A day in my life edisi ke 14, menceritakan kegiatan saya dan anak-anak hari ini, Rabu 08 Mei 2024. Hari saya dimulai dengan bangun subuh untuk menyiapkan sarapan si Kakak yang harus berangkat sekolah sebelum pukul 6 pagi.
Setelah itu, saya kembali tidur karena si Adik masuk siang di pukul 9 pagi, pas banget semalam saya kurang tidur dan sore hari ini si Adik bakal latihan drumband.
Kalau kayak gini, udah pasti deh baik saya maupun si Adik nggak bisa istrahat tidur siang, even ngantuk parah. Jadi saya harus banget memanfaatkan waktu sedikitpun untuk mengantisipasi ngantuk berat di saat yang nggak tepat.
Saya terbangun ketika alarm di HP berbunyi di pukul 7 pagi, sambil menahan kantuk, saya paksain bangun sambil membangunkan si Adik juga.
Bocah TK itu terbangun sedikit mewek, karena kantuk masih menggelayut di pelupuk matanya. Demi menjaga emosi diri, saya pilih cuekin sikap rewel kecilnya. Dan segera menyiapkan sarapan buat si Adik.
Dengan terkantuk-kantuk ditambah kecepatan selow ala siput, mulailah si Adik mengunyah sarapannya. Kecepatan makannya tergantung kecepatan omelan maminya dong, berkali-kali di 'ayoooo Dek!' mulu.
Anter jemput si Adik Sekolah, Ke Perpusda
Dan sudah bisa ditebak deh, kami nyaris terlambat sampai di sekolahnya dong. Bisa-bisanya kami baru keluar di pukul 8.45, sementara jarak sekolahnya dari tempat tinggal kami sekitar 5KM.
Apalagi, hari ini tuh hari ujian si Adik juga. Kena marah dan omelan deh dia, dan dibalas dengan nangis, hadeh.
Jadinya, niat awal nyuruh dia cepat-cepat biar nggak telat sampai sekolah, yang ada saya harus berhenti sejenak menenangkan dia di jalan. Karena saya nggak mau dia masuk sekolah membawa hati yang resah akibat dimarahin, apalagi harus ngerjain ujian.
Dan begitulah, setelah dipeluk-peluk, maminya minta maaf, terus diajak bercanda, dibolehin megang setir motor, mulailah dia kembali riang.
Ampun deh, drama banget.
Setelah anterin si Adik di sekolahnya, saya langsung ke bangunan utama yayasannya, mau bayar SPP mereka. Untungnya nggak antri, langsung sat set, apalagi saya bawa uang pas kan.
Lalu setelahnya saya meluncur ke perpustakaan menur untuk memperpanjang buku pinjaman si Kakak tentang Harry Potter.
Di perpustakaan, saya sempat cari buku baru lagi, rencananya buat cari ide postingan blog tentang properti. Jadilah saya pinjam 1 buku tentang rumah, dan 2 buku parenting. Semoga bisa dibaca, hahaha.
Saya nggak lama di perpus, tapi lumayan bisa menghasilkan judul dan sub judul serta setengah tulisan di blognyarey. Menjelang kepulangan si Adik di pukul 11.30an, sayapun segera menjemputnya.
Lucky me, meski cuaca super panas, tapi ketika sampai di sekolah si Adik, ternyata dia udah nunggu, saya tak perlu lagi menunggu lama di teriknya matahari agar dia keluar. Segera deh kami pulang, setelah berpikir sejenak apakah si kakak bisa bareng kami. Tapi urung karena cuaca terik banget, dan si Kakak masih akan pulang sejam lagi.
Sampai rumah sekitar pukul 12 siang, segera saya siapin makan siang karena pagi masaknya dikit. Saya cuman goreng ayam aja sih, lalu kami berdua makan. Si kakak sampai beberapa saat kemudian, tapi dia nggak mau makan karena udah makan di sekolahnya.
Anterin si Adik Latihan Drumband
Selesai makan, segera bersiap kembali, kali ini kami akan ke GOR yang berada di daerah Juwingan, lumayan jauh dari tempat tinggal kami, jadi bersiap-siapnya harus lebih cepat.
Nggak lama kemudian, kamipun sudah berada di jalanan lagi. Membonceng 2 bocah, si Adik di depan dan si Kakak di belakang.
Syukurlah kami nggak telat sampai di GOR, karena ternyata para ibu-ibu sedang bersiap untuk ikut berlatih. Tanggal lomba si Adik dan teman-temannya semakin dekat, sehingga mau nggak mau latihan semakin intens. Termasuk latihan buat mamak-mamaknya yang kudu bawa properti di saat perlombaan.
2 kali mamak-mamaknya latihan, tugas saya sih sederhana. Cuman disuruh pegang tali dan sebar bendera 5 buah di titik yang telah ditentukan. Sekali latihan juga udah bisa, hahaha.
Setelah latihan giliran anak-anak yang latihan, happy sih karena anak-anak makin lancar mengikuti arahan pelatihnya. Takjub banget sebenarnya, mengingat awal-awal latihan di bulan Januari kalau nggak salah, betapa kacaunya anak-anak berlatih.
Makan Sop Saudara Perak dan Main ke Surabaya North Quay
Pukul 4 sore latihan selesai dilakukan, kami bersiap pulang, tapi anak-anak mengingatkan apakah boleh jalan-jalan. Emang sih saya pernah menjanjikan mereka bakalan lihat kapal di pelabuhan Perak seminggu kemaren.
Ditambah si Adik udah ngeluh lapar, dan saya bingung mau pilihin mereka makanan apa? tiba-tiba teringat Sop Konro Perak yang sering kami datangin bersama si papi sebenarnya. Anak-anak juga mau saat ditawarin, maka saya pun berangkat menuju Tanjung Perak.
Saya mengendara motor sambil was-was sebenarnya, jalanan menuju tanjung perak itu menakutkan buat saya, banyak banget kendaraan besar truk tronton yang lewat di situ. Mana ramai pula, karena mereka harus mengangkat barang dari peti kemas di Perak.
Alhamdulillah kami sampai dengan selamat di lokasi Sop Konro dan Sop Saudara Perak itu. Setelah parkir, kami pun masuk dan disambut oleh beberapa pelayannya. Kami diarahkan di ruangan sebelahnya, keknya yang kami masukin sebelah kiri itu, khusus manula. Keren amat nih para manula masih suka makan konro.
Mas-mas yang mengarahkan kami ke meja kosong di sebelah itu lantas menanyakan apa pesanan kami. Karena sejujurnya mamak ini lagi mau ngirit-ngirit duit, bulan ini buanyaaaakk banget kegiatan anak-anak soalnya kan ye. Jadinya cuman pesan 2 sop saudara, 3 nasi putih, 2 teh hangat dan 1 palubutung.
Syukurlah anak-anak suka, terlebih si Adik yang biasanya nggak doyan makan daging. Ternyata dia mau dong, sayangnya saya lupa pesan isian daging doang, jangan campur jeroan. Jadinya anak-anak menghibahkan semua jeroan di porsi sop saudaranya untuk di konsumsi maminya, dan mereka milih makan daging aja.
Seperti biasa, sop saudara di Perak ini memang punya rasa khas yang beda dari lainnya, menurut saya rasanya tuh Makassar banget. Nggak ada amisnya, atau manisnya. Cuman emang agak hambar ya, kudu ditambahin garam dikit kalau buat saya.
Saya cuman makan nasi 1/4 porsi keknya, karena nasinya saya kasih ke anak-anak aja, Alhamdulillah ternyata dihabisin. Sementara mamak Rey mah udah kenyang makan Palubutung aja.
Etapi beneran loh, palubutungnya enak, berasa makan palubutung di Sulawesi nggak sih?. Nggak aneh kayak dijual di tempat kebanyakan di Surabaya, yang rasanya aneh buat saya.
Oh ya, untuk pesanan kami totalnya Rp. 110 ribu. Dengan harga Sop Konro : 30ribu per porsi, Es palubutung 25ribu per porsi (makanya enak, hahaha), nasi putih : 5ribu per porsi dan teh hangat 5ribuan per porsi. Lumayan sih, nggak terlalu mahal atau terlalu murah juga, tapi lumayan mengenyangkan banget.
Setelah makan, dan membayar, kamipun segera pergi. Rencananya langsung masuk ke pelabuhan untuk menikmati pemandangan di Surabaya North Quay. Akan tetapi, baru juga ada di gerbang masuk kawasan pelabuhan Perak, terbaca dengan jelas ada pengumuman agar memastikan saldo e-money cukup. Waduh, harus tap e-money dong!.
Saya nggak bawa dompet pulak, tapi ternyata beberapa kartu penting termasuk e-money sudah terbawa di card holder. Masalahnya saya lupa, apakah kartu tersebut ada isinya atau enggak?
Daripada bingung, akhirnya kami putuskan balik mencari Indomaret buat isi e-money tersebut. Tapi masya Allaaaahh, di sepanjang jalan Perak itu nggak nemu dong. Kami baru bisa menemukannya di dekat daerah Ampel. Dan setelah bisa isi kartu tersebut, kami pun bergegas balik ke tempat sebelumnya.
Waktu sudah masuk ke magrib, sayangnya kelewat mulu masjid yang kami lewati di jalanan. Padahal saya lebih suka shalat di masjid gede, karena biasanya lebih terawat.
Singkat kata, kami sampai dengan selamat di gerbang masuk daerah Perak, ternyata kudu tap kartu dengan harga 5000 perak. Setelah masuk, kami mencari lokasi parkir motor, ternyata ada di bagian depan pelabuhan. Sayangnya, pas tap kartu, nggak ada kertas yang keluar, ternyata cuman direkam aja kartunya, bayarnya nanti keluar karena dihitung berdasarkan waktu parkir.
Setelah parkir, kamipun berjalan menuju pintu masuk Surabaya North Quay. Dan shock dong, ternyata banyak banget calon penumpang kapal di sana. Mereka terpaksa membentang kertas atau semacamnya buat duduk di tanah, saking ruang tunggu keberangkatan nggak dibuka buat umum.
Ketika masuk dari arah samping, saya ditanya oleh petugas, mau ke mana? pas jawab mau ke SNQ, langsung dengan ramah diarahkan. Sampai di dalam kami diminta membayar 10ribuan per orang untuk masuk.
Bayarnya bisa pakai Qris, dan kemudian tangan kami distempel, lalu diberi 3 kupon diskon potongan untuk beli makanan di atas.
Kami mampir sejenak di toilet lantai 2 dan kebetulan ada mushala, buat shalat magrib. Setelah itu, baru deh kami naik ke lantai 3 SNQ.
Karena kami datangnya sudah hampir tutup, yaitu sampai pukul 7 malam saja, jadi di atas kami bisa melihat laut Perak bertaburkan lampu gemerlap, dengan beberapa kapal yang tengah sandar di Pelabuhan Tanjung Perak tersebut.
Kami menghabiskan waktu sekitar sejaman di sana, anak-anak anteng melihat kapal yang sedang menaikan penumpang lengkap dengan kendaraanya. Sampai akhirnya kapalnya bersiap berangkat. Sayangnya lama amat baru mau gerak, akhirnya kami tinggal karena beberapa lampu di lantai 3 tersebut sudah dipadamkan oleh petugasnya.
Kamipun terpaksa pulang, dan berjanji akan datang lagi di sore hari sebelum gelap seperti tadi.
Ketika pulang, lagi-lagi si Kakak meminta untuk cobain jalanan baru, kami belok kiri ke arah kawasan Ampel, lalu sampai di Pegirian, Kapasari sampai akhirnya tembus di stasiun Gubeng, dan akhirnya pulang deh.
Sampai rumah sekitar pukul 20an, dan kami langsung mandi, saking badan udah lengket banget kena angin laut.
Dan begitulah, dengan sisa tenaga saya juga mandi sambil cuci baju olahraga si Adik, untuk dipake di hari esok latihan lagi.
Kemudian saya memulai tulisan ini di pukul 10 malam lebih.
Surabaya, 08 Mei 2024
Sharing By Rey - Reyne Raea
Drama anak2 di pagi hari ya Rey 😅. Samalah kayak si adek, kdg kalo bad mood dimarahin maminya, ujung2 harus si papi yg bikin suasana hati dia ceria lagi. Krn aku pun terlanjur bad mood dan marah sepagian 😔
BalasHapusHarga sup saudaranya msh lumayan murah. Jakarta susah cari yg Hrg segitu 😔. Tapi untungnya masih diimbangi Ama rasa makanan mereka yg memang enak..kalo dah mahal trus ga enak, dah laaah paling sebel aku 😅
seharian yang lumayan padat ya mbak, dari pagi sampe malam
BalasHapusdari dulu belum kesampaian ke North Quay hahaha, pas mau kesana rasanya kayak jauhhh dari rumah di kawasan Tidar, jadi agak maju mundur gitu.
Kalau malem viewnya asik juga di SNQ ini, mayan buat nongkrong sambil ngeliat kapal hehehe