Dituduh Musyrik dan Disuruh Lepas Jimat Karena Cerita Pisau Bedah Tumpul

cerita pisau bedah

Gegara saya sedang promoin e-book Diary Parenting Single Fighter Mom di media sosial, beberapa hari ini saya nggak lepas dari medsos.

Dan karena itulah, saya sering terdistraksi komen yang menyita perhatian di beberapa konten yang fyp. Salah satunya konten yang memperlihatkan seorang anak yang kulit lengannya sulit ditembus oleh jarum suntik, entah karena apa.

Tapi di caption-nya dijelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi ketika Dinas Kesehatan Banten sedang menyuntikan vaksin pada anak-anak suku Baduy luar. Juga menjelaskan bahwa hal tersebut karena anak-anak tersebut dibekali ilmu kebal oleh orang tuanya.

Nggak tahu benar atau salah, tapi saya jadi ingat pengalaman saya ketika masih kuliah dulu yang menjalani operasi kecil pengangkatan benjolan di kulit pangkal lengan sebelah kiri.

Saat itu kakak saya kebetulan sudah magang di RSUD di kotanya, dan ketika akhirnya saya pulang sata liburan, lalu mengeluh ke mama tentang benjolan di lengan tersebut. Maka mama minta kakak saya buat urusin biar bisa langsung diangkat.

(Btw enak banget ya kalau ada keluarga kerja di dinas kesehatan gitu, mau berobat nggak pakai ribet, hahaha).

Singkat cerita, akhirnya saya pun datang ke rumah sakit untuk ditindaki. Setelah semua siap, oleh dokter mulailah bekerja mengiris lapisan kulit saya yang bermasalah itu.

Suasana memang sedikit horor buat saya yang takut darah dan toleransi rasa sakitnya kecil ini. Tapi semua masih terkontrol, karena kakak saya ikut serta mendampingi dokter tersebut dalam memberikan tindakan.

Akan tetapi, lamaaaaa banget nggak selesai-selesai, sampai dokternya mengguman heran, ada apa dengan pisau bedahnya?.

Meskipun susah payah, dan akhirnya membutuhkan waktu yang lebih lama, akhirnya operasinya selesai juga. 

Pas pulang dan ketemu mama, kami menceritakan hal itu, lalu mama berkata,

"Jangan-jangan kamu kebal karena pernah dimandiin kakekmu?"


Mundur lagi beberapa tahun sebelum saya kuliah, selepas adik saya meninggal dunia. Saya memang pernah dimandiin kakek.

FYI, kakek saya, bapaknya bapak saya memang dipercaya orang banyak di daerah sana sebagai seseorang yang punya ilmu 'khusus'. Beliau bisa menyembuhkan penyakit orang, bisa meramal dengan seringnya tepat, dan bisa menyelesaikan masalah kebanyakan orang.

Kemampuannya itu, terkenal sampai keluar daerah, dan tidak heran, setiap malam Jumat, rumah kakek saya tuh jauh lebih ramai ketimbang antrian di dokter spesialis terkenal sekarang, hahaha.

Banyak banget orang yang datang minta masalahnya diselesaikan, dan hal ini sudah menjadi salah satu sumber pemasukan kakek saya.

Namun, jangan khawatir. Meski kakek saya punya ilmu yang menurut saya nggak masuk di akal itu, tapi beliau punya pantangan loh. Yaitu dia sangat menolak ilmunya digunakan untuk hal-hal yang nggak baik.

Misal, ada yang sakit hati ke orang, terus mau kirim guna-guna, oh tentu tidak akan diladeni. Tapi, kakek saya bisa menyembuhkan orang yang kena 'guna-guna' (setidaknya itu kata kakek dan orang-orang di sana).

Meski kakek saya punya ilmu kayak gitu, dan bahkan ilmu bela diri, tapi tidak ada satu orang anaknya, dari 5 anaknya yang mewarisi ilmunya, termasuk bapak saya.

Bahkan bapak bisa dibilang jarang minta 'doa' sama bapaknya. 

Mungkin karena orang tua saya kurang percaya hal demikian, saya pun lebih susah percaya dan kurang suka diobati oleh kakek saya.

Namun memang sih pernah ada satu waktu, ketika itu tiba-tiba tulang kaki saya tuh sakit tanpa sebab, saking sakitnya saya sampai demam. Udah 3 harian mengkonsumsi pereda nyeri dan penurun demam, tapi sakitnya nggak kunjung sembuh.

Akhirnya mama dan bapak ngajak saya ke rumah kakek untuk ikhtiar diobatin. Saya nurut aja dong, ketimbang nahan sakit mulu.

Sampai di rumah kakek, ternyata saya nggak cuman dikasih air berisi 'doa-doa' aja. Tapi juga dimandiin secara khusus oleh kakek. Saya nurut aja karena udah di rumah kakek, nggak enak menolak kan.

Dan menurut mama, di kejadian itulah saya dimandiin dengan air yang ada 'khasiat kebal' itu.


Nah, cerita tersebut, saya tuliskan di kolom komentar akun yang mem posting konten anak suku Baduy luar yang punya ilmu kebal.

Seketika saya mendapatkan banyak reaksi, ada yang bercanda, ada juga yang mengingatkan itu musyrik dan harus dibuang.

Lah, apanya yang dibuang, orang saya nggak pernah pakai jimat apapun, hahaha.

Ada juga yang menyarankan biar di ruqyah, setidaknya ruqyah mandiri. Well kalau ini memang kadang saya pikirin sih, bukan untuk buang jimat sih, orang saya nggak pakai jimat apapun. Tapi demi ketenangan hati.

Well, dan selain itu, belum tentu juga kan apa yang mama saya pikirkan itu benar adanya, bisa jadi pisau bedahnya tumpul *eh, atau kulit saya membadak, wakakakaka.

Yang jelas, kejadian tersebut sudah lama, sekarang mah insya Allah udah aman, orang saya udah 2 kali di operasi sesar, dan nggak dengar ada keluhan dokter kalau pisaunya juga tumpul, hehehe.

Begitulah.   


Surabaya, 26 Desember 2024

3 komentar :

  1. Terlepas benar atau tidaknya, pernah denger cerita di ruang operasi. Ada kakek2 ada banyak cairan di rongga pleura paru-paru, ketika mau dilakukan pungsi pleura dan ditusuk jarum suntik, sama sekali gak berhasil. Rasanya kayak jarumnya tumpul, padahal kondisi darurat harus segera dikeluarkan cairannya dari paru-paru.
    Akhirnya dateng orang pinter dan pasien tersebut bisa ditusuk jarum untuk dilakukan pungsi pleura.

    Btw alhamdulillah kak kalo sekarang udah gaada masalah soal itu.

    BalasHapus
  2. Wah enak kalo punya ilmu kebal, kalo lagi ngiris bawang atau sayuran ngga takut tangannya kena pisau karena kebal.😂

    Kayaknya kakek nya menurunkan ilmunya sama mbak Rey, soalnya tahu cucu nya nanti merantau ke luar pulau Sulawesi dan perlu dibekali ilmu kebal agar aman.😅

    BalasHapus
  3. Ilmu di luar pengetahuan kita semacam itu memang ada mb. Almarhum kakek saya dulu kalau megang daun, daunnya akan mati, jadi ngga bisa hobi tanaman. Ilmu itu dipakai waktu jaman penjajahan. Tapi sudah dibuang.

    Kalau ada reels yang jatuhin orang tanpa menyentuh, saya akan menganggap itu bisa bohong (rekayasa) bisa benar. Kenapa bisa benar? Karena saya pernah bisa hehe.

    Maka concernnya bukan lagi itu benar apa bohong/dugaan, tapi apa kemampuan semacam itu baik-baik saja jika dibiarkan. Kalau saya meyakini sebaiknya memang segera dilepas meski bukan kita sendiri yang mempelajarinya/memintanya.

    Saya sepakat dengan saran ruqyah. Karena ini bukan tentang musyrik atau ngga saja (apalagi kalau bukan kita yang minta biar bisa) tapi soal dampak negatif yang bisa muncul, dulu rumah orang tua saya terasa ada macam-macam aneh-aneh. Setelah saya mulai tahu tentang ruqyah era tahun 2000an, saya buang semua barang-barang penjagaan di rumah (bukan kita yang minta, tapi ada orang-orang yang ngasih karena melihat rumah kami sebagai lintasan jin), alhamdulillah setelah itu udah ngga ada lagi keanehan-keanehan dan rumah terasa jauh lebih damai.

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)