Hari Jumat tanggal 1 Desember 2023 lalu, saya mengunjungi si M lagi, karena si Adik harus masuk pukul 7 pagi, dan tentu saja perpustakaan daerah Jatim, belum buka.
Karena emang belum menemukan tempat lain yang bisa jadi tempat nebeng mengetik, dan hanya mengeluarkan duit sedikit, sambil nungguin si Adik.
Pas nyampe, sekitar pukul 07.05, ternyata kursi favorit saya di lantai satu, udah ditempatin orang. Melipirlah saya ke kursi lain. Untungnya sih masih banyak yang kosong, terutama yang berada di dekat colokan listrik.
Setelah naruh tas di meja, segera saya buka aplikasi, kemudian memesan menu idola saya yang syukurlah masih promo, si Affogato yang cuman 10reboan doang, hahaha.
Beres pesan dan bayar di monitor pemesanan, saya kembali ke meja, menanti dipanggil nomor antrian. Hanya menunggu sekitar 5 menitan, nomor sayapun dipanggil.
Dan sejurus kemudian, satu cangkir kecil berisi kopi pahit dan kental, ditemani 1 gelas es krim, telah berada di meja dekat laptop.
Berikutnya, saya tenggelam dalam pikiran saya yang mengolah kata. Bercerita tentang apa yang saya dan anak-anak lalui sebulanan kemaren, menjadi sebuah cerita bulan November 2023.
Cerita Ibu Hamil dengan Bayi dan Balita
Tiba-tiba pikiran sedikit terusik, setelah mendengar suara berisik dari seorang bayi di belakang saya. Refleks menoleh, dan kemudian notice kalau di belakang ada ibu yang sedang menghibur si bayi dalam stroller, sambil sesekali memanggil seorang batita yang dengan lincahnya berjalan ke sana ke mari.
Meski sedikit terganggu, tapi saya kembali bisa tenggelam dalam pikiran mengolah kata. Syukurlah saya udah lumayan terlatih, dalam hal menulis dengan banyak distraksi, termasuk dengan suara tangisan dan lainnya.
Tapi, mungkin karena si batita lelaki yang lucu itu, suka datang dan memperhatikan layar monitor laptop saya, jadinya kedistraksi dengan lumayan juga, hahaha.
Dan saat itulah saya ngeh, ternyata si ibunya sedang hamil dong, perutnya gede pulak!. Makanya dia nggak gendong si bayi yang rewel di stroller kayaknya.
Terlihat sekali si ibu itu kewalahan, dan saya sejujurnya jadi pengen bantuin, tapi urung karena takut malah ganggu. Btw si ibu itu bertampang Chindo, dan setahu saya, biasanya mereka nggak suka stranger sotoy kek niat saya, hahaha.
Dalam rasa kasian melihat si ibu, sambil berpikir bagaimana mental si ibu itu menghadapi orang yang julid secara langsung ya.
Si Rey yang melihat sejenak aja, udah 'julid' dalam pikirannya, dengan perkataan,
"Astagaaaaa, anak pertama masih sekitar 2 atau 3 tahunan, anak kedua masih bayi, eh udah hamil lagi!"
Plak dah buat pikiran 'julid' si Rey! hahaha.
Tapi jadinya menyadari ya, emang udah menjadi ciri khas manusia, kalau selalu sibuk dengan pikirannya sendiri, ketika melihat sesuatu yang agak 'beda'.
Meskipun, sebijaknya, simpanlah pikiran itu hanya untuk diri kita sendiri ya, karena bisa jadi pikiran kepo kita itu, akan menyakiti hati orang lain.
Belum selesai pikiran si Rey menjulid sendiri, hahaha. Tiba-tiba masuklah seorang lelaki dengan sedikit tergopoh, lalu segera menuju stroller dan menggendong bayi yang rewel tersebut.
Dalam sekejap si bayi kemudian terdiam dari tangisan rewelnya. Si Bapak itu juga lalu mengajak si batita yang masih ke sana ke mari, untuk duduk manis di kursi dan menikmati ice cone yang sudah dipesan oleh si ibu sebelumnya.
Selanjutnya suasana kembali lebih tenang, hanya terdengar suara musik yang diputar samaaaaaaa mulu selama hampir 5 bulanan saya ada di sini, hahaha.
Si bayi dan si batita yang duduk di belakang saya, hanya bersuara sesekali, itupun segera dilayani oleh sang Bapak yang memuaskan anak-anak tersebut. Sementara si ibu hamil tadi, duduk santai menikmati makanannya, sambil scroll HP.
Hati menghangat banget nggak sih!
Semua kejulidan di pikiran saya hilang, berganti rasa bahagia. Bisa-bisanya gitu ya, padahal ya cuman liat orang aja, si Rey yang bahagia, hahaha.
Ya iya dong, sebagai seorang ibu, i know sangat! bagaimana beratnya mengasuh anak, apalagi lebih dari satu, apalagi dengan jarak berdekatan dan usia masih kecil, which is keduanya masih sangat membutuhkan perhatian ortunya kan ye.
Masih mending si Rey, meski sejak punya anak dua, selalu mengurus 2 anak sendirian, tapi ketika si Adik masih bayi misalnya, si Kakak minimal udah bisa mandi, pup dan bersihin sendiri, makan juga nggak disuapin lagi, malah udah bisa ambil makanan dari meja, bahkan dari panci.
Nah, kalau anak masih batita dan bayi gitu, apalagi dalam kondisi hamil, masya Allaaaaahhh.
Tapi melihat suaminya yang sigap, Alhamdulillah ya, setidaknya si ibu nggak menerus rempong urus anak-anak yang belum mandiri itu. Syukur-syukur di rumah anak nanny kan ye.
Pikiran saya sejenak terganggu, ketika si Bapak berdiri untuk menggendong si bayi. Si batita pun ikut turun dari kursinya dan kembali aktif ke sana ke mari.
Sepertinya, ice cone yang disantapnya sudah habis.
Tapi, belum juga habis ketersadaran saya dari pikiran sendiri, tiba-tiba si Bapak sudah berdiri di samping saya, sambil menggendong si bayi.
Ketika saya secara refleks menoleh, si Bapak semakin tersenyum lebar, lalu menyapa:
"Itu statis glof ya, Bu?"
Si Rey bilaik,
"Hah? golf?"
"Itu yang ibu pakai, statis glof ya?" tanya lagi dengan tetap tersenyum manis.Seketika saya memaksa otak untuk secepatnya berpikir, dan ternyata si otak mampu bekerja sama. Ketika menyadari saya memang mengetik sambil mengenakan sarung tangan yang biasa saya pakai ketika naik motor.
"Ooohh, sarung tangan (glove)? bukan, ini sarung tangan biasa kok, saya pakai karena jari saya agak keram dipakai mengetik"
Ampuuunnn, panjang amat jawabanmu, Rey! hahaha.
"Ohhh, saya pikir static glove, soalnya setahu saya kan static glove itu bentuk dan warnanya biasa, yang itu kok bagus"
Si Bapak masih ingin meneruskan pembicaraannya, namun urung, karena si ibu hamil sudah memanggilnya untuk segera keluar, sepertinya mereka memang sudah selesai makan dan ngemil.
Kemudian Si bapak tersenyum dan pamit, meninggalkan si Rey yang bengong memperhatikan sarung tangan kumal dan sudah berbulu, yang sedang dikenakannya itu.
Kumal loh, padahal! wkwkwkwk |
"Apanya yang bagus ya? orang kumal gini" pikir saya!
Namun sejujurnya, saya jadi penasaran, apaan itu static glove?
Apa itu Static Glove atau Anti Static Glove?
Salah satu alasan mengapa si Rey rada-rada FOMO sama koneksi internet adalah, karena dia bisa langsung memuaskan rasa penasarannya dengan cepat.
Dan iyes, secepatnya si Rey googling, "apa itu static glove?"
Ternyata oh ternyata...
Static glove sebenarnya disebut Anti Static Glove atau sarung tangan anti statis. Yaitu sarung tangan yang punya manfaat akan elastisitas dan anti-statis yang baik, sehingga bisa menghindari listrik statis yang dihasilkan oleh tubuh manusia, yang biasanya menyebabkan kerusakan pada produk.
Source: Tokopedia |
Sarung tangan ini terbuat dari data statis konduktif, data disipatif statis dan juga berbagai karet melalui proses yang khusus.
Langsung happy dong saya, keknya wajib saya beli nih. Apalagi pas intip di berbagai marketplace, ternyata harganya nggak mahal-mahal amat, malahan murmer banget hahaha.
Tapi kayaknya murmer karena sekali pakai deh.
FYI, saya memang kadang bahkan sering menggunakan sarung tangan ketika mengetik, karena kadang eh bahkan sering, jari-jari saya tuh kayak kesetrum kalau kena keyboard laptop, bahkan layar HP loh.
Jadi curiga, keknya saya ini electric woman deh, wakakakakaka.
Makanya, kalau jarinya kena permukaan benda yang mengandung aliran listrik, jadinya kek nyetrum gitu. Tapi kalau liat cowok ganteng juga hatinya kek nyetrum sih *plak si Rey yang jadi ganjen, wakakakak.
Saya nggak tahu pasti sih, apakah ini akibat dari sekian tahun kerjaan saya tuh cuman ngetikkkkkk ngetikkkk ngetiiikkkk dan ngetiiikkkk.
Sekali ngetik, apalagi kalau tulisannya cuman cerita kek gini, udah deh terlalu lupa daratan si Rey, sadar-sadar ternyata tulisannya udah 2000-3000 kata.
Kebayang nggak sih kalau setiap hari kerjaan jari saya tuh banyakan mencet-mencet tombol keyboard laptop? Termasuk mencetin layar HP?.
Bukan cuman jari saya sih yang rusak, beberapa tombol keyboard laptop saya juga keknya mulai bermasalah, saking sayanya ngetik barbar amat, hahaha.
So, keknya saya wajib cobain mengetik pakai anti static glove deh. Meskipun kalau liat-liat, sarung tangan ini biasanya dipakai para tukang listrik, tukang mekanik, hahaha.
Dan bener banget ternyata kata si Bapak dengan senyum manis tadi, kebanyakan anti static glove ini, warnanya netral aja, kalau nggak hitam, ya abu-abu.
Ye kan, kebanyakan yang pakai juga laki, mana mungkin mereka pilih sarung tangan yang gambar boneka, atau bunga, atau kartun, ye kan? hahaha.
Cerita Tentang Stranger
Tau nggak sih, gara-gara si brondong stranger yang kapan hari bikin hari-hari saya jadi sedikit terganggu itu. Sekarang tuh ya, saya selalu overthinking, setiap kali ada orang asing atau stranger yang nyapa.
Ebentar, sebenarnya sejak dulu saya sering overthinking sih, maklum lah ya... saya termasuk sosok manusia yang nggak mudah percaya sama siapa aja. Siapapun loh, apalagi stranger kan ye.
Cerita-cerita mengenai orang yang di-gendam atau semacamnya, sukses bikin saya selalu waspada setiap kali diajak ngobrol stranger. Bahkan dulu tuh saya sampai melatih diri untuk auto gebuk orang yang menyentuh bahu atau berteriak kaget ketika disapa orang asing.
Well, masalah berteriak ini sih sebenarnya bukan latihan, cuman karena saya tuh mudah terkejut, jangankan dikagetin. Kalau disapa ketika masih serius, dijamin saya kaget dan menjerit, hahaha.
Tapi karena itu juga kali ya, selain pastinya karena perlindungan Allah, saya Alhamdulillah selalu aman dari per-gendam-an, hehehe.
Sekalian juga saya mau nulis di jidat kali ya.
"Jangan digendam, percuma, akoh bokek, pun juga makannya banyak!"
Hahaha.
Tapi, di luar daripada itu, keparnoan saya semakin bertambah, sejak kelakuan agresif si brondong itu.
I mean, mau berteman? silahkan loh.
Mau ngobrol? silahkan!. Asal ada batasnya ya, karena saya bukan pengangguran, saya malah jauh lebih sibuk dari ibu Megawati *eh, hahaha.
Ye kan, ibu Mega mah kerjaannya cuman mikir doang. Dia nggak pernah cuci piring, nggak lagi cuci baju, nyetrika, masak makanan buat anak-anak, apalagi cebokin anak, hehehe.
Nah saya tuh, bahkan nggak pakai ngobrol aja, waktu saya kurang woeee!.
Ini, pakai ngobrol setiap hari pulak!
BAYAR!
Jadi begitulah, saya trauma ribet, jadinya agak gimana gitu kalau disapa stranger. Padahal ya, tidak selamanya ngobrol ramah dengan stranger itu menakutkan loh.
Buktinya kemaren tuh, gegara saya ngobrol sama stranger si Bapak bersenyum manis itu, saya jadi tahu kalau ada benda bernama anti static glove. Yang mungkin bisa saya gunakan untuk setidaknya meminimalisir rasa nyeri di jari ketika saya ngetik.
Begitulah.
Kesimpulan dan Penutup
Nggak pakai kesimpulan aneh-aneh sih, orang ini tulisan cerita doang, hahaha.
Intinya di sini saya bercerita, tentang pengalaman saya Jumat lalu, ketika melihat seorang ibu hamil yang punya bayi dan batita.
Ternyata si ibu datang bersama suaminya yang siaga, dan suaminya tersebut sempat mengajak saya ngobrol, yang meski agak kaget plus trauma, saya jadi tahu ada benda bernama anti static glove yang bisa melindungi tubuh manusia dan benda mengandung listrik, dari kerusakan.
Surabaya, 04 Desember 2023
Sumber:
- Pengalaman pribadi
- https://id.antistatic-product.com/info/many-functions-of-anti-static-products-28292224.html
Gambar: canva edit by Rey dan google
Kaget juga bacanya, soalnya baru tahu kalo chindo itu ada yang punya anak banyak dan usianya berdekatan. Ada yang masih batita, bayi dan kini sedang hamil. Kirain cuma orang sini doang yang anaknya banyak dan berdekatan.
BalasHapusAku pakai hape terus jadinya sepertinya tidak pernah sarung tangan statis glove hehehe.😁
Nah kaaaan, biasanya mereka tuh kaum yang lebih terencana :D
Hapuseh saya juga kadang butuh sarung tangan buat totol-totol HP Mas, nggak tahu nih kayaknya saraf di jari saya bermasalah
Hebat Kak bisa nuls di tempat ramai, kalau aku malah bakal fokus scroll sosme hehehe alasannya mumpung lagi ke luar soalnya kalau drumah pasti udah nulis. Btw kadang niat baik buat nolong perlu diurungkan ya kalau sikonnya gak memungkinkan gtu hihi dripada disalahpahamin.
BalasHapusHahaha, mungkin karena udah terbiasa selama 5 tahunan nulis di blog selalu dengan distraksi anak-anak :D
HapusIyaaa, makanya saya nggak berani langsung nawarin bantuan, takutnya malah bikin dia nggak nyaman
biasanya kalau pas ngafe sendirian, kadang dipikiranku juga muncul pikiran pikiran julid mba hahaha, tapi ga yang aneh aneh sih
BalasHapuskadang aku nya aja yang sok mengira-ngira, "ohhh tuh cewek cem-cemannya, atau oohh tuh cewek anak atau selingkuhannya ya" wkwkwkw
dan kalau di kepala udah dipenuhi pikiran pikiran gejeh kayak gini, mata balik lagi ke depan laptop atau fokus sama makanan aja
beda cerita lagi kalau sama temen pas nongkrong, mata jadi dialihkan ke topik obrolan yang seru, dan nggak begitu memperhatikan pengunjung yg lain
wakakakakak, iya kaaaannn! Apalagi kalau memang ada hal-hal yang menyita perhatian banget :D
HapusAku JD tau kalo ada gloves yg seperti itu 😄. Kayaknya aku hrs beli juga deh Rey. Terkadang sering kesetrum , trutama di laptopku yg udh koit Skr. Sering bangettt tuh. Kirain ada masalah listrik, ternyata ya memang masalah listrik statis yaa 😅.
BalasHapusJD penasaran harganya 😁
Aku juga tipe yg males kalo diajak bicara Ama stranger. Apalagi tipe introvert gini.
Pikiranku juga pasti langsung mikir jelek dulu. Siapa nih orang, mau scam atau mau ngapain.. mungkin Krn dulu aku dilatih banget utk ga LGS percaya Ama calon nasabh kali ya.
JD kan dulu tuh, kalo orang sales udh happy dpt calon nasabah yg mau taro duit gede di bank, aku sebagai operasional team, malah ga happy. Krn dilatih utk curiga duluan, darimana tuh duit. Kerjaannya apa. Gaji atau income perbulan berapa, kok bisa banyak bgt naro uang. Usia masih muda pula.dan lain2 yg aku pikirin.
Krn departmenku itu pintu pertama untuk mencegah anti money laundering masuk ke bank. Kalo sampe ketahuan ternyata duitnya dr hasil kejahatan, bisa2 Ama BI, bank bisa LGS kena semprit dan penalti gede
JD gara2 dilatih bertahun2 ttg itu, bawaanku LGS mudah curiga. , ke siapa pun.😁
Nah iyaaa, saya juga baru ngeh kemaren, gegara diajak ngobrol itu, hahaha.
BalasHapusBaru tahu ternyata kalau mau nabung juga nggak boleh banyak-banyak jika sumbernya nggak jelas ya :D
Makanya beberapa orang milih punya brankas sendiri, cuman emang jadi ga tenang karena takut dirampok hahaha