Bulan puasa itu, identik dengan takjil ramadan, bahkan kini berkembang dengan yang namanya war takjil yang ramai diperbincangkan di media sosial.
Istilah ini viral setelah beberapa orang mengeluhkan bagaimana mereka yang hendak berbuka puasa dan membeli takjil, tapi nyatanya udah habis hanya tersisa jajanan yang kurang diminati saja.
Usut punya usut, mengapa takjil yang dijual cepat habis, salah satu penyebabnya karena diborong oleh orang-orang non muslim, yang juga gembira menyambut ramadan, karena banyak takjil beraneka ragam dijual di mana-mana.
Masalahnya adalah, kebanyakan para non muslim ini, akan datang membeli takjil yang dijual, bahkan sebelum adzan shalat Ashar dikumandangkan. Di mana pada jam segitu, para muslim yang berpuasa, sedang lemas-lemasnya menanti adzan ashar, lalu setelahnya keluar mencari takjil.
Dan ketika matahari sudah sedikit bersahabat, keluarlah para muslim yang berpuasa, hendak membeli takjil. Sayangnya seperti yang diduga, kebanyakan jenis takjil yang digemari, sudah habis tak tersisa.
Pengalaman ikut war takjil di bazar takjil ramadan
Sejujurnya, saya nggak suka ikutan antri beli takjil yang sekarang berubah nama jadi war takjil itu. Tapi, demi sebuah challenge, akhirnya beberapa hari lalu, saya jadi ikutan berdesak-desakan membeli takjil yang diinginkan.
Saya dan anak-anak berangkat selepas Ashar, dan menemukan bazar takjil ramadan di jalanan dekat tempat tinggal kami sekitar pukul 4 sore.
Namun berbeda dengan yang viral di media sosial, di bazar yang kami datangi, masih banyak macam jenis camilan takjil yang bisa kita pilih.
Suasana juga masih terkontrol, meskipun memang ramai banget, karena lokasinya ada di sepanjang jalan kampung, di mana motor pun masih tetap bisa lewat dan berhenti untuk membeli takjil yang diinginkan.
Beberapa hari kemudian, saya dan anak-anak kembali ke tempat tersebut di pukul 5 sore, dan iya benar. Kebanyakan takjil yang dijual sudah merupakan sisa-sisa yang belum laku karena kurang diminati.
Bazar Takjil Ramadan Karmen Surabaya
Di hari lain, kami mengunjungi salah satu tempat bazar takjil di Surabaya yang viral di media sosial. Berlokasi di Karang Menjangan Surabaya dekat Kampus Unair, tempat ini memang sudah menjadi legenda sejak belasan tahun lalu, menjadi tempat berburu takjil terlengkap di Surabaya, setidaknya yang saya ketahui ya.
Belasan tahun lalu, ketika saya masih berstatus single, dan ngekos di dekat daerah tersebut, tempat ini sering jadi lokasi ngabuburit saya dan beberapa teman kos.
Belasan tahun kemudian, setelah lama saya tidak update dengan tempat tersebut, tiba-tiba saya melihat beberapa postingan yang viral tentang lokasi bazar takjil Karmen (Karang Menjangan) tersebut.
Seketika saya cerita ke anak-anak, dan keduanya sukses merayu saya untuk mengunjungi tempat tersebut.
Kami berangkat ke sana selepas shalat Ashar, dan sampai sekitar pukul 4 kurang. Dan iyes, lautan manusia bercampur asap sate, aroma gorengan, segarnya es berbagai jenis sudah menyambut kami.
Bazar takjil ramadan Karmen ini berada di pinggir jalan Karang Menjangan Surabaya, berseberangan dengan RSUD Dr. Sutomo. Meskipun letaknya di pinggir jalan, dan tidak menggunakan badan jalan, namun saking banyaknya pengunjung yang datang, tak ayal badan jalan kepakai juga buat parkir motor.
Ketika kami tiba di hampir pukul 4 sore, suasana sudah sedemikian ramainya, jujur ketika melihat dari seberang jalan, saya dilanda ragu, sanggupkah saya berada di lautan manusia demikian?.
FYI, sebagai mamak-mamak introvert, saya tidak pernah bisa tahan berlama-lama di tengah keramaian. Bawaannya lemas, sakit kepala, berasa semua energi saya dicabut paksa dari tubuh, hahaha.
Ditambah membawa kedua bocah, yang kelakuannya sama uniknya.
Si Kakak, muter-muter aja berulang kali, tapi nggak mau mutusin mau beli apa. Sementara si Adik, pengen beli apa saja yang terlihat menarik, tapi maunya langsung dimakan atau diminum.
Haiyaaaa... kan rempong banget ya.
Rasanya sudah mau menyerah dan mengajak paksa anak-anak pulang, tapi kasian sih udah jauh-jauh ke situ, apalagi kami dari dekat ITS ke situ, kan lumayan jauh.
Akhirnya saya coba tahan semua ketidak nyamanan yang ada, mengikuti si Kakak yang muter-muter nggak ada bosannya. Sampai akhirnya memutuskan beli gorengan, nasi bakar dan lainnya.
Btw, setelah muter-muter, saya jadi notice, kalau kelebihan dari bazar takjil Karmen ini, adalah takjilnya beragam, dan surganya gorengan.
Buanyaaaakkk banget yang jual gorengan, dan kebanyakan fresh from wajan. Kalau untuk esnya memang agak zonk ya. Kami beli 3 macam es, semuanya terasa aneh. Hanya es jeruk aja yang lumayan, karena menggunakan jeruk peras asli tanpa tambahan air.
Noted deh, kali aja saya masih punya tenaga untuk balik ke bazar takjil Karmen kan ye.
Demikianlah cerita ramadan kami tentang pengalaman war takjil ramadan, seru sih, meski energi sosial saya melorot tajam, hahaha.
Bulan ramadan memang selalu menjadi bulan penuh berkah untuk semuanya, termasuk untuk yang berburu takjil maupun para pedagang takjil ramadan.
Surabaya, 16 Maret 2024
#BPNRamadan2024
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)
Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)