Teknologi HAARP milik Amerika Serikat menjadi tertuduh penyebab gempa di Turki dan Suriah dengan Magnitundo (M) 7,8.
Hal ini bermula dari banyaknya teori konspirasi yang beredar di media sosial, pasca gempa bumi dahsyat yang meluluh lantakan wilayah tersebut beberapa waktu lalu.
Banyak yang menyebarkan teori, bahwa gempa bumi yang terjadi itu, bukanlah sebuah bencana alam, namun karena diserang oleh Amerika.
Terlebih waktunya yang sangat pas, ketika ramai pembicaraan tentang NATO, di mana Turki memang sedikit bermasalah menerima anggota baru, seperti Swedia.
Baca juga : Pembakaran Alquran di Swedia, Protes Salah Sasaran dan Oriflame
Apa itu Teknologi HAARP?
HAARP atau Teknologi High-frequency Active Auroral Research Program adalah sebuah program penelitian tentang ionosfer, yang keberadaaannya didanai oleh Angkatan Udara Amerika Serikat, Angkatan Laut Amerika Serikat, Universitas Alaska, dan Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA).
Teknologi ini menghadirkan sebuah instrumen penting yang bernama Ionospheric Research Instrument (IRI) yaitu sebuah fasilitas pemancar frekuensi radio bertenaga tinggi, dan bekerja di gelombang frekuensi tinggi (HF).
Oleh para peneliti, IRI ini digunakan untuk memberikan sebuah gaya kejut sementara, di sebagian kecil wilayah ionosfer. Lalu, para peneliti mempelajari proses fisik yang terjadi di wilayah kejut tersebut setelahnya. Dengan menggunakan instrumen seperti VHF dan radar UHF, magnetometer fluxgate, digisonde (perangkat pengukuran ionosfer), serta magnetometer induksi.
Operasi ini sendiri, telah dimulai sejak tahun 1993, dan dirancang maupun dibangun oleh kontraktor utama bernama BAE Advanced Technologies (BAEAT).
Namun, di akhir Mei 2013, proyek ini dikabarkan berhenti sementara, dikarenakan pergantian kontraktor.
Baca juga : Platform Kecerdasan Buatan AI untuk Konten Kreator
Apa Tujuan Teknologi HAARP dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Adapun tujuan dari teknologi canggih ini adalah, untuk menganalisis ionosfer, serta menyelidiki potensi pengembangan teknologi ionosfer yang baru, sebagai komunikasi radio dan pengintaian.
Cara kerjanya, yaitu dengan mengarahkan sinyal 3,6 MW di wilayah 2,8-10 MHz dalam saluran HF menuju ionosfer. Di mana, sinyal itu bisa berupa pulsed signal atau continuous signal.
Selanjutnya, transmisi sinyal termasuk recovery period dapat memberikan sebuah efek, yang bisa ditangkap oleh instrumen seperti VHF dan UHF radar, penerima HF dan kamera optik.
Canggih banget ya, otak saya agak ngelag rasanya memahami hal ini. Maklum waktu sekolah dulu saya benci pelajaran kek gini, hahaha.
Para ahli yang meneliti di HAARP berpendapat, bahwa dengan mengembangkan penelitian tersebut, terhadap proses alami di lapisan ionosfer, yang memang juga dipengaruhi oleh interaksi surya, untuk bisa mengetahui pengaruhnya terhadap sinyal radio.
Diharapkan, dengan penelitian ini, para ilmuwan bisa mengurangi efek yang tidak diinginkan dalam kinerja sistem komunikasi dan navigasi.
Tentunya, hal tersebut sangat bermanfaat dalam berbagai sektor, baik untuk publik maupun militer. Dan memungkinkan untuk dikembangkan penelitian lain, misal untuk di bawah air atau tanah.
Jadi, bahasa awamnya yang mungkin mudah dimengerti oleh otak saya adalah, para ilmuwan dunia ini, sangat penasaran dengan berbagai fenomena yang ada di segala penjuru alam. Sehingga ingin mengembangkan hal tersebut, sebagai sebuah teknologi yang bermanfaat.
Baca juga : Apa itu Teknologi Artificial Intelligence?
Benarkah Teknologi HAARP Bisa Menyebabkan Gempa Bumi? Ini Faktanya Menurut Para Ahli
Dengan banyaknya teori konspirasi bermunculan di media sosial, membuat beberapa ahli akhirnya buka suara untuk memberikan penjelasan.
Menurut para ahli, HAARP sama sekali tidak bertanggung jawab atas gempa bumi yang terjadi di Turki maupun Suriah, atau di manapun.
Hal ini dikarenakan, teknologi ini tidak punya kemampuan untuk bisa melakukan hal itu. Bahkan, tertera di situs web HAARP, pada halaman FAQ, bahwa teknologi ini tidak dapat mengontrol maupun memanipulasi cuaca.
Begini kira-kira terjemahannya:
Tanya: "Bisakah HAARP Mengontrol atau Memanipulasi Cuaca?"
Jawab: "Tidak. Gelombang radio dalam rentang frekuensi yang dipancarkan HAARP tidak diserap baik di troposfer maupun stratosfer—dua tingkat atmosfer yang menghasilkan cuaca Bumi. Karena tidak ada interaksi, tidak ada cara untuk mengontrol cuaca.
Sistem HAARP pada dasarnya adalah pemancar radio besar. Gelombang radio berinteraksi dengan muatan dan arus listrik, dan tidak berinteraksi secara signifikan dengan troposfer.
Selanjutnya, jika badai ionosfer yang disebabkan oleh matahari itu sendiri tidak mempengaruhi cuaca permukaan, tidak mungkin HAARP juga bisa. Interaksi elektromagnetik hanya terjadi di dekat ruang hampa udara yang jarang, tetapi bermuatan listrik di atmosfer di atas sekitar 60-80 km (sedikit lebih dari 45 mil), yang dikenal sebagai ionosfer. Ionosfer dibuat dan terus diisi ulang saat radiasi matahari berinteraksi dengan tingkat tertinggi atmosfer bumi."
Dalam situs Reuters juga disebutkan, bahwa beberapa orang dari pihak HAARP sudah mengkonfirmasi hal tersebut.
Baca juga : Samsung Galaxy 5G Harga 3 Jutaan
Berikut pendapat dari beberapa ahli dan ilmuwan dunia yang berasal dari berbagai sumber:
- Manajer program HAARP di University of Alaska Fairbanks, Jessica Matthews misalnya, mengatakan bahwa semua peralatan dan penelitian HAARP, tidak dapat menciptakan atau menambah kekuatan bencana alam.
- Profesor teknik Thomas R. Briggs di Universitas Cornell, David Hysell, juga mengatakan bahwa HAARP hanyalah sebuah pemancar radio, tapi memang lebih besar dari kebanyakan pemancar radio lainnya. Karennya, secara teori, teknologi ini sangat tidak memungkinkan bisa menciptakan gempa bumi.
- Seorang ilmuwan peneliti dari Laboratory for Atmospheric and Space Physics (LASP) di University of Colorado Boulder, David Malaspina, juga ikut memberikan pendapat. Di mana menurutnya gelombang radio HAARP sebenarnya mirip dengan stasiun siaran radio AM, tapi ini lebih kuat. Dan sampai sekarang, belum ada teori yang membuktikan bahwa siaran radio AM dapat menyebabkan gempa bumi. Karena, meski gelombangnya sangat kuat, namun hanya bisa menembus kurang lebih 1 cm di dalam tanah. Sehingga bagaimana mungkin bisa memicu gempa bumi yang letak getarannya jauh di dasar bumi?.
- Seorang profesor riset teknik elektro dan komputer di Universitas Boston, Toshi Nishimura, ikut memberikan pendapatnya, bahwa gelombang radio buatan memang dapat mengganggu atmosfer bagian atas secara lokal, namun hal tersebut hanya sebanding dengan gangguan yang disebabkan oleh Matahari. Sang profesor juga mengatakan bahwa, belum atau tidak pernah mengetahui adanya bukti secara ilmiah, bahwa gelombang buatan bisa menciptakan gangguan yang lebih kuat. Apalagi sampai berdampak pada kondisi seismik lokal.
Baca juga : Tentang WhatsApp Business
Penutup dan Kesimpulan
Teknologi HAARP memang menjadi sebuah teknologi canggih yang diciptakan manusia, dengan menggunakan ilmu pengetahuan dengan bantuan alam, untuk bisa digunakan dalam berbagai sektor kehidupan manusia.
Namun, secanggih apapun teknologi tersebut, belum terbukti bisa menghasilkan kehancuran parah seperti gempa bumi di Turki. Terlebih, cara kerja teknologi ini, sangat berbeda dengan kinerja gempa itu sendiri.
Di mana, teknologi ini digunakan di atas langit, dan belum terbukti bisa menembus tanah terdalam. Lah gempa sendiri dari dalam bumi.
Kalau saya pribadi berpikirnya gini sih, kalau memang teknologi HAARP ini bisa digunakan untuk memanipulasi cuaca. Mengapa di Amerika masih sering terjadi bencana alam yang disebabkan oleh cuaca juga?
Mengapa tidak mempergunakan teknologi itu, untuk mengendalikan cuaca di Amerika, sehingga jadinya bagus terus?
Sidoarjo, 22 Februari 2023
Sumber:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Program_Penelitian_Aurora_Aktif_Frekuensi_Tinggi diakses 22 Februari 2023
- https://haarp.gi.alaska.edu/faq diakses 22 Februari 2023
- https://www.cnbcindonesia.com/tech/20230217084720-37-414617/teknologi-as-dituduh-sebab-gempa-turki-profesor-buka-suara diakses 22 Februari 2023
Demikian artikel tentang teknologi HAARP yang menjadi hoax teori konspirasi penyebab gempa di Turki dan Suriah, semoga bermanfaat.
Mba Rey kliatan bgt anak Teknik karena ngebahas Teknologi ini 😁
BalasHapusIya sih, ada ada aja yak hoax itu.
Apa apa dibikin cocoklogi
Aku baca artikel ini kenapa deg-degan ya, Mbak Rey *lah. Agak berat ni temanya. Apa aku baru dengar jadi bacanya sampai hati².
BalasHapusYa konspirasi atau bukan yang jelas gempa yang sudah terjadi itu luar biasa besar lo, masa ada tangan manusia yang bisa membuat seperti itu? Impossible sih kan ya, Mbak Rey
Wah teknologi hharp ini masih awam saya mau dibaca pelan - pelan dulu deh
BalasHapusteori konspirasi ini semakin digosok semakin sip ya?
BalasHapusteknologi di atas langit kok bisa bikin gempa bumi
Ambil hikmahnya aja, dengan adanya perbincangan tentang teknologi Haarp
semakin banyak orang yang melek teknologi
Kalau memang ini serangan Amerika, ngeri banget. Aku lihat gempanya aja merinding. Gedung bisa runtuh kayak gitu. Jahanam sekali kalau memang itu serangan.
BalasHapusWalaupun bahasannya berat tentang si Haarp ini, tetapi jadi dapat wawasan nih bahwa gak ada kaitannya ya.
BalasHapusIntinya tetap kita harus hati-hati ya terhadap musibah yang bisa terjadi kapan aja
saya jadi tahu soal ini, sebelumnya jujur saya tidak tahu menahu soal teknologi ini dan gosipnya yang menjadi penyebab gempa turki, tapi yang namanya hoax memang ada aja ya, jadi harus banyak baca artikel bermanfaat seperti ini, wawasan jadi lebih luas
BalasHapussemua dihubung-hubungkan dengan teori konspirasi yaa, apalagi kalo yang jadi "korban" itu negara islam, teori konspirasi ini makin kuat digosok dan sedihnya makin banyak juga yang percaya, huhuhu
BalasHapusDuh kok gitu ya ada tuduhan yang tak mendasar. Aku prihatin dengan gempa Turki sambil mikir juga bangunan tinggi semudah itu pada rubuh, sangat berbahaya, nambah korban. Yah sudahlah, makin banyak belajar, jadi ikut melek tehnologi HAARP, kudet aku tuh sebenernya
BalasHapusKudu ada kajian ilmiah yang terpercaya terkait Teknologi Haarp ini yaa..
BalasHapusTapi berdasarkan data, mungkin bisa jadi ada pengaruhnya meski gak begitu signifikan.
semakin lama tehnologi tuh semakin canggih untuk meneliti berbagai macam hal yang mungkin jaman dulu diangap biasa dan nggak terpikirkan oleh orang lain.
BalasHapusGempa dengan skala 7,8 emang udah kuat banget ya kekuatannya mba. Wajar Turki bisa separah itu kerusakan dan korbannya. Dan selalu ada yang menjadikannya konspirasi dan cocoklogi untuk mengadu domba dan menebar kebencian. Bagus banget ni artikel mbak Rey. Bikin mata kita terbuka agar nggak mudah percaya hoax
BalasHapusBaru ngeh saya ada teori konspirasi demikian mbak Rey..
BalasHapusWallahu a'lam bishawab sih ya karena kan ga mungkin ada yg mau mengkonfirmasi.
Doa saya hanya yg terbaik utk WN Turki Suriah dan sekitar yang terdampak.
Iya, kemarin saat gempa di Turki memang sempat ada isu katanya itu gempa buatan dan disebabkan oleh HAARP, ada juga yang posting kalo gempa bumi itu disebabkan oleh NATO yang meledakkan nuklir di bawah tanah Turki agar Turki berhutang budi dan mendukung NATO untuk melawan Rusia.😂
BalasHapusPadahal HAARP cuma untuk meneliti cuaca di atmosfer bumi ya mbak