Goodbye August 2023 and the memories about Rey is more more saved! Alhamdulillah, bisa melewati sebulanan ini, dan merekamnya di tulisan ini.
Agustus, seharusnya merupakan bulan kemerdekaan negara Indonesia. Kita liat rangkumannya, apakah saya juga sudah semerdeka negara tercinta ini?
Dan momen-momen penting yang saya lewatkan selama bulan ini, nggak kalah seru dengan momen di bulan Juli 2023 lalu, yaitu:
1. Meski terpaksa tapi akhirnya rutin dampingi Adik kerjain PR
Awal-awal masuk sekolah di TK B si Adik emang banyak dramanya, khususnya buat saya sebagai maminya.
Mengerjakan PR menulis setiap hari |
Salah satunya adalah ketika baru menyadari betapa calistung pada anak TK itu penting banget buat kebanyakan TK di Surabaya. Lengkap pula dengan wajib mengerjakan PR setiap hari, udah berasa ikut kumon lagi deh.
Tapi in the end-nya, ya mau nggak mau saya harus mengikuti apa yang udah jadi ketentuan di sekolah tersebut. Ye kan, udah terlanjur masuk juga, udah dibayar lunas pulak uang sekolahnya, masa iya pindah dan rugi uang sekolahnya?.
Jadilah, meski awalnya nggerundel, tapi tetap aja saya ajak si Adik untuk rutin kerjakan PR. Alhamdulillah-nya, meski awalnya si Adik kesal, tapi lama-lama dia mau juga menyesuaikannya.
2. Intens anjem anak-anak
Kegiatan rutin lainnya adalah antar jemput anak-anak, baik si Kakak, maupun si Adik. Kegiatan ini awalnya mengasyikan, meski ya ada jungkir baliknya juga.
Jemput Adik Dayyan di sekolahnya |
Khususnya karena selama bulan Agustus ini, jadwal sekolah anak-anak berantakan banget. Terutama si Adik yang kadang masuk pagi, kadang siang.
Saking kacaunya, saya pernah loh salah jadwal, di mana si Adik harusnya masuk agak siang, eh saya anterin pagi, hahaha.
Tapi over all mengasyikan, karena jarak sekolah mereka terbilang dekat, dan senang aja rasanya bisa anjem dan masih bisa peluk anak-anak sampai di sekolah. Alhamdulillah.
Sayangnya, di pertengahan bulan semua kacau, jadinya si Kakak di anjem si babang grab ojek. Sementara si Adik tetap saya yang anjem.
3. Konsultasi bimbel online matematika bersama Sinotif
Di awal bulan, saya diajak kerjasama dengan bimbel online Sinotif. Dan karenanya saya berkesempatan untuk konsultasi langsung dengan pihak Sinotif.
Konsultasi by zoom di jam-jam ngantuk, hahaha |
Senang banget sih, karena jadi tahu, betapa zaman now itu banyak banget pilihan yang bisa kita berikan kepada anak-anak. Yang penting siapin dana aja.
Nggak heran ya makin banyak ortu yang menyadari bahwa punya anak itu nggak mudah, sampai akhirnya memutuskan free child, hahaha.
Tapi emang se-wao itu sih untuk meng-support anak-anak kita bisa lebih baik, Dengan Sinotif misalnya yang fasilitas dan metodenya bagus banget menurut saya.
Tapi ya harganya juga bagus, hahahaha.
4. Ke pasar Manyar bareng anak-anak
Di pertengahan bulan, saya sempat mengajak anak-anak ke pasar Manyar. Ya, sebenarnya sih nggak ngajak, tapi ketika itu masih di rumah eyangnya anak-anak.
Ngajak anak-anak ke pasar yang dekat jalan raya itu, waooo dah |
Di mana saya kudu masakin bekal buat si Kakak setiap hari, sekaligus masakin sarapan eyangnya. Jadi ya wajib ada stock bahan makanan di kulkas.
Dan saya paling malas belanja di bakul belanja dekat rumah, memilih ke pasar biar pilihannya banyak. Nah ternyata pas mau ke pasar, si Adik bangun dan minta ikutan. Lalu kami berbondong-bondong ke pasar deh bertiga, dan rempongnyaaaa, hahaha.
5. Ngelayat orang meninggal
Satu hal baru yang saya lakukan selama hidup di dunia adalah ngelayat tetangga meninggal, sambil bawa sesuatu.
Dan baru tahu dong kalau di kampung-kampung (gang-gang) di Surabaya itu, ada kebiasaan membawa beras dan amplop ketika ngelayat.
Jadinya, saya sama ibu-ibu di tempat eyangnya anak-anak berangkat ngelayat sambil bawa beras, gula yang disiapkan ART di rumah eyangnya.
Sambil diwanti-wanti, jangan lupa loyangnya diambil lagi, hahaha.
Jujur, hal ini baru banget dan awalnya terkesan ribet banget buat saya si introvert ini. Tapi ternyata nggak sesulit itu kok, bahkan cepat banget, cuman datang, masukin amplop di kotak, kasih bawaan kita, salaman bentar, lalu pulang deh sambil bawa loyang yang dibawa itu.
Sebenarnya ini receh, tapi jujur buat saya ini the first time banget, hahahaha.
6. Ikutan menghias kelas TK si Adik bersama ortu murid lainnya
Kayaknya bulan Agustus ini emang penuh dengan kegiatan yang 'bukan si Rey' banget!. Salah satunya adalah harus kumpul ibu-ibu TK lainnya buat ikutan lomba ngehias kelas si Adik.
Foto bareng sesudah menghias kelas |
Karena emang TK si Adik ini baru pindah ke bangunan baru, belum ada hiasannya sama sekali. Jadinya sekaligus diarahkan buat lomba ngehias kelas.
Dan berbekalkan rasa sok ekstrovert, saya ikutan juga dong, lumayan 3 harian ke sekolah cuman buat menghias kelas yang jadinya unyu banget.
Sayangnya saya nggak ikutan pas pengumumannya, padahal kelas kami dapat juara 1 dong.
Dan oh ya, seperti biasa, biar kata cuman ngehias kelas, wajib juga ada dress code-nya, ampun deh, hahaha.
7. Anterin anak-anak potong rambut di Sidoarjo
Meski saya dulu sempat lama banget tinggal di Surabaya sebelum menikah dan punya anak. Tapi jujur pas kembali lagi sekarang, saya jadi merasa asing banget dengan keadaan di sini.
Potong rambut sependeknya |
Jadinya untuk urusan potong rambut anak-anakpun, saya belain balik ke Sidoarjo, di tempat langganan anak-anak potong rambut biasanya.
Pas juga kami udah sebulanan nggak nengok tempat kami di Sidoarjo, yang mana tanamannya udah kering kerontang. Juga harus mencatat laporan pemakaian listrik, biar yang nyatat nggak kesal karena pagarnya kekunci.
Jadilah sekalian potong rambut, dan beli obat dan vitamin di apotik langganan kami yang murmer banget, apotik Pahala.
8. Pergi dari rumah eyangnya anak-anak
Menyimpan sebuah uneg-uneg terbesar di hati, ternyata akhirnya 'meledak' juga di pertengahan bulan Agustus ini.
Dan berujung dengan saya putuskan pergi dari rumah tersebut. Rasanya sia-sia 'mengemis keluarga' buat anak-anak selama ini.
Awalnya sih nggak bawa anak-anak, karena jujur saya nggak tahu harus ke mana. Selama beberapa hari saya cuman keliling aja di dekat anak-anak yang berada di rumah eyangnya itu.
Sambil berpikir, apakah saya bisa menggunakan momen tersebut untuk bisa pulang menjenguk mama saja? Pas juga di hari ke-2, kakak ipar saya kebetulan mengabari kalau mama habis jatuh dan kakinya terkilir.
Tapi galau banget deh, karena anak-anak jadi tidak terurus, bahkan tidak sekolah karena nggak ada yang bisa mengurus mereka.
Jadinya saya batalkan niat pulang menjenguk mama, lalu memanggil anak-anak untuk sama-sama keluar dari rumah itu.
9. Menginap di beberapa penginapan murah
Ketika pergi dari rumah eyangnya anak-anak, saya sebenarnya nggak jauh-jauh dari anak-anak. Ya kale si Mamak Rey bisa jauh sama anak-anak. Saya tetap berada di dekat anak-anak, memantau mereka melalui kamera yang terpasang di ruangan kami.
Salah satu sudut kamar di hotel La Tana |
Dan karenanya, saya memutuskan untuk menginap di beberapa penginapan murah meriah yang memungkinkan.
Mulai dari hotel La Tana yang berada di dekat sekolah si Kakak, kemudian 2 malam berikutnya saya habiskan di sebuah hotel murah di dekat Samsat Manyar.
Dengan demikian, saya bisa dengan mudah memantau anak-anak. Berjaga-jaga kalau-kalau si Adik nangis nyariin maminya.
Meskipun kenyataannya dia nggak nyari sama sekali, karena keasyikan bisa main HP seharian, hahaha.
10. Antar anak-anak sekolah dari TPJ Sidoarjo
Setelah 3 malam tanpa anak-anak, akhirnya saya putuskan balik ke Sidoarjo, anak-anak saya suruh nyusul keesokan harinya. Sengaja saya balik duluan agar bisa beberes di sana yang penuh debu saking berbulan nggak ditinggali.
Dan begitulah, kami menghabiskan 3 harian untuk PP dari Sidoarjo ke Surabaya setiap harinya. Di tengah kemacetan kota Surabaya, sambil terkantuk-kantuk.
Beruntung setelah hari ke-3 saya deal menyewa sebuah tempat tinggal bulanan di Surabaya. Yang meskipun nggak dekat banget dengan sekolah anak-anak, minimal nggak tua di jalan juga, mana macet dan si Mami ini aslinya nggak lihai naik motor, hahaha.
11. Ikut mendengarkan tetangga yang dijambret
Ketika menginap di Sidoarjo, suatu pagi ketika sedang bersiap-siap mengantar si Adik sekolah. Tiba-tiba terdengar suara jeritan ibu-ibu di luar.
Sayangnya saya terlalu takut telat, jadi nggak sempat keluar untuk mencari tahu. Eh keesokan harinya baru terungkap, kalau ternyata si ibu itu kena jambret kalung emasnya di leher, oleh pengendara motor yang lewat.
12. Ngekost sementara di Surabaya bareng anak-anak
Dan iyes, sampai saat ini kami bertiga menempati sebuah tempat sewaan di daerah dekat ITS, Surabaya. Ya meskipun tempatnya mungil, dan mihil, hahahaha.
Nunggu kakak pulang sekolah |
Tapi setidaknya ada tempat menginap yang dekat dari sekolah anak-anak. Meskipun tetap saja terpaksa si Kakak naik Grab ojek setiap hari, karena saya pikir nggak efisien kalau saya bolak balik mengantar dia, sementara lumayan juga jaraknya.
Terlebih, jam masuk si Kakak dan Adik beda jauh.
13. Makan es puter pak Min
Tiada sebuah problema tanpa hikmah, termasuk problem kami pergi dari rumah eyangnya anak-anak. Salah satunya kami akhirnya bisa kembali bebas.
Es Puter Pak Min porsi besar semua rasa |
Selama berbulan-bulan tinggal di sana, rasanya kami bagai di dalam sangkar. Nggak bisa keluar seenaknya, bahkan nggak bisa kerja dengan serius tanpa distraksi kerjaan di rumah.
Ada ART pagi hari, tapi entah mengapa saya kok berasa kek pembokat juga ya di sana, hahahaha.
Nah, setelah nggak tinggal di sana lagi, hal pertama yang kami lakukan adalah, makan es puter pak Min, yang sejak lama kami idamkan.
Saya udah pernah sih sebelumnya cicipin, tapi ketika itu udah malam, hanya tersisa yang rasa cokelat aja. Pas ke sana bareng anak-anak sebelum magrib, kami beruntung karena semua rasa masih lengkap.
Dan emang lumayan enak sih menurut saya.
14. Main ke Taman Persahabatan sambil nunggu kakak pulang
Hikmah atau sesuatu yang saya (serta anak-anak) sukai lainnya adalah bisa main ke taman. You know lah di Surabaya sekarang tuh luar biasa bikin sakit kepala. Bagi saya sih ya, maklum gitu udah lama banget ngendon di rumah mulu nggak ke mana-mana.
Senang bisa main ke taman Persabahatan |
Setelah balik ke Surabaya, pusing banget dengan jalanan macet dan penuh klakson, lampu merah yang banyak dan lamaaaa banget. Ketambahan setiap saat ada ambulance lewat yang jujur bikin gugup aja, entah beneran ada penumpang gawat atau enggak tuh.
Nah, berada di taman yang ada di Surabaya itu menyenangkan, kayak Taman Flora atau Kebun Bibit Surabaya, misalnya. Pas banget ketika saya anter anak-anak sekolah dari Sidoarjo. Sepulang jemput si Adik, saya ajak ke taman Persahabatan untuk main sekaligus makan siang.
Si Adik luar biasa senang, karena bisa makan sambil bermain dan lari-larian.
15. Kerja ngeblog di McD Manyar sambil nungguin si Adik pulang sekolah
Sejak anter anak-anak dari Sidoarjo, sampai akhirnya kami nyewa tempat tinggal di Surabaya, saya akhirnya harus kerja ngeblog di McD Manyar.
Sambil menulis, sambil ambil foto dan upload, tak lupa pakai filter, hahaha |
Hal ini dikarenakan jarak sekolah anak-anak tetap lumayan sih ya, kurang praktis aja kalau harus bolak balik. Jadinya pas abis anter sekolah si Adik, saya melipir ke McD Manyar yang nggak jauh dari sekolah si Adik.
Lumayan, bisa menghabiskan 3 jam untuk menulis blog. Dan agar nggak malu hanya numpang kerja aja, saya akalin dengan beli sesuatu yang paling murah, yaitu es krim, hahaha.
Meskipun demikian, tetap saja saya menghabiskan belasan ribu buat numpang kerja. Namun lumayan worth it sih, karena saya bisa lebih produktif, ketimbang cuman duduk nggak jelas di suatu tempat.
16. Ikut event blogger di Gion Market
Hal menyenangkan lainnya adalah, saya bisa ikutan event blogger offline lagi dong, Alhamdulillah. Hal ini mendadak sih setelah sebelumnya saya nggak masuk list dipilih ikutan event tersebut, entah karena apa.
Kiri ke kanan: Dea, Niken, Yuni, Maria, Retno hingga Rey |
Tapi di akhir waktu, eh saya ternyata diikutkan juga, dan akhirnya bisa datang serta bertemu teman-teman blogger yang biasanya cuman ketemu di dunia maya.
Ada beberapa blogger yang udah pernah ketemu, kayak Mbak Yuni, Mbak Niken dan lainnya. Tapi ada juga yang baru ketemu kayak si Dea Merina yang biasanya cuman sapa-sapaan di medsos aja, hahaha.
Dan over all, saya happy bisa ikutan menikmati keseruan acara launching Sampoerna Mobile Banking Station di Gion Market tersebut.
17. Mulai aktif ngeblog dan medsos lagi
Dan yang paling menggembirakan adalah, akhirnya saya bisa update dengan sering kesemua blog saya dong! Alhamdulillah. Happy banget nget rasanya, setelah berbulan-bulan kesulitan mencari waktu buat bisa fokus ngeblog.
Ya mungkin karena sekarang yang saya urus cuman anak-anak saja, itupun bisa molor-molor dikit dari beberapa jadwal.
Nggak kayak di rumah eyangnya, which is saya berasa kek pombokat juga, hahaha.
Ampun deh, baru ngeh dong, betapa berwarnanya cerita saya di bulan Agustus 2023, kalau Temans punya cerita atau momen penting apa saja di bulan Agustus ini?
Apapun itu, goodbye August 2023, thank you.
Surabaya, 31-08-2023
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)
Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)