Perempuan Yang Selalu Harus Memilih

perempuan selalu harus memilih

Udah pukul 9 malam dong, saya saya masih terpaku bingung mau nulis apa?. Mana ngantuk, mana mau PMS, komplit sudah. Lalu teringat Sabtu lalu ketika anter si Adik latihan Pagar Nusa di sekolahnya, pas pulang saya liat ada beberapa anak lelaki, keknya berusia 8-12 tahunan, lagi main bareng dannnnn mereka semua pada ngapain coba? ayo tebak?.

M e r o k o k!

Uwoooowwww! 

Dan maafkanlah saya sungguh tak bisa bersikap seperti biasanya, yaitu cuek. Yang saya lakukan adalah nge-freeze sejenak sambil menatap anak-anak itu. Lalu mereka saling tunjuk seolah melaporkan kalau temannya ngerokok, padahal ya semua ngerokok.

Satu rokok diisap bareng-bareng, bagaikan maraton semua kebagian. Dan saya tanpa sengaja nyelutuk,

"Emangnya ortu kalian nggak marah, kalau tau kalian merokok?"

Sebagian menjawab,

"Kan mereka nggak tau!"

"Kan merokoknya di luar!"

"Sibuk ortunya!"

Saya akhirnya memilih diam dan pergi, sambil ngobrol sama anak-anak di boncengan. Yang intinya, maminya nggak bisa bayangin bagaimana kecewa bangetnya kalau anak-anak mami ngerokok.

Kedua serempak menjawab, enggak mau merokok.

Alhamdulillah sih, neski tetap masih deg-degan juga, karena emangnya saya bisa mengawasi mereka dalam 24 jam?


Anak-Anak Di Luar Jangkauan Pengawasan Ortu/Ibu

Saya jadi berpikir, jika mungkin takdir atau nasib ya ini, nasib kali ya, berkata lain. Saya nggak pernah jadi IRT, saya terus berkarir di kantoran.

Masalah anak-anak saya serahkan ke orang lain, entah itu pembokat, daycare atau juga sama keluarga. Akankah anak-anak saya masih seperti yang saat ini?.

Sementara pergaulan zaman now sebegitu mengerikan.

Sekuat-kuatnya kita menanamkan nasihat ke anak, kalau tiap hari dihadapkan dengan teman-teman macam anak-anak yang saya liat di atas itu misalnya, apakah selamanya anak bisa bertahan untuk menolak hal yang salah?.

Tapi saya jadi mikir juga, kenapa ya yang concern tentang hal ini cuman perempuan, eh atau kebanyakan adalah seorang ibu. Sangat jarang seorang ayah peduli masalah ini, apalagi kalau ayah itu seorang perokok, hiks.

Kenapa kok saya merasa, cuman ibu yang bisa menjangkau anak dengan baik ya?. Itupun kadang masih juga kena penghakiman, jangan terlalu mengekang anak! jangan terlalu menyetir anak.

Padahal, ini bukan semata mengekang dan menyetir, ini memang mengarahkan meski mungkin terdengar paksaan, tapi ibu mana sih yang tega anaknya masuk ke jurang?.

Tapi, kenapa juga anak-anak hanya menjadi di dalam jangkauan kebanyakan ibu, mengapa jarang jangkauan ayah melengkapi anak-anak?.

Ujung-ujungnya kan, seorang ibu yang harus berkorban memilih, karir atau anak-anak


Perempuan Yang Selalu Harus Memilih

Jujur sedih banget ketika semakin sering melihat bahkan merasakan sendiri, bagaimana kita sebagai wanita khususnya ketika jadi ibu, kita harus mau memilih antara anak atau karir.

Mirisnya lagi, kebanyakan dilema dalam memilih, bukan karena terlalu mencintai karir, tapi karena kalau dia nggak kerja, taruhannya juga pendidikan dan masa depan anak-anaknya.

Karena suaminya, tidak atau belum mampu memikul semuanya.

Alhasil, banyak yang terpaksa memilih bekerja, meninggalkan anak dengan dunianya dan teman-temannya. Lalu akhirnya anak berkenalan dan sering main dengan anak-anak demikian, maka jadilah anak seperti anak-anak yang saya liat minggu lalu itu. 

Ini baru masalah merokok, bagaimana kalau masalahnya bertambah lagi, karena zaman sekarang tuh semakin mengerikan pergaulannya.

Ketika akhirnya anak salah melangkah, maka ibu jugalah yang seringnya disalahkan, padahal tanpa disalahkan pun, ibu udaj benar-benar sangat terpukul.


Ah entahlah, kadang sedih melihat nasib banyak perempuan yang serba salah di dunia ini, bahkan mau matipun takut masuk neraka, lantaran pandangan kebanyakan orang, bahwa perempuan merupakan penghuni neraka yang terbanyak.

Kadang saya juga berpikir, akankah jika wanita memilih untuk terus menjadi anak-anak saja, hidupnya bakalan lebih bahagia kah? hahaha.

Kayaknya sih enggak juga ya, kalau jadi anak-anak terus kita punya ortu yang suka ngaturnya kebangetan, sampai kolot banget, jadinya ya tetap nggak menyenangkan juga, hahaha.

Serba salah kan? 


Intinya...

Tulisan ini hanyalah merupakan curahan hati saya sebagai seorang mom, yang merasa khawatir tentang pergaulan anak-anak di zaman sekarang. Terlebih khususnya ketika melihat anak-anak kecil merokok tanpa pengawasan orang tua. 

Saya jadi ingin merefleksikan dilema yang sering dihadapi perempuan, terutama ibu, dalam memilih antara karir dan keluarga. Ada keprihatinan mendalam bahwa meskipun sudah berusaha mengarahkan anak-anak ke jalan yang benar, tantangan dari lingkungan sekitar tetap kuat. 

Selain itu, saya juga jadi ingin menyoroti ketidakseimbangan peran antara ayah dan ibu dalam mengawasi dan mendidik anak, serta tekanan yang dirasakan perempuan dalam berbagai pilihan hidup yang serba salah. 


Ya begitulah, how about you?


Surabaya, 15-09-2024

1 komentar :

  1. Aku dulu padahal perokok berat. Tp membayangkan anakku merokok ya kok rasanya susah Nerima 😔. Ngeriiii dengan pergaulan anak sekarang. Jujurnya aku pun bersyukur resign dari kantor Rey, Krn JD bisa memperhatikan mereka LBH ketat.

    Kebanyakan memang anak2 yg begitu, ya Krn jarang dapat perhatian dari salah satu orangtua. Aku sendiri kalo dipikir kenapa mulai merokok dulu, ya Krn masalah Ama ortu. Jadi pelariannya ke rokok.

    Kalau masalah ga seimbang peran, aku paham ada yg begitu. Ntah Krn yg lelaki patriarki banget, atau Krn sibuk cari duit, JD nyerahin tugas anak ke istri.

    Cuma Krn hal begini ga bisa ikut campur yaa, susah juga jadinya. Aku sendiri ya ga mau kalo peran ngurus anak JD tanggung jawab istri doang. Ya harus bersama itu sih. Aku masih menganggap kalo anak sebaiknya butuh 2 figur ini dalam tumbuh kembang mereka.

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)