Tips berpuasa di bulan ramadan banyak ditujukan agar yang menjalankan puasa, bisa tetap sehat dan fit. Tapi, buat saya seorang mom blogger, bukan hanya sehat dan fit yang dibutuhkan, tapi juga tetap produktif dan life balance.
Di bulan penuh berkah ini, saya juga mau dong mengkoleksi lebih banyak pahala yang berlimpah. Semoga Allah menerimanya dan menghapus dosa-dosa saya yang udah karatan kali ya, huhuhu.
Tapi, di sisi lain, saya juga harus tetap melakukan sesuatu untuk menghasilkan uang. Ngeblog dan aktif di media sosial adalah cara yang sering saya lakukan.
Dan jangan lupakan, i am a single fighter mom, ada 2 anak dan semua kebutuhan dan kegiatan mereka, digantungkan ke saya.
Jadi, produktif yang dimaksud adalah, saya tetap bisa melakukan 3 hal yang berbeda, dengan maksimal dan tetap seimbang.
Ya, bisa ibadah dengan maksimal, tadarus, shalat tarawih rutin dan lainnya. Tetap menulis di blog, apalagi saya yang sok serakah ini, ngikut tantangan blog kok buanyaaakk banget.
Daaan tentu saja, kedua bocah milik si Rey terurus, rumah juga terurus, masalah nyuci, nyetrika, masak sahur dan buka puasa dan lain-lain sebagai mananya itu, hahaha.
Tantangan Tetap Produktif dan Balance di Bulan Ramadan Ala Rey
Pengen jembrengin tantangan saya berpuasa kali ini, tapi kayaknya nggak perlu ya, karena tantangan terbesar saya tuh cuman satu, yaitu kebanyakan hal yang harus dikerjakan dalam satu waktu, hahaha.
Mulai dari keinginan punya target ramadan yang mana bisa menyelesaikan khatam Al-Quran. Seumur-umur baru sekali loh, ketika dua tahun lalu, saya bisa mencapainya, gegara saling dukung sama mamak 3F si Diahalsa.
Sebenarnya ya, bisa ODOJ atau One Day One Juz itu adalah sebuah hal yang memungkinkan banget. Caranya cuman satu, selalu luangkan waktu untuk membaca Al-quran setelah shalat.
Pokoknya target harian tuh harus minimal 12 lembar atau lebih, karena sebagai wanita kan ada waktu di mana ibadahnya terbatas, ketika si tamu bulanan datang.
Dulu, saya mengejar bisa ODOJ itu, karena selalu memakai waktu setelah sahur untuk mengaji sebanyak mungkin. Jadi, sisa target hariannya lebih sedikit, apalagi Magrib adalah waktu shalat yang sulit dipakai buat ngaji setelahnya, palingan kalau kurang, bisa dikejar ketika Isha.
Dan dengan saling dukung dengan si Mamak 3F, Alhamdulillah kami bisa mencapai target khatam di bulan ramadan.
Tapi, setelah itu, di ramadan tahun kemarin, gagal dong.
Rencananya tahun ini, tapi kok udah hari ke-4, ngajinya baru 1 juz doang, huwaaaaaa...
Shalat tarawih di masjid pun baru sekali saya bisa lakukan, alasannya selain masjidnya emang beneran lumayan jauh *plak alasaaaan aja si Rey ini!. Juga karena masih banyak hal yang harus saya lakukan.
Hal apakah itu?
Banyak sih, mulai dari konsistensi ngeblog yang masih harus saya pertahankan. Hal ini dikarenakan saya ikut beberapa challenge ngeblog. Mulai dari KLIP, lalu adapula challenge konsisten ngeblog satu tema satu blog seminggu 2 kali.
Eh pas ramadan ini, saya kembali ikutan challenge menulis di Kompasiana dong, masalahnya adalah nggak cuman tulisan, seminggu sekali wajib ada tambahan video yang diupload di YouTube, hadehhhh.
Nah, udahlah buanyak banget gitu ikutan challenge ngeblog, bisa-bisanya di bulan ramadan ini, saya nerima beberapa kerjasama bikin konten di instagram. Padahal ya nggak semua berbayar dong, kebanyakan barter, ada juga yang sengaja buat bantuin orang.
Alhasil, kalau sebelumnya sejak siang saya udah bisa menulis, semenjak ramadan ini, saya baru bisa menulis setelah malam tiba dong. Bahkan kadang saya nulisnya di pukul 9 malam, padahal untuk setor di KLIP maksimal pukul 12 malam, hahaha.
Kenapa nggak dari siang aja? Ya dipake untuk bikin video beibeh.
Entah bikinnya sejak awal, misal take video atau foto lalu diedit, atau cuman edit video yang sudah ada, tapi kan kudu bikin script-nya dulu, biar ngerti tuh konten dibikin kek gimana?
Setelah bikin video, saya harus upload di instagram, dan setelah upload bukan berarti kerjaannya selesai ya. Enggak! saya masih harus berusaha untuk boosting postingan IG itu, biar engangement-nya bisa luas.
Jadinya ya gitu, rempong maksimal dah.
Sementara itu, masih ada kerjaan lain yang menanti dong, kerjaan rumah, apalagi ini bulan ramadan, saya harus menyiapkan makanan yang lebih bernutrisi untuk anak-anak. Untuk si Kakak misalnya, dia berpuasa selalu penuh, tapi badannya kian kurus kering dong.
Mana makannya dikit, minumnya juga dikit, harus banget saya kontrol biar bisa minum banyak.
Rasanya nih otak udah panas banget, harus fokus mengingatkan anak-anak bisa minum dengan banyak, terutama setelah buka puasa. Mengingatkan mereka untuk disiplin mengikuti waktu, sementara pikiran maminya ini masih fokus ke kerjaan.
Duh!
Intinya, tantangan saya ketika berpuasa itu bukanlah lapar dan haus, tapi more (so little time so much to do!)
That's why saya harus banget punya cara yang tepat agar puasa di bulan ramadan ini, saya tetap bisa produktif dan life balance.
5 Tips Berpuasa di Bulan Ramadan Agar Tetap Produktif Ala Rey
Dengan penuh perjuangan, saya akhirnya punya cara yang menjadi tips penting, buat saya bisa berpuasa di bulan ramadan, dan tetap produktif, yaitu:
1. Disiplin menggunakan waktu dan gadget
Kayaknya nggak ada lagi cara yang paling mujarab dari yang namanya disiplin menggunakan waktu, khususnya dalam penggunaan gadget.
Ini sebenarnya ya tantangan utama semua manusia di zaman now, yaitu gagal disiplin akan penggunaan waktu ya karena godaan gadget yaitu smartphone.
Sering banget tuh kejadian di saya, buka HP, niatnya mau apaaa gitu, eh ujungnya malah sibuk scroll media sosial.
Emang sih, ada hasil positifnya juga, salah satunya saya jadi menemukan banyak ide yang bisa digunakan dalam profesi saya sebagai blogger dan konten kreator di instagram.
Tapi, jadinya waktunya kepakai untuk hal-hal yang bukan prioritas, sementara prioritasnya banyak.
Karena itu wajib banget disiplin dalam menggunakan waktu dan gadget. Kalau saya bisanya menyikapi, ketika melakukan sesuatu, gadget harus berada jauh dari jangkauan.
Termasuk ketika makan, ketika mau tidur dan lainnya, di mana godaan scroll HP tuh sering banget terjadi.
2. Bikin Jadwal Harian
Meski kuncinya di pelaksanaannya, tapi bikin jadwal harian itu tetap worth it loh. Setidaknya kita lebih tersadarkan ketika mengerjakaan sesuatu yang bukan prioritas secara berlebihan.
Karenanya, bikin jadwal harian, dicetak lalu ditempel di dinding itu membantu banget loh. Semacam ada pengawas yang siap mengingatkan saya untuk back to track dalam penggunaan waktu, biar nggak kewalahan menghadapi dunia, hehehe.
3. Utamakan Prioritas
Salah satu kunci manajemen waktu adalah mengutamakan prioritas, karenanya kita wajib mengenali prioritas kita itu apa?. kalaupun merasa hampir semua yang dikerjakan adalah prioritas, maka berlakukan top prioritas.
Buat saya, anak-anak dan diri sendiri adalah top prioritas, karenanya rutinitas penting selama ramadan kami, tidak boleh terlewatkan.
Seperti, harus bangun sahur, harus shalat dan lainnya.
Jadi, sesibuk apapun itu, tak mungkin banget saya bisa melewatkan waktu sahur, apalagi anak-anak juga harus berpuasa. Masa iya anak-anak puasa hanya dengan sahur minum air doang? hehehe.
4. Ajak Anak-Anak Bekerjasama dengan Baik
Tips lainnya adalah dengan melibatkan anak-anak dalam bekerjasama dengan baik. Nggak usah yang sulit-sulit sih, cukup mereka bisa dengan mandiri melakukan segala sesuatu yang menjadi kewajibannya tanpa disuruh aja, itu udah sangat membantu.
Karenanya, anak-anak juga wajib diminta bikin jadwal, biar bisa membantu mereka bisa beraktifitas normal tanpa menunggu disuruh apalagi sampai diteriakin maminya, hahaha.
5. Selektif dalam menerima penawaran kerjasama
Last but not least adalah dengan lebih selektif dalam menerima penawaran kerjasama. FYI kebanyakan penawaran yang saya terima akhir-akhir ini memang bersifat barter. Tauk dah si Rey ini kenapa diterima juga, padahal nggak semua yang dibarter itu kepakai, hahaha.
Selain melihat fungsi dari produk barteran, mempertimbangkan waktu pengerjaannya juga penting. Karena di bulan ramadan ini tentunya keterbatasan waktu saya lebih mengikat dengan target beribadah dengan maksimal.
Karenanya, sering menolak penawaran barter yang tidak memungkinkan adalah hal yang wajib saya lakukan.
Kesimpulan dan Penutup
Di bulan ramadan ini, semua muslim berlomba-lomba untuk bisa mengumpulkan sebanyak mungkin pahala yang penuh dengan keberkahan. Demikian juga saya.
Namun, di sisi lain, saya juga butuh tetap produktif dalam berikhtiar mengais rezeki demi diri dan anak-anak. Karenanya, perlu banget beberapa tips dan cara agar bisa mencapai semua target diri, beribadah dengan maksimal, tapi juga tetap punya waktu untuk produktif sebagai mom blogger.
Di antaranya, dengan disiplin menggunakan waktu dan gadget, membuat jadwal harian, mengenal dan mengutamakan prioritas, melibatkan anak bekerjasama dengan baik dan selektif dalam menerima penawaran kerjasama.
Kalau Temans, punya tips berpuasa di bulan ramadan ini, agar tetap produktif dan balance?.
Surabaya, 12 Maret 2024
Sumber: opini dan pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Rey
Bikin list tugas harian itu sangat membantu sih. Aku pun kalo udah pusing banyak kerjaan, pasti langsung bikin list rey. Ditulis 1-1 yg mau diselesaikan hari itu apa. Baru dichecklist. Degan begitu bisa ttp on track kan.
BalasHapusRamadhan ini, aku memang ga fokus ke blog. Krn mau kejar target khatam quran. Tapi BW dan IG ttp aku prioritasin, hrs ada setiap hari, kecuali IG selang seling harinya. Kalo blog, ntr dulu deh, yg ada ga kekejar ngaji 🤣