Awal Bulan Malah Sakit dan Kembali Stres Melihat Postingan TikTok

awal bulan november 2024

Setelah kemarin bisa menutup bulan Oktober 2024 dengan semangat dan harapan baru, siapa sangka ternyata di awal bulan November 2024 ini saya kembali diuji dengan sakit dan kembali stres.

Ceritanya di hari Jumat lalu, saya kena hujan pagi-pagi pas anter anak sekolah. Sebelumnya juga sebenarnya tenggorokan saya udah nggak enak, badan terasa ngilu, karena beberapa hari belakangan ini masya Allaaahhh banget cuacanya.

Karena panas minta ampun, jadinya saya setiap hari tidur langsung di lantai, nggak beralaskan apapun. Lah orang udah nggak beralaskan apapun, tetep aja nggak kuat gerahnya.

Udah gitu, di siang hari gerahnya tetap menemani, karena nggak kuat, saya malah beli es teh, huhuhu.

FYI, saya udah lama banget nggak pernah minum es teh di luaran. Dan entah karena es teh itu, ditambah tiduran di lantai mulu, plus hari Jumatnya saya kena hujan pas anter si Adik.

Langsung deh, suara saya menghilang di hari Jumat tersebut, malamnya demam bertiga sama anak-anak. Nggak nyaman banget rasanya, udah nggak enak badan, anak-anak juga rewel karena nggak enak badan juga.

Akhirnya Sabtu pagi si Adik nggak masuk, karena saya nggak sanggup anterin dia. Apalagi kondisinya juga masih nggak enak badan.

Hanya si Kakak yang memaksa harus ikut floor ball, dan terpaksa naik ojek online biar kata biaya ojolnya lumayun, huhuhu.

Ini pegimana ya caranya tega membunuh mimpi anak karena alasan pengen berhemat. Ah tauk deh!

Nah, karena saya tiduran mulu, mau bangun kepala tuh rasanya pusing banget, tenggorokan nggak nyaman, suara hilang. Akhirnya saya cuman scroll HP aja.

Trus pas iseng buka TikTok lalu scroll, eh tiba-tiba konten bapakeh anak-anak lewat di beranda saya. Wuihhhh, santai banget si bapakeh, kayaknya habis healing di Bali, terus sekarang sepertinya lagi ada di daerah Pasuruan sana.

Gedek liatnya, langsung saya komen dong,

"Mantap banget nih kayaknya, anak-anak kelaparan nggak masalah, yang penting happy!"

Sumpah kesal banget, udahlah lagi sakit, nggak berdaya, duit makin menipis, jadinya bahkan mau beli obat juga nggak bisa karena takut buat makan nggak bisa kan.

Akhirnya saya bertahan dengan sisa-sisa obat generik yang ada, ditambah sisa jahe dan kunyit. Untuk makan saya minta tolong si Kakak beli beras 2 kg di toko yang dekat tempat tinggal kami, sama telur juga.

Setelah itu, kakak deh yang masak, sambil goreng telur sebisanya.

Namanya anak-anak ya, masakannya ya seadanya, nasi masih keras karena ternyata jenis beras yang dia beli itu butuh banyak air keknya. Goreng telur nggak dikocok dengan benar jadinya bau amis, hahaha.

Terus liat bapakeh senang-senang tanpa beban gitu, rasanya makin sakit hati banget.

Jujur nggak pernah terbayang loh, meskipun sempat terpikirkan. Tapi ketika dia dengan tanpa merasa malu dan terbebani, membuang anak-anaknya begitu saja.

Memakai uang yang dia punya untuk healing ke Bali, di saat anaknya nangis-nangis karena nggak bisa ikut ujian karena uang sekolah nunggak.

Maksud saya, kalaupun nggak mampu bayar sekolah anak, ayok kita kerja sama, komunikasikan gimana solusinya, apakah anak-anak kita pindahkan ke sekolah yang jauh lebih murah? atau sekolah negeri misalnya?.

Jujur banyak yang menyarankan pindahkan ke sekolah negeri, tapi jujur saya bingung banget, saya nggak berani memutuskan masalah anak-anak secara sendirian. Selain itu saya bingung urus keperluan ini itu di RT RW karena emang tercatat di rumah bapaknya.

Dan tega banget dia nggak ingat anak-anaknya, kami ini nggak punya uang loh, nggak punya tempat tinggal juga. Nggak punya keluarga sama sekali juga di Surabaya.

Bagaimana bisa dia seenaknya melepaskan tanggung jawabnya begitu saja ke saya?.

Jujur saya sering banget melihat banyak cerita ngenes akhir-akhir ini, tapi kok saya belum pernah melihat hal se ngenes saya ini.

Kisah saya misalnya, mirip kisah Aprilia Majid.

Ada yang ingat nggak kasus seorang suami hilang yang ternyata setahun kemudian ketahuan dia nggak hilang, tapi menghilangkan diri. Sengaja melupakan anak istrinya, untuk memulai kehidupan baru.

Akan tetapi, dia masih manusiawi.

Ditinggalkan anak istrinya tapi dia tahu, anak istrinya tetap bisa melanjutkan hidup. Punya rumah, punya kerjaan atau sumber penghasilan. Bahkan si April merupakan anak tunggal dari orang tuanya yang terbilang berada juga.

Sementara saya?

Dia tahu, kalau nggak ada dia, kayaknya saya nggak bisa hidup.

Bukan karena alasan bak roman picisan yang gombal, yaitu separuh jiwaku pergi. Tapi emang selama ini saya benar-benar bergantung menghidupi anak-anak ya dari uangnya.

Seandainya nggak ada anak-anak, mungkin saya hanya akan terluka, tapi masih bisalah berjuang menghidupi diri sendiri. Tapi ini ada 2 anak, nggak punya rumah, nggak punya penghasilan tetap yang cukup, nggak punya keluarga sama sekali.

Pernah nggak sih mendengar ada yang lebih tega dan dzalim dari sikapnya?.

Dan begitulah, setelah melihat postingannya dalam keadaan sakit gitu, tiba-tiba kondisi mental saya kembali down. Menangis, berteriak di medsos adalah jalan terbaik saya.

Anak-anak tak bisa bersuara, rewel sedikit abis deh mereka kena bentakan dan ancaman.

Bukan hanya itu, tiba-tiba saya jadi malas shalat, konsistensi shalat dengan khusyuk tiba-tiba menghilang. Dzikir yang menjadi penenang saya di selepas shalat malah bikin tengkuk dan kepala saya makin berat.

Ya Allah.

Sungguh sebuah pembukaan awal bulan yang nggak menarik ya.

Untungnya, teman-teman saya banyak. Allah Maha Pengasih, meski saya jadi malas shalat dengan khusyuk, dzikir diperpendek, Dia tetap tak meninggalkan saya.

Dikirimkan saya banyak teman-teman yang support, berbagai nasihat dan saran mereka berikan, beberapa pas banget cara nasihatinnya benar-benar merasuk ke hati. Dan perlahan kemudian saya mulai tenang kembali.

Obat-obat yang saya konsumsi dari sisa obat yang saya punya, meski nggak nyambung-nyambung banget penyakitnya, akhirnya rutin saya minum, dan akhirnya perlahan suara saya kembali.

Tenggorokan jadi lebih nyaman, meskipun masih menyisakan rasa pusing di kepala.

Begitulah cerita awal bulan November 2024 ala Rey, semoga ini hanya sebuah ujian semata, untuk hal-hal yang insya Allah lebih baik sepanjang bulan ini, aamiin ya Allah.


Surabaya, 04-11-2024 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)