Bisnis Produk Digital? Belum Dulu Deh, Ini Alasannya!

apa itu bisnis produk digital

Bisnis produk digital lagi booming akhir-akhir ini ya, sebenarnya udah agak lama sih saya sering liat di beberapa postingan teman-teman. Tapi belakangan ini memang semakin banyak yang menggeluti.

Bahkan beberapa teman blogger ikut andil di dalam bisnis ini, dengan menggunakan platform media sosial instagram untuk sarana marketingnya.

Cara marketingnya pun makin mirip bisnis MLM, seringnya memakai screenshot berapa banyak uang yang dihasilkannya.

Baik melalui transferan di rekening banknya, atau melalui aplikasi ijo yang sering jarang di-spill, apaan tuh aplikasi ijo?. 

Tapi tenang aja, aplikasi ijo itu bukan michat kok, tapi aplikasi Lynk-id yang merupakan e-commerce buat jualan produk digital.


Apa itu Produk Digital?

Produk digital adalah, semua produk yang dibuat, lalu dijual atau didistribusikan, serta dikonsumsi melalui digital atau non-fisik. 

Adapun contoh produk digital bisa berupa perangkat lunak (software), konten digital (e-book, musik, video), template, aplikasi, hingga kelas digital.

Misal, saya ingin bikin buku tutorial bikin blog secara lengkap, tapi kan kalau cetak buku perjalanannya bakal panjang.

Tulis dulu, cari penerbit dulu, diproses terbitkan dulu, abis itu dijual entah secara online atau langsung. Meskipun penjualannya bisa secara online, tapi kenyataannya distribusinya lumayan rempong juga. Harus bungkus bukunya, harus kirim di ekspedisi juga. Dan si pembeli kudu bayar ongkir lebih.

Harga buku pun jadi lebih mahal karena ada biaya penerbitan dan lainnya.

Sementara, kalau bikin e-book kan cukup diketik, bikin dalam bentuk PDF yang tidak bisa diedit. Masukan ke aplikasi penjualan produk digital seperti lynk-id, dan jual deh.

Setelah ada yang beli, mereka bisa men-download e-book yang kita bikin, dan kita tinggal mencairkan penghasilan melalui aplikasi tersebut.

Demikian juga dengan produk digital lainnya. Bikin template, atau tutorial dalam bentuk video, cukup masukin ke aplikasi tersebut, dan promosikan melalui media sosial atau semacamnya. 

 

Cerita Menolak Prospek Beberapa Teman untuk Ikut Bisnis Digital

Meskipun sebenarnya konsep penjualan produk digital ini sederhana, tapi ada beberapa orang yang menerapkan prinsip marketing yang berjenjang, meskipun penghasilannya enggak berjenjang.

Misal gini, agar produk jualan laris manis, maka kita izinkan yang beli untuk bisa menjualnya kembali. Jadi misal, saya beli produknya si A, dan karena ada izin untuk bisa dijual kembali, sayapun menjual kembali produk itu, dengan iming-iming,

'Kalau saya beli ini terus praktikan dan bisa jual kembali, pembeli berikutnya juga bisa seperti saya, beli dan jual kembali'

Karena itulah, beberapa orang lebih aktif untuk memprospek siapa saja yang menunjukan sinyal tertarik.

Dan karena itu pula, saya sempat beberapa kali diprospek beberapa teman yang menawarkan produk digital yang mereka jual, dengan klaim bisa dijual kembali.

Jujur saya nggak enak setiap kali diprospek seperti itu, karena pada dasarnya saya tipe orang yang nggak enakan dan nggak bisa bilang 'enggak', hahaha.

Cuman masalahnya, duit saya enggak sama sekali berlebihan, dan memang saya benar-benar belum ingin mengecohkan perhatian saya dari apa yang saya tekuni beberapa lama ini.

Dan dipadu dengan pengalaman saya beberapa tahun berbisnis MLM, which is mostly kerjaannya berhubungan dengan prospek memprospek. Karena itulah, seringnya penawaran teman-teman saya tolak.


Alasan Belum Mau Ikutan Bisnis Digital

I know, mungkin ada yang akan mengatakan bahwa tidak bijak menolak peluang yang ada. Tapi gimana ya, menurut saya malah enggak bijak juga kalau belum juga fokus di A, malah sudah kembali berpaling di M *eh, hahaha.

Alasan utama saya masih menolak menjalankan bisnis produk digital, karena saya masih rempong ngurusin blog-blog saya yang seabrek.

Jangankan mau berpaling ke bisnis lain, saya sebenarnya malah sedikit agak (udah sedikit, pakai agak pulak, apa pula maksudnya si Rey ini, wakakaka), nyesal bikin blog banyak alias ternak blog

Masalahnya, kerasa banget ngos-ngosannya urus banyak blog, dan sedih liat trafik blog anjlok banget. Meskipun ada juga sih keuntungannya, setidaknya saya bisa mendapatkan kesempatan berkali-kali untuk bekerja sama dengan 1 brand

Misal, di blog ini udah pernah diposting, saya bisa mengajukan pakai blog lain, dan bisa kerja sama lagi.

Tapi emang ngurusnya luar biasa banget, membagi waktu untuk sering posting di ke semua blog itu, apalagi kalau blognya kudu ada tema tersendiri. Nggak bisa deh saya nulis dengan cepat kayak biasanya.

Dan yang bikin sedih tuh, saya nggak bisa fokus ngurus IG lagi kayak dulu. Padahal, IG ini juga sesekali menyumbang pemasukan, atau sekadar peluang mendapatkan hal-hal yang gratis yang kebetulan saya atau anak-anak butuhkan.

Belum lagi kegiatan blogwalking yang nyaris udah sulit dilakukan, dan bikin postingan saya banyak yang nggak kebaca teman-teman kayak dulu.

Kalau liat masa-masa tahun 2018, 2019 hingga 2020, hampir semua postingan saya tuh ramai komentar, dan semua komentar pasti terbalas. Baik saya balas komentarnya, maupun saya balas blog walking ke blog teman-teman.

Sekarang? boro-boro mah!.

Btw, bagi yang belum tahu, blog saya sekarang ada banyak loh, hahaha. Ada 3 blog dotcom di blogspot, ada 1 blog dotcom di wordpress, dan 4 blog mydotid di blogspot juga.

  1. https://www.reyneraea.com/
  2. https://www.parentingbyrey.com/
  3. https://www.beautybyrey.com/
  4. https://www.blognyarey.com/
Dan tambahan blog suka-suka :
  1. https://www.womandaily.my.id/
  2. https://www.beautybyrey.my.id/
  3. https://www.bloggersby.my.id/
  4. https://www.diaryrey.my.id/

Bukan hanya bayar perpanjangan domainnya yang bikin ngos-ngosan dong, tapi update tulisannya juga, hahaha.

Btw, katanya bentar lagi harga domain my.id bakal naik pulak, tauk deh si Rey ini kenapa pulak banyak banget bikin blognya.

Selain urus blog ini, saya juga masih sering memanfaatkan akun instagram buat menerima kerja sama, dan sekarang kan algoritma instagram tuh juga berubah. Hanya yang aktif dan bisa bikin konten yang dibutuhkan orang yang bisa berkembang.

Si Rey yang kerlimpungan urus blog, seringnya cuman asal post aja di instagram. Padahal sebenarnya tahu juga lah teori-teori bagaimana agar postingan IG bisa menjangkau lebih banyak follower. Tapi praktiknya susah amat cari waktu yang bisa fokus.

Lalu, di tengah kerempongan itu, kebayang nggak sih kalau saya harus fokus mempelajari dan membuat produk digital atau berbisnis produk digital juga?.

Dan tentu saja, seringnya alasan pengen fokus ke blog yang menjadi alasan saya menolak prospek beberapa teman. Ya meskipun tentu ada rasa nggak enak juga pada teman karena menolak jualannya. Seolah saya nggak mau support teman. 

Tapi gimana lagi dong, andai duit saya bisa bikin saya bernafas lega, mungkin dengan senang hati saya beli semua produk digital yang teman-teman tawarkan.

Jadi gitu deh, waktu dan duit yang jadi alasan, mengapa saya menolak prospek teman untuk berbisnis produk digital. 

Karena saya yakin, hanya fokus dan konsistenlah yang bikin orang sukses, bukan cuman produknya doang.

Ye kan? 


Surabaya, 02 Juli 2024

Blogger Surabaya - Reyne Raea

Sumber: Opini dan pengalaman pribadi


Gambar: Canva edit by Rey

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)