Cerita Survey Kontrakan di Surabaya

survey kontrakan surabaya

Kurang lebih 2 mingguan lamanya, saya dan anak-anak keliling di sekitar wilayah Surabaya Timur. Dari sekitaran Manyar Sambongan, Manyar Sabrangan, Menur, Pumpungan, Bratang, Gubeng Kertajaya, Gubeng Jaya, Jojoran hingga Mojo dan Karang Menjangan.

Kegiatan ini dikarenakan kami dalam misi harus secepatnya mencari kontrakan di Surabaya yang jauh lebih terjangkau, dekat sekolah anak-anak, jalannya bisa dilewatin setidaknya motor dan bisa dibayar bulanan.

Dalam rasa lelah yang mendera, terdapat beberapa cerita yang sayang untuk tak terekam di blog ini, di antaranya: 


1. Ngos-Ngosan Nuntun Motor di Gang Sempit

Ini udah saya ceritakan di tulisan tentang cerita mencari kontrakan di Surabaya sih, di mana saya menemukan informasi rumah di kontrakan dengan spek 2 KT, ruang tamu, dapur dan intinya nggak terlalu besar, tapi memadailah buat kami. 

Pas saya hubungi nomor kontak WA-nya, katanya harganya 12 juta setahun. Wowww kan, di Surabaya ternyata ada kontrakan harga belasan juta. Saya tanya apakah bisa bayar bulanan? katanya 6 bulan atau 3 bulanan oke deh. 

Selanjutnya empunya minta saya survey aja langsung, ngasih alamat dan saya cari di Google Maps, eh kagak ada dong, hahaha.

Nanyalah saya ke empunya, dikasihlah ancer-ancernya. Katanya nggak jauh dari Marvel City, masuk gang dari arah jalan gede sebelum rel kereta api.

Saya coba cari melalui google maps di jalan besar, ketemulah sebuah gang yang ternyata kecil banget, makanya enggak kerekam google.

Alamatnya di Ngagel Baru 3 nomor 11E, dan pas saya survey duluan tercekat melihat tulisan, motor harap dimatikan.

Waduh!.

Tapi karena penasaran, ya udah tetep aja lanjut ajak anak-anak survey, yang ternyata letaknya jauhhh ke tengah gang kecil itu. 

Ngos-ngosan banget saya nuntun motor, mana jalanannya sempit, banyak motor parkir di kanan kiri jalan tersebut, lengkap sudah!.

Rumahnya sebenarnya lumayan banget, meskipun sederhana, tapi cukuplah, bersih karena baru saja dicat. Tapi, saya akhirnya minta maaf ke orangnya karena nggak bisa ambil kontrakan tersebut karena bingung gimana cara bawa barang-barang saya. 


2. Katanya motor bisa dinaikin tapi gangnya sempit banget dan letaknya di tengah perkampungan

Ada lagi informasi rumah yang mirip dengan sebelumnya itu, katanya alamatnya di Kalibokor Kencana. Harga sewanya setahun 10 juta, bisa 6 bulanan juga.

Tapi, pas ngecek google maps, kok mirip sama sebelumnya.

Saya nggak mau kecolongan dong, nanyalah dulu saya, apakah motor bisa masuk dan dinaikin? Katanya boleh. 

Ya udah, segera kami ke sana, menempuh macetnya sore hari Surabaya, dan pas masuk di gangnya, yang ternyata letaknya nggak jauh dari kontrakan di Ngagel Baru sebelumnya.

Gangnya sih bisa dinaikin motor, tapi sama aja kek yang sebelumnya, kecil buangeett. Mana sore hari banyak anak-anak berlarian di gang itu, dengan kondisi si Rey yang kalau naik motor miring kiri kanan nggak jelas.

Susah payah saya sampai di alamat rumah tersebut, yang ternyata ya sama aja sih, gangnya kecil banget, bahkan letaknya jauh lebih ke tengah perkampungan padat di Kalibokor tersebut.

Saya tanya ini gimana cara angkut barangnya? katanya bisa angkut dari jalan besar di pinggir kali, katanya lebih dekat.

Segera saya cek, ternyata 'dekat'nya wong ndeso. Aslinya jauuuhhhh! yang bener saja saya kudu geret koper sejauh itu, hiks. Mana rumahnya kosongan banget, lantai atas dindingnya super kotor.

Ah sudahlah.


3. Udah cocok dan deal, tapi diberikan ke orang lain 

Yang ini saya temukan setelah capek nangis dan ngeluh ke Allah. Abis shalat buka laptop, eh kok liat informasi kalau ada kontrakan 1 rumah di Manyar Sabrangan yang bisa dibayar bulanan. Sewanya setahun 15 juta, sebulan 1,5 juta.

Dan jalannya memang kecil, tapi kendaraan kayak tosa bisa masuk.

Happy-nya lagi, ini lokasinya selemparan doang dari sekolah anak-anak. Si Kakak bahkan bisa pulang jalan kaki kalau nggak mau bawa sepeda.

Nggak nunggu lama, saya dan anak-anak langsung meluncur ke lokasi, sampai di lokasi eh ternyata orangnya belum sampai di rumah tersebut, kami harus menunggu 15 menit sampai mereka datang.

Ternyata yang punya ibu-ibu, rumahnya juga sederhana banget. Ada 2 kamar di lantai atas, tapi emang dindingnya masih butuh di cat, kondisi rumah juga sudah tua.

Namun, melihat harganya masih terjangkau dibanding lainnya, apalagi bisa bayar bulanan, dan dekat sekolah anak-anak. Gangnya juga masih manusiawi, meski pintu dekat jalan banget tanpa teras, tapi depannya tembok rumah orang, bukan hadap-hadapan rumah orang.

Langsung deal dong.

Saya bilang kalau tertarik, dan malam akan bayar, karena jujur akoh belum punya duit sama sekali, hahaha.  

Anak-anak udah happy, meskipun rumahnya tergolong tua dan banyak kerusakan, tapi it's oke lah.

Sayangnya, belum juga kami sampai di rumah, saya intip WA, ada pesan masuk dari yang punya rumah, mengabarkan kalau rumahnya udah laku, baru saja dikasih ke orang yang langsung bayar setahun penuh.

Astagaaaaahhh!

Langsung down, nangis dan mulai merasa diri saya kok sial mulu, hiks.

 

4. Katanya bisa bayar bulanan, tapi ternyata rumahnya belum jadi, malah minta DP untuk pengerjaannya

Waktu itu sore hari, saya baru aja terbangun dari tidur siang 15 menit gegara sakit kepala. Setelah shalat, saya iseng buka laptop, nemulah saya rumah yang keliatannya masih baru banget.

Sebelumnya saya sempat WA rumah yang sejenis, tapi kecewa karena harga sewanya 25 juta setahun. Jadinya ketika menghubungi kontak empunya rumah ini, saya nggak berharap banyak, iseng aja sambil menuntaskan usaha bertanya.

Etapi agak kaget pas dia bilang sewanya 17 juta, per bulan 1,7 juta. Wahhh, angin segar nih, apalagi rumahnya masih baru kan. Mana lokasinya pas banget.

Berada di Pumpungan 3 di belakang Mayura persis, dekat sama kebun bibit Bratang. Udah membayangkan kalau iseng kami bisa jalan kaki nyebrang jalan langsung main ke kebun bibit tersebut.

Di depan gangnya persis, ada halte pemberhentian Feeder Wira Wiri Surabaya, ini bakalan menghemat banget jika si Kakak pulang sendiri, nggak perlu naik ojek online lagi.

Kami janjian selepas magrib, tapi mulai pukul 4 sore, kami udah ke lokasi, dan shock pas di depannya ternyata tuh rumah mungil belum jadi, hiks.

Saya masih berbaik sangka, lalu mampir di masjid dekat situ untuk shalat magrib. Ini juga yang jadi kelebihannya, tak jauh dari lokasinya, ada masjid gede yang asyik banget kalau kami shalat jamaah di sana.

Abis magrib, empunya rumah itu nggak ada kabar, saya hubungi ternyata dia masih mampir di rumah kontrakan lainnya di daerah Surabaya Utara.

Bagus betollll, dia janjian abis magrib, tapi nyatanya malah ke tempat lain.

Menjelang Isya, barulah dia nyampe, kami langsung masuk melihat-lihat, dan ternyata emang masih belum jadi sama sekali. Sebulanan pun belum tentu bisa selesai, apalagi saya lihat yang kerja cuman 2 sampai 3 orang.

Pas saya bilang tertarik tapi butuh cepat, eh dia bilang akan usahakan cepat selesai. Lalu kami pamit pulang, dan besoknya saya hubungi lagi, nanya apakah dia bisa mengusahakan 1 minggu selesai?.

Meskipun saya yakin ini imposible, karena pekerjaan finishing itu emang lama, beda sama struktur. 

Jawabannya bikin kecewa, karena dia minta DP dulu biar segera diselesaikan, dan katanya nggak boleh bulanan, harus minimal setahun.

Astagaaahhh!

Kenapa kemarennya bilang bisa? 

Tapi akhirnya saya sadar, emang sepertinya empunya rumah itu sedang kehabisan duit buat meneruskan pembangunan tersebut. Makanya dia pasang iklan dan minta DP ke orang, biar DP itu dipakai buat bayar pekerjaan yang belum selesai itu.

Cape deh.


5. Tiga kali mondar mandir depan rumahnya, pada akhirnya jadi juga

Kalau yang ini sebenarnya udah berkali-kali liat infonya di berbagai platform, tapi saya nggak tertarik karena selain mahal (buat saya), pun juga entah mengapa kurang sreg aja liat rumahnya yang katanya ada 3 kamar.

Tapi, karena udah nggak ada pilihan lain, capek banget bolak balik melihat info yang dikontrakan itu, kalau terjangkau, pasti di gang super kecil.

Kalau gang agak lebar, pasti di atas 25 juta per tahun.

Dengan putus asa saya hubungi empunya nomor kontak, dijawab kalau sewanya seperti yang tertulis di gambar. Dan empunya minta saya datang survey langsung lalu nego di tempat.

Lalu janjianlah kami.

Sayangnya sore itu kami salah milih waktu surveynya, jalanan super macet bikin saya bad mood parah. Dan pas nyampe di lokasi, udah lewat dari waktu yang ditentukan.

Saya putuskan liat aja di depan rumahnya, lah kok pas banget liat rumah yang dimaksud, lumayan gede, masih terlihat baru pulak.

Auto minder deh saya,udah membayangkan nggak mampu bayarnya.

Gangnya sih kecil, tapi motor masih bisa papasan, tosa juga bisa masuk tapi dengan kondisi motor-motor yang parkir disingkirkan dulu.

Akhirnya kami putuskan nggak meneruskan survey, nggak taunya orangnya nanya dan minta besok juga boleh survey datang aja langsung.

Besoknya kami coba keliling lagi, nggak nemu sama sekali, bahkan dalam putus asa, kami coba nanya kos pun nggak ada yang kosong.

Lalu kami putuskan lewat lagi di depan kontrakan tersebut, kali ini bisa liat ternyata rumah yang dimaksud berada persis di depan rumah miliknya.

Tapi, pas lewat kedua kalinya, belum sreg juga.

Nantilah menjelang magrib, dalam keputus asaan kami beranikan mampir liat aja rumahnya. Lalu deal-deal-an dengan empunya, pas ngecek rekening eh kok pas nilainya, masya Allah banget Allah isikan rekening saya dari arah yang nggak dipikirkan.

Lalu begitulah, jadi deh kami deal rumah kontrakan tersebut.


 Surabaya, 26-10-2024

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)