonesia banget.
Tapi nggak apa-apa sih, saya pikir ini kemajuan, menampilkan bahwa. Sosok lelaki berwajah Indonesia asli juga nggak kalah keren dengan lelaki Indo.
Dan nggak tahu ya, saya jadi kurang suka dengan akting si David, entahlah pikiran saya ini terlalu rasis, atau memang terlalu lama dicekokin film-film Indonesia. Yang menggambarkan cowok keren itu Indo banget.
Sebut saja AADC, Ada Apa dengan Cinta. Film remaja Indonesia terkeren sepanjang sejarah sih menurut saya. Tuh liat si Rangga, benar-benar sosok yang pas banget deh dengan karakter cowok keren.
Etapi, jangan baper dulu, ini review berdasarkan pemikiran saya ya, off course tidak menggambarkan hal mutlak.
Kalau si Laras sih, akting Shenina bagus sih.
Dia berhasil memerankan sosok anak SMA cerdas, sederhana, sekaligus keren ketika memerankan tokoh hayalannya sebagai seorang ratu maupun penulis.
Mengenai akting Dilla, sejujurnya aktingnya kurang mengena sih, tapi entah mengapa aura lesbiannya malah terlihat cocok di perannya, hahaha.
Lalu, untuk beberapa adegan, entahlah terlalu biasa, mudah ditebak. Adegan kejebak di hutan berdua, duh ini mah udah biasah, hahaha.
Akting panic attack si David aja yang agak ganggu sih menurut saya, hahaha.
Adegan si Dilla ngaku kalau dia lesbian, meski nggak ngomong lesbian ya. Udah ketebak mah dari trailernya. Juga dari sikap-sikapnya sejak awal.
Hanya akting keras kepala si Laras, ketika dia melawan saat bu Indah meminta ponselnya aja yang sedikit mengagetkan. Nggak nyangka aja, si Laras yang pendiam, eh ternyata keras kepala dan berani juga.
Over all, film ini biasa sih menurut saya, nggak se wao promosinya.
Tapi, kalau ngomongin pesannya, bagus sih dijadikan bahasan tersendiri. Tentang fantasi remaja, tentang persahabatan, tentang cinta anak remaja dan masalah pendidikan.
Pesan dan Kesan Film Dear David
Pesan dan kesannya bagus sebenarnya, cuman sayang nggak terlalu di eksplor, malah fokus ke cinta-cintaan yang membosankan.
Padahal, pesannya tuh bagus banget, seperti:
1. Anak remaja berfantasi dewasa itu normal, apalagi di masa sekarang
Been there soalnya, sebagai anak yang tumbuh remaja dengan banyak membaca novel berbagai genre. Termasuk novel percintaan, bahkan sekali dua kali baca novel yang ada adegan dewasanya.
Tentu saja membuat saya pernah mengalami fantasi seperti itu. Bedanya, saya memiliki fantasi demikian, ketika saya sudah kuliah, waktu SMA eh STM mah, sayah terlalu polos, wakakakkaa.
Nah kalau anak sekarang, berfantasi ketika usia SMA, waduh sangat sangat normal. You know lah yao, dengan dunia internet yang membawa kebebasan di masa sekarang. Ngomongin anak SMA? anak SD yang pernah liat konten dewasa secara visual aja ada, apalagi anak SMA?
Tau nggak sih, masih mending mah cuman fantasi, dan nggak aneh juga seorang gadis pintar dan sederhana serta pendiam memiliki fantasi demikian.
Lah anak lainnya, malah bukan fantasi, tapi praktik langsung wakakakaka.
Nggak percaya? sok atuh, googling! betapa banyak anak SMP yang hamil? SMP WOEEE! Apalagi SMA?
Dan nggak aneh lah si Laras berfantasi, dia gadis sederhana, pintar, ambisinya besar. Memiliki hasrat tentu saja wajib ditahan sedemikian rupa. Dan keluarlah dalam bentuk imajinasi yang ditulisnya, karena emang Laras suka menulis.
Sayangnya, eh nggak tahu sih, apakah sekarang di sekolah-sekolah, masih memberlakukan, sex education itu hal yang tabu?
Setidaknya, harus ada pembelajaran tentang hal-hal normal dalam kehidupan remaja, termasuk fantasi dewasa atau sex, dan ajarkan bagaimana para anak remaja tersebut, bisa mengontrol hasrat tersebut.
2. Anak pendiam dan cerdas berfantasi dewasa itu normal
Di zaman sekarang, kalau ada anak SMA yang pikirannya nggak neko-neko, sementara dia bisa mengakses media sosial dengan mudah?
Kayaknya justru itu nggak normal deh.
Coba buka twitter, facebook nggak tahu sih ya, soalnya pengaturannya lebih ketat. Tapi kalau ada yang suka buka Twitter, sono liat di twitter itu, banyak banget foto perempuan yang urat malunya dipatok ayam, alias pamer anu sana sini itu biasa.
Baca juga : Edukasi Anak Lelaki, Atau Lindungi Anak Perempuan
Bahkan foto atau konten dewasa yang ekstrim juga ada dan mudah ditemukan loh.
Oh dan jangan lupa.
Sekarang itu TV nasional kayak dulu udah jarang, kebanyakan orang lebih suka menggunakan TV berlangganan, kayak netflix.
Dan coba liat film-film yang tayang di situ, astagfirullah dah bikin saya deg-degan sehingga nggak membolehkan anak-anak buka netflix kalau nggak sama saya.
What i'm trying to say adalah, ya kali anak-anak remaja yang pernah melihat konten dewasa, tapi nggak memikirkan hal itu? ya nggak normal dong itu namanya, hahaha.
Bedanya, anak pendiam dan sederhana yang punya cita-cita kuat itu, lebih memilih dipendam dalam bentuk hayalan. Kalau anak remaja yang berani mah, sekalian aja praktik. Pas hamil lakinya kabur, kan gampang, tinggal bikin aja surat laporan diperkosa atau viralkan *eh, wakakakakaka.
3. Banyak sekolah, terutama swasta, tidak benar-benar peduli dengan muridnya, kecuali ada keuntungannya
Ini bakalan saya bahas tersendiri di blog parentingbyrey aja kali ya. Menarik sih bahasan ini, di mana hal ini udah menjadi sesuatu yang mengganggu pikiran saya sejak dulu.
Lalu beberapa hari lalu, saya bercakap-cakap dengan budenya anak-anak, yang bercerita tentang sekolah anaknya, memperjuangkan muridnya masuk PTN bergengsi, tapi kayak nanggung gitu.
Kebanyakan sekolah, memperjuangkan muridnya, karena demi branding nama sekolah. Misal kayak SMA Cahaya yang tidak mau melepaskan Laras. di mana Laras adalah murid yang paling memungkinkan membawa nama harum sekolah.
Karena targetnya juara 1 di UI. Bayangkan bagaimana melambungnya nama SMA Cahaya, kalau Laras berhasil jadi nomor 1 di UI.
4. Murid lelaki juga bisa jadi objek pelecehan seksual
Uniknya film ini, dia mengangkat realita bahwa objek pelecehan seksual itu, bukan hanya terjadi pada wanita loh. Lelaki juga bisa mengalaminya.
Pas banget juga nih, belum selesai gema berita tentang si Digta yang kapan hari dikabarkan mengalami pelecehan seksual oleh penggemarnya, hahaha.
Dan di film ini, tubuh lelaki benar-benar jadi objek pelecehan, sekaligus menggambarkan reaksi depresi ketika anak lelaki mengalami pelecehan tersebut.
5. Yang terakhir adalah kesan protes saya sih, i hate pembahasan tentang lesbian di film ini!
Film ini memang hati-hati sekali membahas tentang topik sensitif ini. Takut filmnya diboikot kali ya, hahaha.
Jadi, di film ini, tidak terlalu membahas hal ini secara detail, bahkan nggak nyebut tentang LGBT. Dan tidak ada sama sekali adegan yang bikin mual tentang LGBT.
Laras dan Dilla hanya berpelukan biasa, meski pernah mandi bareng, tidur sama-sama. Tapi adegannya masih dalam standar yang terlihat biasa, biar kata akohnya udah curiga, hahaha.
Tapi, ending-nya itu loh yang bikin sesuatu yang mengganggu saya.
Memang sih, si Laras berjanji akan menemani Dilla melewati masa kebingungannya merasakan hal yang beda itu. Hal ini bisa berarti Laras menyemangati Dilla bisa sembuh dari kelainan seksual tersebut. Atau bisa jadi Laras akan menerima sahabatnya itu tetap merasa menjadi lesbian.
Terlebih, di ending-nya. Diperlihatkan Dilla bertemu dengan wanita, yang dari pandangannya udah keliatan banget, kalau dia juga LGBT.
Jadi itu kali ya, menurut saya ini agak gimana ya? dan sebagai sosok yang menolak normalisasi hal tersebut, saya protes. Karena seolah berisi kampanye untuk pernormalisasi hal tersebut kepada remaja.
Kesimpulan dan penutup
Jujur saya bingung sih menjabarkan film Dear David ini. Filmnya terlalu biasa menurut saya, bikin ngantuk, serius!
Tapi pesan-pesannya bagus.
Meskipun ada yang kurang saya sukai, tapi film ini berhasil mengelabui penonton, terbukti sampai detik ini, belum saya dengar tuh ada gelombang protes akan cerita tersebut.
Ini pegimana ya, padahal saya udah nulis hampir 4000 kata loh, tapi masih bilang sulit untuk menjabarkan, hahaha.
Ya udin, nonton sendiri aja deh, ada kok di Netflix.
Sidoarjo, 13 Februari 2023
Sumber: film Dear David
Gambar: Canva dan berbagai sumber
Demikianlah artikel tentang review dan sinopsis lengkap film Dear David, semoga bermanfaat.
Aku cukup baca tulisan ini aja Rey, udah ga tertarik nonton 🤣🤣. Dari awal pas trailer nya ada di Netflix aku udah males nonton film begitu. Ngerasa ga jelas dan walopun anak SMU skr memang udah serem2 pergaulannya, tapi ngeliat sendiri begitu malah bikin males. Makanya aku langsung skip film ini. Eh ternyata ditulis detil Ama kamu 😄😄👍. Jadi aku ga penasaran lagi, dan memang makin yakin utk ga nonton hahahahaha .
BalasHapusPaling ga suka juga kalo ada kampanye terselubung LGBT gitu. Bener sih, Kayak pengen menormalisasi hal begitu ke anak sekolah
Hahahah, itu dah Mba, kutertipuhhh... ternyata biasah aja. Dan lihat rating film ini di mana-mana ternyata emang rendah banget. Kayaknya sekarang review berbayar udah dikalahkan sama review jujur wakakakaka
HapusSaban buka YouTube, bolak/i muncul trailer nih pilem. Hadeehhh budget marketing nya warbiyasakkk yhaaa.
BalasHapusAku dah ilfeel bgt ama Netflix karena seriiinggg maksain dogma lagibete ke hampir semua pilemnya.
Keseeell maksimal dahhh
Iya ya, serem amat netflix, udah full adegan dewasa, banyak nganu pulak, ckckckckck
HapusYa Allah, dirimu bilang kalau ketipu aku mbacanya runut banget malah. Bilang kok nggak udah-udah sih katanya unfaedah tapi dibahasnya panjaaang kek kereta Hahaha
BalasHapusAku nggak suka juga nih kalau ada nyempil lesbiana begitu. Tandain yuk siapa produsernya besok2 nggak usah tonton filmnya. Wkwkwkwkwk
Dari membaca cerita ini, fix aku juga nggak tertarik buat nonton. Thanks untuk warningnya. Hehehehehe
wkwkwkwk, udah ciri khas saya nulis review film kek gini Mba :D
HapusMau filmnya bagus, atau enggak. Saya jelaskan, bagusnya apa. enggak bagusnya apa, gitu :D
Bener, yang bikin ilfil itu pembahasan lagibete nya yang menggantung, mana dimasukan dalam film remaja pulak. Semacam ingin menormalisasi hal tersebut sejak remaja
Ha ha ha aku geli baca reviewmu. Sayang banget kalau premis kuat tapi nggarapnya nanggung. Aku masih penasaran sebenarnya urgensitas cewek di ending itu apa dalam cerita ini
BalasHapushihihi, saya suka pesannya mengenai sex edukasi, ini memang tabu, tapi penting sih. Tapi ternyata filmnya nggak terlalu banyak menggali hal ini, malah fokus di cinta-cintaan, sama ada lagibete pulak, meski nanggung tapi tetep aja bikin ilfil
HapusHAHAHAHAHAHAHA! Gara-gara kak Rey aku juga jadi tertipu!
BalasHapusAwal baca blog ini jadi penasaran dan mikir besok mau netlfixan nonton ini ah. Eeeeh lama kelamaan, makin baca ke bawah makin ketebak ceritanya gimana. Bataal bataalll :-D
Secara keseluruhan, ceritanya mirip novel2 keluaran Teenlit Gramedia tahun 2000an ya menurutku. Cerita-cerita cinta remaja SMA yang penuh fantasi fafifu wasweswossss.
Target penontonnya juga mungkin anak2 seusia tokohnya ya Kak. Kalau aku yang udah diujung kepala 2 ini kayanya udah bukan masanya nonton beginian wkwkwkwk.
Ini trailernya ya ampuuun, menggdoa, maka saya pun berniat nonton tadinya.
BalasHapusKebetulan Mbak Rey nulisin review lengkapnya hahah..thank you ya
Poin pertama saya tergoda trailer justru karena wajah pemeran yang Indonesia banget, jadi penasaran...trus eh beneran ini anak SMA nulis cerita fantasi dewasa..dll..dst.
pokoknya salut sama tim merketer yang bikin trailer dan ngiklanin, sukses mereka!
Wahsa sya penasaran dengan filmnya, saya suka sekali dengan film-film yang berbau-bau pendidikan, selalu menarik di mata saya, tapi di bawah ada tentang sebuah pemikiran liar dari seorang anak SMA. keren sih kepikiran nulis film seperti ini. makin penasaran pengen nonton filmnya. filmnya juga ga terlalu lama ya hanya 118 menit.
BalasHapusMirisnya tanah airku.. pergaulan bebas dan sebagainya jauh sekali dari nilai-nilai agama . Semoga anak keturunan kita dijauhkan dari hal seperti ini
BalasHapusTernyata ini loh judul.y, beberapa kali liat potongannya di social media, tp ngga tau judl.y
BalasHapusUlasan yang sangat lengkap tentang film Dear, David. Awal baca tulisanmubjuga penasyaran mba, lama2 dahlah gausah dilihat wkwkwk. Thank you mba udah menyelamatkanku terjebak trailer
BalasHapusTernyata filmya disisipin elgebete, walaupun nggak terlalu keliatan ya, Mbak. Bahaya tuh. Tapi kalau yang jeli kayak Mbak Rey taulah arahnya kemana
BalasHapusomaigoddd ternyata endingnya ga nyangka.
BalasHapuskayaknya aku ga sanggup nonton, soalnya ada bully membully ya, bikin esmosi jiwa ini
Sama Mbak, walau saya juga sudah bukan zamannya lagi nonton film-film seperti ini, tapi kadang-kadang ternyata seru juga untuk refreshing hehehe. Permasalahan masa muda, seperti laras, dilla, dan david yang mungkin jika dijalani ya lumayan pelik juga walau lingkupnya belum terlalu besar..
BalasHapus