6 Hal Penting Di Kehidupan Sehari-Hari yang Kadang Disepelekan

Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak hal yang sebenarnya penting, tapi seringnya kita abaikan, atau sepelekan.

Kebetulan nih, pas barusan scroll media sosial, nggak sengaja saya membaca 6 hal penting dari (mungkin) banyak hal lainnya. Di mana hal-hal ini sebenarnya penting, tapi kadang dipandang remeh, sehingga jadilah sebuah kebiasaan buruk.

Biar selalu kita ingat, saya tulis di sini deh, ke-6 hal tersebut, di antaranya:  

Baca juga : Hal-Hal yang Membahagiakan Jadi Seorang Ibu

1. Jika Kita Meminjam Barang yang Sama Lebih Dari 3 Kali, Tandanya Kita Harus Beli

Pernah nggak, kita berkali-kali meminjam sebuah barang yang sama kepada orang lain. Kayaknya saya sudah enggak pernah sih, hehehe.

*nanya sendiri, jawab sendiri, hahaha.

Dulu waktu kecil mungkin pernah, disuruh ortu tapinya. Kami pinjam, karena nggak mampu beli tapinya lagi, hahaha.

Nah setelah beranjak dewasa, karena sayanya orangnya sungkanan tingkat dewa dewi. Jadinya jarang mau pinjam sesuatu ke orang lain. Apalagi kalau pinjamnya sering. Malu saya.

Tapi, saya jadi ingat, hal-hal kecil seperti poin ini, ketika masih ngantor dulu. Eh bahkan ketika kuliah dulu sih. Hayo tebak, pinjam apa?

Iya.... teman pinjam bolpoin, terus dihilangkan.

Apalagi minjamnya nggak sekali dua kali dong. Mbok ya beli kek. Atau kalau di kantor kan biasanya ada fasilitas ATK. Ambil di persediaan kek, terus dijaga, biar nggak hilang.

Bolpoin dipinjamin bolak balik itu nyebelin banget tahu nggak. Kebayang nggak sih kalau pinjamnya barang yang gede?

Kalau yang sering saya perhatikan sih, ini juga sering terjadi di drama pertetanggaan. Ada tetangga yang pinjam sesuatu, eh bentar, dulu tetangga saya tuh suka minjam palu loh, lebih dari 3 kali malah. Tapi karena mereka baik banget, pengertian, nggak pernah lupa balikin. Jadinya saya fine-fine aja tuh, hehehe.

Tapi emang sebaiknya, kalau kita sering minjam barang yang sama, apalagi udah berkali-kali. Dalam tempo yang berdekatan pulak, mending beli aja deh. Karena itu tandanya kita butuh barang itu.

Nggak enak kan minjam mulu.

Lalu saya teringat.

Apa kabar orang yang suka minjam uang berkali-kali ya? itu tandanya dia butuh pemasukan yang lebih banyak yak, hahaha.

Baca juga : Saya inginnya Invisible 

2. Jangan Melihat/ Memperhatikan Orang yang Sedang Ditegur

Ini sebenarnya paling sering terjadi pada anak-anak atau remaja kali ya. Misal, teman kita dimarahin orang tuanya. Sebaiknya kita tinggalin, jangan dilihat.

Kalaupun merasa khawatir, cukup pantau dari jauh.

Tapi di zaman sekarang, boro-boro nggak melihat. Setiap ada orang yang sedang ditegur, langsung deh orang-orang auto keluarin HP, ngerekamin adegannya, hahaha.

Jangan yak! Kecuali emang situasinya parah banget kali ya, misal pakai kekerasan. Baru deh boleh direkam, buat bukti nyata tapinya, jangan malah disebar di media sosial.

Kena UU ITE baru tauk rasa kau! hahaha.

Baca juga : UU Perlindungan Data Pribadi Disahkan 

3. Jika Ditraktir Teman, Pesanlah yang Murah

Ya Allaaahh, baca ini saya auto malu dong. Karena been there! Saya pernah berada di posisi selalu 'nakal' jika ditraktir. 

Ini terjadi karena ada sebabnya.

Dulu, saya kerja di kantor kontraktor proyek jalan, terus sering diajak ke proyek langsung sama konsultan pengawas.

FYI, dalam dunia proyek jalan dan jembatan (khususnya), setiap pihak itu ada 'kastanya'. 

Owner, atau pihak pemilik proyek adalah kasta paling atas. Konsultan pengawas adalah kasta kedua. Dan kontraktor, adalah kasta paling bawah, hahaha. 

Nah karena kontraktor kasta terendah, maka kontraktorlah yang paling sering dibebankan masalah pengeluaran di lapangan proyek.

Misal, sama-sama kunjungan ke lapangan, abis kunjungan kan waktunya makan siang tuh. Udah deh para kasta 1 dan 2 itu, bebas milih resto favorit mereka, dan dibebankan ke kontraktor.

Mana pesan makanannya cari yang paling mahal pulak, dengan alasan kan dibayarin kantor, hahaha.

Gara-gara itu, saya jadi ikutan dan terbiasa. Suatu ketika saya ditraktir atasan saya di proyek itu. Tapi pakai duitnya sendiri, bukan duit proyek.

Dan dengan pedenya saya pilih minuman yang paling mahal. Terus ternyata rasanya pahit banget *kualat kan dirimu Rey! hahahaha.

Jadi gitu ya, sebaiknya sih, mau ditraktir siapapun, meski kantor pun, biasakan memesan makanan yang murah, setidaknya jangan aji mumpung kek si Rey yang ketularan para kasta 1 dan 2 di proyek, hahaha. 

Kebayang kan kalau ternyata yang traktir kita tuh tulus pengen nyenengin kita, tapi dananya terbatas. Kan ngehek jadinya dia.

Baca juga : Bukber dari Masa ke Masa

4. Jika Orang Tua Melarang Pergi, Maka Patuhilah

Kalau ini mah bahasa lengkapnya, nurutlah sama ortu, hahaha.

Tapi memang yang paling harus dituruti dari perintah ortu adalah, ketika ortu melarang pergi, apalagi dengan larangan keras. Sebaiknya jangan dilanggar atau dibantah deh.

Karena risikonya banyak, iya kalau kitanya cuman apes misal menemui rintangan di jalan. Kalau kita sampai celaka di jalan, gimana?

Baca juga : Menolak Normalisasi Anak Merahasiakan Agamanya 

5. Jangan Marahin Orang yang Sedang Makan

Wah ini melas banget sih ya, lagi enak-enak makan eh dimarahin. Dampaknya tidak baik, terutama bagi fisik dan mental orang yang sedang makan tersebut.

Pertama, orang yang sedang makan tiba-tiba dimarahin, bisa-bisa bikin shock, terus bisa kesedak, kan bahaya banget tuh. 

Kedua, orang yang sedang makan terus dimarahi, bisa-bisa dia ikutan marah. Padahal, makan sambil marah itu tidak baik untuk kesehatan, salah satunya bisa bikin kembung.

Ketiga, orang sedang makan, terus dimarahin, bisa-bisa dia kehilangan selera makan, dan jadinya skip makan dong.

Baca juga : Ketika Saya Sedang Marah

 

6. Tidak Memperbaiki Letak Sajadah dengan Menggunakan Kaki

Saya juga pernah seperti ini dong *toyor pala sendiri. Lalu saya tersadarkan, ketika melihat si Adik ikut-ikutan kayak gitu.

Memperbaiki letak sajadah dengan menggunakan kaki, tentunya tidak baik. Karena kaki kita bisa saja penuh debu, terus debunya nempel di sajadah.

Iya kalau cuman debu, kalau ada najisnya? ye kan?.

Baca juga : Mengasuh Anak itu, Berat!

Kesimpulan dan Penutup

Sebenarnya, masih banyak ya hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari yang terlihat receh, tapi ternyata mengganggu dan merugikan diri sendiri ataupun orang lain.

Tapi setidaknya, mengurangi 6 hal di atas saja, sudah bikin kita jadi pribadi yang lebih baik. Iya nggak?

Sidoarjo, 03 Maret 2023