Diary Parenting Single Fighter Mom, E-book Pertama yang Lahir Berkat KLIP

e-book diary single fighter mom

Uwow! Akhirnya e-book pertama saya selesai tersusun dalam bentuk file PDF yang bisa temans baca dengan cara membelinya di link (menyusul dah, hahaha).

Berjudul Diary Parenting Single Fighter Mom, yang menceritakan pengalaman saya menjalani kondisi sebagai ibu yang mengasuh 2 anak lelaki sendirian tanpa bantuan suami, keluarga bahkan tetangga sekalipun.


Sekilas Tentang E-book 'Diary Parenting Single Fighter Mom'

Buku digital karya Reyne Raea aka si mamak Rey ini sebenarnya merupakan kumpulan beberapa tulisan pengalaman pribadi dalam mengasuh anak-anak di keseharian saya.

Terdiri dari 7 bab yang masing-masing bab menceritakan beberapa cerita pengasuhan yang penting dan bagaimana cara saya menjalani hal itu.

Bab pertama bercerita tentang asal mula istilah single fighter mom itu. FYI, istilah ini sebenarnya karangan saya yang disematkan ke diri sendiri berdasarkan kondisi diri.

As we know kan ye,  yang namanya single mom itu, identik sama janda. Tapi si Rey ini kan masih punya buku nikah, jadi nggak mungkin juga saya ngaku-ngaku janda, hahaha. 

Tapi karena emang udah bertahun-tahun berasa janda, jadinya saya pakai istilah single fighter mom tersebut. Istilah ini saya bahas di bab pertama buku digital ini, lengkap dengan cerita awal mula saya menyandang istilah tersebut.

Di bab kedua, saya menceritakan tentang bagaimana kehidupan saya dalam menjalankan peran sebagai orang tua tunggal, karena bapakeh jarang bahkan hampir nggak pernah lagi terlibat dalam pengasuhan anak-anak.

Mulai dari gimana sih rasanya mengasuh 2 anak lelaki tanpa peran ayahnya?. Apa yang saya lakukan ketika sakit bahkan penyakitnya tuh bikin saya nggak bisa gerak. Kebayang dong ya, cuman bertiga sama 2 anak laki yang masih belum bisa mandiri, eh mamaknya malah sakit saraf kejepit.

Demikian juga gimana cara saya meminta pengertian anak-anak untuk memahami kondisi maminya yang harus mencari uang dengan working from home (WFH).

Bab ketiga saya menceritakan tentang bagaimana meng-handle masalah pendidikan anak-anak sendirian. Mulai dari mencari sekolah yang pas untuk anak seorang diri, mendampingi anak ketika harus menghadapi adaptasi harus sering mengerjakan PR ketika masuk SD, bagaimana saya mengenalkan coding dan robotika untuk anak-anak. Termasuk bagaimana cara saya mendampingi anak lelaki melawan bullying di sekolahnya.

Lalu di bab 4 saya menceritakan bagaimana membangun kedekatan secara emosional dengan anak-anak, meskipun saya seorang single fighter mom dan anak-anak bisa dikatakan sebagai fatherless.

Karena kondisi ini menjadikan si Adik Dayyan menunjukan tanda-tanda stres dong, namun syukurlah semua bisa diatasi dengan baik. Juga saya ceritakan tentang keuntungan mengasuh anak sendirian, biar kondisi sebagai ibu tunggal nggak ngenes-ngenes amat kan ye, hehehe. 

Di bab selanjutnya, bab 5 saya menceritakan bagaimana cara menghadapi kenakalan anak. Well, iyaaaa, i know harusnya nggak pakai kata 'nakal' yak, hahaha. Tapi udah terlanjur, biarin dah, hahaha.

Biar kata anak-anak saya sebenarnya jauh lebih kalem dibanding anak lainnya, tapi bukan berarti mereka nggak bikin maknya ini senewen oleh tingkahnya. Mulai dari menghadapi pertengkaran kedua anak lelaki beda 7 tahun ini, bagaimana serunya dan tantangannya punya dua anak lelaki, hingga cara parenting saya yang agak anti mainstream yaitu sering meminta kakak untuk mengalah dari adiknya.

Ih kok bisa sih Rey? nggak boleh loh minta kakak selalu ngalah, akan berpengaruh pada mentalnya. Iyaaaa i know, makanya ada term and condition-nya dan cara khususnya. Apa itu? baca deh di e-book akoh, *uhuk!.

Kemudian di bab 6 saya menceritakan bagaimana mengajarkan kedisiplinan dengan kasih sayang ke anak-anak. Mulai dari cara saya mengajarkan anak-anak untuk disiplin tanpa melulu pakai kekerasan even kekerasan volume suara, hahaha. Juga cara saya mengajari anak-anak tentang manajemen waktu sejak dini, termasuk gimana caranya bikin anak rajin sikat gigi, nggak pakai berdebat atau berantem sama maknya dulu kalau waktunya sikat gigi.

Dan terakhir di bab 7 saya menceritakan bagaimana pendekatan Islami yang saya lakukan ke anak-anak, salah satunya bagaimana mengajarkan mereka tentang Islam dan agar mereka mau shalat tepat waktu.     

Ye kan, being a single fighter mom bukan berarti kalah begitu saja dengan keadaan. Menangisi dan meratapi nasib anak-anak yang fatherless. Mungkin saya tak bisa mengisi sempurna fatherless yang dirasakan anak-anak. Tapi bukan berarti ratapan saya menjadikan mereka ketambahan motherless juga kan.

e-book diary single fighter mom

Dan saya pikir, di zaman sekarang tuh ada begitu ibu yang related dengan kondisi saya. Bedanya, mungkin ibu lainnya masih punya keluarga atau tetangga yang bisa dimintai tolong sejenak.

Ada juga yang sebenarnya tidak jauh-jauhan atau LDM dengan suaminya, tapi peran suaminya sebagai ayah yang baik untuk anaknya, tak juga bisa dirasakan.

Apapun kondisinya, sehingga para ibu merasakan bagaimana beratnya menjadi seorang ibu yang mengurus dan peduli akan anak seorang diri. Janganlah bersedih, janganlah menyerah. Sesungguhnya kita tak pernah benar-benar sendiri.

Dan melalui e-book ini, saya ingin berbagi cerita untuk bisa saling menguatkan.

Makanya, beli ya e-book akoh! hehehe.


Aliran Rasa 1 Tahun Ikut Tantangan KLIP 2024

Alhamdulillaaaah, akhirnya setahun sudah saya ikutan tantangan KLIP atau Kelas Literasi Ibu Profesional. Ini adalah kali pertama saya mengikuti tantangan seperti ini.

Dan hasilnya, masya Allah banget. Konsistensi menulis saya jadi makin terjaga.

Terlihat dari blog ini, per hari ini sudah menghasilkan tulisan sebanyak 200an artikel, padahal tahun kemarin saya hanya bisa menulis 164 artikel di blog ini.

Belum termasuk di blog www.parentingbyrey.com yang per hari ini sudah mencapai 160 artikel, padahal tahun kemarin sama sekali nggak sampai 100 artikel dong.

Ini belum termasuk di blog beautybyrey dan blognyarey ya. 

Gara-gara ikut tantangan KLIP, saya bahkan sudah menulis setiap hari selama 9 bulan berturut-turut dong!. Nantilah di bulan 10 saya terkena badai masalah yang berat banget, jadinya mood menulis saya jadi sedikit terganggu dan akhirnya tak bisa mempertahankan menulis setiap hari di blog.

Tapi tetap beruntung sih, karena masih mendapatkan badge yang menandakan saya bisa terus lanjut ikutan tantangannya.

Di bulan Desember ini, tantangannya bukan lagi berupa menulis setiap hari, tapi kami para peserta yang lolos dengan mempertahankan badge beberapa kali, ditantang untuk membuat skripsi berupa menulis buku.

Buku ini bisa diambil dari tulisan yang sudah kami susun selama setahunan ini. Nah dari sinilah ide membuat e-book saya akhirnya bisa direalisasikan.

FYI, sebenarnya ide menulis buku ini sudah lama tercetus di pikiran, tapi nggak pernah bisa direalisasikan karena banyaknya hal yang harus saya kerjakan seorang diri.

Tapi ketika membaca syarat skripsi tantangan KLIP adalah bikin buku, ya udah sekalian saja saya realisasikan impian yang sudah lama tercetus di pikiran.

You know kan, saya udah lama juga nulis di blog, tapi belum punya buku solo sama sekali, dan sering ditanya apakah saya seorang penulis?. Agak kagok jawabnya karena saya belum punya buku solo.

Harapan saya sih, semoga dengan adanya e-book pertama saya ini, bisa menjadi penyemangat diri untuk menulis buku lebih banyak lagi.

Meskipun industri penjualan e-book ini udah sangat banyak, tapi saya masih optimis, karena kebanyakan sekarang tuh orang jualan e-book hasil si ChatGPT aka AI *eh.

Masih sedikit penulis yang menulis konsisten menulis berdasarkan pengalaman pribadinya, padahal yang namanya cerita nyata pengalaman pribadi tuh lebih mengena di hati pembaca.

Anyway, saya ingin berterima kasih kepada para pengurus KLIP yang karena mereka challenge menulis ini tetap berlangsung selama bertahun-tahun. Dan saya yang baru pertama kali ikutan, udah merasakan bagaimana bermanfaatnya tantangan ini untuk saya khususnya.

Meskipun, tentu ada juga sih kekurangannya. Yaitu, gegara saya kejar target nulis setiap hari, jadinya tulisan saya kebanyakan ngalor ngidul syekaleeehhh, hahaha.

Saya baru menyadari hal ini setelah saya mengedit ulang tulisan-tulisan tersebut. Di mana, kadang saya menulis tuh melenceng jauh dari alur tulisan. Meskipun memang masih ada hubungannya sih, tapi jadinya ngalor ngidul jauh banget, hahaha.

Insya Allah tahun depan saya bakalan ikutan lagi, tapi memang tidak akan terlalu ngoyo menejar target menulis setiap hari secara asal. Mungkin saya akan menulis setiap hari, tapi harus benar-benar terstruktur, dan lebih fokus ke tulisan story telling agar lebih menarik dan beda dari tulisan kebanyakan orang zaman now.

Demikianlah #aliranrasaKLIP2024, untuk tahu lebih jelas tentang KLIP bisa intip di akun IG @kelasliterasiibuprofesional.


 Surabaya, 14-12-2024

2 komentar :

  1. Luar biasa mb. Pastinya sangat dalam pembahasannya karena based on pengalaman sehari-hari ya

    BalasHapus
  2. Satu kata, HEBAT. Benar-benar single fighter mom.

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)