Kasian aja sih, meskipun dalam hati juga ngomong, "siapa suruh?".
Tapi yang agak mengganggu juga, ketika membaca salah satu alasan divonis hukuman mati, selain dari terbukti merampas nyawa Brigadir Joshua. Adalah karena kecil kemungkinan alasannya tentang istrinya, Putri Candrawathi mengalami pelecehan seksual.
I know, agak takut sih menuliskan hal ini, soooo sensitif soalnya.
Baca juga : 1000 Kata Uneg-Uneg Istri ke Suami
Tapi atas dasar kebebasan bersuara, izinkan saya menuliskan opini saya. Yang pastinya mungkin nggak penting buat orang lain, tapi melegakan buat saya, hehehe.
Benarkah Tidak Mungkin Putri Candrawathi Mengalami Pelecehan Seksual?
Ketika berita ini merebak di dunia internet tahun lalu, saya auto berkomentar dalam hati,
"Ah masa sih, si ibu bos dilecehkan anak buah suaminya? bukan karena ke-gep selingkuh?"
Dasar emang pikiran si Rey ini, negatif mulu.
Tapi emang iya nggak sih, agak aneh aja jika ada seorang bawahan berani melecehkan istri atasannya. Apalagi atasan itu seorang jenderal kepolisian?
Selain terganggu mentalnya, kayaknya nggak ada deh orang normal berani melakukan hal tersebut.
Tapi, kala itu saya berkomentar dalam hati, hanya dengan membaca judul beberapa artikel sih. Seiring waktu, ketika kasus Sambo ini mulai sedikit demi sedikit terbuka. Kenyataan bahwa ternyata kejadian itu direncanakan, bikin saya mulai berpikir lebih mendalam.
Iya, si Rey kurang kerjaan, ngapain mikirin urusan orang lain, cobak? hahaha.
Tapi saking banyaknya konten-konten di media sosial, yang berisi potongan video persidangan kasus Sambo ini, bikin saya penasaran. Dan jadilah beberapa kali menonton konten lengkap persidangan kasus Sambo, di YouTube Kompas TV.
Foto Brigadir Joshua di Pengadilan |
Dari banyak bukti yang terungkap, saya perlahan mulai simpatik dong sama ibu Putri Candrawathi. Tentunya dengan menutup mata terhadap banyaknya alasannya ketika udah ditetapkan jadi tersangka.
Iya, saya jadi ingin membahas tentang (katanya) alasan penembakan Brig. Joshua, karena telah melecehkan ibu Putri.
Dan pelecehannya enggak main-main, astaga geram banget mendengarnya, ketika dikatakan bahwa Ibu Putri dilecehkan, sampai diraba-raba area vitalnya.
Seketika emosi juga dengarnya.
Tapi, publik kebanyakan mengatakan bahwa itu bohong. Publik mengilhami bahwa, bagaimana mungkin terjadi pelecehan seksual dari bawahan ke atasan?
Bagaimana mungkin, orang tidak berkuasa, berani melecehkan orang berkuasa?
Maka muncullah berbagai praduga, bahwa ada 2 kemungkinan yang terjadi:
- Ibu Putri berbohong.
- Ada hubungan spesial antara ibu Putri dan ajudan suaminya tersebut, lalu ketika ibu Putri ingin mengakhiri, 'selingkuhan'nya tersebut tidak terima.
Kalau dipikir-pikir, masuk akal sih ya.
Tapi dasar si Rey yang overthinking kan ye!
Baca juga : Ketika Rey Berdamai dengan Overthinking
Terlebih semakin melihat berbagai pernyataan para saksi pendukung di persidangan, saya mulai merasa ada hal yang tidak mungkin, tapi memang terjadi.
Pertama: Ibu Putri sangat ramah kepada Brigadir Joshua dan adiknya, bahkan bisa masuk ke kamar ajudan suaminya tersebut.
Kedua: menurut pacar Joshua, sang kekasih menelpon terakhir kalinya, menyuruh dia untuk tidak perlu menunggu, carilah lelaki baru.
Ketiga: menurut saksi yang ada di Magelang ketika hari itu, memang ada kejadian yang bikin rumah terasa tegang. Termasuk Bharada Richard Eliezer pun mengakui hal tersebut.
Fakta pertama : Ibu Putri ramah terhadap Brigadir Joshua dan adiknya
I know, sebagian orang menyimpulkan ada hubungan spesial antara keduanya. Tapi entah mengapa saya kok berpikir, adalah sebuah kewajaran, jika seorang ibu atau ratu rumah tangga, berlaku ramah kepada siapa saja di rumahnya.
Termasuk ibu Putri kepada semua asisten, adik-adik kepolisian yang banyak tinggal di rumah tersebut. Dan sering membantu pekerjaan dan kebutuhan empunya rumah.
Fakta kedua : Pacar Joshua mengatakan ditelpon disuruh cari lelaki lain
Sebagian orang mengatakan, kala itu Brig. J mengalami tekanan mental, katanya menerima ancaman, jadinya semacam pertanda kalau hidupnya nggak bisa lama lagi.
Tapi entah mengapa, saya kok merasa kalau itu merupakan rasa bersalah Brig J pada kekasihnya yang setia. Sementara ada sesuatu yang mengganjal di hati Brig J?
Fakta ketiga : saksi mengakui ada suatu kejadian di Magelang hari itu
Bahkan si pembongkar kasus pembunuhan berencana ini, Bharada Richard Eliezer, mengakui kalau ada kejadian di rumah tersebut.
Publik mengatakan, bahwa bisa jadi karena memang ada hubungan spesial antara Brig. J dan istri atasannya tersebut. Lalu ingin diselesaikan, tapi korban menolak menerima keputusan tersebut.
Tapi saya, kok merasa kalau pelecehan itu sangat mungkin terjadi, even tidak ada hubungan spesial antara keduanya nggak sih.
Atas dasar witing tresno jalaran soko kulino, alias kebersamaan dalam jangka lama, dan keramahan yang disalah artikan, apalagi.... penampilan wanita yang kurang tertutup di depan lelaki.
Pelecehan Seksual itu Tidak Pandang Bulu
Baru saja saya menuliskan film tentang pelecehan seksual yang mana korbannya lelaki.
Baca juga : Film Dear David, Ketika Tubuh Lelaki Dilecehkan
Di mana film tersebut mengemukakan hal yang beda, lelaki jadi korban pelecehan dong. Biasanya kan wanita ya, ini lelaki yang tubuhnya jadi objek hayalan dewasa, hahaha.
Atau berita tentang si Dygta mengalami pelecehan, diduga organ vitalnya diremas penggemarnya ketika melewati kerumunan mereka.
Iya, pelecehan seksual sebenarnya tidak memandang bulu. Biar kata pakar teori mengatakan ini itu, nyatanya banyak kita temukan hal-hal yang di luar kebiasaan.
Jadi nggak melulu atasan melecehkan bawahan, lelaki yang dinilai lebih kuat melecehkan wanita, atau orag-orang punya power melecehkan yang lemah.
Tidak!
Sila Googling deh.
Pembantu memperkosa majikan.
Pembantu melecehkan majikan.
Meski tidak sebanyak majikan melecehkan pembantu, atau yang kuat melecehkan yang lemah. Kenyatannya banyak hal yang bikin orang melecehkan orang lain.
Entah wanita, atau pria. Yang kuat ataupun yang lemah, semua berpeluang menjadi pelaku pelecehan seksual.
Dalam kasus ibu Putri, buat saya memungkinkan sekali jika apa yang dikatakan Ibu Putri itu adalah benar adanya?
Kok bisa?
Di luar konteks si ibu berbohong atau tidak ya, menurut saya masuk akal sih, jika akhirnya ajudan melecehkan si ibu.
- Si ibu ramah, jadinya disalah artikan dan bikin baper.
- Si ibu berpakaian sedikit terbuka pulak (meskipun ini hanya dugaan saya ya).
- Para ajudan adalah lelaki single zaman now, di mana bebas mengakses konten apa saja (you know what i mean).
Dan begitulah opini saya, meski hanya Tuhan yang tahu apa kebenarannya. karena sampai diputuskan vonis hukuman mati kepada Ferdy Sambo. atas otak utama dalam merencanakan pembunuhan kepada ajudannya, Brigadir Joshua.
Tidak pernah terbukti dengan jelas, apakah Putri Candrawathi benar-benar dilecehkan, atau memang ada hubungan spesial di antara keduanya.
Saya cuman berpikir, seandainya benar terjadi pelecehan, kasian banget dong si ibu.
Memang membingungkan sih ya jadi korban pelecehan itu. Speak up, dan heboh, jadinya under control!
Nggak speak up, jadinya depresi dan trauma sendiri.
Apapun itu, semoga urusannya bisa segera selesai.
Dan harapan saya sih, semoga kita bisa memerangi pelecehan seksual, terutama yang dilakukan kepada wanita. (Ye kan, saya wanita, pasti belain kaum wanita lah!).
Akan lebih baik sih, kalau kita sebagai wanita, menghindari penyebab kemungkinan terjadinya pelecehan seksual. Biar kata mungkin terasa nggak adil di pikiran kita.
Ye kan, daripada depresi dan trauma dilecehkan, mending menghindari kan ye.
Baca juga : Tips Menghindari Pelecehan Seksual Pada Wanita
Jagalah aurat di depan lelaki yang bukan mahrom, meskipun kita sudah menganggap lelaki tersebut adalah anak sendiri ya.
Jangan lupakan dugaan kasus perselingkuhan menantu dan mertua, yang diduga menderita Oedipus Complex.
Baca juga : Apa itu Oedipus Complex, Ketika Anak Mencintai Orang Tuanya Secara Berlebihan
Allah kan udah mengatur semua itu, hanya saja pikiran modern terlalu kebablasan, jadinya kadang mental ke diri sendiri deh.
Kesimpulan dan Penutup
Tulisan ini, hanya sekadar menuangkan uneg-uneg dan opini di kepala saya ya, semoga tidak menyakiti hati siapapun.
Insya Allah saya tidak menuduh siapa yang salah, hanya membahas kemungkinan yang terjadi. Khususnya mengenai pelecehan seksual.
Di mana, pelaku dan korban pelecehan seksual itu, tidak pandang bulu, semua bisa jadi pelaku atau korban, so beware deh,
Sumber:
- Berita ferdy Sambo terbaru di detik.com
- Opini pribadi
Demikianlah artikel tentang berita terbaru Ferdy Sambo yang divonis hukuman mati, mengingatkan saya akan kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami istrinya, Putri Candrawathi.
Aku sebenernya ga ngikutin cerita Joshua dan FS ini. Tau, tapi ga secara detil. Pernah juga diceritain Ama temen pas kemarin ke Jogja , jadi setidaknya aku ga buta2 amat.
BalasHapusTapi jujur ga kepengen ngikutin persidangan mereka. Mungkin Krn polisi dan jabatan udh tinggi sih yaa. Jadi ada rasa ga percaya kalo bakal beneran dihukum 🤣. Kdg capek ngikutin cerita kriminalitas yg dilakuin polisi, tapi hukumannya, yaaa gitu deh 🤣. Kalo skr bisa ketok palu hukuman mati, baguslah. Asal bener aja, jangan sampe Krn kelakuan baik, malah jadi berubah lagi 😅
Kalo ttg Bu putrinya, aku ga mau komen juga apa kira2 bener atau ga. Sering nonton drama hukum, aku jadi belajar, kalo ada 1% aja keraguan ttg suatu kejahatan benar dilakukan atau tidak, walo hanya 1%, maka si tersangka ga bisa dianggap bersalah. Karena bisa jadi yg benar adalah 1%.
Hukum itu terkadang kliatan ga adil. Tapi Krn dilihat dari banyak POV. Jadi ya sudahlaah... Kalo merasa itu ga adil, palingan kita cuma bisa berharap Tuhan lah yg nanti akan menghukum sisanya.
Pandangan yang sexist sekali dan menggiring opini seakan-akan Putri Candrawati sudah diperlakukan tidak adil karena hakim mengabaikan kemungkinan pelecehan seksual terjadi.
BalasHapusTerus terang, kalau saya keluarga Brigadir J, saya akan damprat dan tuntut Rey habis-habisan karena tulisan di atas, meski berlabel opini pribadi, rentan menggiring opini pembaca untuk mengarah ke
- pelecehan seksual memang dilakukan brigadir J
- hakim sudah memutuskan tidak adil dengan menyebutkan pelecehan sebenarnya tidak terjadi
Kenapa?
Coba mikir saja Rey
1/ Tuduhan harus bisa dibuktikan dan kalau tidak bisa dibuktikan namanya fitnah. Dalam persidangan, PC tidak bisa memberikan bukti berupa visum, laporan ke polisi, ketua RT, atau bahkan menghadirkan saksi.
Dia hanya bisa menyebut terjadi pelecehan saja.
Kalau semua memakai teori Rey di atas, kasian cowok. Cewek ditolak cinta bisa saja memakai alasan terjadi pelecehan seksual supaya si cowok dipenjara.
Kepikir kesana nggak Rey? atau nonton sidangnya setengah setengah? dan hanya ambil yang cocok untuk teori Rey
2/ Untuk memutuskan bahwa sebuah tuduhan masuk akal, sudah seharusnya bahwa suara kedua belah pihak yang bersengketa didengarkan.
PC sudah diberi kesempatan dalam perisadangan.
Cuma kasihan si Brigadir J, Rey.. dia sudah mati dan nggak bisa membela diri lagi. Kalau pakai teori Rey, maka si Brigadir J otomatis divonis bersalah sudah melakukan pelecehan.
Padahal, nggak ada bukti.. Menurut Rey, masuk akal kah? Harus kah seperti itu?
Nggak kasian sama orang yang sudah meninggal Rey, yang sudah nggak bisa membela diri lagi? Kalau tiba-tiba ada pembaca Rey yang berpikiran bahwa si Brigadir J memang melakukan pelecehan, kasihan kan?
Padahal yang ada di atas hanya sekedar utak atik gathuk alias ilmu cocokologi dan berlindung di balik "pandangan pribadi". Pernah terpikirkan hal ini sebelum menulis yang di atas?
Semua itu mungkin. Apa yang Rey tulis bahwa pelecehan itu mungkin terjadi, mungkin kok. Cuma jangan dilupakan bahwa mungkin juga memang tidak ada pelecehan. Jangan lupakan juga mungkin juga mereka selingkuh.
Cuma, jangan lupakan, kata mungkin itu menunjukkan ketidaktahuan tentang kejadian sebenarnya. Jangan digiring seakan akan memang terjadi dengan memakai segala macam teori.
Saya pikir tulisan seperti di atas seharusnya dibuat lebih berimbang. Kalau tulisan di atas menurut saya sih cenderung selalu membela wanita, yang dipandang sebagai makhluk lemah dan pasri menjadi korban.
Jangan lupa juga ya Rey, wanita itu banyak juga yang bisa berpikir dan berbuat jahat. Sejarah mengatakan itu.
-- lanjtu nanti tadi nulis panjang hilang ---
Fakta hukum sekarang yang ada adalah PC melakukan persekongkolan jahat untuk menghilangkan nyawa manusia lain.
BalasHapusTerima itu dan ga usah digiring ke berbagai teori ga jelas untuk membenarkan tindakan PC. Tidak perlu berandai-andai karena kenyataannya, "TIDAK ADA BUKTI" pelecehan itu terjadi yang bisa dibuktikan oleh PC dan kasihannya Brigadir J tidak bisa menjelaskan versinya.
Rey pernah mikir kah tentang yang satu ini? atau datanya kurang? atau memang sekedar menarik pembaca dengan topik yang sedang tren?
Makanya saya sih bilang, kalau saya keluarga Brigadir J dan membaca tulisan ini, saya mungkin akan mensomasi Rey karena sudah membuat opini menggiring pada pelecehan seksual terhadap PC "mungkin terjadi". Padahal tanpa bukti dan saksi.
Rey membuat Brigadir J terlihat 'jelek" padahal, faktanya tidak ada yang tahu pasti. Yang berwenang memutuskan itu ada dalam sistem peradilan di Indonesia, yaitu hakim.
FAKTA HUKUM yang ada adalah pelecehan terhadap PC itu dianggap TIDAK ADA dan TIDAK BISA DIBUKTIKAN.
Kalaupun bisa dibuktikan, apakah berarti itu membenarkan nyawa Brigadir J dihilangkan? Rey tahu kan jawabannya?
Kasihan Rey...Kasihan orang yang sudah mati karena mereka tidak bisa membela diri. Kalau buktinya memang tidak ada yang memberatkannya, jangan dipaksakan dengan berbagai teori supaya terlihat bahwa ia memang melecehkan..