Tulisan Threads yang Bikin Orang Salah Paham

tulisan di threads

Bisa-bisanya saya mengalah demi netizen, untuk menuliskan keterangan ini, saking geli banget baca komentar salah paham mereka.

Jadi, pagi tadi saya iseng nulis di Threads dengan akun saya Reyne Raea.

Buat apa Rey? biasaaa, biar akun saiah aktif aja, biar mudah branding-nya di medsos manapun.

Tapi dasar emang saya ya, nggak terbiasa nulis itu putus-putus, makanya saya lebih suka nulis di blog atau facebook. Dan saya tuh terbiasa nulis story telling, pembukanya lengkap, sering bikin orang penasaran.

Nah inilah masalahnya, karena malas nulis putus-putus, akhirnya nggak saya selesaikan tulisan itu, udah keburu dikomentari banyak orang, yang rata-rata komentarnya kayak marah ke saya.

Karena capek jelasin ke semua orang, saya tulislah lanjutannya di threads baru, dengan meng-quote utas yang bikin orang salah paham itu.

Tapi, ternyata percuma, hahaha.

Orang lebih cenderung suka hanya membaca utas awal, yang memang tulisannya gitu kek gimmick atau hook, hahaha.

Jadi komentar orang tuh rata-rata.

"Kamu iri ya sama kakakmu?"

"Astagfirullah, istigfar Mbak, itu pilihanmu, kenapa sekarang kamu iri sama kakakmu?"

Oh ya, salah satu yang bikin orang kaget, karena perumpamaan saya tentang 'RSJ' yang sebenarnya itu adalah kata lain, dari 'orang lain belum tentu kuat ada di posisi saya'.

Dan harusnya sih ada lanjutan, 'sayapun nggak kuat kalau ada di posisi orang lain'.

Tapi ya gitu, gegara utas yang tidak disukai si Rey, alhasil banyak yang salah paham. Bahkan ada yang bilang saya NPD, wakakakaka.


Lalu, maksudmu gimana sih Rey?

Maksud saya tuh sebenarnya gini, saya ingin menceritakan bagaimana seringnya saya dibandingkan dan dikasihani oleh orang lain, terutama keluarga dan tetangga di dekat rumah ortu.

Yang namanya dibanding-bandingkan dengan saudara itu memang udah jadi masalah umum ya, sayapun mengalaminya.

Apalagi kalau kondisinya kayak saya dan kakak saya. FYI, saya cuman terpaut usia 1 tahun dengan kakak, wajar banget dibandingkan ya. 

Nah kebetulan juga waktu kecil, ortu lebih punya banyak harapan di saya karena menurut mereka saya lebih sedikit menonjol dalam pelajaran.

Bukan karena kakak saya bodoh atau biasa saja ya, kakak juga pintar. Tapi orang-orang udah terlanjur cuman melihat saya yang menonjol.

Dengan prestasi di pelajaran yang sering saya dapatkan, tentunya orang-orang membayangkan saya akan tumbuh jadi sosok yang sukses jadi PNS dan hidupnya 'aman' lah.

Siapa sangka, ternyata saya malah jadi ibu rumah tangga, memilih menjauh dari orang tua, ujungnya ditelantarkan suami begitu saja. 

Sementara kakak saya yang memang nurut keluarga, dia akhirnya jadi ASN dan karirnya alhamdulillah udah lumayan banget, dan dia menikah dengan seorang tentara dengan pangkat yang lumayan.

Kebayang nggak sih, si Rey yang IRT bersuamikan orang yang error yang akhirnya sekarang struggling dengan masalah membesarkan anaknya sendirian. Belum punya rumah, nggak punya tabungan, nggak punya aset dll. Berbanding kakaknya yang ASN, di mana ASN itu merupakan tolok ukur kesuksesan manusia di mata kebanyakan orang sana.

Sekali lagi saya jelaskan, ini yang bandingkan orang lain ya, bukan saya!

BUKAN SAYA!

wkwkwkwk!

Jujur, karena 'penampakan' itu, bikin saya paham dengan pemikiran orang-orang yang mengasihani saya itu.

Tapi, bukan berarti saya mengiyakan begitu saja, karena menurut saya, sejujurnya saya nggak ngenes-ngenes amat.

Salah satu bukti nyata? ya saya masih bertahan hidup sampai detik ini, padahal coba deh orang-orang baca cerita saya tentang penelantaran yang saya alami akhir-akhir ini.

Mulai dari bingungnya saya sampai hampir bunuh diri ngajak anak-anak saking bingungnya. Nggak punya uang buat bayar kontrakan, sementara saya bersama 2 anak.

Lalu keliling cari kontrakan di Surabaya dan di PHP banyak kali sampai merasa sangat frustasi. Sampai akhirnya bertemu UPTJ PPA Surabaya, dan didampingi sampai akhirnya melaporkan masalah ini ke Polrestabes Surabaya.

Nyatanya memang apapun yang dikasih Allah, selalu lengkap dengan kunci jawabannya. Saya bisa dibantu banyak teman lalu akhirnya bisa sedikit demi sedikit bangkit kembali.

Hasilnya saya bisa kembali menulis di blog, bahkan bisa bikin e-book 'Diary Parenting Single Fighter Mom'. 

I mean, bisa dikasih kesempatan bangkit dengan cepat ketika terpuruk, dikasih teman-teman terbaik yang tak pernah bosan memberikan dukungan. Bahkan teman yang sama sekali belum pernah ketemu sama sekali pun.

Masya Allah banget sih menurut saya.

Jadi, sebenarnya saya tidak ngenes-ngenes amat, meskipun ketika dibandingkan dengan kakak saya sendiri.

Apa yang saya alami, jika kakak yang alami, mungkin dia nggak kuat. Sama juga, apa yang kakak saya alami jika saya yang ngalami, mungkin juga nggak bisa bertahan sehebat kakak saya.

Nah, untuk masalah ini, saya memang memakai kata RSJ, yang memicu sensitifnya para netizen. Padahal itu cuman kiasan yang menjelaskan bahwa 'mental' akan bermasalah banget jika kita berada di posisi orang lain.


Inti dari tulisan saya itu sebenarnya cuman ingin mengajak teman-teman yang merasa dirinya down banget, sedih dan tak semangat karena merasa hidup kok gini-gini aja.

Lalu mulai iri dengan kehidupan orang lain, apalagi sama kehidupan saudara sendiri, which is ini memang tantangan banget buat semua manusia merasakan siblings problem yaitu dibanding-bandingkan.

Untuk tidak perlu membiarkan rasa itu terus ada.

Percayalah, apapun pilihan hidup kita, selama itu masih di jalan Allah, tidak melakukan hal-hal yang dilarang Allah, insya Allah itu terbaik buat kita.

Dan yakin deh, kalau apa yang terjadi dalam diri atau hidup kita, selalu ada hikmah maupun pelajaran yang bisa diambil dan dijadikan hal positif.

Seperti saya dengan kakak saya, yang masing-masing punya struggling-nya. Saya dengan masalah penelantaran ini, kakak saya dengan masalahnya sendiri.

Kebahagiaan kakak saya, pun sama aja dengan saya.

Kakak saya bahagia dengan apa yang dia punya, saya pun tetap ada bahagianya, bisa selalu bareng anak, dikasih teman-teman yang luar biasa, dikasih rezeki yang selalu pas oleh Allah.

Begitulah.


Padahal seremeh itu, malah bahasnya ke mana-mana, pakai maksa kalau saya harus mengakui saya iri sama kakak saya pulak.

Ngakak maksimal bacanya, padahal saya nggak iri sama kakak saya, saya sayang sama kakak, dan sama sekali enggak mau berada di posisinya, no, never.

Ada juga yang bilang, sok kecantikan menceritakan menolak laki lalu laki itu menikah dengan kakaknya. Lah emang jodohnya begitu, dan saya tuliskan, agar pembaca melihat betapapun jalan hidup saya terlihat amburadul, toh nggak ada yang pernah saya sesali dari semua keputusan itu.

Baca : Naksir Adiknya, Malah Berjodoh dengan Kakaknya

Ah sudahlah, namanya juga media sosial kan ye, banyak orang smart yang kadang lupa bersikap smart *eh.

Padahal, dengan sotoy di tulisan orang, apalagi setelah orangnya menjelaskan tetep maksa, kan keliatan banget nganunya.


Surabaya, 25 Desember 2024

1 komentar :

  1. Kalo mau ngikutin komen netijen bakal cape sendiri mba. Tetap semangat

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)