Mari Kita Mulai Lagi Setelah Badai Mendera

semangat lagi

Sengaja pakai judul di atas, biar fantastika, wakakakaka.

Temans mungkin penasaran, apa nih yang dimulai? (Duh, ke-PD-an emang si Rey ini!). Berasa banyak yang penasaran aja, hahaha.

Tapi ini sekadar berkabar kok, Temans!.

Maksud dari judul tersebut adalah hari ini Alhamdulillah saya mulai back on track setelah 2 mingguan kali diterpa siklus yang berantakan akibat badai shock ditinggal seorang diri dalam menghadapi masalah.

I mean, iya sih, sudah beberapa lama saya terbiasa sendiri dalam menyelesaikan masalah, tapi kali ini jauh lebih besar rasanya, meskipun ya tetep yakin sih, kalau Allah akan selalu memberikan bantuan-Nya.

Tapi emang sih, ini berat banget!.

Setelah 2 bulanan tak lagi diperhatikan kebutuhan kami, padahal kudu bayar kontrakan yang mahal beserta biaya hidup lainnya. Saya sampai harus meminta tolong kepada teman-teman untuk bisa terus melanjutkan hidup, nggak diusir dari kontrakan, sampai si Kakak bisa ikut ujian, masya Allah...

Semoga Allah memberikan rezeki berlipat ganda yang berkah, kesehatan, keselamatan kepada semua Temans yang berhati malaikat tersebut, aamiin.

Di masa-masa tersebut, saya masih bertahan dan berharap akan ada komunikasi dari penyelesaian masalah kami ini. Eh ujungnya saya diblokir, dan anak-anak juga diblokir.

Waaaoooo....

Nggak punya duit sama sekali, masa kontrakan nyaris lewat, dan nggak mungkin lagi dilanjutkan karena saya merasa nggak sanggup untuk bayarnya.

Mau nggak mau saya harus segera cari kontrakan baru.

Kebayang dong, sendirian di Surabaya (i mean sebagai orang dewasa ya!), harus cari kontrakan yang bisa ditinggali oleh saya dan anak-anak (2 pulak anaknya!), nyarinya harus di sekitaran sekolah anak-anak pulak, agar prinsip mau lebih hemat bisa tercapai.

Dan masalahnya adalah, daerah sekolah anak-anak tuh berada nggak jauh dari kampus Unair dan beberapa perkantoran, which is tentu saja harga sewa mahal. 

Lalu gongnya adalah, saya udah nggak punya duit sama sekali. Like semua kosong!   

Jangankan mau cari kontrakan dan kudu dibayar langsung, mau makan aja harus sehemat mungkin sampai saya rela makan sekali sehari. Si kakak yang kasian sama maminya pun ikut-ikutan makan sedikit padahal badannya kurus amat dan dia sedang ada di masa pertumbuhan.

Udah terpikirkan banget kala itu, saya ajak anak-anak mati aja kali ya.

Sampai saya udah diskusi sama anak-anak, saya bilang kalau nggak punya duit, sementara kita harus segera pindah, ayok mati bareng yuk, karena kasian kalau mami aja yang mati mereka sama siapa?

Intinya, saya udah benar-benar putus asa banget.

Untungnya masih sempat bisa mengeluh di facebook, meskipun saya tahu reaksi orang akan beragam saat membaca keluhan saya tersebut. Apalagi sekarang tuh akun saya banyak di-follow orang-orang di daerah ortu saya, dan pokoknya keluarga saya. 


Karena mengeluh itu, saya membaca banyak support dari teman-teman, lalu dengan sangat berat saya bangkit, bikin planing, meskipun opsinya tetap aja ada error-nya, hiks.

**********


Oke, barusan tulisannya ditunda sementara karena saya harus menjemput si Adik di sekolahnya (begitulah cerita mamak-mamak, lagi full ide dan semangat, harus di-cut sementara karena pekerjaan lain). 


Lanjut ya..

Nah, dengan planing tersebut, meski terseok, mengeluh mulu, tapi saya jadi bisa fokus ke satu hal terlebih dahulu, biar otak nggak pening.

Planing pertama, cari kontrakan secepat mungkin. 

Dengan spesifikasi harus bisa bayar bulanan, jangan terlalu mahal, harus dekat sekolah anak-anak, biar asas berhemat bisa dijalankan.

Meskipun nggak tahu bayarnya pakai apa, karena jujur di rekening saya udah kosong melompong, tapi saya yakin kalau berusaha pasti ada jalan.

Off course keyakinan ini diperkuat oleh semangat yang diberikan temans dunia maya.

Dan setelah penuh perjuangan, setiap jengkal gang di dekat sekolah si Adik, kami susurin. Diiringi doa, dzikir, shalawat, kadang juga nangis sampai masker basah oleh air mata.

Beberapa kali di PHP, ketemu penipu, akhirnya ketemulah salah satu kontrakan yang 'berjodoh' dengan kami. 

Well, sebenarnya ini juga bukan yang sempurna seperti yang kami inginkan, harga sewanya masih terbilang mahal buat kami. Mana letaknya di dalam gang kecil, tapi setidaknya masih bisa dilewati motor sambil dinaikin sih, nggak perlu nuntun motor sampai sesak nafas, hahaha.

Rumahnya juga sekilas terlihat besar, 2 lantai, terdiri dari 3 kamar, tapi 2 kamarnya di atas sebenarnya nggak bisa digunakan juga.

Karena atapnya seng, dan nggak ada plafonnya.

Masya Allaaaaahhh panas buanget kalau siang.

Tapi, itu sih nggak seberapa, yang jadi masalah adalah, banyak tikus di lantai atas, jadi sebenarnya yang bisa digunakan cuman lantai bawah dengan ukuran yang nggak terlalu besar.

Waktu mutusin di sini pun, sejujurnya kami sampai 3 kali bolak balik dulu, gegara memikirkan banyak hal.

Mulai dari harganya yang masih terbilang mahal, agak parno takut nggak bisa dibayar bulan berikutnya, astagfirullah si Rey ini selalu mikir nggak baik.

Kedua, saya mikir ini gimana angkut barangnya ya? karena gangnya kecil, masuk gang sepanjang 90-100 meter pulak. Mana banyak motor parkir di pinggiran gangnya pulak.

Tapi, saya jadi mengingat-ngingat apa yang sudah kami lewatin, sebenarnya ada 2 kontrakan yang menurut kami udah cocok banget. Harga sewanya lebih terjangkau, lebih dekat sekolah anak-anak, bahkan si Kakak bisa pulang jalan kaki, luasnya juga pas lah. Tapi pas udah deal, saya baru mau cari duitnya, eh udah dikasih ke orang lain.

Nah, saya jadi berpikir, sebenarnya bukan semata yang terjangkau atau gimana ya, tapi yang pas. Nah, kontrakan sekarang, meski banyak 'meski'nya, tapi semua ada di 'momen yang pas'.

Pas banget ada dana di rekening saya dari arah yang sama sekali nggak saya sangka-sangka, masya Allah, semoga Allah limpahkan semua kebaikan dan keberkahan-Nya.

semangat karena allah
Sebenarnya saya terus mengadu sama Allah, tapi seringnya juga kalah ketika mental down. Alhamdulillah Allah Maha Penyayang, meski hamba-Nya bolak balik down

Alasan lainnya adalah, saya udah harus banget pindahan, sebelum masuk ke waktu memperpanjang kontrakan tersebut.

Jadilah deal aja, langsung bayar, tentu dengan sedikit negosiasi yang Alhamdulillah Allah pertemukan dengan orang-orang yang baik.

Lalu begitulah, Alhamdulillah wasyukurillah, planing pertama tercapai, meski bisa dibilang tidak bisa mencapai semua target kami yang harus begini begitu, tapi Allah kabulkan saya untuk 'jauhkan dari hutang dan riba'. Alhamdulillah bangeeettt ya Allah.


Planing kedua, angkut barang.

Setelah dapat kontrakan, segeralah kami packing. Dan jujur ternyata ini part yang super berat juga, cuman emang ini beratnya lebih ke fisik kali ya. Makanya, ketika dalam waktu menjalankan planing pertama, saya masih sanggup menulis di blog setiap hari, masih sanggup setoran di KLIP.

Nah, di tahap planing kedua ini, buyar semua setoran di KLIP.

Capeknyaaaaa, subhanallah!.

Jasi kan saya nggak punya duit cukup, duit yang ada udah dipakai buat bayar kontrakan, mana saya harus membayar biaya air listrik dll di kontrakan lama yang udah telat seminggu, dendanya udah menjerit-jerit, hahaha.

Saya survey banyak jasa angkutan, ternyata lumayan mahal ya. Dan saya juga mikirin, ini pegimana angkut barang dari angkutan ke depan kontrakan.

Jangan lupa, gangnya nggak bisa dimasukin pick up, palingan angkutan jenis tosa gitu, itupun kudu mengetuk pintu banyak rumah agar bisa minta tolong kondisikan motor mereka sementara tosa bisa masuk.

Si pemilik kontrakan sih baik banget, dia bolak balik mengingatkan saya, kalau udah ada tosanya, bilang ke dia atau ibunya, nanti mereka yang bilang ke tetangga biar jalannya bisa dilewatin tosa.

Akan tetapi you know lah si Rey ini, nggak terbiasa bikin heboh, nggak terbiasa merepotkan orang lain, apalagi yang direpotkan bapak-bapak, dan akoh dalam posisi 'entah suaminya di mana', hahaha.

Jadilah saya putuskan untuk tidak pakai jasa angkutan yang menghebohkan tetangga harus pindahin motor segala.

Alasan lainnya, saya nggak punya kardus buat nampung barang-barang, malas banget cari kardus di mana butuh duit lagi kan ye.

Dan akhirnya saya putuskan untuk angkut sendiri semua barang, pakai motor bolak balik. Pas juga saya ngecek sewa grab, kalau ditotal-total, masih terjangkau dan memungkinkan ketimbang pakai jasa angkutan tosa. Ya palingan encok pegal linu aja.

Dan begitulah, sejak Minggu kemarin kami mulai acara pindahan, dimulai dari anak-anak pakai grab, bawa 2 koper besar dan beberapa barang yang memungkinkan diangkut grab, dan nggak bikin driver-nya esmosi jiwa, hahaha.  

semangat meski lelah
Terpaksa mampir beli nasi goreng karena maminya udah ga sanggup nyalain kompor saking encok pegal linu, angkut barang

Lalu, untuk beberapa barang, saya gunakan ransel besar dan tas yang bisa dipakai oleh saya atau digantungkan di motor untuk bisa mengangkut barang bolak balik kek setrikaan, hahaha.

Awalnya saya optimis, pindahan cukup sehari saja, toh juga barang kami nggak banyak-banyak amat. FYI, di kontrakan lama, kami ngontrak tempat yang ada furnish-nya, jadi barang bawaan nggak terlalu banyak.

Ternyata akoh salah sodara!  

Nggak banyak pegimana? hanya untuk baju sekolah anak-anak, buku-buku mereka, 2 koper besar nggak cukup menampungnya. Mana buku anak-anak tuh tebaaaallnyaaaa minta ampun, saya harus akalin dengan menyebarnya di beberapa tempat, agar bercampur dengan baju dan barang lainnya biar nggak terlalu berat ketika diangkat.

Apalagi, untuk yang grab atau naik taksi online, harus berhenti di depan gang, lalu kemudian kami geret puluhan meter ke depan kontrakan.

Jadinya, sampai kontrakan, semua isi koper dikeluarin, lalu dibalikin lagi ke kontrakan lama, isi barang lagi, lalu angkut lagi.

Singkat cerita, kami butuh 3 harian dooongggg buat angkut barang, hahahaha.

Padahal itu nggak termasuk furnish sama sekali, nggak pakai angkut lemari, nggak ada kasur atau ranjang, untungnya si empunya rumah pinjamin 1 lemari dan 1 kasur lantai ke kami. 

Nggak usah nanya gimana keadaan saya waktu angkutan tersebut, tulang belakang di bagian ekor, punggung dan lainnya kembali sakit. Was-was banget saya bolak balik meminta agar Allah kuatkan, sambil pakai korset yang super panas, akhirnya saya bisa tahan sakitnya sampai semua barang keangkut.

Jadi begitulah, dengan segala encok pegal linu, planing kedua yaitu angkut barang berhasil kami lewati. Alhamdulillah banget ya Allah, sakit pinggang saya nggak semakin parah, dan si Kakak yang juga angkutin banyak barang berat nggak sampai sakit.

Cuman si Adik yang kembali sedikit demam dan batuknya kambuh. Tapi Alhamdulillah sih sekarang udah mendingan meski masih batuk.

*****************


Baiklah, mari kita lanjut lagi, barusan di skip karena si Adik minta tolong abis p*p, sekalian deh shalat ashar. See, jadi mamak-mamak bekerja di rumah itu luwaaarr biasa hahaha.

Oke lanjut, semoga nyambung, hahaha.


Intinya Alhamdulillah planing kedua terlewati meski nafas saya rasanya udah hampir putus saking capeknya, hahaha.


Planing selanjutnya beberes.

Ya Allaaahhh, saya udah 'membuang' banyak barang dan pakaian, sebenarnya mau saya preloved biar ada tambahan pemasukan kan. Sayangnya kondisinya udah nggak layak di jual sih.

Jadinya saya kasih orang aja yang membutuhkan.

Tapi ya, kenyataannya barang-barang kami minus furnish aja terlihat banyak juga, huhuhu. Jadi ingat beberapa waktu lalu, saya kecewa banget pas magrib saya putuskan cari kos aja, nggak apa-apa kecil, yang penting bisa nampung saya dan 2 anak.

Pas banget sebelumnya baru ditawarin, dan kebetulan bisa nerima bawa 2 anak.

Eh sayangnya pas saya hubungi kemudian, ternyata udah laku semua dong, huhuhu. Ya Allah, ingat banget bagaimana down-nya saya ketika itu, berasa hidup kok sial mulu, meskipun setelahnya saya istigfar dan memaksa pikiran agar stay positif thinking kepada Allah.  

Ternyata alasannya, kalau jadi di kos, keknya seruangan full barang, sampai kami nggak bisa lewat, hahaha. Padahal ini barang yang sangat diperlukan loh, nggak heran sih, ada 2 anak usia sekolah, tentunya banyak kebutuhannya akan beberapa barang.

Dan begitulah, kegiatan beberes butuh 3 harian juga, padahal saya juga kembali menyortir beberapa barang, dan merelakan beberapa barang yang meski masih dipakai, saya 'buang' aja.

Mana saya kekurangan lemari, alhasil sebagian pakaian nggak dikeluarkan dari koper dan tas, karena nggak ada tempatnya.


Setelah semua kerempongan itu, di mana Allah benar-benar terasa oleh saya, hadir melengkapi semua kebutuhan saya, alhasil mulai hari ini saya udah bisa sedikit menjalani hal normal dengan baik.

Ya masih belum rapi sih, tapi mendingan lah, setidaknya ketika anak-anak butuh sesuatu, kami nggak repot lagi bingung nyariin tempatnya di mana?.


Dan pagi tadi, keadaan saya udah lebih baik. Bisa bangun shalat malam, lalu siapin sarapan dan bekal anak-anak, mengecek perlengkapan mereka, bangunin mereka, sampai anter mereka sekolah.

Alhamdulillah-nya, sekarang emang lebih dekat ke sekolah anak-anak, hanya sekitar kurleb 2 KM aja, dan waktu tempuh sekitar 5-10 menitan saja. Jadi saya bisa hemat bensin, waktu, tenaga dan uang transport sekolah si Kakak.

Setelah anter anak-anak, saya pulang lalu bisa work out tipis-tipis sejenak, meskipun ngasal, tapi lumayan lah membakar kalori dan juga melatih stamina biar nggak mudah sakit.

Akoh sendirian dong, jangan sampai sakit ya Allah,

semangat kembali

Setelah itu bisa segera melakukan banyak aktifitas secara normal, meski masih disambi sana sini. Ya setidaknya bisa sedikit lebih fokus cari duit, nggak seperti beberapa waktu sebelumnya yang bikin mental down banget. 

Beberapa masalah juga mulai teratasi, salah satunya tunggakan air listrik dan lainnya di kontrakan lama, Alhamdulillah ada rezeki tak disangka-sangka.

Lalu masih ada tanggungan serah terima kunci kontrakan lama, ini juga deg-degan karena ada beberapa hal minus karena anak-anak. Semoga nggak dikenakan denda yang bikin shock dari pemiliknya, hiks.

Kadang mau sedih tapi malu juga sama Allah.

Berasa kok berat ya, anak-anak ini lagi aktif-aktifnya, dan segala tingkah mereka, saya yang pertanggung jawabkan sendirian, huhuhu.

Tapi, lagi-lagi harus menepis semuanya, harus berani menghadapi semuanya.

Pokoknya ingat terus kata Ustadzah Oki, di mana semuanya akan berlalu, jadi ketika sedih bersedihlah seperlunya, jangan berlebihan. Ketika senang, bersenanglah seperlunya, jangan sampai berlebihan karena semua akan berlalu dan berubah momennya.

Begitu cepatnya sedih dan senang melalui kehidupan kita, lalui aja dengan kebesaran hati, meskipun saya nggak menampik, itu beraaatttt banget ya Allah. 

Bahkan sampai detik ini, masih sering overthinking, bisa nggak ya saya bayar perpanjangan kontrakan ini? mampu nggak ya saya bayar hutang yang terjadi ketika masa down parah kemaren?.

Astagfirullaaahh, maafkan hamba-Mu yang sering kalah dengan bisikan setan ya Allah,


Begitulah maksud judul tulisan ini, mari kita mulai lagi menjalani hari dengan semangat, menghadapi semua ujian yang masih menunggu di depan, menikmati setiap momennya.

Doakan ya temans, semoga saya tetap tenang melewati ombak yang luar biasa mengoyahkan mental dan fisik saya, aamiin ya Allah.


Surabaya, 24-10-2024

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)