Konten Kreator Pemula Terima Job Barter Produk, Yay or Nay?

job barter produk

Lagi ramai di beberapa platform media sosial, tentang kampanye konten kreator menolak job barter produk yang nggak worth it.

Emang sih, yang namanya job barter itu, kayak ada manis pahitnya, *halah. Saya yang juga pernah beberapa kali kebagian job barter, merasakan kadang senang, kadang ngehek dengan tingkah laku klien.

Mulai dari ngebarter tapi ada deadline dan brief, bahkan ada yang minta draft ACC dulu, wkwkwkw. Dan pernah juga ada yang minta tolong direvisi, karena videonya nggak sesuai keinginan mereka, hahaha.

Kebayang nggak sih betapa kesalnya para konten kreator atau influencer akan hal itu.

Karena itulah, khususnya di medsos Threads yang belakangan ini memang ramai dihuni orang-orang yang suka bercuap-cuap layaknya di Twitter atau X.

Sejak X menjadi nggak nyaman dan kondusif karena tweet war politik maupun para affiliator yang merusak feed. Apalagi para penjajah tubuh juga ikut mewarnai feed platform X. Seketika mereka berpaling ke platform Threads yang memang disainnya mirip X.

Dan di platform inilah banyak, khususnya para konten kreator yang ramai membahas tentang kampanye menolak job barter produk.


Ketika Konten Kreator Menyuarakan Gerakan Menolak Job Barter Produk

Saya nggak tahu sih dari mana mulainya, tapi kampanye ini menjadi lumayan menggema setelah seorang publik figur ikut membahasnya.

Ada Patricia Gouw yang ikut menuliskan opininya. Di mana dia beropini bahwa menerima job barter sebenarnya nggak salah, malah bermanfaat, khususnya buat para konten kreator pemula.

Karuan saja tulisannya mendapatkan beberapa tulisan kontra akan hal tersebut.

Kebanyakan mempersoalkan tentang job barter di masa kini yang seringnya terlalu berlebihan meminta kewajiban konten kreator.

Misal, diajak barter dengan produk yang kadang harganya di bawah 100ribuan bahkan 50ribuan. Dengan briefing SOW atau Statement of Work yang berlebihan. 

Karena inilah banyak konten kreator yang memutuskan untuk menolak job barter.

Masalahnya adalah kebanyakan brand bukannya sadar diri, malahan semakin gencar mencari konten kreator pemula, khususnya yang masih newbie, lalu dikasih SOW yang kadang berlebihan.

Dan karena banyak yang setuju menerima tawaran itu, semakin banyak pula brand yang memilih job barter untuk para konten kreator. Sudah bisa ditebak dong, alhasil konten kreator yang udah senior, jadi nggak sepi job, salah satunya karena mereka nggak mau menerima job barter dengan SOW bejibun itu. 

Di sisi lain, beberapa konten kreator pemula yang menerima job barter, akhirnya menyadari kalau SOW yang diberikan terlalu berlebihan.

Saya nggak pernah ngalamin yang ekstrim sih, karena biasanya sebelum nerima job barter, saya nanya dulu kerja samanya kayak gimana?.

Kalau brand nanya cara saya gimana? biasanya saya kasih syarat agar no brief yang memberatkan. Atau kalau mereka yang ngasih syarat dari awal, dan saya nggak merasa mampu, ya saya tolak.

Tapi, sejauh ini saya belum pernah sih nerima job barter dengan syarat yang nggak masuk akal.

Kalau baca-baca keluhan beberapa orang di platform Threads misalnya, SOW yang diberikan tuh terlalu berlebihan.

Mulai dari harga produk yang kadang di bawah 50ribuan misalnya, tapi minta barter dengan beberapa video, kadang sampai 3 video.

Udah gitu, brand minta agar video itu bebas digunakan mereka untuk keperluan marketingnya. Kalau saya pribadi, masalah owning video ini nggak jadi problem sih. Tapi beberapa konten kreator merasa rugi jika produk barter, tapi videonya di-owning brand

Lebih parah lagi, ada yang SOW-nya kudu ngirim draft dulu, jika tidak sesuai dengan keinginan brand, minta direvisi. Kalau yang kayak gini saya juga nggak suka sih, karena revisi video itu nggak semudah revisi tulisan blog, hahaha.

Dengan semua drama SOW tersebutlah, semakin bergema kampanye menolak job barter. 


Plus Minus Menerima Job Barter Bagi Konten Kreator Pemula

Sebenarnya, menerima job barter itu nggak melulu negatif sih, tetap ada manfaat positifnya, meskipun iya juga, ada negatifnya.


Manfaat positif atau nilai plus menerima job barter bagi kreator pemula


1. Melatih kreator pemula bekerja dengan profesional

Saya sempat membaca tulisan opini beberapa kreator yang menolak job barter secara 'keras', di antaranya ada yang bilang,

"Mending beli produk sendiri, review sendiri suka-suka, waktu posting sesukanya!"

Salah banget ya Dhek! hahaha.

Kenyataannya, meski udah sering review suka-suka, terus masuk ke job kerja sama berbayar yang sesungguhnya, kebanyakan orang jadi shock

Mengapa?

Karena job kerja sama berbayar dari brand itu, tidak sesederhana yang kita review suka-suka, post suka-suka! 

Ada SOW yang harus dipahami, ada deadline dan lainnya. Jika tidak terbiasa dengan semua itu, yang ada bakalan kaget juga. 

Kenyataannya, menerima job barter produk itu, apalagi yang disertai SOW atau brief kerja sama tertentu, akan melatih kreator dalam memasuki dunia kerja sama berbayar yang sebenarnya.

Sehingga, kreator akan terbiasa menghadapi tantangan ketika bekerja sama dan dibayar. Di mana kadang ketemu klien rewel, ngasih brief sepanjang kereta api. Ketika kreator nggak biasa mengerjakan review dengan brief, yang ada bakalan kebingungan membaca apa yang diinginkan klien.


2. Membuka kesempatan kerja sama berbayar dengan brand

Nggak selalu semua brand atau klien itu minta barter ya, ada juga yang ketika akhirnya puas dengan kerja sama barter produk, berikutnya bakal diajak kerja sama dengan berbayar.

Karenanya, pastikan mengerjakan semua keinginan dan kebutuhan klien dengan baik, agar klien puas dan tertarik untuk bekerja sama di masa mendatang.  


3. Berkesempatan dikirimin lebih banyak produk gratisan

Saya pernah nih beruntung mengalami hal seperti ini, ketika awalnya menerima job barter review. Lalu bukan hanya saya bikin video-nya, tapi saya tulis di blog.

Berikutnya saya malah jadi sering dikirimin produk gratis ketika mereka launching produk baru, bahkan ketika lebaran, beberapa mengirimi saya produknya sebagai hampers lebaran. 

 

4. Sebagai portofolio konten kreator 

Selain itu, konten-konten yang kita hasilkan dari job barter produk tersebut, bisa menjadi portofolio, yang menarik pihak lain untuk mengajak kita bekerja sama.

 

Sisi negatif atau nilai minus menerima job barter bagi kreator pemula

Meskipun demikian, memang sih ada sisi negatifnya juga. Di antaranya:

  • Berpeluang jadi dongkol, udah nggak dibayar, nilai produk nggak seberapa, tapi kliennya rewel, hahaha. Saya pernah mengalami hal ini, tapi tetap saya kerjakan sesuai keinginan mereka. Setelah itu ketika ditawarin lagi, saya tolak, hehehe.
  • Bisa merusak pasar penghasilan konten kreator, karena setelah brand tahu, ternyata mereka bisa mendapatkan kerja sama barter dengan hasil yang bagus. Berikutnya mereka mungkin akan mempertimbangkan memakai cara marketing dengan job barter tersebut. Kalau begini semua, kan konten kreator nggak bisa menghasilkan duit, kecuali ikut menjual produk kliennya, hehehe.  


Konten Kreator Pemula Terima Job Barter Produk, Yay or Nay?

Kalau saya ditanya, konten kreator pemula, sebaiknya terima job barter produk nggak sih?. Jawaban saya adalah, tergantung!.

Iya, tergantung si kreator pemulanya, bisa nggak mengerjakan job tersebut.

Jadi, alih-alih langsung menolak penawaran job barter produk, akan lebih baik jika kita riset dulu produknya apa? berapa harganya?.

Setelah itu, baru deh tanyakan bentuk kerja samanya kayak gimana?. Tanyakan juga brief-nya seperti apa?.

Jika merasa bisa memenuhi brief-nya, dan produknya bisa digunakanlah, ya sebaiknya diterima aja dulu, sebagai latihan untuk pengalaman menerima job kerja sama sebagai konten kreator.

Tapi, jika memang merasa nggak sanggup dengan brief yang diberikan, apalagi mungkin deadline-nya terlalu cepat, boleh kok menolak dengan sopan.

Intinya, kalau memang job barter, ada brief yang sepanjang kereta api. Tentunya job berbayar pun, bakalan memberlakukan brief yang panjang kan?.

Kalau enggak terbiasa mengerjakan job dengan brief se-njlimet itu, bagaimana bisa kita menerima kerja sama berbayar dan memberikan hasil yang memuaskan klien?.

So, jawaban saya adalah Yay banget!


Kesimpulan dan Penutup

Belakangan ini, kampanye di media sosial yang menolak "job barter produk" karena dianggap tidak sepadan dengan usaha yang harus dilakukan konten kreator, semakin bergema. 

Meskipun ada manfaat bagi kreator pemula, seperti melatih profesionalisme dan membuka peluang kerja sama berbayar, banyak yang merasa kesal dengan tuntutan klien yang berlebihan.Terutama jika produk yang diberikan tidak bernilai tinggi. 

Kampanye ini muncul juga dikarenakan banyak brand yang mengeksploitasi kreator pemula dengan tawaran barter produk yang sering kali memiliki statement of work (SOW) yang berlebihan. 

Ada pro dan kontra tentang menerima job barter ini, namun yang terpenting adalah kreator pemula harus mempertimbangkan baik-baik sebelum menerima tawaran tersebut, berdasarkan kemampuan dan ketentuan kerja yang diberikan.


Surabaya, 31-07-2024

Sumber: opini dan pengalaman pribadi

Gambar: canva edit by Rey

4 komentar :

  1. Saya sering nerima job barter barang tapi di beberapa blog. Ada yang duit + produk, seringnya sih cuma produk. Yang penting bagi saya pertukaran value-nya menyenangkan dan disepakati dari awal, dan produknya saya suka/butuh atau dibutuhkan audiens blog. Karena saya mengedepankan diskusi sebelum nerima job, maka brief-nya gak ada yang berat, karena yang gak enak langsung saya tolak, yang susah diajak diskusi juga langsung tinggalin. Sebelum mereka ngasih brief biasanya saya kasih tahu value yang bakal didapat mereka dari blog. Semakin kuat value biasanya mereka makin nurut.

    BalasHapus
  2. Btw aku agak roaming tadi baca SOW, krn dalam perbankan SOW itu source of wealth 😂. Ternyata ada meaning yg lain di dunia konten kreator yaa.

    Jadi tahu ada yg seperti itu Rey 😁. Awalnya aku liat storiesnya yuki anggia. Ttg masalah barter ini. Apalagi yuki udh punya nama, makanya dia ga sukalah dengan sistem barter yg ga manusiawi.

    Aku sendiri krn ga ngerasain juga, tp samalah dengan kamu. Ini mah tergantung.

    Kalo si newbie memang mau cari pengalaman, nambah portfolio, mungkin dia mau2 aja utk trima job nya. Anggap aja promosi karya dulu 😁. Ntr kan setelah portfolio banyak, hasil memang bagus, baru deh bisa nentuin harga.

    Selama SOW nya masih bisa dilakukan, ga ada salahnya. Cuma kalo terlalu belibet dan ngerasa ga mampu, ya mending tolak

    BalasHapus
  3. untuk kreator pemula mungkin nggak masalah ngambil job barter sebagai portofolio mereka. Itung-itung latihan kerjasama sama client kayak apa

    aku sendiri pernah terima job barter juga, tapi sebelumnya aku cari tau dulu produknya, harganya, worth apa engga sama SOW nya.
    sekarang makin banyak job barter, tapi fee-nya agak miris juga sebenernya. Aku tuh sampe bingung, sebenarnya fee ini bisa aja bukan langsung dari brandnya, tapi udah kepotong sama pihak agency yang kesekian. Entahlah apakah memang fee itu dari brandnya memang kecil atau agencnynya yang sengaja motong keuntungan gede.
    Pengen tau cara kerja agency menaungi content creator yang memberikan informasi job dari brand-brand

    BalasHapus
  4. Dulu, aku nerima job barter tapi ya aku harus tau dulu sih produknya apa, SOW nya kayak gimana. Kalo memang produknya itu yang aku butuhkan, ya oke sih aku ambil. Pertama, lumayan buat nambahin portofolio aku. Kedua, lumayan dapet produk gratisan, jadi ga perlu keluarin duit lagi kan buat beli. hehe,

    Pun selama nerima produk barter, Alhamdulillahnya gak pernah dapet SOW yang banyak dan aneh2.

    Kalo sekarang, jujur ngga dulu kalo barter. Apalagi kalo dapet barter SOW nya ruwet bin ribet. cuss, mundur teratur. hehe.

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)