Pelecehan Seksual Diintip Saat Mandi Bikin Trauma Seumur Hidup

Lagi merasa nggak nyaman saat ini karena suatu kondisi, dan bikin saya kembali mengingat kenangan yang bisa dikatakan buruk di masa kecil, eh remaja ding.

Dan saya baru menyadari, ternyata hal ini belum pernah sama sekali saya katakan ke siapapun. Dan memang sih menurut teorinya, seseorang yang mengalami pelecehan seksual, cenderung diam, menutupi dan memendam semua pengalaman buruknya tersebut.

Baca juga : Pelecehan Seksual Pada Anak dan Ruang Tidur Terpisah

Pengalaman Diintip Saat Sedang Mandi Ketika Remaja

Sebenarnya udah nyaris lupa dengan peristiwa ini sih, saking saya kan agak-agak Dory banget. (Itu tuh karakter ikan di film animasi Finding Nemo dan Finding Dory, yang selalu pelupa itu, hahahaha).

Tapi tau nggak, ternyata dampak trauma dari pelecehan seksual itu, terus berjalan, bahkan di bawah alam bawah sadar kita.

Gara-gara peristiwa tersebut, saya jadi selalu parno kalau mau mandi. Semua sisi kamar mandi pasti saya perhatikan dengan seksama. Jika ada lubang sekecil apapun, even tidak memungkinkan bisa diintip dari luar, saya selalu parno setengah mati, dan tidak jarang yang saya lakukan adalah, sibuk nutupin lubang itu, sebelum lepas baju.

Namun seiring waktu, saya sudah lupa dengan pengalaman buruk tersebut, meskipun parnonya selalu hadir. Tapi saya merasa kalau hal itu udah menjadi bagian dari diri saya, yaitu selalu merasa was-was kalau lagi telanjang.

Bukan hanya ketika mandi, saat di kamar berganti pakaian pun sama. Saya selalu mematikan lampu, dan memastikan kalau orang dari luar kamar tidak bisa melihat saya di dalam kamar karena gelap. Baru deh saya berani ganti pakaian.

Peristiwa ini bermula ketika saya masih duduk di bangku STM dulu. Ketika itu, saya tinggal serumah dengan kakak kandung, dan kakak sepupu saya lainnya di sebuah rumah sederhana yang memang merupakan rumah warisan ortu Bapak dan saudara-saudaranya.

Nah, kakak-kakak sepupu tersebut adalah anak dari saudara Bapak yang juga sedang bersekolah, dan karena sekolahnya dekat dari rumah tersebut, maka kami tinggal barenglah di rumah tersebut.

Saking sederhananya rumah tersebut, kamar mandinyapun dibuatin dengan sangat sederhana, which is ada lubang-lubang kecil yang dengan mudah bisa disalah gunakan oleh orang iseng.

Suatu hari, ketika sedang mandi, entah mengapa perasaan udah nggak nyaman. Saya merasa ada yang ngintip dari balik lubang-lubang kecil yang ada di dinding kamar mandi. Perasaan makin tak karuan, ketika mendengar suara kresek-kresek dari balik dinding, dan benar saja, dengan mata tajam saya terlihat jelas, di mana lubang kecil yang ada tersebut menjadi lebih besar dan ada mata yang terlihat dari balik lubang tersebut.

Seketika tubuh membeku, seakan nge-freeze, rasa ingin berteriak, tapi nggak mampu melakukannya. Beruntung setelah sepersekian waktu nge-freeze, saya lalu reflek duduk melindungi tubuh dan berlindung dari balik bak mandi, sehingga terhalang dari lubang tersebut.

Agak lama saya di kamar mandi, perasaan tak karuan, sampai akhirnya saya keluar dari kamar mandi. Niatnya pengen bilangin ke kakak, tapi entah mengapa lidah terasa kelu.

Sejak saat itu, saya semacam trauma kalau mau mandi. Bahkan setelah itu, saya memilih mandi pakai pakaian dalam, atau sarung. Saking selalu merasa ada yang ngintipin.

Dan efeknya memang terasa sampai detik ini, bahkan rasa traumanya berjalan hingga di bawah alam bawah sadar saya. Di mana peristiwanya udah saya lupakan, tapi traumanya masih berjalan, dengan cara merasa was-was dan parno ketika akan mandi.

Baca juga : Pelaku Ekshibisionis yang Bikin Trauma

Penyebab Korban Pelecehan Seksual Memilih Diam 

Dari pengalaman tersebut, hingga beberapa cerita yang ada, ternyata banyak hal yang melatar belakangi penyebab para korban pelecehan seksual memilih diam dan tak mau membicarakan hal tersebut.

Beberapa di antaranya adalah:

1. Karena merasa tidak nyaman dan trauma

Dilecehkan secara seksual itu, sungguh bikin perasaan trauma yang berkepanjangan. Rasa itu meliputi perasaan tidak nyaman, selalu parno dan over thinking, seolah merasa semua orang tuh sukanya melecehkan orang lain.

Perasaan seperti itu, jangankan dibicarakan, terpikirkan saja sudah bikin perasaan sungguh tidak nyaman, bahkan kadang merasa mual dan sakit kepala. Apalagi dibicarakan kan ye, terlebih reaksi orang yang mendengarkan itu kadang di luar harapan kita.

Rasanya makin bikin trauma deh.

Sama seperti yang saya rasakan dulu, di mana mau ngomong ke kakak saja, rasanya lidah kelu, apalagi ke ortu?. Terlebih, bapak saya tuh dulunya galaaaaakkkkk minta ampun. Sama kami, anak-anaknya galak, apalagi sama anaknya orang lain yang berani mengganggu anaknya, even itu keponakannya.

2. Karena tidak cukup bukti

Ini yang paling sulit dan sukses bikin para korban memilih diam aja. Salah satunya karena tidak ada bukti yang cukup, untuk bikin si pelaku mengakui apalagi meminta maaf.

Banyak terjadi, ketika bukti yang nyata tidak ada, jadilah si pelaku akan mengingkari mati-matian, bahkan berbalik melawan si korban dengan playing victim.

Masih teringat di benak, ketika kasus seorang selebgram asal Surabaya, Revina VT yang secara blak-blakan membongkar kasus pelecehan seksual yang konon dialaminya. Tragedi ini diduga dilakukan motivator Dedy Susanto.

Kasus ini viral di media sosial, sampai akhirnya keadaan berbalik di mana Revina malah dilaporkan balik ke polisi oleh pihak Dedy Susanto, dengan pasal pencemaran nama baik.

  

3. Karena takut

Takut, juga merupakan salah satu alasan, mengapa korban pelecehan seksual memilih diam. Takut jika pelaku lebih punya power untuk berkelit dan menjatuhkan si korban, hingga rasa takut dari sikap refleks ketika mengalami pelecehan seksual.

Di mana rasa takut luar biasa tersebutlah yang bikin otak dan tubuh jadi nge-freeze selama beberapa detik. 

4. Karena stigma negatif

Ini dah ketidak adilan yang dialami para wanita, di mana jika terjadi pelecehan seksual, kebanyakan orang selalu menyalahkan wanita, lengkap dengan stigma negatifnya.

"Perempuan suka pakai baju seksi lah, makanya otak lelaki jadi error"

"Perempuan suka menggoda, makanya didatangin dan diintip"  

Baca juga : Edukasi Anak Lelaki, Atau Lindungi Anak Perempuan?

Kesimpulan dan Penutup

Pelecehan seksual memang sering menimpa wanita, dan sedihnya kebanyakan korban terpaksa menanggung beban trauma seumur hidup karena hal tersebut.

Saya juga merupakan salah satu korban yang ketika remaja mengalami pelecehan seksual, diintip saat sedang mandi oleh orang-orang terdekat.

Dan jujur, hal itu membekas banget, bikin seumur hidup jadi terngiang-ngiang, parno, bahkan di bawah alam bawah sadar.

Saat ini, saya sedang merasa sangat tidak nyaman, karena merasa mengalami hal tersebut lagi. Dan saya pikir akan lebih baik jika perasaan dan pengalaman ini saya tulis, untuk menjadi inspirasi serta cerita dari salah satu korban pelecehan seksual, yang akan selalu bangkit dan melawan hal keji tersebut.

Semoga buat siapa saja yang pernah mengalami hal tersebut, bisa diberikan kekuatan untuk bisa melawan dan mengungkapkan pelakunya.

Surabaya, 20 Juli 2023

Sumber: 

• Pengalaman pribadi
• https://www.klikdokter.com/psikologi/kesehatan-mental/mengapa-korban-pelecehan-seksual-cenderung-diam diakses 20 Juli 2023

Gambar: Canva edit by Rey

Demikian artikel tentang pengalaman pribadi mengalami pelecehan seksual diintip saat mandi, yang bikin trauma seumur hidup, semoga menginspirasi.