Kalung seorang ibu dijambret oleh 2 orang yang super nekat, di pagi hari sekitar pukul 06.30, di sebuah komplek perumahan Taman Pondok Jati Sidoarjo, beberapa hari lalu.
Sungguh ya betapa nekatnya orang-orang yang gelap mata berbuat kejahatan di zaman sekarang. Bayangkan, bahkan di dalam sebuah perumahan yang terbilang lumayan ketat satpamnya, akses masuk gangnya cuman 1 pintu doang.
Tapi, tidak menyurutkan kenekatan 2 orang yang beraksi menjambret kalung seorang ibu di depan rumahnya.
Ceritanya di tanggal 22 Agustus lalu, saya terpaksa nginap di Sidoarjo, karena udah nggak mau ke rumah eyangnya anak-anak lagi.
Baca juga : 1001 Masalah Mertua Menantu, Batasan Mahram yang Penting
Anak-anak yang tinggal di rumah eyangnya terpaksa saya panggil juga, karena percuma juga di sana nggak keurus, dan nggak bisa masuk sekolah.
Jadinya, dengan penuh perjuangan dan keterpaksaan, anak-anak berangkat sekolah dari Sidoarjo ke daerah Manyar Surabaya.
Jauh banget? bangeeeettt! Saya hampir pingsan nganterinnya, hahaha.
Tapi karena terpaksa, belum nemu kost atau kontrakan dekat sekolah anak-anak di Surabaya, ya udah berangkat dari Sidoarjo aja.
Si Kakak berangkat duluan naik gojek, meskipun menghabiskan sekitar 40ribuan dan menempuh perjalanan selama hampir 45 menit tanpa macet, Alhamdulillah dia nggak telat sampai sekolahnya.
Nah si Adik yang masuknya agak siang, berangkat 1,5 jam sebelum jam masuk sekolahnya, bersama saya naik motor.
Di hari Selasa itu, seperti biasa depan tempat tinggal kami itu sepi. Ketika saya sedang bersiap-siap mau berangkat sama si Adik, tiba-tiba terdengar suara teriakan histeris seorang ibu.
Tak lama kemudian, nampak dari balik tirai, di depan sudah lumayan ramai karena orang-orang pada ngumpul.
Saya yang memang sedang bersiap-siap nggak bisa ikutan ngumpul, takut si Adik telat masuk sekolah, apalagi saya harus menempuh beberapa titik kemacetan di sepanjang perjalanan nanti.
Dan begitulah, saya berangkat tanpa tahu tadi tuh ada kejadian apa?
Keesokan harinya, kami sudah menemukan tempat tinggal sementara di Surabaya. Ketika pulang ambil barang naik grab car, di jalan si Kakak bilang kalau ada penjambretan di depan gang tempat tinggal kami di Sidoarjo.
Si kakak liat dari status WA nomor pemilik toko tempat kami beli air galon di Sidoarjo. Yang menyebarkan video kejadiannya, yang ternyata terekam CCTV tetangga kami.
Baca juga : Bardi Smart Indoor Static IP Kamera untuk Keamanan
Dan barulah saya ngeh, ternyata kejadian yang ibu menjerit histeris itu, lantaran ada jambret dong, ampun dah si Rey ini.
Padahal kemarennya itu, saya pikir ada tetangga yang berantem gitu, makanya heboh jejeritan.
Dan kejadiannya itu, selain bikin gregetan, tapi juga sedikit lucu dan gemas. Bayangkan, ada ibu-ibu separuh baya yang sedang menyapu depan rumahnya. Si ibu itu memang mengenakan daster saja nggak pakai jilbab. Sehingga otomatis kalung emasnya terlihat jelas di tengkuknya.
Nah, entah si 2 orang nekat itu udah mengenal kondisi di situ, kok bisa-bisanya dia lewat, lalu putar balik karena memang gang itu buntu karena 1 ujungnya ditutup portal biar aman.
Lah, si 2 orang yang mengendarakan motor itu, setelah putar balik berhenti sejenak dekat si ibu yang sedang nyapu itu. Dan hanya dengan hitungan detik orang yang berada di boncengan tersebut berhasil merampas kalung dari leher si ibu.
source: jawapos (rekaman CCTV tetangga) |
Si ibu itu hanya terkejut, lalu berteriak histeris mengejar 2 orang tersebut. Sayangnya keduanya berhasil lolos, dan tidak bisa ditemukan karena ternyata menggunakan plat motor palsu, serta mengenakan helm tertutup.
Entahlah mungkin memang orang tersebut sudah mengenali lingkungan di situ kali ya, kok bisa-bisanya dia lolos begitu saja, padahal di situ kan dalam kompleks, dan tidak mudah untuk mencari jalan keluar dari kompleks tersebut.
Sampai saat ini saya belum mendengarkan cerita langsung dari tetangga, maklum sekarang kami udah di Surabaya lagi, sudah semingguan lebih tinggal di tempat sementara yang dekat sekolah anak-anak.
Jadinya saya cuman update dari berita yang sempat menuliskan hal itu. Di mana menurut berita si ibu mengalami kerugian berupa emas seberat 4 gram.
Dan tentunya saya yakin si ibu jadi trauma tuh setelah kejadian tersebut.
Baca juga : Pelaku Ekshibisionisme yang Bikin Trauma
Lesson learned dari kejadian tersebut adalah, agar kita semua selalu waspada, kapanpun dan di manapun, even di depan rumah yang terbilang aman sekalipun.
Dan kalau bisa sih, selalu berhati-hati dengan barang-barang yang mengundang kejahatan orang lain. Seperti memakai emas, atau barang lainnya yang terlihat bernilai
Saya juga jadi merasa bersyukur juga, selama ini bisa dibilang jarang memakai emas apapun, bahkan cincin kawinpun jarang saya pakai.
Sampai-sampai ART di rumah eyangnya anak-anak kasian melihat kemiskinan saya (ternyata tolok ukur orang lain melihat kekayaan seseorang itu, dari banyaknya emas yang dipakai, hahaha).
Pun juga, demikian adanya dengan kendaraan yang sering menemani saya dan anak-anak ke mana-mana. Sebuah motor butut yang usianya lebih tua dari si Kakak.
Tapi, mungkin karena keudzurannya itu, jadinya mau parkir di manapun, selalu nggak was-was bakal dicuri orang.
As you know ya, di Surabaya dan Sidoarjo khususnya, hampir tiap hari kita mendengar dan melihat pencurian sepeda motor. Sama dengan tukang jambret yang super nekat itu, tukang curi motor pun demikian. Mereka sangat lihat, dengan tingkat kenekatan di atas rata-rata sih menurut saya.
So Temans, berhati-hati selalu ya.
Sebaiknya sih kita mengalah aja, jangan memakai benda atau apapun yang mengundang kenekatan orang lain berbuat kejahatan. Karena selain merugikan kita, pun juga bikin kita trauma tauk nggak sih kalau dirampok atau dijambret kayak gitu.
Demikianlah.
Surabaya, 30-08-2023
aku ga pernah pakai perhiasan, bahkan anting enggak, kalau anting gara-garanya dulu waktu kuliah suka gonta-ganti yang jenis tindik kalau ga salah, lama-lama bosen, kulepas dan sampe sekarang telinga ga ada perhiasan hahaha
BalasHapusBener banget mbak, dimanapun kita berada harus waspada, ibu itu pasti juga nggak bakalan mikir kalau motor yang lewat bakalan njambret, ternyata dia pelaku penjambretan
Kalau saya karena udah terbiasa sejak SD jarang pakai perhiasan sama sekali, hahaha.
HapusGegara pas balik ke Buton, semua perhiasan dijual, jadinya kami ga pernah make lagi.
Sampai akhirnya terbiasa :D
Tapi sekarang jadi bersyukur juga, karena serem banget banyak orang jahat