Lelah, Tapi Sejujurnya Bahagia Merasa Jadi Orang Bermanfaat

lelah tapi bahagia

Lagi merasa malas untuk menulis, mungkin karena saya sedang merasa lelah banget. Jadi, kayaknya saya mau nulis tentang hal-hal yang ringan saja, untuk mengeluarkan isi kepala yang membuncah.

Jadi, saya memang kecapekan, semalam tidur hampir pukul 4 pagi. Dan kayaknya bukan hanya karena masalah tidur pagi itu, melainkan saya merasa bersalah gegara mengkhianati jadwal lagi.


Cerita Hari Ini

Kemarin memang saya memaksakan diri untuk mengerjakan banyak hal dalam semalam. Mulai dari instagram walking, menulis 2 artikel, mengedit 1 artikel yang harus tayang hari ini. 

Bikin video dari awal, di mana harus bikin script-nya dulu, rekam voice over, baru deh edit di capcut.

Belum lagi pas nyadar abis nulis, eh ternyata di sekeliling saya kacau balau, jadi beberes dulu. Ujungnya sampai pagi dong, dan sebel banget belum juga sempat bangunin anak-anak untuk shalat subuh, eh sayanya malah ketiduran, bablas deh.

Semua itu bikin saya terbangun dengan banyak penyesalan, dan rasanya nggak asyik banget.  

Saya terbangun di pukul 7.30 yang berarti saya cuman tidur sekitar 3,5 jam. Bangun pun nggak bisa langsung beraktifitas karena masih harus edit video yang harus di-post hari ini. Nantilah sekitar pukul 9 lebih baru bisa mulai masak.

Ampun deh, padahal hari ini saya ada janji mau datang ke grand opening Codero Surabaya. Salah sendiri janji-janji, terus ditagih, hadeh.

Singkat cerita, setelah masak di mana masak mie aja, karena takut makin telat, lalu anak-anak mandi, saya kemudian menyusul, dan cepat-cepat ganti pakaian.

Ujungnya berangkat pukul 11.30an, untungnya dekat, cuman 15 menitan udah nyampe.

Tapi sayangnya, di sana udah mulai sepi, padahal saya datang mau ambil foto dan video grand opening-nya yang ramai. Hanya anak-anak yang happy, karena mereka bisa main lagi.

Kakak diperbolehkan main bikin game roblox menggunakan aplikasi Roblox Studio. Sementara si Adik diajak merakit robot bianglala.

Sementara maminya oleng, jadi cuman bisa ambil beberapa foto dan video aja, lalu kemudian malah sibuk ngobrol dengan para mentornya.

Senang rasanya bisa ngobrol dengan anak-anak muda, apalagi ngobrolin tentang ilmu pengetahuan, tentang teknologi. Berasa menemukan sesuatu yang hilang, ketika ada teman berbagi cerita tentang hal ini.

Sayangnya, kami nggak lama ngobrol, karena saya nggak enak, suasana mulai sepi, dan para mentor pengen istrahat.

Jadi, segera setelah si Adik selesai merakit robotnya, saya rekam video dan ambil fotonya, lalu si Adik diajak tidy up atau membongkar robotnya dan dirapikan kembali. Setelahnya kami pamit pulang deh. 

Pas keluar dari ruangan, disambut oleh teriknya mentari siang.

Surabaya emang akhir-akhir ini super terik di siang hari, jadinya berasa malas ke mana-mana, tapi karena udah janji, ya terpaksa deh dipenuhi.

Kamipun pulang, sampai tempat kami sekitar pukul 13.30 an, dan anak-anak lalu shalat dhuhur, sementara maminya kembali berkutat dengan panci dan lainnya. Masak buat makan siang.

Karena bingung mau masak apa, dan kerjaan saya masih banyak menanti, jadinya saya bikinin nasi goreng, dan Alhamdulillah anak-anak tetap makan dengan lahapnya. 

Setelah makan, mereka kembali merayu agar dibolehkan buka laptop, si Kakak masih penasaran dengan Roblox studio. Sayangnya karena mereka harus memakai laptop uzur maminya, jadinya tuh laptop nggak kuat.

Jadi deh, mereka menyerah dan milih mengutak atik stratch aja.

Sementara maminya, meski kantuk melanda, sekuat tenaga dilawan dengan kopi. Karena kerjaan menanti.

Saya harus menjahit badge baju seragam sekolah si Adik, ketambahan mengecilkan pinggang celananya yang super jumbo.

Bete banget deh dengan seragam yang dapat dari sekolah, masya Allah yang jahit benar-benar ngasal, tau gitu nggak usah bayar seragam, beli sendiri aja di luar, hiks.

Saya menghabiskan waktu sepanjang sore untuk menjahit 2 badge dan mengecilkan 2 celana si Adik. meskipun hasilnya tidak serapi jahitan di tukang jahit, tapi lumayan lah.

Malas banget harus keliling cari tukang jahit lagi, karena saya yakin di mana-mana sangat ramai, saking banyak anak yang minta jahitin seragam sekolah anak-anak.

Selepas magrib, pekerjaan saya masih berlanjut, kali ini harus nyuci pakaian kotor yang sudah direndam sejak kemaren *plak. Setelahnya saya menyetrika dan masak buat makan malam.

Saya baru bisa membuka laptop dan bersiap menulis dan mengerjakan hal lain setelah pukul 9 malam, hadeh.


Sejujurnya Ngantuk dan Lelah 

Sejak tadi, rasanya tuh nggak nyaman, antara ngantuk dan banyak pikiran. Tapi emang yang terjadi adalah saya merasa lelah banget.

Kebanyakan pikiran aka over thinking.

Saya kesal karena merasa apa yang saya lakukan itu terlalu over capasity dibanding bapakeh anak-anak. 

Harus mengurus anak-anak, juga harus melengkapi semua kekurangan yang anak-anak hadapi karena bapakeh nggak mau tahu kebutuhan anak-anaknya.

Ada banyak suara di kepala yang protes akan hal itu. Ketika saya harus tidur pukul 4 pagi, karena berusaha mencari cuan demi kebutuhan anak-anak yang diabaikan bapakeh.

Rasa lelah yang dirasakan seketika bertambah berat berkali lipat. Semua perasaan itu yang menambah beban di hati dan pikiran saya.

Ngantuk, lelah, rasanya ingin sekali membiarkan anak-anak begitu saja. Ingin sekali pergi menjauh dan membayar semua waktu tidur saya yang kurang, sejak 5-6 tahun terakhir ini.

Tapi, mana bisa?

Capek banget, bahkan menulis ini terasa capek, mengantar anak-anak les coding, capek.

Intinya memang saya lagi capek sih, karena emang kurang istrahat.


Tapi Akhirnya Merasa Bahagia Akan Kelelahan itu

Iya, meski kelelahan melanda, ngantuk. Tapi diam-diam di sudut hati yang lain juga terpancar sebuah rasa bahagia.

Diam-diam saya merasa, bukankah ini menyenangkan, menjadi manusia yang lebih bermanfaat.

Terbayang, betapa pentingnya saya hidup di dunia ini, karena anak-anak sangat butuh bantuan saya sebagai ibunya.

Bayangkan jika saya nggak perlu punya anak, saya nggak perlu lelah untuk orang lain, cukup sibuk mengurus diri.

Bukankah itu terlalu flat dan membosankan?

Dan bukan hanya karena terlalu membosankan, tapi juga membayangkan rasa hampa yang bakal saya rasakan karena nggak ada yang harus saya lakukan, nggak ada yang butuh saya.

Jadi begitulah, meski bahkan ketika menulis ini saya terkantuk-kantuk, dan bahkan ketika menulis ini susah payah saya teruskan, karena sejak tadi saya membujuk diri untuk nggak perlu nulis hari ini. Tidurlah dulu, Rey.

Nyatanya, karena memang sudah terbiasa, jadi sulit untuk membiarkan saya tidur tanpa menulis dulu. Terlebih setelah nulis ini ada hal lain yang harus dikerjakan lagi.

Ya begitulah, dinikmati dan syukuri dengan sepenuhnya. Meyakini kalau tidak ada satupun hal yang kita jalani dan kerjakan sampai lelah, tanpa hasil atau manfaat.

How about you, Temans?


Surabaya, 27-07-2024

1 komentar :

  1. Semoga semuanya menjadi pahala juga ya Rey 🤗.

    Tapi memang, secapek apapun kita, itu masih jauuuh lebih baik drpd ga bisa berbuat apa2. Ntah krn cacat fisik atau cacat jiwa. Aku pun akan memilih capek asal berguna drpd tidk ☺

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)