Satu Persatu Terlewati Dengan Bantuan-Nya

Setelah nyaris pengen menyerah, entah gimana caranya, lalu membaca banyak dukungan temans online, saya bangkit dan mulai memetakan masalah satu persatu.

Lalu, hari ini takjub banget, karena 'nggak kerasa tapi kerasa banget', eh gimana tuh maksudnya? hahaha. Akhirnya satu persatu masalah terlewati dengan meninggalkan banyak cerita.

Mulai dari mencari kontrakan di Surabaya yang luar biasa banget ceritanya demikian juga lelahnya. Lalu pindahan yang lebih lelah lagi, encok pegal linu pokoknya.

Kemudian beberes pindahan, beberes kontrakan lama. Lalu adaptasi kontrakan baru yang dalam segala hal sangat berbeda untuk dirasakan.

Lalu, hari ini akan ada serah terima kunci kontrakan lama, yang jujur saya deg-degan banget karena tahu ada beberapa kerusakan minor di sana gegara anak-anak yang ngasal, hiks.

Ini juga part ter-down sebenarnya buat saya. 

You know lah, saya tumbuh dalam pengasuhan ortu yang mengharamkan saya berbuat salah, jadinya kalau bikin salah tuh, luar biasa banget nggak enak hatinya. 

Meskipun yang bikin salah adalah anak-anak, tapi kan saya yang harus bertanggung jawab. Lalu mengingat hal itu bertambah lagi rasa mental down-nya.

Menyadari kalau ternyata saya harus bertahan dan bertanggung jawab atas semua kelakuan anak-anak seorang diri, jujur ini berat banget.

Tapi, dari kesemua perasaan yang saya rasakan saat ini, teringat kembali perjalanan saya sampai di detik ini, seketika bangkit lagi, memberanikan diri menghadapi semua kemungkinan yang harus dihadapi.

Masalahnya adalah, meski kerusakan minor, tapi sulit untuk diperbaiki ditambah duit akoh kan masih harus dihemat banget untuk kebutuhan utama dan juga bayar hutang, huwaaaa.... lalu teringat lagi saya punya hutang. *lalu makin down.   

Tapi ya sudahlah, apapun yang terjadi, harus banget dihadapi, mau ngamuk ke anak-anak juga percuma. Ngamuknya saya, nggak akan bisa juga menyelesaikan masalah, malahan menambah masalah karena bikin anak-anak jadi dendam dimarahin mulu.

Kadang juga menyeruak pikiran, enak banget ya jadi anak-anak itu, mereka yang bikin salah, maknya yang harus hadapi.

Ah sudahlah.

Intinya, saya cuman ingin merekam rasa syukur ini melalui tulisan. Yaa... meskipun di dalamnya terdapat keluhan kecil juga sih, hahaha.

Akan tetapi, dalam lubuk hati terdalam, saya menyadari betapa Maha Kuasa dan Maha Besarnya serta Maha Penyayangnya Allah terhadap hamba-Nya.

Kalau dipikir-pikir, masih sangat terbayang bagaimana kosong dan lelahnya mental saya ketika pertama kali keliling Surabaya cari kontrakan. Itu posisinya nggak punya uang sama sekali, loh.

Sementara, saya adalah manusia yang nggak akan berani melangkah, kalau nggak ada persiapan. Jadi, kalau saya tahu nggak punya duit, ya nggak bakal saya cari kontrakan, karena ya buat apa? orang nggak bisa bayarnya juga.

Tapi, emang sih, meski terseok, justru saat itu keyakinan saya atas akhir ayat 2 surat At Talaq.

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar"

Memang up and down dalam meyakininya, tapi di ujung waktu, hanya harapan itu yang muncul di benak. Bahwa saya hanya perlu bertakwa kepada Allah, dan akan ditunjukan jalan keluarnya.

Lalu ada juga part mulai putus asa, karena pas juga saya lagi datang bulan, entah mengapa saya merasa terhalang oleh si bulan itu.

Dan sekarang, melihat kondisi saat ini, bisa membuka laptop dan menuliskan lagi unek-unek di hati. Mengingat masalah tempat tinggal udah aman untuk sementara waktu, masalah pindahan dan lainnya pun udah aman lah, meski belum semuanya yang dibutuhkan, ada.

Rasanya tidak percaya bisa ada di posisi terlepas dari semua beban yang berat menimpa hati dan perasaan saya di minggu-minggu kemarin itu.

Maka, nikmat mana yang harus saya dustakan, setelah menyadari sudah begitu banyak hal yang terlewati. Satu persatu masalah terlewatkan dengan bantuan-Nya.

Alhamdulillah.

Terima kasih Temans, semoga keberkahan selalu meliputi kalian semua, aamiin.

Surabaya, 26-10-2024