Ternyata Orang Dengan NPD Tidak Sereceh Narsis Di Medsos

mengenal npd bersama kartika soeminar

Akhir-akhir ini sering banget membaca tentang NPD melalui media sosial ataupun blog dari beberapa teman blogger. Dan jujur setelah membacanya, saya jadi bertanya-tanya, apakah saya pelaku NPD?.

Secara, NPD (Narcissistic personality disorder) atau gangguan kepribadian narsistik, erat kaitannya dengan narsis. Sementara kata narsis sering banget dikaitkan dengan suka tampil di medsos, hahaha.

Di sisi lain, saya kadang merasa diri tampil narsis, suka selfie dan di-upload di medsos, meskipun aslinya buat keperluan branding sebagai blogger dan pekerja digital.  

Saya juga sering menuliskan pengalaman pribadi di media sosial, meskipun alasannya buat branding atau release beban pikiran.

Dengan semua hal itu, ketika membaca tulisan teman-teman tentang gangguan kepribadian tersebut, saya kok jadi merasa diri, jangan-jangan ada gejala NPD nih?.


#BrokenButUnbroken Kampanye NPD Bersama Kartika Soeminar dan KEB

Begitulah, ketika ada kesempatan menghadiri event yang diadakan oleh Komunitas Emak Blogger (KEB), yaitu #KEBIntimate session with Kartika Soeminar. Saya nggak bakal sia-siain dong, harus banget ikutan, biar bisa tahu lebih jelas apa itu NPD dari seorang NPD abuse survivor selama 23 tahun dan seorang psikolog senior yang hadir. 

Sabtu, 24-08-2024 saya segera datang ke tempat event di Hotel Artotel TS Suites Surabaya. Meskipun ketika dalam perjalanan sempat juga mengalami drama hampir kecelakaan karena rok saya terlilit rantai motor.

Alhamdulillah bisa sampai tepat waktu, dan mengikuti acaranya dengan intens. Hadir di acara tersebut Mak Indah Julianti dari KEB sebagai moderator acara.

Sebagi pembicara utama ada Mbak Kartika Soeminar yang menceritakan pengalamannya hidup bersama pelaku NPD selama 23 tahun lamanya.

Btw Mbak Kartika ini udah bisa lepas dari pelaku di tahun kemarin, tapi terlihat banget bagaimana dampak buruk bagi mentalnya akibat bertahan segitu lama menghadapi pasangan NPD.

Ketika akan menceritakan kisahnya, belum apa-apa Mbak Kartika sudah tak bisa menahan air matanya. Kasihan dan salut sih buat Mbak Kartika. 

Tahu banget bagaimana dampaknya, ketika dia menceritakan kisah itu, sama artinya dia membuka kembali luka yang mungkin sudah mati-matian dia obatin. Tapi demi rasa pedulinya kepada masyarakat, agar lebih aware tentang NPD, dia lawan dengan berani luka itu, dengan menceritakan pengalamannya kala itu.

kartika soeminar npd abuse survivor

Selama bertahun-tahun menghadapi pasangan NPD, luar biasa luluh lantak mentalnya. Diperlakukan dengan kasar, meskipun dalam bentuk kata-kata dan sikap, tapi dampaknya luar biasa banget.

Saya bisa membayangkan, karena sedikit banyak juga mengalaminya, bagaimana dampaknya di manipulasi dan gaslighting yang menjadi ciri utama pelaku NPD.

Yang menjadi masalah adalah, sikap pasangannya yang selalu bikin dia sulit untuk pergi. Sering terjadi setelah seenaknya bertindak kasar dengan kata-kata, berikutnya pelaku akan menghujani Mbak Kartika dengan perhatian yang berlebihan (love bombing) yang bikin dia sebagai korban berpikir.

"Ah dia sepertinya menyesal, dia akan berubah!"

Nyatanya semakin hari, bukannya perubahan yang diterima, malah krisis mental dan pikiran yang dialaminya.

Dengan gaslighting pelaku, bikin Mbak Kartika jadi berpikir, bahwa dialah yang terlalu baper, dia yang terlalu drama mempersoalkan hal-hal yang remeh seperti itu.

Apalagi ditambah dengan manipulasi yang diciptakan pasangan NPD dengan menciptakan cerita bahwa dia adalah pasangan terbaik buat Mbak Kartika, sehingga bahkan semua orang-orang di sekitarnya berpikir, kalau pasangannya memang orang baik. Jika Mbak Kartika mengeluh, orang-orang akan mengatakan dia terlalu baper, tidak bersyukur.

Sound familier, yes?. 

Nyatanya, emang hal-hal seperti ini, sering banget kita temukan di masyarakat.

Beruntung, setelah 23 tahun tersiksa dengan pasangan NPD, tepat di ulang tahunnya tahun lalu, dia berpikir kalau sudah waktunya untuk bangkit. Dia terlalu berharga untuk selamanya hidup gitu-gitu aja tersiksa dengan pasangan yang salah.

Dengan tekat itulah, akhirnya speak up, berani menceritakan masalahnya ke orang-orang terdekat, hingga konsultasi dengan ahlinya.    

Sebelumnya, dia juga mencari tahu tentang apa itu NPD dengan membeli buku-buku yang membahas gangguan kepribadian tersebut.

Setelah lepas dari pasangan NPD, kini Mbak Kartika mendedikasikan hidupnya untuk menciptakan kebahagiaannya sendiri.

Healing dari mental down yang disebabkan oleh perlakuan buruh pasangan NPD selama puluhan tahun lamanya agar bisa pulih. 

Mulai menulis jurnal, hingga menulis puisi yang kemudian dibuat jadi single lagu yang dibawakannya sendiri. Dia juga menulis buku yang akan terbit bulan Oktober 2024 mendatang.

Selain itu, dengan kepeduliannya terhadap masyarakat, Mbak Kartika memulai kampanye #BrokenButUnbroken yang bertujuan memberikan edukasi meluas terhadap masyarakat atas NPD. 

Kampanye ini tentunya penting mengingat begitu banyak masyarakat yang belum paham atas bahaya perlakuan NPD yang kadang sulit diidentifikasi karena pelakunya tak pernah merasa itu salah, dan gencar melakukan aksi-aksi yang membuat korban tak berdaya. 

Terlebih, pelaku NPD ini kebanyakan pria, dan korban kebanyakan adalah wanita yang berstatus istri.

kartika soeminar story

Melalui kampanye ini, Mbak Kartika Soeminar juga berpesan, bahwa kita para wanita berhak bahagia, dicintai dan dihargai. Karenanya, harus lebih aware jika mendapati orang atau mungkin pasangan dengan NPD. 


Mengenal Apa itu NPD dan Ciri-Cirinya

Hadir juga di acara tersebut ibu Dra. Probowatie Tjondronegoro M.Si, seorang psikolog senior yang juga merupakan kepala Humas RS Elizabeth Semarang. 

Bu Probo menjelaskan tentang apa itu NPD dan bagaimana ciri-cirinya, serta apa saja yang menjadi penyebabnya.

apa itu npd

NPD (Narcissistic personality disorder) adalah gangguan kepribadian narsistik yang ditandai dengan kepercayaan diri yang tinggi bahkan terkesan narsis yang ekstrim, semua hal harus berpusat padanya, namun punya empati yang sangat rendah. Selain itu, orang dengan NPD punya rentan psikologis yang tak suka dikritik. 


Ciri-ciri orang dengan NPD

Adapun ciri-ciri orang dengan NPD adalah:

  • Mementingkan diri sendiri. Orang dengan NPD selalu merasa dirinya sangat penting (self-importance) yang berlebihan. Contohnya melebih-lebihkan kemampuan yang dimilikinya dengan harap dipuji sebagai orang yang hebat dan luar biasa, meskipun pada kenyataannya tanpa pencapaian dan bakat yang sepadan.
  • Haus perhatian dan pujian secara terus menerus. Bagi pelaku NPD, perhatian, pujian maupun peneguhan secara terus menerus dari orang lain adalah hal yang penting untuknya.
  • Menganggap dirinya istimewa dan perlu perhatian khusus. Orang dengan NPD selalu meyakini bahwa dirinya istimewa atau eksklusif. Karenanya dia akan merasa hanya pantas bergaul dengan kelompok, institusi, atau status sosial yang tinggi di antara orang pada umumnya.
  • Rendahnya rasa empati. Karena sikap narsisnya, orang dengan NPD biasanya kurang memahami cara berempati kepada orang lain. Mereka selalu kesulitan memahami orang lain dan terkesan egois.

Akibat dari kepribadian narsistik tersebut, pelaku NPD biasanya kesulitan dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Karenanya, mereka kesulitan menjalin hubungan dengan orang banyak, dan circle pertemanannya cenderung sempit.  

Bukan hanya punya emosi yang selalu meledak-ledak, membesar-besarkan masalah yang sebenarnya sederhana, lalu menyalahkan orang lain akan hal itu.

Mereka juga punya mekanisme pertahanan diri yang kuat, tidak mau disalahkan atas apapun, pokoknya semua salah orang, dia selalu benar.

Ketika pasangannya mengajak untuk mencari solusi, dia akan berkelit agar semua masalah itu ditanggung oleh pasangannya semata. Untuk itu mereka akan memanipulasi pasangannya, lalu diteruskan dengan gaslighting atau menyalahkan pasangannya.  

Jangan berani memberikan masukan atau kritik kepada pelaku NPD, dia akan marah jika mendapatkan hal itu. Sikapnya selalu angkuh, egois hingga cenderung terlihat arogan. Selalu mau mendominasi di manapun dia berada.

Untuk itu, mereka biasanya akan tampil lebih rapi dari orang kebanyakan, dengan tujuan menarik kekaguman orang-orang di sekitarnya.

Btw, mendengarkan penjelasan Bu Probo tentang ciri-ciri orang dengan NPD tersebut, tiba-tiba saya tersindir. Saya kan selalu berusaha berpakaian rapi dan cantik kalau ketemu orang, apalagi kalau ada event kan. Kalau kata orang-orang zaman now, berusaha untuk dress well.

Lalu sekali lagi berpikir, masa iya sih saya NPD? karena bisa dinilai masuk kategori narsis?.

Alhamdulillah saya lega setelah bu Probo menjelaskan tentang perbedaan NPD dengan narsis yang sehat. Di mana, orang dengan narsis yang sehat masih punya kepedulian sosial dan empati interpersonal.

Selain itu, orang dengan narsis yang sehat punya minat yang tulus terhadap gagasan maupun perasaan orang lain, contohnya mau menjadi pendengar, tidak melulu mau didengarkan.

Juga, ketika ada masalah yang terjadi, orang yang narsis sehat masih menyadari peran pribadinya, tidak melulu menyalahkan orang lain.

Alhamdulillah, tenang rasanya hati setelah mengetahui perbedaan dan kenyataan, bahwa orang dengan NPD tidak sereceh orang narsis di medsos.


Mengenal Penyebab NPD

Menurut Bu Probo, hingga saat ini belum ditemukan secara ilmiah apa penyebab pasti dari terbentuknya orang dengan NPD. Karena gangguan kepribadian ini merupakan suatu hal yang kompleks, di mana ada banyak faktor yang mempengaruhinya.

Misal, hubungan antara kondisi genetik, pola asuh keluarga, pengalaman traumatis masa lalu, hingga tuntutan sosial.

Dalam pola asuh, bisa jadi pelaku NPD terbentuk dari pengasuhan yang terlalu diberikan pujian secara berlebihan ketika anak melakukan sesuatu ketika kecil.

Ini jadi reminder juga buat saya, karena yang namanya rewards dan punishment berlaku di pola pengasuhan saya terhadap anak-anak. 

Intinya, boleh memberikan rewards atau pujian kepada anak, tapi dalam porsi yang normal tidak berlebihan.

Karena hal itu bisa mempengaruhi kemampuan manajemen emosi atau kecerdasan emosi anak menjadi rendah, sehingga dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian narsistik. 


Tips Jika Terpaksa Harus Hidup Berdampingan Dengan Orang NPD

Yang menjadi masalah terbesar adalah pelaku NPD ini jarang bahkan nyaris tak pernah ada yang merasa dirinya mengalami gangguan kepribadian tersebut. Hal ini disampaikan oleh Bu Probo,

"Orang NPD cenderung tidak menyadari kalau dirinya memiliki ciri-ciri tersebut. Gejala obsesi kompulsif melekat pada NPD di antaranya manipulatif da butuh dikagumi. Hal ini terjadi karena di lingkungan masa kecilnya selalu diberikan pujian, sehingga ia merasa tak pernah salah dan apapun caranya, dia harus dikagumi!"

Karena itu, cara terbaik untuk mengatasi orang dengan NPD yaitu dengan meninggalkannya ataupun tidak mempedulikannya (cuekin).

mengatasi orang dengan npd

Namun sayangnya, dalam hidup ini kadang tidak semudah itu untuk bisa meninggalkan atau menghindari orang-orang dengan gangguan kepribadian ini.

Jika hal ini terjadi, di mana kita masih harus hidup berdampingan dengan pelaku NPD, maka butuh metode fundamental yang dibangun dengan cara pendekatan humanis.

Salah satunya mendekati mereka dengan cara intimasi dan santun (hubungan interpersonal). Contohnya, ketika dia mulai menunjukan sikap narsis yang berlebihan dan kurangnya empati, segera alihkan pembicaraan ke hal-hal lain yang lebih positif. Ini lebih baik, karena otak manusia sejatinya tidak bisa menerima hal negatif.

Selengkapnya, Bu Probo memberikan 5 langkah psikolog yang bisa kita terapkan ketika harus menghadapi orang dengan NPD, di antaranya:


1. Terapkan batasan

Selalu menerapkan batasan ketika harus berinteraksi dengan NPD, perkuat diri sendiri dan mental untuk tidak terlalu memperhatikan perlakuan narsis berlebihannya. Berikan sikap apatis atau cuek, kurangi interaksi dan komunikasi dengannya agar mental kita tetap terjaga. 


2. Afirmasi positif

Selalu berikan stimulus energi positif ke diri sendiri setiap harinya, bisa dengan mengucapkan kata-kata positif yang menguatkan mental seperti: 'saya semakin kuat, saya bisa menghadapi ini'. 

Kalimat tersebut memang sekilas terdengar sederhana tapi percayalah, kalimat ini punya kekuatan luar biasa yang bikin hidup jadi lebih kuat.

 

3. Journaling

Terapi journaling dengan kertas juga bisa dilakukan. Caranya, ambil secarik kertas bekas yang tidak dipakai dan juga spidol, lalu tulis atau gambar semua luapan isi hati dan emosi kita terhadap orang dengan NPD. 

Kemudian, remas dan robeklah kertas tersebut serta buanglah. Sederhana tapi efektif meluapkan rasa kesal kita terhadap pelaku NPD. 


4. Pendekatan spritual

Yang tak kalah penting serta utama adalah lakukan pendekatan spritual dengan meningkatkan ibadah. Memohon agar kita diberikan kekuatan mental dan kesehatan jasmani dalam menghadapi orang dengan NPD. Doakan juga agar kita bisa membawa diri dengan baik dalam segala kondisi, ketika menghadapi pelaku gangguan kepribadian tersebut.


5. Konsultasi dengan ahli

Langkah terakhir, segera temui dan konsultasikan kesehatan mental kita, sekaligus cari tahu bagaimana cara yang tepat menghadapi orang dengan NPD pada ahli jiwa.


Kesimpulan dan Penutup

NPD (Narcissistic Personality Disorder) adalah gangguan kepribadian yang sering disalahpahami sebagai sekadar narsisme biasa. Perbedaannya, orang dengan NPD cenderung tidak memiliki empati dan sangat manipulatif, seringkali membuat orang-orang di sekitarnya merasa bingung dan terjebak dalam siklus emosional yang merugikan. 

kebintimate bersama kartika soeminar

Kisah yang dibagikan oleh Kartika Soeminar dalam kampanye #BrokenButUnbroken, bersama Komunitas Emak Blogger (KEB), menyoroti betapa pentingnya kesadaran akan NPD serta dampak jangka panjangnya pada korban.

Penting bagi kita semua, terutama kaum wanita, untuk memahami ciri-ciri NPD dan mengenali tanda-tandanya. Meskipun mungkin tidak mudah untuk melepaskan diri dari orang dengan NPD, terutama jika mereka adalah pasangan hidup, ada berbagai langkah yang dapat diambil untuk melindungi diri dan memperkuat mental kita. 

Langkah-langkah ini mencakup penerapan batasan yang tegas, menggunakan afirmasi positif, journaling, pendekatan spiritual, dan berkonsultasi dengan ahli. Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan yang memadai, kita dapat menemukan kekuatan untuk melindungi diri sendiri dan menciptakan kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.

Akhirnya, sebagai masyarakat, kita harus lebih peka terhadap masalah NPD ini. Edukasi dan kampanye seperti #BrokenButUnbroken perlu terus digalakkan agar lebih banyak orang yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental dan mengenali tanda-tanda NPD sejak dini. 

Bersama, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi semua.

#Narcisstic #NPDSurvivor #NPDAwareness #BreakTheSilence #KartikaSoeminarStory


Surabaya, 29-08-2024

Sumber: 

  • Opini dan pengalaman pribadi
  • Event #KEBIntimate session with Kartika Soeminar, Break The Silence : 23 Years of Narcissistic Abuse Survivor 
Gambar: Canva edit by Rey, dokpri, Riska Ngilan, Cognito

20 komentar :

  1. Serem juga ya kalau sampai harus berhubungan dengan penderita NPD, ga bisa bayangin seporak poranda apa mental Mbak Kartika semasa hidup dengan pasangannya dulu, tapi berkat pengalaman beliau kita jadi banyak belajar tentang bahaya dan juga cara menghadapi NPD

    BalasHapus
  2. Narsis sih oke tapi nir-empati itu ya yang bikin orang bakal menjauh. Yuk bangetlah kak Rey sharingnya full daging dan menarik bangrt.

    BalasHapus
  3. Jadi intinya NPD itu narsisnya berlebihan ya. Soalnya kalau cuman narsis, aku juga sering narsis suka foto selfie dan diposting di sosial media, hehehe

    BalasHapus
  4. Ya memang selama ini banyak yang salah kaprah tentang NPD. Disangkanya sekadar suka narsis doang. Padahal NPD tuh bener-bener orang yang toxic. Semoga aja dijauhkan dari orang-orang NPD.

    BalasHapus
  5. Ternyata narsis bisa merupakan sebuah gejala penyakit jika sudah berlebihan dan merugikan orang-orang di sekitar secara mental. Harus paham menghadapi NPD agar kita sehat, nggak jadi luka batin. Makasih sharinya mba.

    BalasHapus
  6. Ternyata arti NPD ini sedalam itu ya, thanks for sharing mbak jadi lebih paham soal NPD dan banyak juga ya korban dari orang yang NPD, ternyata selama ini saya beberapa kali ketemu sama orang yang NPD.

    BalasHapus
  7. Kalo boleh aku asumsikan, NPD ini adalah "penyakit dalam diam". Dan ini gak boleh dibiarkan. Kalau melihat efeknya, bisa menggerogoti kepribadian dan bahkan ternormalisasi karena pembenaran. Bahaya banget ini. Jadi saya bisa paham kenapa Mbak Kartika udah duluan nangis sebelum menceritakan pengalaman pribadinya.

    BalasHapus
  8. Ternyata ada pengaruh masa kecil juga ya, seseorang bisa terbentuk jadi NPD tuh. Sering baca istilah NPD, tapi di artikel mbak Rey lengkap banget, jadi makin paham deh. Makasiiii

    BalasHapus
  9. Pasti tertekan ya hidup dengan penderita NPD. Jangankan puluhan tahun seperti Mbak Kartika itu, beberapa hati saja kalau saya pasti udah nangis dan pengen pulang. Hehe...
    Semoga dengan mengetahui ciri ciri begitu kita bisa antisipasi dari awal. Jangan sampai mengalami seperti Mbak Kartika itu...

    BalasHapus
  10. Banyak kasus nih orang yang NPD, akhirnya pasangannya jadi korban. Harus banyak edukasi tentang awareness dari NPD ini

    BalasHapus
  11. Tinggalkan atau cuekin, terlihat mudah tapi pasti ga gampang bagi korban NPD, apalagi jika itu adalah pasanagannya. Salut akan keberanian Mba Kartika yang berani menyelamatkan diri bahkan speak up akan perlakuan pelaku NPD serta mengedukasi agar tak banyak lagi yang hanya berdiam diri

    BalasHapus
  12. Karakteristik orang NPD berarti agak playing victim ya dengan kepercayaan dirinya. Selamat dan terimakasih untuk mb Lartika yang sudah mau speak up tentang orang NPD. Biar semua orang tahu dan lebih bijaksana dalam berkehidupan sosial.

    BalasHapus
  13. Wah pernah ngalamin rok terlilit juga? Saya juga pernah , tapi "untung" dalam perjalanan pulang sehingga bisa disobek gitu aja
    Tentang NPD, saya kayanya ngalamin deh
    Akibatnya parah banget, saya sampai kepikiran pingin mati aja agar penderitaan ini berakhir
    Pelaku NPD emang seperti dituturkan di atas, mereka menganggap dirinya penting, istrinya gak penting, toh perempuan itu banyak.
    Gak ada kamu, saya bisa kawin lagi, kurang lebih demikian jalan pikirannya

    BalasHapus
  14. Gimana yaa...
    saya juga introvert, tapi kalau mau cari duit dari medsos rata2 dituntut untuk jadi "narsis" ya mbak.
    Suka ada yang nanya "tumben, post foto"
    Ya dia ga tau aja post foto digaji. Tapi ngejelasinnya untuk mereka yang ga paham jadi males. Iya in aja hihiii
    Tapi kalau lihat ciri-ciri yang mbak tulis saya kayanya masih jauh sih dari NPD, Semoga...:)

    BalasHapus
  15. Menurutku pribadi, emang penting sekali menerapkan batasan dan afirmasi positif. Karena kalau sudah terlanjur berada dalam jangkauan orang dengan NPD, kita yang tanpa batasan bakal sulit lepas. Yang ada malah sakit terus.

    BalasHapus
  16. Bahasan yang menarik soal NPD ini yang memang perlu untuk diangkat, karena bisa saja si orang tersebut atau sekelilingnya belum paham tentang istilah itu, tetapi punya gejala yang mengarah ke sana

    BalasHapus
  17. Betuuul, NPD nggak sesederhana hobi posting foto narsis. Dulu aku juga mikir gitu sih, Kak. Tapi setelah sering baca-baca tentang NPD, jadi mulai paham. Apalagi ada seorang temanku yang NPD (baru ketahuan setelah serangkaian konsul dan pemeriksaan oleh beberapa dokter spesialis).

    BalasHapus
  18. Semoga semakin kesini semakin banyak yang sadar ya mbak tentang NPD ini, jadi semakin banyak yang bisa terlepas dari belenggunya

    BalasHapus
  19. Suka merasa denial gitu ya kalau ada teman atau orang terdekat sikapnya buruk, berharap akan mengubah sikap yang ada malah tambah parah. Semoga kita semua dijauhkan dari karakter orang-orang NPD

    BalasHapus
  20. Rey, yg disampingmu itu mba Riska ngilan bukan?

    Orang NPD ini sbnrnya udah jelas memang ciri2nya, tp terkadang ada aja orang yg masih terjebak berhubungan dengan tipe begini, krn memang mereka pandai mainin perasaan orang.

    Dipikir2 kenapalah dulu aku juga bisa terjebak ama cowo begini, ntahlah. Awal pacaran memang udh kliatan red flag, tp akunya aja yg bodoh, mikir itu tanda dia sayang banget ke aku. Berawal dari posesif bangettttt. Pdhl posesif berlebihan sbnrnya tanda dia itu memang ga bisa dipercaya , jadi selalu kuatir pasangannya melakukan yg sama.

    Bersyukur sih aku ga sampe kejebak puluhan tahun kayak mba kartika. Krn di satu titik logika ku mulai jalan, cowo begini mah ga bakal sembuh. Drpd lama2 dia main tangan, mending aku yg putusin.

    Tau ga, pas aku ajuin cerai, dia msh sempat nyalahin aku kejam, ga paham dia, sampe akhirnya nyerah. Trus yg lucunya pas kami udh resmi ketok palu, bisa2nya dia bilang, kalo nanti aku nikah lagi, jgn lepas cincin kawin dr dia 🤣🤣🤣🤣🤣. Ya Allah ya Tuhan, segitu narsisnya memang 🤣🤣. Di depan dia aku lgs bilang, udah aku jual tuh cincin 😂. Ga sudiiii nyimpennya 🤣

    Makanya kalo ada temen2 yg terjebak dengan cowok begini, aku memang ga bisa nyaranin langsung pisah, krn aku tahu situasinya berbeda. Tapi aku berharap temen2 bisa sadar kalo cowo begitu memang ga akan sembuh sih. Jd better kita yg ninggalin mereka duluan.

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)